Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU 09 tentang Merokok sebagai Faktor Resiko Utama PPOK

(1)

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU 09 tentang Merokok sebagai Faktor Resiko Utama PPOK

Oleh:

Hareesh Raj Arumugam 090100365

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan memampukan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan dorongan, bimbingan, dan arahan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dr. Widiraharjo, SpP(K) selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

5. Seluruh teman-teman penulis yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(3)

Untuk seluruh bantuan baik moral atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Medan, 03 Desember 2012

Penulis,

( HAREESH RAJ ARUMUGAM)

090100365


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN

Halaman Persetujuan……… i

Kata penghantar………...ii-iii Daftar Isi………..iv-vi Daftar Gambar dan Tabel………..vii

Abstract………..viii-ix BAB 1 PENDAHULUAN………..1

1.1. Latar Belakang………..1

1.2. Rumusan Masalah...3

1.3. Tujuan Penelitian………3

1.4. Manfaat Penelitian………..3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...4

2.1. Rokok………4

2.1.1. Sejarah Rokok………4

2.1.2. Jenis-jenis rokok………4

2.1.3. Kandungan Rokok………6


(5)

2.2 Penyakit Paru Obstruktif Paru………9

2.2.1. Definisi………9

2.2.2. Faktor Resiko……….10

2.2.3. Klasifikasi………..11

2.2.4. Patogenesis……….12

2.2.5. Diagnosa Banding………..13

2.2.6. Komplikasi………...14

2.2.7. Statistik Perokok di Indonesia………14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……….15

3.1. Kerangka Konsep………15

3.2. Definisi Operasional………15

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian………....17

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………..17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………..17

4.4. Metode Pengumpulan Data………18


(6)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian………22

5.2. Pembahasan………28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………. 31

6.2. Saran………....31

DAFTAR PUSTAKA……….33


(7)

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 2. Kandungan Rokok………..6

Gambar 2.1 Kandungan Rokok...7

Tabel 2.1 Klasifikasi PPOK……….21

Tabel 3.1 Pengukuran Kuesioner………....16

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesionar Pengetahuan………....19

Tabel 4.2 Kategori dari kuesionar Pengetahuan...20

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner……….21

Tabel 5.1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Reponden menurut Jenis Kelamin………23

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Responden………24

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan ………26

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenis Kelamin……….. ..27


(8)

ABSTRAK

Penelitian mengenai merokok sebagai punca utama PPOK ini masih belum ada yang jelas di Indonesia. Banyak penyakit dikaitkan secara langsung dengan kebiasaan merokok, dan salah satu yang harus diwaspadai ialah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) / Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan mahasiswa tentang hal ini. Tujuan nya adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09. Metoda penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menggambarkan tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09 pada tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana data diambil hanya sekali bagi tiap subyek pada saat wawancara. Hasil dari 100 sampel yang diukur, diperoleh bahwa 76 responden berada dalam kategori baik tingkat pengetahuannya dan 24 responden berada dalam kategori sedang. Kesimpulannya ialah uji statistik yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tidak memperoleh nilai yang bermakna karena mahasiswa harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang faktor resiko COPD. Dari penelitian ini didapatkan bahawa tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK adalah baik.


(9)

ABSTRACT

Research on smoking as the main stem of COPD is still not clear in Indonesia. Many diseases are directly linked to smoking, and one to watch out for is Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a progressive airway obstruction and irreversible, concomitant chronic bronchitis, emphysema or both. This research was conducted to see the level of student knowledge about this. Objective of this study is to determine the level of knowledge about smoking as a major risk factor for COPD in students in FK USU 09. This research is a descriptive study that will describe the level of knowledge about smoking as a major risk factor for COPD in FK USU 09 students in 2012. This research was conducted with a cross sectional where data is taken only once for each subject at the time of the interview. Results of the 100 samples were measured, found that 76 respondents were in the category of a good level of knowledge and 24 respondents were in the medium category. Statistical tests that were carried out on the level of student knowledge of FK USU 09 is not meaningful because students must have a good knowledge about the risk factors of COPD. From this research it is found that FK USU 09 students knowledge level on smoking as a major risk factor for COPD is good.


