BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund IMF memperkenalkan konsep good
corporate governance GCG sebagai tata cara kelola perusahaan yang sehat Sulistyanto Lidyah, 2002. Konsep ini diharapkan dapat
melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank
ADB menyimpulkan penyebab krisis ekonomi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, adalah 1 mekanisme pengawasan dewan komisaris
board of director dan komite audit audit committee suatu perusahaan tidak berfungsi dengan efektif dalam melindungi kepentingan pemegang
saham dan 2 pengelolaan perusahaan yang belum profesional. Sehingga penerapan konsep good corporate governance diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham.
Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
value added untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk
memperoleh informasi dengan benar akurat dan tepat pada waktunya dan
1
kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan disclosure secara akurat, tepat waktu, dan transparans terhadap semua informasi
kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya
memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Good corporate governance lebih condong pada serangkaian
pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham. Sehingga
dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji good corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan
akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja
perusahaan. Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG,
2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan
meyakini bahwa implementasi good corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama
menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance yang berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan.
Perusahaan yang mempraktikkan good corporate governance akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan.
Definisi manajemen laba yang diungkapkan oleh Sutrisno 2002 yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan
tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Manajemen laba merupakan
area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang
tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor
mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya Assih 2004.
Penelitian Astuti 2005 menyimpulkan bahwa good corporate governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba sedangkan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap good corporate governance. Sedangkan penelitian Maruf 2006 menyimpulkan bahwa
good corporate governance berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba, tetapi Dewan Direksi tidak berpengaruh terhadap reputasi auditor.
Penelitian yang lainnya adalah penelitian dari Isnanta 2007 yang menyimpulkan bahwa good corporate governance berpengaruh positif
terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Industri Property merupakan bidang yang menjanjikan untuk
berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah
semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta
adanya usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa ada 12 perusahaan Real Estate dan Property yang
tidak memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggungjawab atas pengelolaan perusahaan sehingga
informasi yang disampaikan diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya dan menyebabkan manajer mendapat kesempatan
untuk melakukan manajemen laba dan juga menyebabkan nilai perusahaan buruk di mata investor. Fenomena inilah yang menarik untuk diteliti
karena informasi yang disampaikan merupakan salah satu pencerminan atas kredibilitas terhadap kualitas informasi yang dilaporkan.
Penelitian ini adalah penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Maruf yang berjudul ” Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada perusahaan Go publik yang terdaftar di BEJ”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah penelitian ini menggunakan data yang diambil dari data perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2007-2008, sedangkan penelitian terdahulu mengambil data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 2005-2006. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : ” Pengaruh Kualitas Implementasi Good
Corporate Governace Terhadap Praktek Manajemen Laba
Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah