Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat ankatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar di USU.
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT ANGKATAN 2008 TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR
DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oleh : DEWI FELAYATI
NIM: 080100180
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar di Universitas Sumatera Utara
Nama : DEWI FELAYATI
NIM : 080100180
Medan, Desember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001
Pembimbing
(dr. Erjan Fikri Sp.B, Sp.BA) NIP. 19630127 198911 1 001
Penguji I
(dr. Rointan Simanungkalit, Sp.KK(K)) NIP. 19630820 198902 2 001
Penguji II
(dr.Almaycano Ginting, M.Kes) NIP. 19750524 200312 1 001
(3)
ABSTRAK
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan medis, salah satunya mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang pada dasarnya bergerak dibidang kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 64 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 36 responden (56,3%) dari 64 responden memiliki pengetahuan sedang, dengan responden laki-laki sebanyak 12 responden dan perempuan sebanyak 24 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah sedang. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik.
(4)
ABSTRACT
Cause of increasing number estimated of trauma in the world and the importance of basic life support for trauma patients, everyone should be trained in giving a first aid or basic life support, included medical students such as Faculty of Public Health students. The objective purpose of this research is to measure knowledge level of Public Health USU 2008 students about Basic Life Support.
This research used a descriptive method with cross sectional design. Sampling method that used is consecutive sampling, with 64 respondents from Faculty of Public Health student population. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.
Result of descriptive statistic shows that 36 respondents (56.3%, with 12 male and 24 female) from 64 respondents have average level knowledge.
The conclusion from this research shows that Public Health USU 2008 students have average knowledge level about basic life support. Public Health USU 2008 students also have good knowledge level about basic life support definition and average knowledge level about basic life support purpose. About the sequences of basic life support, Public Health USU 2008 students also have average knowledge students. Then they have good knowledge level about basic life support indication.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah menciptakan manusia dengan akal dan budi, kehidupan yang patut penulis syukuri, keluarga yang mencintai dan teman-teman yang penuh semangat, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi besar Muhammad Saw. Atas semangat perjuangan dan panutan bagi ummatnya.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat ankatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar di USU disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Keberhasilan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari do’a, motivasi, bantuan dan bimbingan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dr. Erjan Fikri, Sp.B Sp.BA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Ibu dr. Rointan Simanungkalit, SpKK dan Bapak dr Almaycano Ginting, MKes selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran, sehinggan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
(6)
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Terimakasih yang tiada tara penulis persembahkan kepada kedua orang tua tersayang Ayahanda Drs. Gusni NM dan Ibunda Ir. Nurlaili, yang telah membesarkan dan selalu memberikan do’a serta restunya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Untuk kakak dan adik tersayang Rahyuni Devilia Nofa S.ked dan Maya Putri Sinda yang telah memberikan dukungan.
8. Teman-teman angkatan 2008, spesial untuk Ina, Caca, Siska, Priska, tanti, juwita, Icut, Ulan, dan Efit serta teman-teman seperjuangan satu bimbingan Medina Muslim dan Andri Kristanto yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis.
9. Kepada Seluruh civitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Terimakasih kepada Semua pihak atas bantuan moril dan materil yang diberikan kepada penulis yang tak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas segala amal kebaikan dengan imbalan yang lebih baik.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Saran dan kritik dari berbagai pihak akan penulis terima dengan tangan terbuka, semoga dapat menjadi bahan pembelajaran dan bekal di masa mendatang.
Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Tabel ... ix
Daftar Gambar ... x
Daftar Lampiran ... xi
Daftar Singkatan ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Pengetahuan ... 4
2.2. Bantuan Hidup Dasar (Basic life support) ... 5
2.2.1. Definisi ... 5
2.2.2. Tujuan ... 5
2.2.3. Tindakan ... 6
(8)
2.2.3.2. Pembebasan Jalan Napas (Airway Support)... 7
2.2.3.3. Bantuan Napas dan Ventilasi ... 9
2.2.3.4. Sirkulasi (Circulation Support) ... 11
2.2.3.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position) ... 12
2.3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar (Basic Life support) ... 13
2.3.1. Henti Napas (Respiratory Arrest) ... 14
2.3.2. Henti Jantung (Cardiac Arrest)... 14
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 16
3.1. Kerangka Konsep ... 16
3.2. Defenisi Operasional ... 16
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18
4.1. Jenis Penelitian ... 18
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18
4.3.1. Populasi ... 18
4.3.2. Sampel ... 18
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 20
4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 20
4.6. Pengelolaan dan Analisis Data ... 21
4.7. Etika Penelitian ... 21
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22
5.1. Hasil Penelitian ... 22
(9)
5.2. Hasil Analisa Data ... 23
5.2.1. Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan ... 23
5.2.2. Distribusi Pengetahuan Responden ... 24
5.3. Pembahasan ... 24
5.3.1. Analisa Karakteristik Responden ... 24
5.3.2. Pengetahuan Mahasiswa FKM Terhadap BHD ... 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
6.1. Kesimpulan ... 26
6.2. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin ... 23 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Usia ... 23 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan
Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan
Mengenai Bantuan Hidup Dasar ... 24 Tabel 5.4. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Algoritma Bantuan Hidup dasar ... 6
Gambar 2.2. Periksa Kesadaran ... 7
Gambar 2.3. Head Tilt dan Chin Lift ... 8
Gambar 2.4. Jaw Thrust ... 9
Gambar 2.5. Penilaian Jalan Napas ... 10
Gambar 2.6. Ventilasi dari Mulut ke Mulut ... 10
Gambar 2.7. Posisi Pijat Jantung ... 12
Gambar 2.8. Posisi Pemulihan ... 13
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ... Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 ... Lembar Penjelasan Lampirab 3 ... Informed Consent Lampiran 4 ... Kuesioner
Lampiran 5 ... Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 ... Master Data
Lampiran 7 ... Ethical Clearance Lampiran 8 ... Surat Penelitian
(13)
DAFTAR SINGKATAN
ABC Airway Breathing Circulation
BLS Basic Life Support
FKM Fakultas Kesehatan Masyarakat
IKABI Ikatan Ahli Bedah Indonesia
LKM Layanan Kedaruratan Medis
RJP Resusitasi Jantung Paru
(14)
ABSTRAK
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma, maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan medis, salah satunya mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang pada dasarnya bergerak dibidang kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 64 responden, dimana data diambil dengan menggunakan instrumen kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan.
Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan sebanyak 36 responden (56,3%) dari 64 responden memiliki pengetahuan sedang, dengan responden laki-laki sebanyak 12 responden dan perempuan sebanyak 24 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar tergolong ke dalam tingkat pengetahuan sedang. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai pengertian bantuan hidup dasar adalah baik dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai tujuan bantuan hidup dasar adalah sedang. Pada penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang dan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar adalah baik.
(15)
ABSTRACT
Cause of increasing number estimated of trauma in the world and the importance of basic life support for trauma patients, everyone should be trained in giving a first aid or basic life support, included medical students such as Faculty of Public Health students. The objective purpose of this research is to measure knowledge level of Public Health USU 2008 students about Basic Life Support.
This research used a descriptive method with cross sectional design. Sampling method that used is consecutive sampling, with 64 respondents from Faculty of Public Health student population. The instrument of this research is a questionnaire with 20 questions.
Result of descriptive statistic shows that 36 respondents (56.3%, with 12 male and 24 female) from 64 respondents have average level knowledge.
The conclusion from this research shows that Public Health USU 2008 students have average knowledge level about basic life support. Public Health USU 2008 students also have good knowledge level about basic life support definition and average knowledge level about basic life support purpose. About the sequences of basic life support, Public Health USU 2008 students also have average knowledge students. Then they have good knowledge level about basic life support indication.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007). Tujuan bnatuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009). Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar rumah sakit (Alkatiri, 2007).
Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 1990 3,2 juta kematian dan 312 juta orang mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk semua kelompok umur (IKABI, 2004).
Dari hasil penelitian Chandrasekaran dkk pada tahun 2010 di india menunjukkkan bahwa 31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan, mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui singkatan BLS yang merupakan Basic life support, 51% gagal malakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar, dan 74% tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar (Chandrasekaran, 2010).
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia (IKABI,2004) dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma (Alkatiri, 2007) maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan medis, salah satunya mahasiswa Fakultas
(17)
Kesehatan Masyarakat (FKM) yang pada dasarnya bergerak dibidang kesehatan masyarakat.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat dijabarkan dalam rumusan: bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar di USU?