(10)

ABSTRAK

Penelitian mengenai merokok sebagai punca utama PPOK ini masih belum ada yang jelas di Indonesia. Banyak penyakit dikaitkan secara langsung dengan kebiasaan merokok, dan salah satu yang harus diwaspadai ialah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) / Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat pengetahuan mahasiswa tentang hal ini. Tujuan nya adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09. Metoda penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menggambarkan tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09 pada tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana data diambil hanya sekali bagi tiap subyek pada saat wawancara. Hasil dari 100 sampel yang diukur, diperoleh bahwa 76 responden berada dalam kategori baik tingkat pengetahuannya dan 24 responden berada dalam kategori sedang. Kesimpulannya ialah uji statistik yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tidak memperoleh nilai yang bermakna karena mahasiswa harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang faktor resiko COPD. Dari penelitian ini didapatkan bahawa tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK adalah baik.


(11)

ABSTRACT

Research on smoking as the main stem of COPD is still not clear in Indonesia. Many diseases are directly linked to smoking, and one to watch out for is Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a progressive airway obstruction and irreversible, concomitant chronic bronchitis, emphysema or both. This research was conducted to see the level of student knowledge about this. Objective of this study is to determine the level of knowledge about smoking as a major risk factor for COPD in students in FK USU 09. This research is a descriptive study that will describe the level of knowledge about smoking as a major risk factor for COPD in FK USU 09 students in 2012. This research was conducted with a cross sectional where data is taken only once for each subject at the time of the interview. Results of the 100 samples were measured, found that 76 respondents were in the category of a good level of knowledge and 24 respondents were in the medium category. Statistical tests that were carried out on the level of student knowledge of FK USU 09 is not meaningful because students must have a good knowledge about the risk factors of COPD. From this research it is found that FK USU 09 students knowledge level on smoking as a major risk factor for COPD is good.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Banyak penyakit dikaitkan secara langsung dengan kebiasaan merokok, dan salah satu yang harus diwaspadai ialah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) / Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), karena belum banyak diketahui masyarakat luas. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel, terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya. Terdapat beberapa faktor penyebab bagi PPOK dan merokok merupakan faktor risiko terpenting terjadinya PPOK. ( NHLBI 2009 )

Menurut the Global Burden of Disease Study, prevelensi PPOK di dunia pada tahun 1990 diperkirakan 9,34 per 1000 laki-laki dan 7,33 per 1000 perempuan.( Barnes, 2000 ) Prevelensi PPOK di beberapa Negara bekisar 9-10%.( Pena, 2000 ) PPOK merupakan penyebab kematian ke-5 di Amerika dengan angka kematian sebesar 3,6%, 90% terjadi pada usia di atas 55 tahun (Redline S, 1991 dikutip dari Amin 1966). Pada SKRT 1995, PPOK dan asma menduduki peringkat ke-5 penyebab tersering kematian. Penelitain COPD Working Group tahun 2002 di 12 negara Asia Pasifik menunjukkan estimasi prevalensi PPOK di Indonesia sebesar 5,6 persen.( Charoenratanakul S. 2002 ) PPOK paling banyak ditemukan pada perokok aktif. Insiden PPOK meningkat pada umur lebih dari 45 tahun. WHO meramal morbiditas dan mortalitas PPOK semakin tinggi pada dekad mendatang. ( NHLBI 2009 )

Sementara itu, Prof Wiwien Heru Wiyono dalam pidato mengatakan, saat ini belum ada data yang tepat prevalensi serta mortalitas akibat PPOK di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes 1992, angka kematian


(13)

akibat asma, bronkitis kronik dan emfisema menempatai urutan ke-6 dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia.

Menurut Prof Wiwien, berhenti merokok terbukti paling efektif dalam upaya menurunkan risiko berkembangya PPOK, mencegah atau memperlambat hambatan aliran udara serta menurunkan progresivitas PPOK. "Berhenti merokok sepertinya merupakan satu-satunya intervensi yang diketahui dapat memodifikasi perjalanan penurunan faal paru pasien PPOK, antara lain dengan stretegi edukasi 5 A yaitu ask (tanyakan), advise (nasehat), assist (bantu) dan arrange (atur)," katanya.

Ia menegaskan, PPOK adalah penyakit kronik dan progresif. Perjalanan penyakit tetap berlangsung dan cenderung memburuk, meskipun dengan pengobatan yang masksimal, karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengurangi progresitivitas yang terus berlangsung pada PPOK.

Statistik Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja

• Pria = 24.1% anak/remaja pria • Wanita = 4.0% anak/remaja wanita • Atau 13.5% anak/remaja Indonesia

Statistik Perokok dari kalangan dewasa

• Pria = 63% pria dewasa • Wanita = 4.5% wanita dewasa • atau 34 % perokok dewasa Indonesia


(14)

Indonesia = 65 juta perokok atau 28 % per penduduk (~225 miliar batang per tahun). Indonesia merupakan Negara ketiga tertinggi yang mengkonsumsi rokok. ( WHO 2008.)

