Tanya Jawab dengan Narasumber Analisis Sistem

6. Penganak, bentuknya sama seperti gung tapi ukurannya lebih kecil. 7. sarune adalah serunai terbuat dari kayu, digunakan untuk upacara adapt dan pesta muda-mudi. 8. Belobat ialah beluat terbuat dari bamboo yang merupakan alat tiup. 9. Kateng-kateng terbuat dari seruas pohon bamboo yang berfungsi sebagai pengatur suara dalam suatu upacara. 10. Kecapi, alat petik menyerupai gitar dengan dua tali.

3.3 Tanya Jawab dengan Narasumber

Menurut B.Dharma Meliala, komunikasi dengan Bahasa Karo harus dimulai dengan “ertutur”. Hal ini dilakukan dengan orang yang sebelumnya kita kenal. “Ertutur” harus dilakukan dengan bahasa Karo, tidak boleh dengan bahasa lain karena akan mengandung arti yang berbeda. Menurut beliau, penggunaan bahasa Karo juga masih bervariatif tergantung daerah mana yang kita tinjau. Penggunaan bahasa Karo di daerah homogen atau perkampungan, penggunaan bahasa Karo mencapai 80-90. Untuk daerah transisi seperti kota kecil penggunaan bahasa Karo mencapai 60 sedangkan untuk daerah perkotaan besar, penggunaan bahasa Karo hanya mencapai 20. Penggunaan bahasa Karo juga harus melihat tempat dan waktu. Bahasa Karo lebih efektih digunakan pada waktu luang atau istirahat bukannya pada jam kerja. Karena dalam instansi perkantoran dan sekolah bahasa yang baik digunakan adalah bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebtuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannyaJogianto,1999. Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat karo pada umumnya sebagai bahasa sehari-hari. Namun penggunaan bahasa karo yang sudah semakin jarang pada saat ini membat budaya bahasa Karo akan menjadi tertinggal. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah karena bahasa Karo sulit untuk diartikan kedalam bahasa Indonesia. Menurut B.Dharma Meliala selaku narasumber menyatakan bahwa komunikasi dalam berbahasa Karo dimulai dengan “ertutur”. Istilah “ertutur” sendiri tidak bisa diartikan langsung kedalam bahasa Indonesia karena mengandung makna yang khas. “Ertutur” juga tidak bisa dilakukan dalam berbahasa Indonesia, harus menggunakan Universitas Sumatera Utara Bahasa Karo, karena jika menggunakan Bahasa Indonesia akan mengalami perbedaan makna.

4.2 Model Perancangan Aplikasi