1.3. Tujuan penelitian a. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar.
b. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Diketahuinya gambaran pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang pengertian bantuan hidup dasar.
2. Diketahuinya gambaran pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang tujuan bantuan hidup dasar.
3. Diketahuinya gambaran pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang urutan pelaksanaan (algoritma) bantuan hidup dasar.
4. Diketahuinya gambaran pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang indikasi melakukan bantuan hidup dasar.
1.4. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka disusun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa FKM USU: Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mahasiswa FKM USU untuk lebih memberikan
(18)
perhatian terhadap keterampilan bantuan hidup dasar dalam penanganan kegawatdaruratan.
2. Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk melakukan penelitian lain yang berkaitan dengan bantuan hidup dasar.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
(20)
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2003).
2.2. Bantuan hidup dasar (Basuc life support) 2.2.1. Definisi
Bantuan hidup dasar (Basuc life support) adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan napas (airway) tetap terbuka, menunjang pernapasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu (Soerianata, 1996).
Istilah basuc life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan sirkulasi. Basuc life support ini terdiri dari beberapa elemen: penyelamatan pernapasan (juga dikenal dengan pernapasan dari mulut ke mulut) dan kompresi dada eksternal. Jika semua digabungkan maka digunakan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP) (Handley, 1997).
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007).
2.2.2. Tujuan
Tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan tubuh (Alkatiri, 2007).
Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009).
(21)
2.2.3. Tindakan
Gambar 2.1. Algoritma Bantuan HIdup Dasar (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010).
(22)
2.2.3.1. Periksa Respon dan Layanan Kedaruratan Medis
Berteriak didekat kuping Pemeriksaan kesadaran dilakukan untuk menentukan pasien sadar atau tidak dengan cara memanggil, menepuk bahu atau wajah korban. Jika pasien sadar, biarkan pasien dengan posisi yang membuatnya merasa nyaman, dan bila perlu lakukan kembali penilaian kesadaran setelah beberapa menit. Jika pasien tidak sadar segera meminta bantuan dengan cara berteriak “TOLONG!” atau dengan menggunakan alat komunikasi dan beritahukan dimana posisi anda (penolong) (ERC Guidelines, 2010).
Gambar 2.2. Pemeriksaan kesadaran korban (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation2010).korban “apakah anda baik -baik saja?”
2.2.3.2. Pembebasan Jalan Napas (Airway Support)
Gangguan airway dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan-lahan dan sebagian, dan progresif dan/atau berulang (ATLS, 2004). Penyebab utama obstruksi jalan napas bagian atas adalah lidah yang jatuh kebelakang dan menutup nasofaring. Selain itu bekuan darah, muntahan, edema, atau trauma dapat juga menyebabkan obstruksi tersebut. Oleh karena itu, pembebasan jalan napas dan menjaga agar jalan napas tetap terbuka dan bersih merupakan hal yang sangat penting dalam BLS (Van
(23)
Bila penderita mengalami penurunan tingkat kesadaran, maka lidah mungkin jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring. Bentuk sumbatan seperti ini dapat segera diperbaiki dengan cara mengangkat dagu (chin-lift maneuver) atau dengan mendorong rahang bawah ke arah depan (jaw-thrust maneuver). Tindakan-tindakan yang digunakan untuk membuka airway dapat menyebabkan atau memperburuk cedera spinal. Oleh karena itu, selama mengerjakan prosedur-prosedur ini harus dilakukan immobilisasi segaris (in-line immobilization) dan pasien/korban harus diletakkan di atas alas/permukaan yang rata dan keras (IKABI, 2004).
Teknik-teknik mempertahankan jalan napas (airway): a. tindakan kepala tengadah (head tilt)
Tindakan ini dilakukan jika tidak ada trauma pada leher. Satu tangan penolong mendorong dahi kebawah supaya kepala tengadah (Latief dkk, 2009).
b. Tindakan dagu diangkat (chin lift)
Jari-jemari satu tangan diletakkan dibawah rahang, yang kemudian secara hati-hati diangkat keatas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor) bawah dan secara bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat. Maneuver chin lift tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher (IKABI, 2004)
(24)
c. tindakan mendorong rahang bawah (jaw-thrust)
pada pasien dengan trauma leher, rahang bawah diangkat didorong kedepan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala-leher.
(Latief dkk, 2009).
Gambar 2.4. Jaw-thrust maneuver (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010).
2.2.3.3. Bantuan Napas dan Ventilasi (Breathing Support)
Oksigen sangat penting bagi kehidupan. Pada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernafas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh (Smith, 2007).
Breathing support merupakan usaha ventilasi buatan dan oksigenasi dengan inflasi tekanan positif secara intermitten dengan menggunakan udara ekshalasi dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau dari mulut ke alat (S-tube masker atau bag valve mask) (Alkatri, 2007).
Breathing support terdiri dari 2 tahap : 1. Penilaian Pernapasan
Menilai pernapasan dengan memantau atau observasi dinding dada pasien dengan cara melihat (look) naik dan turunnya dinding dada, mendengar (listen) udara yang keluar saat ekshalasi, dan merasakan (feel) aliran udara yang menghembus dipipi penolong (Mansjoer, 2009).
(25)
Gambar 2.5. Look, listen, and feel (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010).
2. Memberikan bantuan napas
Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut (mouth-to-mouth), mulut ke hidung (mouth-to-nose), mulut ke stoma trakeostomi atau mulut ke mulut via sungkup (Latief dkk, 2009).
a. Pada bantuan napas mulut-ke-mulut (mouth-to-mouth) jika tanpa alat, maka penolong menarik napas dalam, kemudian bibir penolong ditempelkan ke bibir pasien yang terbuka dengan erat supaya tidak bocor dan udara ekspirasi dihembuskan ke mulut pasien sambil menutup kedua lubang hidung pasien dengan cara memencetnya.
(26)
Gambar 2.6. Ventilasi buatan mulut ke mulut (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010). b. Pada bantuan napas mulut-ke-hidung (mouth-to-nose), maka udara
ekpsirasi penolong dhembuskan kehidung pasien sambil menutup mulut pasien. Tindakan ini dilakukan kalau mulut pasien sulit dibuka (trismus) atau pada trauma maksilo-fasial.
c. Pada bantuan napas ke-sungkup pada dasarnya sama dengan mulut-ke-mulut. Bantuan napas dapat pula dilakukan dari mulut-ke-stoma atau lubang trakeostomi pada pasien pasca bedah laringektomi.
Frekuensi dan besar hembusan sesuai dengan usia pasien apakah korban bayi, anak atau dewasa. Pada pasien dewasa, hembusan sebanyak 10-12 kali per menit dengan tenggang waktu antaranya kira-kira 2 detik. Hembusan penolong dapat menghasilkan volum tidal antara 800-1200 ml (Latief dkk, 2009).
2.2.3.4. Sirkulasi (Circulation Support)
Merupakan suatu tindakan resusitasi jantung dalam usaha mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat jantung, sehingga kemampuan hidup sel-sel saraf otak dalam batas minimal dapat dipertahankan (Alkatri, 2007).
Dilakukan dengan menilai adanya pulsasi arteri karotis. Penilaian ini maksimal dilakukan selama 5 detik. Bila tidak ditemukan nadi maka dilakukan kompresi jantung yang efektif, yaitu kompresi dengan kecepatan 100 kali per menit, kedalaman 4-5 cm, memberikan kesempatan jantung mengembang (pengisian ventrikel), waktu kompresi dan relaksasi sama, minimalkan waktu terputusnya kompresi dada. Rasio kompresi dan ventilasi 30:2 (Mansjoer, 2009).
Tempat kompresi jantung luar yang benar ialah bagian tengah separuh bawah tulang dada. Pada pasien dewasa tekan tulang dada kebawah menuju tulang punggung sedalam 3-5 cm sebanyak 60-100 kali per menit.tindakan ini akan memeras jantung
(27)
yang letaknya dijepit oleh dua bangunan tulang yang keras yaitu tulang dada dan tulang punggung. Pijatan yang baik akan menghasilkan denyut nadi pada karotis dan curah jantung sekitar 10-15% dari normal (Latief dkk, 2009).
Gambar 2.7. Posisi penolong pijat jantung (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010).
Periksa keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru dengan memeriksa denyut nadi arteri karotis dan pupil secara berkala. Bila pupil dalam keadaan konstriksi dengan reflex cahaya positif, menandakan oksigenasi aliran darah otak cukup. Bila sebaliknya yang terjadi, merupakan tanda kerusakan otak berat dan resusitasi dianggap kurang berhasil (Alkatiri, 2007).