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,secara garis besar dapat dirumuskan satu masalah yaitu: “Bagaimanakah tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK?

1.3Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09.

1.3.2. Tujuan Khusus

• Distribusi Frekuensi Karakteristik Reponden menurut Jenis Kelamin • Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenis

Kelamin

1.4Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat kepada penulis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa

FK USU 09.

2. Peneliti dapat meningkatkan kemampuan di bidang penelitian serta melatih kemampuan analisis dan kemampuan membuat karya tulis ilmiah.


(15)

1.4.2 Manfaat pada masyarakat

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa agar lebih memperhatikan kesehatannya.


(16)

BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1.Sejarah Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 100mm dengan

diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

Tembakau (tobacco) adalah sejenis tanaman herbal yang berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Ajaran - ajaran kepercayaan mereka ada kaitannya dengan tumbuhan tembakau, dimana pada waktu itu asap tembakau dipercaya dapat memberi perlindungan dari mahluk halus yang sangat jahat. Cristoper Columbus pada waktu itu melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942. Orang - orang asli Amerika bermukim di New World telah memberi hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi trend sosial. ( www.tuberose.com)

2.1.2 Jenis – jenis rokok

Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.


(17)

Rokok berdasarkan atau isi.

diberi

da

 Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

cara sederhana.

mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit.

Rokok berdasarkan penggunaa


(18)

2.1.3 Kandungan Rokok

Gambar 2.1

Sumbe

antaranya bersifat

terbakar dan tidak berwarna.


(19)

 metil alkohol.

hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.

dengan unsur-unsur tertentu.

mayat.

semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

mobil. (Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat. 2010)

Gambar 2.2


(20)

2.1.4. Bahaya Merokok

Merokok bisa meningkatkan kecenderungan untuk terkena masuk angin dan flu. Menurut riset jika seseorang itu perokok aktif, akan beresiko lebih sering mengalami masuk angin, bronchitis dan flu. Merokok juga dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke dan meningkatkan kolesterol. Jantung akan terpengaruh secara langsung karena pembuluh darah membangun jaringan lemak lebih cepat disekitarnya. Sehingga arteri tidak akan cukup cepat untuk memompa darah yang bisa mendukung kebutuhan alami jantung. Akibatnya terjadi pembekuan darah, merusak pembuluh darah dan pada akhirnya menyebabkan penyumbatan yang bisa berakhir dengan stroke bahkan kematian. (Amin M. 1996)

Ada bahaya merokok bagi kesehatan balita atau bayi Anda. Merokok selama kehamilan bisa mengakibatkan gangguan dan kelainan pada janin. Para ahli menemukan bayi yang ibunya merokok selama kehamilan lahir dengan saluran udara yang lebih kecil. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah pernapasan setelah lahir. Masalah-masalah pernapasan dapat menempatkan bayi pada resiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak. ( NHBI, 2009 )

Bahaya merokok saat kehamilan memang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan pada bayi. Ibu yang merokok beresiko memiliki bayi lahir mati, keguguran atau bayi prematur. Merokok saat hamil akan menurunkan jumlah oksigen yang tersedia bagi ibu dan bayi yang dikandung. Akibatnya denyut jantung bayi akan meningkat yang beresiko meningkatkan kelahiran prematur dan kematian. ( Barnes, 2000 )

Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang merokok secara signifikan memiliki waktu tidur malam yang lebih pendek. Bayi yang terkena asap tembakau sebelum kelahiran jauh lebih mudah menderita penyakit pernafasan dan infeksi yang juga


(21)

dapat memberi kontribusi kepada penurunan kualitas tidur di malam hari. ( PDPI, 2003 )

2.2 Penyakit Paru Obstruktif Kronis 2.2.1. Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

• PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yangbersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

Bronkitis kronik

• Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun,sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.

