besar dari nilai kapasitor minimum yang diperlukan untuk proses eksitasi. Jika kapasitor yang dipasang lebih kecil dari kapasitor minimum yang diperlukan, maka proses pembangkitan
tegangan tidak akan berhasil. Jadi kapasitor per - phasa terhubung Δ yang dibutuhkan
generator untuk dapat membangkitkan ggl adalah sebesar 16 μF, 20 μF, dan 24 μF. Untuk
kapasitor yang terhubung secara Y, kapasitor per - phasa yang dibutuhkan tiga kali kapasitor yang terhubung secara
Δ, yaitu 48 μF , 60 μF dan 72 μF.
IV.4 Pengujian Analisa Perbandingan Pengaruh Besar Kapasitor Eksitasi Terhadap
Regulasi Dan Efisiensi Motor Induksi Sebagai Generator Induksi MISG Penguatan Sendiri
IV.4.1 Pengujian Pengukuran Tahanan Stator
Konstanta generator induksi yang digunakan untuk menghitung rugi-rugi tembaga stator dapat ditentukan dengan data-data dari hasil pengukuran pada suplai DC. Dari
pengukuran dengan suplai DC dapat dihitung harga tahanan stator R
dc
. Pengukuran tahanan
kumparan stator generator induksi dilakukan dengan menggunakan :
1. Ohmmeter
2. Tegangan DC
Cara lain adalah dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter, dimana ketiga impedansi terhubung bintang. Tahanan sebenarnya adalah setengah dari tahanan hasil
pengukuran, karena kumparan terhubung bintang. Dengan cara ini tahanan yang terukur adalah merupakan tahanan dua phasa, maka tahanan per phasanya adalah :
R phasa R = 0,5 R RT + R RS – R TS R phasa S = 0,5 R RS + R TS – R RT
R phasa T = 0,5 R RT + R TS – R RS
IV.4.1.1 Rangkaian Pengujian
Gambar 4.1 Rangkaian percobaan dengan suplai DC
Universitas Sumatera Utara
IV.4.1.2 Prosedur Pengujian
a. Hubungan belitan stator dibuat hubungan Y, yang akan diukur adalah dua dari
ketiga phasa belitan stator. b.
Rangkaian belitan stator dihubungkan dengan suplai tegangan DC. c.
Tegangan DC suplai dinaikkan sampai besar tegangan adalah 1 volt. d.
Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 1 volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan amperemeter dicatat.
e. Rangkaian dilepas, kemudian diulang dari langkah c dilakukan dengan suplai
tegangan variabel, dan dilakukan untuk masing-masing phasa.
IV.4.1.3 Data Hasil Pengujian
R
dc
=
I V
Ω
Tabel 4.1 Data hasil pengujian tahanan stator DC
Phasa V volt
I A R
dc
W R
dc rata2
R
ac
W
U-V 1
2 3
0,09 0,18
0,27 11,11
11,11 11,11
11,11 12,221
V-W 1
2 3
0,09 0,18
0,28 11,11
11,11 10,71
10,97 12,067
U-W 1
2 3
0,09 0,17
0,27 11,11
11,76 11,11
11,32 12,452
IV.4.1.4 Analisa Data Pengujian
Contoh perhitungan data: Untuk I = 0,09 Ampere
R
dc
= 09
, 1
R
dc rata-rata
=
3 11
, 11
11 ,
11 11
, 11
+ +
= 11,11 ohm = 11,11 ohm
Karena belitan ini beroperasi pada tegangan bolak-balik maka tahanan ini harus dikalikan dengan faktor koreksi 1,1.
R
ac
= R
dc rata-rata
x faktor koreksi = 11,11 x 1,1
Universitas Sumatera Utara
= 12,221 ohm Dari data hasil percobaan, diperoleh besar tahanan perphasa :
R U
ac
= 0,5 R UV + R UW – R VW = 0,5 12,221 + 12,452 – 12,067
= 6,303 ohm R V
ac
= 0,5 R UV + R VW – R UW = 0,5 12,221 + 12,067 – 12,452
= 5,918 ohm R W
ac
= 0,5 R VW + R UW – R UV = 0,5 12,067 + 12,452 – 12,221
= 6,149 ohm Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya harga tahanan stator :
Tahanan stator =
3 RW
RV RU
+ +
=
3 149
, 6
918 ,
5 303
, 6
+ +
= 6,123 ohm
IV.4.2 Pengujian Motor Induksi Sebagai Generator Penguatan Sendiri Dalam Keadaan Berbeban