Penghentian RJP
Hentikan usaha RJP jika terjadi hal-hal berikut:
a. Korban sadar kembali (dapat bernapas dan denyut nadi teraba kembali). b. Digantikan oleh penolong terlatih lain atau layanan kedaruratan medis. c. Penolong kehabisan tenaga untukmelanjutkan RJP.
d. Keadaan menjadi tidak aman. (Asih, 1996).
(28)
2.2.3.5. Posisi Pemulihan (Recovery Position)
Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC (Return of Spontaneous Circulation). Urutan tindakan recovery position meliputi:
a. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas
b. Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak tangan pada pipi pasien
c. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke arah penolong, sekaligus memiringkan tubuh korban ke arah penolong
Dengan posisi ini jalan napas diharapkan dapat tetap bebas (secure airway) dan mencegah aspirasi jika terjadi muntah. Selanjutnya, lakukan pemeriksasn pernapasan secara berkala (Resuscitation Council UK, 2010).
Gambar 2.8. Recovery position (sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010)
2.3. Indikasi Bantuan Hidup Dasar
Tindakan RJP sangat penting terutama pada pasien dengan cardiac arrest karena fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar rumah sakit, pasien di rumah sakit dengan fibrilasi ventrikel primer dan penyakit jantung iskemi, pasien dengan hipotermi, overdosis, obstruksi jalan napas atau primary respiratory arrest (Alkatiri dkk, 2007).
(29)
Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif), antara lain: bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih dari 5 menit (oleh karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi pada saat ini), pada keganasan stadium lanjut, payah jantung refrakter, edema paru-paru refrakter, syok yang mendahului arrest, kelainan neurologic yang berat, serta pada penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut (Alkatiri dkk, 2007).
2.3.1. Henti Napas (Respiratory Arrest)
Henti Napas primer (respiratory arrest) dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap/uap/gas, obstruksi jalan napas oleh benda asing, tersengat listrik, tersambar petir, serangan infark jantung, radang epiglottis, tercekik (suffocation), trauma dan lain-lain (Latief dkk, 2009).
Tanda dan gejala henti napas berupa tidak sadar (pada beberapa kasus terjadi kolaps yang tiba-tiba), pernapasan tidak tampak atau pasien bernapas dengan terengah-engah secara intermitten, sianosis dari mukosa buccal dan liang telinga, pucat secara umum, nadi karotis teraba (Muriel, 1995).
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi, pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa menit. Kalau henti napas mendapat pertolongan dengan segera maka pasien akan terselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti jantung yang mungkin menjadi fatal (Latief dkk, 2009).
2.3.2. Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Henti jantung adalah keadaan terhentinya alran darah dalam system sirkulasi tubuh secara tiba-tiba akibat terganggunya efektifitas kontraksi jantung saat sistolik (Mansjoer, 2009).
(30)
Berdasarkan etiologinya henti jantung disebabkan oleh penyakit jantung (82,4%); penyebab internal nonjantung (8,6%) seperti akibat penyakit paru, penyakit serebrovaskular, penyakit kanker, perdarahan saluran cerna obstetrik/pediatrik, emboli paru, epilepsi, diabetes mellitus, penyakit ginjal; dan penyebab eksternal nonjantung (9,0%) seperti akibat trauma, asfiksisa, overdosis obat, upaya bunuh diri, sengatan listrik/petir (Mansjoer, 2009).
Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti napas. Umumnya walaupun kegagalan pernapasan telah terjadi, denyut jantung dan pembuluh darah masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak berhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadidilatasi pupil maksimal, hal ini menandakan sudah 50% kerusakan otak irreversible (Alkatiri dkk, 2007).
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis, femoralis, radialas), disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gasping, apnu), dilatasi pupil tak bereaksi dengan ranngsang cahaya dan pasien dalam keadaan tidak sadar (Latief dkk, 2009).
(31)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep 3.2. Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai bantuan hidup dasar.
2. Bantuan hidup dasar adalah: bagian dari tindakan resusitasi jantung paru otak yang bertujuan untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal. 3. Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan metode angket.
4. Alat ukur berupa kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan tertutup dengan 3 pilihan jawaban, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
5. Hasil ukur dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang bantuan hidup dasar berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran (Arikunto, 2007) dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar lebih dari 75% dari nilai tertinggi.
b. Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar antara 40% sampai 75% dari nilai tertinggi.
Pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan
2008
(32)
c. Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi.
Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah:
a. Skor 15 hingga 20 : Baik b. Skor 8 hingga 14 : Sedang c. Skor 0 hingga 7 : Kurang 6. Skala pengukuran: ordinal
(33)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa FKM angkatan 2008 di USU.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di FKM USU Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karekteristik tertentu (Wahyuni, 2008). Pada penelitian ini populasinya adalah mahasiswa FKM USU angkatan 2008.
4.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2008). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara consecutive sampling dimana setiap sampel yang ada dan memenuhi syarat kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan tercapai (Sastroasmoro, 2008).
Kriteria inklusi yaitu:
a. Responden adalah mahasiswa FKM USU angkatan 2008 b. Responden bersedia mengisi kuesioner
(34)
Kriteria eksklusi yaitu:
a. Mahasiswa FKM USU selain angkatan 2008.
Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus dibawah ini (Wahyuni, 2008):
p. 1 p) d Dimana :
n = besar sampel minimum N= besas populasi
Z1 - α/2 = nilai distribusi normal baku table Z) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 95% sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z1 - α/2 = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena penelitian belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p = 0,5 mempunyai nilai p.(1-p) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute yang diinginkan adalah 10% .
Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah :
p. 1 p) d . 1 0.5)
(35)
Dengan demiikian, besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 64 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer ini dikumpulkan dengan metode angket dengan menggunakan instrumen kuisioner. Data sekunder adalah data mahasiswa FKM USU angkatan 2008 yang diperoleh dari Pusat Sistem Informasi USU.
4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuisioner yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Sampel untuk uji validitas dan reliabilitas adalah mahasiswa FKM USU angkatan 2008 sebanyak 20 orang. Uji validitas dan reliabilitas ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011.
Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 20 orang dengan taraf signifikansi 0.05 adalah 0.444. Jika nilai koefisien korelasi Pearson dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien Reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS. Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.
(36)
4.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni, 2008).
1. Editing
Suatu metode untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. 2. Coding
Data yang telah terkumpul diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer.
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk dianalisis 6. Analisis data
Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.
4.7. Etika Penelitian
Peneliti menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, maka hakekatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik, yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sanksi apapun. Agar tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini pada responden. Responden harus diperlakukan secara baik sebelum, selama dan sesudah penelitian. Responden tidak boleh didiskriminasikan jika menolak untuk melanjutkan subjek penelitian. Data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaannya.
(37)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Universitas No. 21 Medan.
5.1.2. Karakteristik Responden
Berikut adalah tabel-tabel yang mendeskripsikan karakteristik responden dalam penelitian ini.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 19 29.7
Perempuan 45 70.3
Dari table 5.1, terlihat bahwa dari keseluruhan 64 responden, didapati
responden terbanyak ialah perempuan dengan total sebanyak 45 orang (70,3%) dibandingkan dengan laki-laki dengan total sebanyak 19 orang (29,7%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia (tahun) n %
19 1 1,6
20 16 25,0
21 37 57,8
22 10 15,6
Dari table 5.2, terlihat bahwa responden terbanyak ialah reponden dengan usia 21 tahun dengan total 37 responden (57,8%), usia 20 tahun dengan total 16 responden (25%), usia 22 tahun sebanyak 10 responden (15,6%) dan usia 19 tahun sebanyak 1 responden (1,6%).