Emfisema

• Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,disertai kerusakan dinding alveoli.Pada prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan memenuhi kriteria PPOK. ( PDPI, 2003 )


(22)

2.2.2. Faktor Resiko

1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :

a. Riwayat merokok

• Perokok aktif • Perokok pasif • Bekas perokok

b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :

• Ringan : 0-200 • Sedang : 200-600 • Berat : >600

2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja

3. Hipereaktiviti bronkus

4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang

5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia ( PDPI, 2003 )


(23)

2.2.3.Klasifikasi

Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat ditentukan klasifikasi (derajat) PPOK, yaitu (GOLD, 2009):

Tabel 2.1. klasifikasi PPOK

Klasifikasi Penyakit Gejala Klinis Spirometri

PPOK ringan Dengan atau tanpa batuk

Dengan atau tanpa produksi sputum

Sesak napas derajat sesak 1 samapai derajat sesak 2

VEP1>80% prediksi

VEP2/KVP <70%

PPOK sedang Dengan atau tanpa batuk

Dengan atau tanpa produksi sputum

Sesak napas derajat 3

VEP`1/KVP <70%

50% < VEP! <80%

prediksi

PPOK berat Sesak napas derajat 4 dan 5

Eksaserbasi lebih sering terjadi

VEP1/KVP <70%

30% < VEP1<50%


(24)

PPOK sangat berat Seak napas derajat sesak 4 dan 5 dengan gagal napas kronik

Eksaserbasi lebih sering terjadi

Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan

VEP1/KVP <70%

VEP1<30% prediksi

Atau

VEP1<50% dengan

gagal napas kronik

2.2.4. Patogenesis

Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses respirasi yaitu pengambilan oksigen untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan air sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan pembuluh darah, sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang sudah teroksigenasi. Gangguan ventilasi terdiri dari gangguan restriksi yaitu gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi berupa perlambatan aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai untuk melihat gangguan restriksi adalah kapasitas vital (KV), sedangkan untuk gangguan obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1), dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vital paksa (VEP1/KVP). ( GOLD 2009)

Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat


(25)

persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan. Komponen-komponen asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru. (Barnes, 2000 )

Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps. Berbeda dengan asma yang memiliki sel inflamasi predominan berupa eosinofil, komposisi seluler pada inflamasi saluran napas pada PPOK predominan dimediasi oleh neutrofil. Asap rokok menginduksi makrofag untuk melepaskan Neutrophil Chemotactic Factors dan elastase, yang tidak diimbangi dengan antiprotease, sehingga terjadi kerusakan jaringan. Selama eksaserbasi akut, terjadi perburukan pertukaran gas dengan adanya ketidakseimbangan ventilasi perfusi. Kelainan ventilasi berhubungan dengan adanya inflamasi jalan napas, edema, bronkokonstriksi, dan hipersekresi mukus. Kelainan perfusi berhubungan dengan konstriksi hipoksik pada arteriol. ( GOLD 2009)

2.2.5. Diagnosa Banding • Asma

• SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)

Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal.


(26)

• Pneumotoraks • Gagal jantung kronik

• Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal : bronkiektasis, destroyed lung.

Asma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan di Indonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena terapi dan prognosisnya berbeda. ( PDPI 2003 )

2.2.6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal napas kronik, gagal napas akut pada gagal napas kronik, infeksi berulang, dan kor pulmonale. Gagal napas kronik ditunjukkan oleh hasil analisis gas darah berupa PaO2<60 mmHg dan PaCO2>50 mmHg, serta pH dapat normal. Gagal napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh sesak napas dengan atau tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan purulen, demam, dan kesadaran menurun. Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Selain itu, pada kondisi kronik ini imunitas tubuh menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah. Adanya kor pulmonale ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit>50 %, dan dapat disertai gagal jantung kanan. ( PDPI 2003)


(27)

2.2.7 Statistik Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja

• Pria = 24.1% anak/remaja pria • Wanita = 4.0% anak/remaja wanita • Atau 13.5% anak/remaja Indonesia

Statistik Perokok dari kalangan dewasa

• Pria = 63% pria dewasa • Wanita = 4.5% wanita dewasa • atau 34 % perokok dewasa Indonesia


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Bahagian 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang rokok sebagai faktor resiko utama PPOK.

3.2.1. Mahasiswa

Golongan pelajar yang sekitar 19-24 tahun ialah di kenali sebagai mahasiswa.

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Rokok sebagai faktor resiko utama PPOK


(29)

3.2.2. Pengetahuan bahaya rokok yang dapat menyebabkan PPOK a. Definisi

Pengetahuan tentang bahaya rokok adalah pengetahuan yang meliputi pengertian tentang rokok dan juga PPOK.

b. Cara pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan metode wawancara.

c. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

d. Skala pengukuran

Tingkat pengetahuan dinyatakan dalam skala ordinal (ranking)

e. Hasil pengukuran

Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat pengetahuan. Kuesionernya terdapat 10 soal. Setiap 1 yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Tingkat pengetahuan dikelompokan berdasarkan kategori berikut:

( Pratomo,1990)

Tabel 3.1

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Bila nilai yang diperoleh >8

Sedang Bila nilai yang diperoleh 4-7


(30)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menggambarkan tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK pada mahasiswa FK USU 09 pada tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimanadata diambil hanya sekali bagi tiap subyek pada saat wawancara.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Waktu pengambilan data direncanakan pada bulan Oktober– November, 2012.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini diambil dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.3.2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU 09.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple randomized sampling

dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi criteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Menurut Notoatmodjo (2005), untuk mencapai jumlah sampel dari populasi yang jumlahnya lebih kecil dari 10.000, dapat dihitung berdasarkan rumus :

n =

) (

1 2

d N

N +


(31)

Keterangan :

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1)

Hasil dari daftar nama mahasiswa FK USU 09, jumlah populasi mahasiswa adalah 465 orang, maka sekurang-kurangnya 100 orang diperlukan untuk mengikuti penelitian ini. n = ) 1 , 0 ( 465 1 465 2 +

= 99.8 @ 100

4.4 Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan kuesionar kepada sampel penelitian.

4.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data ( Notoatmodjo, 2005 ).

Instrumen penelitian ini berupa kuesionar sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang rokok sebagai faktor resiko utama PPOK.


(32)

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesionar yang digunakan adalah kuesionar

mengetahui tentang tingkat pengetahuan tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK. Kuesionar berisi 10 pertanyaan.

.

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesionar Pengetahuan ( Nilai 0-10 )

Pertanyaan No. 1 s.d. 10 Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0

Setelah seluruh kuesionar dinilai sesuai dengan table diatas, maka tingkat pengetahuan dikelompokan berdasarkan kategori berikut : ( Pratomo, 1990 )

• Baik, apabila nilai yang diperoleh 80%-100% dari nilai tertinggi ( 8-10 benar )

• Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-79% dari nilai tertinggi ( 4-7 benar ) • Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi ( 0-3 benar )

Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut.


(33)

Tabel 4.2 Kategori dari kuesionar Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Bila nilai yang diperoleh > 8

Sedang Bila nilai yang diperoleh 4 -7

Kurang Bila nilai yang diperoleh 0 – 3

4.5 Metode Analisis Data

Pengolahan data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan Program Statistic Package for Social Science ( SPSS ). Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang.


(34)

4.6. Hasil Uji Validitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dengan menggunakan program SPSS versi 17.0. sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hamper sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas ini adalah sebanyak 20 orang mahasiswa FK USU angkatan 010. Hasil validitas ini dapat dilihat pada tabel 4.3.


(35)

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Variable No. Total Pearson

Correlation

Status

Pengetahuan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 0.529 0.736 0.810 0.648 0.688 0.786 0.786 0.582 0.819 0.682 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(36)

Bab 5

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai factor resiko utama PPOK, dimana penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober – November 2012. Penelitian ini diikuti oleh 100 mahasiswa.

5.1. Hasil Penetilian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara, Medan. Universitas ini terletak di Jl. Dr. Mansur No.5, Medan 20155, Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah pula adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal Indonesia di Indonesia pada tanggal tutorial dan pleno.


(37)

5.1.2. Karakteristik Sampel

Semua data sampel diambil dari kuesioner. Sebanyak 100 mahasiswa diteliti dari setambuk 09. Karakteristik responden diamati melalui jenis kelamin mahasiswa.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Reponden menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persen (%)

Laki-laki

Perempuan

53

47

53

47

Jumlah 100 100

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, diketahui bahawa dari 100 sampel yang di teliti, sebanyak 53( 53%) responden adalah laki-laki dan 47( 47%) responden adalah perempuan.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang dan kurang. Pengetahuan seorang responden akan dikatakan baik apabila jumlah skor untuk sepuluh pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden sebanyak 8-10. Pengetahuan sedang, apabila jumlah untuk sepuluh pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden sebanyak 4-7, pengetahuan kurang, apabila jumlah skor untuk sepuluh pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden sebanyak 0-3. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 pada tahun 2012 dapat dikategorikan pada Tabel 5.3 di bawah ini.