(38)
5.2. Hasil Analisi Data
5.2.1. Distribusi Jawaban Responden Menurut Pertanyaan
Data lengkap distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan memgenai pengetahuan mahasiswa FKM USU angkatan 2008 tentang BAntuan Hidup Dasar dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan Mengenai Bantuan Hidup Dasar
No Item Pertanyaan Pengetahuan
Benar Salah n (%) n (%)
1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar 49 76,6 15 23,4
2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar 41 64,1 23 35,9
3. Siapa yang dapat melakukan Bantuan Hidup Dasar 57 89,1 7 10,9
4. Indikasi Bantan Hidup Dasar 63 98,4 1 1,6
5. Rangkaian Bantuan Hidup Dasar 46 71,9 18 28,1
6. Pengertian ABC 57 89,1 7 10,9
7. Penanganan awal korban tidak sadar 45 70,3 19 29,7 8. Penanganan selanjutnya jika korban masih tidak sadar 26 40,6 38 59,4
9. Cara membebaskan jalan 43 67,2 21 32,8
10. Cara menilai kelancaran jalan napas 62 96,9 2 3,1
11. Pemberian bantuan napas 27 42,2 37 57,8
12. Cara menilai denyut jantung 30 46,9 34 53,1
13. Lokasi titik tumpu pijat jantung 60 93,8 4 6,3
14. Tempat melakukan pijat jantung 54 84,4 10 15,6
15. Perbandingan pijat jantung dengan bantuan napas 28 43,8 36 56,3
16. Frekuensi pijat jantung 12 18,8 52 81,3
17. Kedalaman tekanan pijat jantung 14 21,9 50 78,1
18. Posisi pemulihan 30 46,9 34 53,1
19. Kapan tindakan pijat jantung dihentikan 60 93,8 4 63,3 20. Mengetahui bantuan hidup dasar dapat dilakukan dimana
saja tanpa peralatan
(39)
Berdasarkan hasil uji pengetahuan pada tabel 5.3, gambaran pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang, dan kurang. Dari hasil penelitian diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan sedang yaitu sebanyak 36 orang (56,3%), dan kelompok responden terendah dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1,6%).
5.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden
Tabel 5.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Bantuan Hidup Dasar Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)
Baik 27 42,2
Sedang 36 56,3
Kurang 1 1,6
5.3. Pembahasan
5.3.1. Analisa Karakteristik Responden
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Karakteristik seseorang seperti umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan lainnya termasuk dalam faktor predisposisi, dan menurut Lawrence Green bahwa perilaku kesehatan akan dipengaruhi oleh faktor predisposisi tersebut.
Dari hasil penelitian ini sebanyak 37 responden (57,8%) berumur 21 tahun, dengan responden berjenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 45 orang (70,3%) sesuai dengan data demografi di kota medan
(40)
5.3.2. Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Angkatan 2008 Terhadap Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan responden diperoleh gambaran pengetahuan responden adalah sedang yaitu sebanyak 36 orang (56,3%) dari total responden 64 orang.
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebanyak 49 responden (76,6%) mengetahui definisi dari bantuan hidup dasar dan sebanyak 41 responden (64,1%) mengetahui tujuan bantuan hidup dasar. Hasil penelitian juga menunjukkan 46 responden (71,9%) mengetahui urutan tindakan bantuan hidup dasar serta 63 responden (98,4%) mengetahui indikasi bantuan hidup dasar. Dari hasil tersebut, dapat dilihat rata-rata responden berpengetahuan sedang yaitu sebnayak 36 orang (56,3%) dari total responden 64 orang.
Dari hasil penelitian Chandrasekaran dkk pada tahun 2010 di india yang dilakukan dengan media kuesioner menunjukkkan bahwa 31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan, mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui singkatan BLS yang merupakan Basic life support, 51% gagal malakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar, dan 74% tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar (Chandrasekaran, 2010).
Responden adalah mahasiswa fakultas kesehatan masayarakat angkatan 2008 yang mana bantuan hidup dasar tidak termasuk didalam kurikulum pembelajarannya, karena hal ini juga yang menyebabkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang terhadap bantuan hidup dasar.
(41)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai bantuan hidup dasar tergolong kedalam tingkat pengetahuan sedang.
2. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 memiliki pengetahuan baik mengenai pengertian bantuan hidup dasar.
3. Untuk tujuan bantuan hidup dasar, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 memiliki pengetahuan sedang. 4. Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara angkatan 2008 mengenai urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar adalah sedang.
5. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 memiliki pengetahuan baik mengenai indikasi melakukan bantuan hidup dasar.
6.2. Saran
1. Menjadi masukan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara agar dapat memasukkan bantuan hidup dasar kedalam kurikulum pembelajarannya dengan harapan terjadinya peningkatan tingkat pengetahuan dari mahasiswa FKM USU, mengingat bantuan hidup dasar merupakan tindakan darurat yang dapat dilakukan oleh siapa saja khususnya bidang kesehatan.
(42)
2. Menjadi masukan bagi mahasiswa FKM USU agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar yang dapat diperoleh dari seminar atau buku-buku tentang bantuan hidup dasar.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri, J., Bakri Syakir. 2007. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru S., dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Asih, Y. 1996. Pertolongan Pertama dan RJP. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Chandrasekaran, S., et al. 2010. Awareness of Basic Life Support Among Medical, Dental, Nursing Students and Doctors. India J Anaesth v.54 (2) 121-126. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2900734/ [Accesed Mar-April 2010].
European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010. Section 2: Adult Basic Life Support and Use of Automated External Defibrillators. Available from: https://www.erc.edu/index.php/doclibrary/en/209/1/ [Accesed 16 April 2011].
Handley, A. J. 1997. Basic Life Support. British Journal of Anasthesia. 79: 151-158.
Komisi Trauma Ikatan Ahli Bedah Indonesia. 2004. Advanced Trauma Life Support for Doctors. Edisi Tujuh. Jakarta: Komisi Trauma IKABI.
Latief, Said A., Kartini A. Suryani, M. Rusman D. 2009. Petunjuk Praktis Anastesiologi. Edisi Dua. Jakarta: Bagian Anastesiologi dan Terapi Intensif FK UI.
Mansjoer, A. 2009. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W., dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V jilid I. Jakarta: Interna Publishing.
(44)
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratomo, H. dan Sudarti. 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Resuscitation Council (UK), 2010. Resuscitation Guidelines. Available from: https://www.resus.org.uk [Accesed 16 April 2011].
Sastroasmoro, S., Ismael, Sofyan, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Skeet, M. 1995. Tindakan Paramedis Terhadap Kegawat Daruratan dan Pertolongan Pertama. Dalam: Asih, Yasmin (editor). Edisi 2. Jakarta: EGC.
Smith, T., Davidson, Sue, 2007. Dokter di Rumah Anda. Jakarta: Dian Rakyat, 290-296.
Soerianata, S. 1996. Resusitasi Jantung-Paru. Dalam: Rilanto. Lily I., dkk (editor). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Van Way II, Charles W., Buerk, Charles A., 1990. Keterampilan Dasar Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara.
(45)
Lampiran 1:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dewi Felayati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh/14 Desember 1990
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Sumarsono No.16 Kampus USU, Medan
Telepon : +6281370141711
Riwayat Pendidikan : 1. TK Musyarah Blangkejeren 1994-1996 2. SD Negeri 1 Sinabnag 1996-2002 3. SMP Negeri 1 Sinabanng 2002-2005 4. SMA Negeri 1 sinabnag 2005-2008 5. Fak. Kedokteran USU Medan 2008-sekarang
Pas
Photo
(46)
Lampiran 2:
LEMBAR PENJELASAN
Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera
Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaanya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan ini.
Nama saya Dewi Felayati. Saya sedang menjalani kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2008. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran.
Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa FKM Angkatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar di USU”. Saya mengikutsertakan Saudara dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan Saudara tentang Bantuan Hidup Dasar. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan dan kerja sama dari Saudara. Informasi yang didapat tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.
Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, dan sukarela. Bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Pada penelitian ini identitas Saudara akan dirahasiakan dan kerahasiaan akan dijamin sepenuhnya.
Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Saudara saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Saudara dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Dewi Felayati
(47)
Lampiran 3:
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Penelitian ini berjudul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa FKM Angkatan 2008 tentang Bantuan Hidup Dasar di USU”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir matakuilah Community Research Programme (CRP). Penelitian ini akan dilakukan di USU dan yang menjadi respondennya adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2008. Dalam penelitian ini responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan peneliti.