(38)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik

Sedang

Kurang

76

24

0

76

24

0

Jumlah 100 100

Pada tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden tentang merokok sebagai factor resiko utama PPOK paling banyak berada pada kategori baik sebanyak 76 siswa (76%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 24 siswa (24%), dan tiada siswa yang tergolong dalam kategori kurang


(39)

Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang merokok sebagai factor resiko utama PPOK menurut jenis kelamin dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan Laki-laki Perempuan Jumlah

Baik

Sedang

Kurang

42 (42%)

11 (11%)

0 (0%)

34 (34%)

13 (13%)

0 (0%)

76 (76%)

24 (24%)

0 (0%)

Jumlah 53 (53%) 47 (47%) 100 (100%)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui pengetahuan responden pada kategori baik lebih tinggi pada kelompok kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 orang (42%) dibandingkan dengan perempuan sebanyak 34 orang (34%). Pada kategori sedang, lebih banyak pada kelompok perempuan yaitu sebanyak 13 orang (13%) sedangkan kelompok laki-laki hanya 11 orang (11%). Untuk kategori kurang, tiada responden yand termasuk didalam kategorinya.


(40)

5.2. Pembahasan

Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada tabel 5.4, dapat diketahui bahawa jenis kelamin responden yang terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 53 responden (53%) manakala yang selebihnya adalah perempuan yaitu 47 responden (47%). Tingkat pengetahuan paling baik adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 42 responden ( kategori baik). Menurut analisis peneliti, laki-laki mempunyai lebih tinggi pengetahuan tentang merokok dan COPD berbanding perempuan.

Pengetahuan

Menurut Roger (1974) dalam Notoadmojo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai factor resiko utama PPOK seperti yang terlihat pada data statistik. Dari hasil analisa data dapat terlihat bahwa tingkat pengetahuan siswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK berada dalam kategori baik.

Untuk mengukur tingkat pengetahuan responden, terdapat 10 pertanyaan yang ditanyakan melalaui kuesioner sebagai alat ukur yang dipakai oleh peneliti. Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwatingkat pengetahuan responden tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK paling banyak berada di kategori baik sebanyak 76 siswa (76%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 24 siswa (24%) dan tiada siswa berada dalam kategori rendah (0%).

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui semua responden mengetahui bahwa rokok membahayakan kesihatan (pertanyaan1). Semua responden menjawabnya dengan benar. (100%). Soal rokok “light” memiliki resiko kesihatan yang lebih rendah berbanding rokok biasa (pertanyaan 2). Jawabannya adalah salah. Rokok “light” sama resikonya dengan rokok biasa. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 74


(41)

responden (74%) manakala dijawab dengan salah oleh 26 responden ( 26%). Soal rokok rendah kadar tar sama bahayanya dengan rokok kadar tar tinggi (pertanyaan 3), jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 85 responden (85%), manakala yang dijawab dengan salah oleh 15 responden (15%).

Soal seterusnya, nikotin meningkatkan kadar dopamin di otak (pertanyaaan 4). Jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 83 responden (83%) manakala dijawab dengan salah oleh 17 responden (17%). Soal nikotin meningkatkan resiko sakit jantung dan stroke (pertanyaan 5), jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 88 responden (88%) manakala dijawab dengan salah oleh 12 responden (12%). Soal seterusnya adalah 90% kasus PPOK adalah kerana merokok (pertanyaan6). Jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 87 responden (87%) manakala dijawab dengan salah oleh 13 responden (13%). Soal harus berhenti merokok apabila didiagnosa PPOK ( pertanyaan 7), jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 89 responden (89%) manakala dijawab dengan salah oleh 11 responden (11%). Soal gejala PPOK berkaitan dengan respirasi (pertanyaan 8), jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 87 responden (87%) manakala dijawab dengan salah oleh 13 responden (13%).

Soal seterusnya ialah sesak napas adalah gejala yang sering dikeluh oleh pasien PPOK. Jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab dengan benar oleh 90 responden (90%) manakala dijawab dengan salah oleh 10 responden (10%). Soal terakhir iaitu sesetengah pasien mempunyai dada seperti tong. Jawabannya benar. Pertanyaan ini dijawab benar oleh 90 responden (90%) manakala dijawab salah oleh 10 responden (10%). Semua pertanyaan mempunyai persentasi yang hamper sama. Menurut analisis peneliti, hal ini mungkin karena informasi-informasi mengenai pertanyaan tersebut telah sampai kepada hampir semua mahasiswa.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Rustini Floranita (2002) mengenai Tingkat Pengetahuan Mengenai PPOK pada mahasiswa FKG USU dimana


(42)

mahasiswa yang pengetahuannya baik sebesar 55,2% sedangkan pengetahuan yang sedang sebesar 44,8%. Tingkat pengetahuan mahasiswa tentang hal ini dapat dipengaruhi oleh media informasi yang sangat mendukung. Contohnya, petugas kesihatan, media cetak, maupun media elektronik. Makin banyak mendapatkan informasi maka makin tinggi pengetahuan mahasiswa.


(43)

Bab 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK berada dalam kategori baik yaitu sebesar 76%.

2. Tingkat pengetahuan responden yang paling baik dilihat dari karakteristik jenis kelamin terdapat pada kelompok laki-laki dimana 42 mahasiswa laki-laki (42%) dalam kategori pengetahuan baik.

6.2. Saran

1. Bagi sekolah dan guru-guru

Sekolah diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan mengenai merokok pada adik-adik yang masih kecil untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesan-kesan merokok


(44)

2. Bagi Peneliti

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU 09 tentang merokok sebagai faktor resiko utama PPOK. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti tidak hanya tingkat pengetahuan saja, tetapi juga sikap dan perilaku mahasiswa yang merokok.


(45)

Daftar Pustaka

Amin M. 1996. Penyakit Paru Obstruksi Menahun : Polusi udara, Rokok dan alfa-1 anti tripsin. Airlangga University Press

Surabaya.

Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat. 2010. Kebenaran Tentang Nikotin, Indonesia Sehat (Yayasan Jantung Indonesia, Lembaga Menanggulangi Masalah Rokok,

Yayasan Kanker Indonesia)

Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat. 2010. Tanya Jawab Tentang Rokok, Indonesia

Sehat (Yayasan Jantung Indonesia, Lembaga Menanggulangi Masalah Rokok, Yayasan Kanker Indonesia)

Barnes PJ. Chronic obstructive pulmonary N Eng J Med 343. 2000. 269-80

Charoenratanakul S. Impact of COPD in the Asia-Pacific region. Presented at the 7th APSR Congress. Taipei. October 2002

Data laporan merokok WHO 2008 untuk Indonesia.

Klasifikasi PPOK menurut GOLD (Global Initiative Obstructive Lung Disease )

tahun 2009.

NHLBI/WHO Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease ( GOLD ). Global strategy for the diagnosis, management and prevention of chronic obstructive pulmonary disease Am J Respir Crit Med 163 .2001. 1256-76

Pena VS, Miravitles M. Gabriel R, et al. Geographic variations in prevalence and under diagnosis of COPD Chest 2000. 118 : 981-9

Bahaya rokok available from:

Available from: Http:///www. Antirokok. Co.id/Berita/Berita Asap Kanker html.


(46)

LAMPIRAN

NO

JENIS

KELAMIN P1 P 2

P 3

P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P TOTAL

TINGKAT PENGETAHUAN 1 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 2 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 3 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 4 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 5 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 6 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 7 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 8 PEREMPUAN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 9 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 10 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 11 LAKI- LAKI 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 SEDANG 12 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 13 LAKI- LAKI 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK 14 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 15 LAKI- LAKI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 16 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 17 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 18 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 19 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 20 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 21 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 22 PEREMPUAN 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 SEDANG 23 LAKI- LAKI 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 SEDANG 24 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 25 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 26 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 27 LAKI- LAKI 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 SEDANG 28 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 29 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 30 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 31 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 32 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 33 LAKI- LAKI 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 SEDANG 34 PEREMPUAN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK 35 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 7 BAIK 36 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 37 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 BAIK 38 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 39 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 40 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK


(47)

41 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 42 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 43 LAKI- LAKI 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 SEDANG 44 PEREMPUAN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 45 LAKI- LAKI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 46 PEREMPUAN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 BAIK 47 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 48 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 SEDANG 49 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 50 PEREMPUAN 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 SEDANG 51 LAKI- LAKI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 52 PEREMPUAN 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 SEDANG 53 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 54 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 55 LAKI- LAKI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 56 PEREMPUAN 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10 SEDANG 57 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 58 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 59 LAKI- LAKI 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 6 SEDANG 60 PEREMPUAN 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 SEDANG 61 LAKI- LAKI 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 SEDANG 62 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 63 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 64 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 65 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 BAIK 66 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 SEDANG 67 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 SEDANG 68 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 7 SEDANG 69 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK 70 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 71 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 72 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK 73 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 74 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 9 BAIK 75 PEREMPUAN 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 SEDANG 76 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 77 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 78 PEREMPUAN 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 SEDANG 79 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 BAIK 80 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 81 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 82 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 BAIK 83 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 84 LAKI- LAKI 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 SEDANG 85 PEREMPUAN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 BAIK


(48)