Setelah mendapatkan ppenjelasan atas tindakan yang akan dilakukan, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden (subjek penelitian). Persetujuan ini diambil dan disepakati dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Medan, ………2011
Peneliti, Yang membuat pernyataan,
(48)
Lampiran 4:
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FKM USU ANGKATAN 2008
TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR 1. Data Pribadi
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Fakultas/Jurusan :
2. Pertanyaan Mengenai Penelitian
1. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah pertolongan pertama kegawatdaruratan untuk menunjang pernapasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat bantu
a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
2. Tujuan dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah untuk mencegah berhentiya sirkulasi (jantung) atau berhentinya respirasi (pernapasan) a. Benar
b. Salah c. Tidak tahu
(49)
3. Bantuan Hidup Dasar (basic life support) dapat dilakukan oleh: a. Kalangan medis saja
b. Siapa saja baik dari bidang medis maupun nonmedis c. Orang awam saja
4. Indikasi dilakukannya Bantuan Hidup Dasar (basic life support) adalah a. Henti jantung dan/atau henti napas
b. Luka
c. Patah tulang
5. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) terdiri dari: a. Pembebasan jalan napas dan memberi bantuan napas b. Pembebasan jalan napas dan sirkulasi
c. Pembebasan jalan napas, memberikan bantuan napas dan pijat jantung
6. Dalam bantuan hidup dasar dikenal istilah ABC, yang merupakan singkatan dari: a. Airway, Breathing dan Calm
b. Airway, Breathing dan Circulation c. Airway, Blood dan Circulation
7. Saat menemukan korban yang tidak sadar hal yang pertama sekali kita lakukan adalah:
a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil “Pak! Pak!” atau “Bu! Bu!”
b. Membebaskan jalan napas c. Memberi napas buatan
(50)
8. Apabila korban tidak sadar juga yang perlu dilakukan adalah: a. Membebaskan jalan napas
b. Cek nadi korban
c. Meminta bantuan atau hubungi nomor darurat (ambulans atau rumah sakit terdekat)
9. Pembebasan jalan napas dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Menekan dahi kebelakang, mengangkat dagu dan mendorong rahang ke atas b. Mengangkat dagu dan mendorong rahang
c. Menangkat dagu saja
10.Menilai kelancarkan pernapasan dapat dilakukan dengan:
a. Melihat gerakan dada, mendengar suara napas dan merasakan hembusan napas
b. Melihat gerakan dada saja c. Mendengar suara napas saja
11.Bantuan napas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Mulut ke mulut saja
b. Mulut ke hidung saja
c. Dari mulut ke mulut dan mulut ke hidung
12.Untuk menilai berhentinya denyut jantung seseorang dapat dilakukan dengan cara:
a. Meraba denyut nadi pada leher
b. Meraba denyut nadi pada pergelangan tangan c. Meraba denyut nadi pada paha
(51)
13.Lokasi yang tepat untuk melakukan pijat jantung adalah: a. Di tengah perut
b. Di tengah dada
c. Di antara perut dan dada
14.Tindakan pijat jantung dilakukan pada: a. Alas yang keras dan datar
b. Alas yang keras dan tidak datar c. Alas yang lunak dan datar
15.Pijat jantung dan pemberian napas buatan dapat dilakukan dengan perbandingan: a. 30:2 (30 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan)
b. 30:1 (30 kali pijat jantung : 1 kali napas buatan) c. 15:2 (15 kali pijat jantung : 2 kali napas buatan)
16.Pijat jantung dilakukan dengan frekuensi: a. 50x permenit
b. 8ox permenti c. 100x permenit
17.Dalam pelaksanaan pijat jantung, minimal kedalaman pijat jantung adalah: a. 3 cm
b. 5 cm c. 7 cm
(52)
18.Setelah melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (basic life support) dan korban telah sadar yang kita lakukan pada korban adalah posisi pemulihan:
a. Dengan membantu korban duduk. b. Membantu korban berdiri
c. Membantu korban tidur dengan posisi miring
19.Tindakan pijat jantung dapat dihentikan apabila:
a. Penolong dalam keadaan letih atau bantuan medis sudah datang dan korban kembali pulih
b. Penolong tidak mau lagi melakukan RJP c. Penolong merasa tidak berhak melakukan RJP
20.Bantuan Hidup Dasar (basic life support) hanya dapat dilakukan di rumah sakit dan dengan peralatan yang lengkap
a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
(53)
Lampiran 5: Validitas
p 1 p 2 p
3 p 4 p 5 p 6 p 7 p 8 p 9
p 10 p 11 p 12 p 13 p 14 p 15 p 16 p 17 p 18 p 19 p 20 p 21 p 22 p 23 p 24 p 25 P tot pertan yaan 1 Pearson Correlation
1 .11 5 -.1 05 -.21 8 -.25 0 -.11 5 .00 0 .3 14 .00 0 -.2 29 -.43 6 .3 46 -.11 5 .00 0 .00 0 -.20 4 -.40 8 .11 5 -.40 0 -.1 01 -.40 0 -.1 05 -.34 6 -.42 0 -.3 14 -.19 2 Sig. (2-tailed) .62
8 .6 60 .35 5 .28 8 .62 8 1.0 00 .1 77 1.0 00 .3 31 .05 4 .1 35 .62 8 1.0 00 1.0 00 .38 8 .07 4 .62 8 .08 1 .6 73 .08 1 .6 60 .13 5 .06 5 .1 77 .41 7 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 2 Pearson Correlation .11 5
1 .3 03 .63 0** .00 0 .20 0 .57 7** .3 03 .86 6** -.1 32 .12 6 -.0 67 .46 7* -.23 6 .34 6 .00 0 .00 0 .46 7* .11 5 -.0 58 .11 5 .1 82 .20 0 .40 4 .3 03 .55 4* Sig. (2-tailed) .62
8 .1 95 .00 3 1.0 00 .39 8 .00 8 .1 95 .00 0 .5 78 .59 7 .7 80 .03 8 .31 7 .13 5 1.0 00 1.0 00 .03 8 .62 8 .8 08 .62 8 .4 44 .39 8 .07 7 .1 95 .01 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 3 Pearson Correlation -.10 5 .30 3
1 .43 5 .15 7 .30 3 -.10 5 .3 41 .41 9 -.1 68 .43 5 .0 61 .30 3 -.38 5 .31 4 -.17 1 .47 1* .06 1 .31 4 .3 90 .52 4* .0 99 .30 3 .57 2** .1 21 .55 6* Sig. (2-tailed) .66
0 .19 5 .05 5 .50 8 .19 5 .66 0 .1 42 .06 6 .4 78 .05 5 .8 00 .19 5 .09 4 .17 7 .47 1 .03 6 .80 0 .17 7 .0 89 .01 8 .6 78 .19 5 .00 8 .6 12 .01 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 4 Pearson Correlation -.21 8 .63 0** .4 35
1 .49 1* .63 0** .49 1* .2 06 .49 1* -.1 50 .52 4* -.3 78 .63 0** -.53 5* .43 6 .13 4 .35 6 .37 8 .43 6 .2 85 .43 6 .2 52 .37 8 .64 2** .2 06 .73 9** Sig. (2-tailed) .35
5 .00 3 .0 55 .02 8 .00 3 .02 8 .3 84 .02 8 .5 27 .01 8 .1 00 .00 3 .01 5 .05 4 .57 4 .12 3 .10 0 .05 4 .2 23 .05 4 .2 85 .10 0 .00 2 .3 84 .00 0 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 5 Pearson Correlation -.25 0 .00 0 .1 57 .49 1*
1 .86 6** .37 5 .4 19 -.25 0 -.1 15 .49 1* -.2 89 .57 7** -.40 8 .50 0* .10 2 .35 7 .00 0 .50 0* .3 02 .25 0 .3 67 .57 7** .14 0 .1 57 .58 1** Sig. (2-tailed) .28
8 1.0 00 .5 08 .02 8 .00 0 .10 3 .0 66 .28 8 .6 30 .02 8 .2 17 .00 8 .07 4 .02 5 .66 9 .12 2 1.0 00 .02 5 .1 96 .28 8 .1 12 .00 8 .55 6 .5 08 .00 7 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 6 Pearson Correlation -.11 5 .20 0 .3 0 3 .63 0** .86 6** 1 .28 9 .54 5* .00 0 -.1 32 .3 78 -.3 33 .73 3** -.47 1* .57 7** .0 00 .23 6 .20 0 .3 46 .4 06 .34 6 .4 24 .46 7* .08 1 .0 61 .64 8**
(54)
Sig. (2-tailed) .62 8 .39 8 .1 9 5 .00 3 .00 0 .21 7 .01 3 1.0 00 .5 78 .1 00 .1 51 .00 0 .03 6 .00 8 1. 00 0 .31 7 .39 8 .1 35 .0 76 .13 5 .0 63 .03 8 .73 5 .8 00 .00 2
N 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 7 Pearson Correlation .00 0 .57 7** -.1 0 5 .49 1* .37 5 .28 9
1 .15 7 .37 5 -.1 15 .2 18 .0 00 .28 9 -.15 3 .25 0 .1 02 .10 2 .57 7** .2 50 -.2 01 .00 0 .3 67 .57 7** .14 0 .4 19 .53 0* Sig. (2-tailed) 1.0 00 .00 8 .6 6 0 .02 8 .10 3 .21 7 .50 8 .10 3 .6 30 .3 55 1. 00 0 .21 7 .51 9 .28 8 .6 69 .66 9 .00 8 .2 88 .3 95 1.0 00 .1 12 .00 8 .55 6 .0 66 .01 6
N 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 8 Pearson Correlation .31 4 .30 3 .3 4 1 .20 6 .41 9 .54 5* .15 7
1 .15 7 -.1 68 .2 06 .0 61 .30 3 -.38 5 .52 4* -.1 71 .25 7 .30 3 .1 05 .3 90 .10 5 .5 38 * .30 3 -.01 5 .1 21 .55 6* Sig. (2-tailed) .17 7 .19 5 .1 4 2 .38 4 .06 6 .01 3 .50 8 .50 8 .4 78 .3 84 .8 00 .19 5 .09 4 .01 8 .4 71 .27 4 .19 5 .6 60 .0 89 .66 0 .0 14 .19 5 .95 1 .6 12 .01 1
N 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 9 Pearson Correlation .00 0 .86 6** .4 1 9 .49 1* -.25 0 .00 0 .37 5 .15 7
1 -.1 15 .2 18 .0 00 .28 9 -.15 3 .25 0 -.1 53 .10 2 .57 7** .0 00 .0 50 .25 0 .1 05 .28 9 .49 0* .4 19 .50 5* Sig. (2-tailed) 1.0 00 .00 0 .0 6 6 .02 8 .28 8 1.0 00 .10 3 .50 8 .6 30 .3 55 1. 00 0 .21 7 .51 9 .28 8 .5 19 .66 9 .00 8 1. 00 0 .8 33 .28 8 .6 60 .21 7 .02 8 .0 66 .02 3
N 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 10 Pearson Correlation -.22 9 -.13 2 -.1 6 8 -.15 0 -.11 5 -.13 2 -.11 5 -.16 8 -.11 5
1 -.1 50 -.1 32 -.13 2 .28 1 -.22 9 .2 81 -.18 7 -.13 2 .2 29 -.2 08 .22 9 .1 68 -.13 2 -.09 6 -.1 68 -.10 4 Sig. (2-tailed) .33 1 .57 8 .4 7 8 .52 7 .63 0 .57 8 .63 0 .47 8 .63 0 .5 27 .5 78 .57 8 .23 0 .33 1 .2 30 .42 9 .57 8 .3 31 .3 80 .33 1 .4 78 .57 8 .68 6 .4 78 .66 2
N 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 11 Pearson Correlation -.43 6 .12 6 .4 3 5 .52 4* .49 1* .37 8 .21 8 .20 6 .21 8 -.1 50
1 -.3 78 .37 8 -.53 5* .21 8 -.0 89 .80 2** .37 8 .4 36 .5 04 * .43 6 .2 52 .63 0** .64 2** .6 63 ** .67 2** Sig. (2-tailed) .05 4 .59 7 .0 5 5 .01 8 .02 8 .10 0 .35 5 .38 4 .35 5 .5 27 .1 00 .10 0 .01 5 .35 5 .7 09 .00 0 .10 0 .0 54 .0 23 .05 4 .2 85 .00 3 .00 2 .0 01 .00 1
(55)
N 20 20 2 0
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
pertanyaan 12 Pearson Correlation .34 6 -.06 7 .0 61 -.37 8 -.28 9 -.3 33 .00 0 .06 1 .00 0 -.1 32 -.3 78
1 -.33 3 .23 6 .11 5 -.4 71 * -.23 6 -.06 7 -.1 15 -.0 58 -.11 5 -.0 61 -.06 7 -.24 3 -.1 82 -.14 6 Sig. (2-tailed) .13 5 .78 0 .8 00 .10 0 .21 7 .1 51 1.0 00 .80 0 1.0 00 .5 78 .1 00 .15 1 .31 7 .62 8 .0 36 .31 7 .78 0 .6 28 .8 08 .62 8 .8 00 .78 0 .30 3 .4 44 .54 0 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 13 Pearson Correlation -.11 5 .46 7* .3 03 .63 0** .57 7** .7 33 ** .28 9 .30 3 .28 9 -.1 32 .3 78 -.3 33
1 -.47 1* .57 7** -.2 36 .23 6 .20 0 .3 46 .4 06 .34 6 .1 82 .20 0 .08 1 .3 03 .60 1** Sig. (2-tailed) .62 8 .03 8 .1 95 .00 3 .00 8 .0 00 .21 7 .19 5 .21 7 .5 78 .1 00 .1 51 .03 6 .00 8 .3 17 .31 7 .39 8 .1 35 .0 76 .13 5 .4 44 .39 8 .73 5 .1 95 .00 5 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 14 Pearson Correlation .00 0 -.23 6 -.3 85 -.53 5* -.40 8 -.4 71 * -.15 3 -.38 5 -.15 3 .2 81 -.5 35 * .2 36 -.47 1*
1 -.20 4 .1 67 -.45 8* -.23 6 -.2 04 -.3 28 -.20 4 -.0 43 -.23 6 -.34 3 -.1 71 -.41 2 Sig. (2-tailed) 1.0 00 .31 7 .0 94 .01 5 .07 4 .0 36 .51 9 .09 4 .51 9 .2 30 .0 15 .3 17 .03 6 .38 8 .4 82 .04 2 .31 7 .3 88 .1 58 .38 8 .8 58 .31 7 .13 9 .4 71 .07 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 15 Pearson Correlation .00 0 .34 6 .3 14 .43 6 .50 0* .5 77 ** .25 0 .52 4* .25 0 -.2 29 .2 18 .1 15 .57 7** -.20 4
1 -.4 08 .20 4 .11 5 .4 00 .7 04 ** .40 0 .5 24 * .34 6 .14 0 .3 14 .69 7** Sig. (2-tailed) 1.0 00 .13 5 .1 77 .05 4 .02 5 .0 08 .28 8 .01 8 .28 8 .3 31 .3 55 .6 28 .00 8 .38 8 .0 74 .38 8 .62 8 .0 81 .0 01 .08 1 .0 18 .13 5 .55 6 .1 77 .00 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 16 Pearson Correlation -.20 4 .00 0 -.1 71 .13 4 .10 2 .0 00 .10 2 -.17 1 -.15 3 .2 81 -.0 89 -.4 71 * -.23 6 .16 7 -.40 8
1 -.04 2 -.23 6 .2 04 -.5 33 * .00 0 -.0 43 .00 0 .22 9 -.3 85 -.10 3 Sig. (2-tailed) .38 8 1.0 00 .4 71 .57 4 .66 9 1. 00 0 .66 9 .47 1 .51 9 .2 30 .7 09 .0 36 .31 7 .48 2 .07 4 .86 2 .31 7 .3 88 .0 15 1.0 00 .8 58 1.0 00 .33 2 .0 94 .66 5 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertanyaan 17 Pearson Correlation -.40 8 .00 0 .4 71 * .35 6 .35 7 .2 36 .10 2 .25 7 .10 2 -.1 87 .8 02 ** -.2 36 .23 6 -.45 8* .20 4 -.0 42
1 .23 6 .4 08 .4 92 * .40 8 .1 71 .47 1* .51 4* .4 71 * .55 7* Sig. (2-tailed) .07 4 1.0 00 .0 36 .12 3 .12 2 .3 17 .66 9 .27 4 .66 9 .4 29 .0 00 .3 17 .31 7 .04 2 .38 8 .8 62 .31 7 .0 74 .0 27 .07 4 .4 71 .03 6 .02 0 .0 36 .01 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
(56)
pertanyaan 18 Pearson Correlati on .11 5 .46 7* .0 61 .37 8 .00 0 .2 00 .57 7** .30 3 .57 7** -.1 32 .3 78 -.0 67 .20 0 -.23 6 .11 5 -.2 36 .23 6
1 -.1 15 .1 7 4 .11 5 .4 24 .46 7* .08 1 .5 45 * .50 8* Sig. (2-tailed) .62 8 .03 8 .8 00 .10 0 1.0 00 .3 98 .00 8 .19 5 .00 8 .5 78 .1 00 .7 80 .39 8 .31 7 .62 8 .3 17 .31 7 .6 28 .4 6 3 .62 8 .0 63 .03 8 .73 5 .0 13 .02 2 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 19 Pearson Correlati on -.40 0 .11 5 .3 14 .43 6 .50 0* .3 46 .25 0 .10 5 .00 0 .2 29 .4 36 -.1 15 .34 6 -.20 4 .40 0 .2 04 .40 8 -.11 5