86 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 87 PEREMPUAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 SEDANG 88 LAKI-LAKI 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 BAIK 89 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 BAIK 90 LAKI-LAKI 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 SEDANG 91 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 92 PEREMPUAN 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6 SEDANG 93 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 BAIK 94 PEREMPUAN 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 SEDANG 95 LAKI- LAKI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 96 LAKI- LAKI 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 SEDANG 97 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 98 PEREMPUAN 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 BAIK 99 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK 100 PEREMPUAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 BAIK


(49)

Frequency table

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI- LAKI 53 53.0 53.0 53.0

PEREMPUAN 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 100 100.0 100.0 100.0

PERTANYAAN 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 26.0 26.0 26.0

1 74 74.0 74.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0


(50)

PERTANYAAN 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0

1 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 17.0 17.0 17.0

1 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 12.0 12.0 12.0

1 88 88.0 88.0 100.0


(51)

PERTANYAAN 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 13.0 13.0 13.0

1 87 87.0 87.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 11.0 11.0 11.0

1 89 89.0 89.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 13.0 13.0 13.0

1 87 87.0 87.0 100.0


(52)

PERTANYAAN 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.0 10.0 10.0

1 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.0 10.0 10.0

1 90 90.0 90.0 100.0


(53)

KUESIONER

1. Adakah merokok membahayakan kesihatan?

a) Ya

b) Tidak

2. Perokok seringkali percaya bahawa rokok “light” memiliki risiko kesehatan lebih rendah

a) Benar

b) Salah

3. Rokok dengan kadar tar yang lebih rendah dapat sama berbahaya dengan rokok

berkadar tar tinggi.

a) Benar

b) Salah

4.Nikotin bekerja mirip sekali dengan obat yang menimbulkan ketergantungan lainnya, dengan meningkatkan dopamine di otak (senyawa kimia).

a) Benar

b) Salah

5.Nikotin dapat meningkatkan risiko sakit jantung dan stroke pada perokok

a) Benar

b) Salah

6. Dalam lebih dari 90 persen kasus PPOK adalah akibat merokok a) Benar


(54)

7. Setelah diagnose PPOK, sangat penting untuk berhenti merokok

a) Benar

b) Salah

8.Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi

a) Benar

b) Salah

9.Sesak napas merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien PPOK

a) Benar

b) Salah

10. Sesetengah pasien PPOK mempunyai bentuk dada seperti tong ( barrel chest) a) Benar


(1)

xlvii

Frequency table

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI- LAKI 53 53.0 53.0 53.0

PEREMPUAN 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 100 100.0 100.0 100.0

PERTANYAAN 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 26.0 26.0 26.0

1 74 74.0 74.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

PERTANYAAN 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 15.0 15.0 15.0

1 85 85.0 85.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 17.0 17.0 17.0

1 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 12.0 12.0 12.0

1 88 88.0 88.0 100.0


(3)

xlix

PERTANYAAN 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 13.0 13.0 13.0

1 87 87.0 87.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 11.0 11.0 11.0

1 89 89.0 89.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 13 13.0 13.0 13.0

1 87 87.0 87.0 100.0


(4)

PERTANYAAN 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.0 10.0 10.0

1 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

PERTANYAAN 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 10.0 10.0 10.0

1 90 90.0 90.0 100.0


(5)

li

KUESIONER

1.

Adakah merokok membahayakan kesihatan?

a)

Ya

b)

Tidak

2.

Perokok seringkali percaya bahawa rokok “light” memiliki risiko kesehatan

lebih rendah

a)

Benar

b)

Salah

3.

Rokok dengan kadar tar yang lebih rendah dapat sama berbahaya dengan

rokok

berkadar tar tinggi.

a)

Benar

b)

Salah

4.Nikotin bekerja mirip sekali dengan obat yang menimbulkan ketergantungan

lainnya, dengan meningkatkan dopamine di otak (senyawa kimia).

a)

Benar

b) Salah

5.Nikotin dapat meningkatkan risiko sakit jantung dan stroke pada perokok

a)

Benar

b) Salah

6. Dalam lebih dari 90 persen kasus PPOK adalah akibat merokok

a)

Benar


(6)

7. Setelah diagnose PPOK, sangat penting untuk berhenti merokok

a)

Benar

b) Salah

8.Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi

a)

Benar

b) Salah

9.Sesak napas merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien PPOK

a)

Benar

b) Salah

10. Sesetengah pasien PPOK mempunyai bentuk dada seperti tong ( barrel chest)

a)

Benar