1 .3 0 2 .80 0** .5 24 * .34 6 .42 0 .1 05 .61 6** Sig. (2-tailed) .08 1 .62 8 .1 77 .05 4 .02 5 .1 35 .28 8 .66 0 1.0 00 .3 31 .0 54 .6 28 .13 5 .38 8 .08 1 .3 88 .07 4 .62 8 .1 9 6 .00 0 .0 18 .13 5 .06 5 .6 60 .00 4 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 20 Pearson Correlati on -.10 1 -.05 8 .3 90 .28 5 .30 2 .4 06 -.20 1 .39 0 .05 0 -.2 08 .5 04 * -.0 58 .40 6 -.32 8 .70 4** -.5 33 * .49 2* .17 4 .3 02
1 .50 3* .4 53 * .17 4 .18 3 .3 90 .54 3* Sig. (2-tailed) .67 3 .80 8 .0 89 .22 3 .19 6 .0 76 .39 5 .08 9 .83 3 .3 80 .0 23 .8 08 .07 6 .15 8 .00 1 .0 15 .02 7 .46 3 .1 96 .02 4 .0 45 .46 3 .44 0 .0 89 .01 3 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 21 Pearson Correlati on -.40 0 .11 5 .5 24 * .43 6 .25 0 .3 46 .00 0 .10 5 .25 0 .2 29 .4 36 -.1 15 .34 6 -.20 4 .40 0 .0 00 .40 8 .11 5 .8 00 ** .5 0 3*
1 .5 24 * .34 6 .42 0 .1 05 .63 7** Sig. (2-tailed) .08 1 .62 8 .0 18 .05 4 .28 8 .1 35 1.0 00 .66 0 .28 8 .3 31 .0 54 .6 28 .13 5 .38 8 .08 1 1. 00 0 .07 4 .62 8 .0 00 .0 2 4 .0 18 .13 5 .06 5 .6 60 .00 3 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 22 Pearson Correlati on -.10 5 .18 2 .0 99 .25 2 .36 7 .4 24 .36 7 .53 8* .10 5 .1 68 .2 52 -.0 61 .18 2 -.04 3 .52 4* -.0 43 .17 1 .42 4 .5 24 * .4 5 3* .52 4*
1 .42 4 .01 5 .3 19 .65 1** Sig. (2-tailed) .66 0 .44 4 .6 78 .28 5 .11 2 .0 63 .11 2 .01 4 .66 0 .4 78 .2 85 .8 00 .44 4 .85 8 .01 8 .8 58 .47 1 .06 3 .0 18 .0 4 5 .01 8 .06 3 .95 1 .1 71 .00 2 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
(57)
pertanyaan 23 Pearson Correlati on -.34 6 .20 0 .3 03 .37 8 .57 7** .4 67 * .57 7** .30 3 .28 9 -.1 32 .6 30 ** -.0 67 .20 0 -.23 6 .34 6 .0 00 .47 1* .46 7* .3 46 .1 7 4 .34 6 .4 24
1 .40 4 .5 45 * .69 4** Sig. (2-tailed) .13 5 .39 8 .1 95 .10 0 .00 8 .0 38 .00 8 .19 5 .21 7 .5 78 .0 03 .7 80 .39 8 .31 7 .13 5 1. 00 0 .03 6 .03 8 .1 35 .4 6 3 .13 5 .0 63 .07 7 .0 13 .00 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertan yaan 24 Pearson Correlation -.42 0 .40 4 .57 2** .64 2** .14 0 .08 1 .14 0 -.0 15 .49 0* -.09 6 .64 2** -.24 3 .08 1 -.34 3 .14 0 .22 9 .51 4* .08 1 .42 0 .18 3 .42 0 .01 5 .40 4
1 .27 9
.51 6* Sig. (2-tailed) .06
5 .07 7 .00 8 .00 2 .55 6 .73 5 .55 6 .9 51 .02 8 .68 6 .00 2 .30 3 .73 5 .13 9 .55 6 .33 2 .02 0 .73 5 .06 5 .44 0 .06 5 .95 1 .07 7 .23 4 .02 0 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 25 Pearson Correlation -.31 4 .30 3 .12 1 .20 6 .15 7 .06 1 .41 9 .1 21 .41 9 -.16 8 .66 3** -.18 2 .30 3 -.17 1 .31 4 -.38 5 .47 1* .54 5* .10 5 .39 0 .10 5 .31 9 .54 5* .2 79 1 .51 4* Sig. (2-tailed) .17
7 .19 5 .61 2 .38 4 .50 8 .80 0 .06 6 .6 12 .06 6 .47 8 .00 1 .44 4 .19 5 .47 1 .17 7 .09 4 .03 6 .01 3 .66 0 .08 9 .66 0 .17 1 .01 3 .2 34 .02 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 total nilai Pearson Correlation -.19 2 .55 4* .55 6* .73 9** .58 1** .64 8** .53 0* .5 56 * .50 5* -.10 4 .67 2** -.14 6 .60 1** -.41 2 .69 7** -.10 3 .55 7* .50 8* .61 6** .54 3* .63 7** .65 1** .69 4** .5 16 * .51 4* 1
Sig. (2-tailed) .41 7 .01 1 .01 1 .00 0 .00 7 .00 2 .01 6 .0 11 .02 3 .66 2 .00 1 .54 0 .00 5 .07 1 .00 1 .66 5 .01 1 .02 2 .00 4 .01 3 .00 3 .00 2 .00 1 .0 20 .02 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
(58)
Reliability Item Statistics
Mean Std. Deviation N
pertanyaan2 .7500 .44426 20
pertanyaan3 .6500 .48936 20
pertanyaan4 .7000 .47016 20
pertanyaan5 .8000 .41039 20
pertanyaan6 .7500 .44426 20
pertanyaan7 .8000 .41039 20
pertanyaan8 .6500 .48936 20
pertanyaan 9 .7500 .44426 20
pertanyaan11 .7000 .47016 20
pertanyaan13 .7500 .44426 20
pertanyaan15 .5000 .51299 20
pertanyaan17 .6000 .50262 20
pertanyaan18 .7500 .44426 20
pertanyaan19 .5000 .51299 20
pertanyaan20 .5500 .51042 20
pertanyaan 21 .5500 .51042 20
pertanyaan 22 .4000 .50262 20
pertanyaan 23 .7500 .44426 20
pertanyaan 24 .8500 .36635 20
pertanyaan 25 .6500 .48936 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(1)
pertanyaan 18 Pearson Correlati on .11 5 .46 7* .0 61 .37 8 .00 0 .2 00 .57 7** .30 3 .57 7** -.1 32 .3 78 -.0 67 .20 0 -.23 6 .11 5 -.2 36 .23 6
1 -.1 15 .1 7 4 .11 5 .4 24 .46 7* .08 1 .5 45 * .50 8* Sig. (2-tailed) .62 8 .03 8 .8 00 .10 0 1.0 00 .3 98 .00 8 .19 5 .00 8 .5 78 .1 00 .7 80 .39 8 .31 7 .62 8 .3 17 .31 7 .6 28 .4 6 3 .62 8 .0 63 .03 8 .73 5 .0 13 .02 2 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 19 Pearson Correlati on -.40 0 .11 5 .3 14 .43 6 .50 0* .3 46 .25 0 .10 5 .00 0 .2 29 .4 36 -.1 15 .34 6 -.20 4 .40 0 .2 04 .40 8 -.11 5
1 .3 0 2 .80 0** .5 24 * .34 6 .42 0 .1 05 .61 6** Sig. (2-tailed) .08 1 .62 8 .1 77 .05 4 .02 5 .1 35 .28 8 .66 0 1.0 00 .3 31 .0 54 .6 28 .13 5 .38 8 .08 1 .3 88 .07 4 .62 8 .1 9 6 .00 0 .0 18 .13 5 .06 5 .6 60 .00 4 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 20 Pearson Correlati on -.10 1 -.05 8 .3 90 .28 5 .30 2 .4 06 -.20 1 .39 0 .05 0 -.2 08 .5 04 * -.0 58 .40 6 -.32 8 .70 4** -.5 33 * .49 2* .17 4 .3 02
1 .50 3* .4 53 * .17 4 .18 3 .3 90 .54 3* Sig. (2-tailed) .67 3 .80 8 .0 89 .22 3 .19 6 .0 76 .39 5 .08 9 .83 3 .3 80 .0 23 .8 08 .07 6 .15 8 .00 1 .0 15 .02 7 .46 3 .1 96 .02 4 .0 45 .46 3 .44 0 .0 89 .01 3 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 21 Pearson Correlati on -.40 0 .11 5 .5 24 * .43 6 .25 0 .3 46 .00 0 .10 5 .25 0 .2 29 .4 36 -.1 15 .34 6 -.20 4 .40 0 .0 00 .40 8 .11 5 .8 00 ** .5 0 3*
1 .5 24 * .34 6 .42 0 .1 05 .63 7** Sig. (2-tailed) .08 1 .62 8 .0 18 .05 4 .28 8 .1 35 1.0 00 .66 0 .28 8 .3 31 .0 54 .6 28 .13 5 .38 8 .08 1 1. 00 0 .07 4 .62 8 .0 00 .0 2 4 .0 18 .13 5 .06 5 .6 60 .00 3 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertanyaan 22 Pearson Correlati on -.10 5 .18 2 .0 99 .25 2 .36 7 .4 24 .36 7 .53 8* .10 5 .1 68 .2 52 -.0 61 .18 2 -.04 3 .52 4* -.0 43 .17 1 .42 4 .5 24 * .4 5 3* .52 4*
1 .42 4 .01 5 .3 19 .65 1** Sig. (2-tailed) .66 0 .44 4 .6 78 .28 5 .11 2 .0 63 .11 2 .01 4 .66 0 .4 78 .2 85 .8 00 .44 4 .85 8 .01 8 .8 58 .47 1 .06 3 .0 18 .0 4 5 .01 8 .06 3 .95 1 .1 71 .00 2 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
(2)
pertanyaan 23 Pearson Correlati on -.34 6 .20 0 .3 03 .37 8 .57 7** .4 67 * .57 7** .30 3 .28 9 -.1 32 .6 30 ** -.0 67 .20 0 -.23 6 .34 6 .0 00 .47 1* .46 7* .3 46 .1 7 4 .34 6 .4 24
1 .40 4 .5 45 * .69 4** Sig. (2-tailed) .13 5 .39 8 .1 95 .10 0 .00 8 .0 38 .00 8 .19 5 .21 7 .5 78 .0 03 .7 80 .39 8 .31 7 .13 5 1. 00 0 .03 6 .03 8 .1 35 .4 6 3 .13 5 .0 63 .07 7 .0 13 .00 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2
0
20 20 20 20 20 20 pertan yaan 24 Pearson Correlation -.42 0 .40 4 .57 2** .64 2** .14 0 .08 1 .14 0 -.0 15 .49 0* -.09 6 .64 2** -.24 3 .08 1 -.34 3 .14 0 .22 9 .51 4* .08 1 .42 0 .18 3 .42 0 .01 5 .40 4
1 .27 9
.51 6* Sig. (2-tailed) .06
5 .07 7 .00 8 .00 2 .55 6 .73 5 .55 6 .9 51 .02 8 .68 6 .00 2 .30 3 .73 5 .13 9 .55 6 .33 2 .02 0 .73 5 .06 5 .44 0 .06 5 .95 1 .07 7 .23 4 .02 0 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 pertan yaan 25 Pearson Correlation -.31 4 .30 3 .12 1 .20 6 .15 7 .06 1 .41 9 .1 21 .41 9 -.16 8 .66 3** -.18 2 .30 3 -.17 1 .31 4 -.38 5 .47 1* .54 5* .10 5 .39 0 .10 5 .31 9 .54 5* .2 79 1 .51 4* Sig. (2-tailed) .17
7 .19 5 .61 2 .38 4 .50 8 .80 0 .06 6 .6 12 .06 6 .47 8 .00 1 .44 4 .19 5 .47 1 .17 7 .09 4 .03 6 .01 3 .66 0 .08 9 .66 0 .17 1 .01 3 .2 34 .02 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 total nilai Pearson Correlation -.19 2 .55 4* .55 6* .73 9** .58 1** .64 8** .53 0* .5 56 * .50 5* -.10 4 .67 2** -.14 6 .60 1** -.41 2 .69 7** -.10 3 .55 7* .50 8* .61 6** .54 3* .63 7** .65 1** .69 4** .5 16 * .51 4* 1
Sig. (2-tailed) .41 7 .01 1 .01 1 .00 0 .00 7 .00 2 .01 6 .0 11 .02 3 .66 2 .00 1 .54 0 .00 5 .07 1 .00 1 .66 5 .01 1 .02 2 .00 4 .01 3 .00 3 .00 2 .00 1 .0 20 .02 1 N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
(3)
Reliability
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
pertanyaan2
.7500
.44426
20
pertanyaan3
.6500
.48936
20
pertanyaan4
.7000
.47016
20
pertanyaan5
.8000
.41039
20
pertanyaan6
.7500
.44426
20
pertanyaan7
.8000
.41039
20
pertanyaan8
.6500
.48936
20
pertanyaan 9
.7500
.44426
20
pertanyaan11
.7000
.47016
20
pertanyaan13
.7500
.44426
20
pertanyaan15
.5000
.51299
20
pertanyaan17
.6000
.50262
20
pertanyaan18
.7500
.44426
20
pertanyaan19
.5000
.51299
20
pertanyaan20
.5500
.51042
20
pertanyaan 21
.5500
.51042
20
pertanyaan 22
.4000
.50262
20
pertanyaan 23
.7500
.44426
20
pertanyaan 24
.8500
.36635
20
pertanyaan 25
.6500
.48936
20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
(4)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
pertanyaan2
12.6500
29.608
.463
.907
pertanyaan3
12.7500
29.145
.503
.906
pertanyaan4
12.7000
28.221
.721
.900
pertanyaan5
12.6000
29.411
.553
.905
pertanyaan6
12.6500
28.871
.623
.903
pertanyaan7
12.6000
29.937
.431
.907
pertanyaan8
12.7500
29.355
.462
.907
pertanyaan 9
12.6500
30.239
.329
.910
pertanyaan11
12.7000
28.326
.698
.901
pertanyaan13
12.6500
28.976
.600
.904
pertanyaan15
12.9000
28.305
.636
.902
pertanyaan17
12.8000
28.800
.554
.905
pertanyaan18
12.6500
29.713
.440
.907
pertanyaan19
12.9000
28.937
.515
.906
pertanyaan20
12.8500
28.871
.531
.905
pertanyaan 21
12.8500
28.134
.674
.901
pertanyaan 22
13.0000
28.421
.629
.903
pertanyaan 23
12.6500
28.766
.646
.902
pertanyaan 24
12.5500
29.945
.490
.906
pertanyaan 25
12.7500
29.145
.503
.906
Scale Statistics
(5)
Lampiran 6: Master data
nama Umur JK p1 p 2
p 3
p 4
p 5
p 6
p 7
p 8
p 9
p 1 0
p 1 1
p 1 2
p 1 3
p 1 4
p 1 5
p 1 6
p 1 7
p 1 8
p 1 9
p2 0
penget ahuan 001 21 pr 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 sedang 002 20 pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 baik 003 20 pr 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 baik 004 21 lk 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 sedang 005 21 pr 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 sedang 006 21 lk 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 sedang 007 21 pr 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 sedang 008 20 pr 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 baik 009 21 lk 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 baik 010 21 pr 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 sedang 011 21 pr 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 sedang 012 21 pr 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 kurang 013 21 pr 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 sedang 014 21 lk 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 sedang 015 20 pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 baik 016 21 lk 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 sedang 017 21 lk 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 sedang 018 20 pr 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 sedang 019 21 pr 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 baik 020 21 pr 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 sedang 021 22 pr 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 sedang 022 21 pr 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 baik 023 21 pr 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 sedang 024 21 pr 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 sedang
025
22
pr 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
1
sedang
026
22
pr 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
1
sedang
027
21
pr 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1
sedang
028
20
pr 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1
baik
029
21
pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
1
baik
030
21
pr 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0
1
sedang
031
22
lk 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
1
sedang
032
21
pr 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1
baik
033
21
pr 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
1
sedang
034
22
pr 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
1
sedang
035
21
pr 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
1
baik
036
21
pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
1
baik
037
21
pr 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
1
baik
038
21
lk 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1
baik
039
21
lk 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
1
sedang
040
22
lk 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1
baik
041
20
pr 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1
sedang
(6)