C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,013 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini dikarenakan
krisis moneter yang terjadi di Indonesia yang berdampak pada kondisi operasional perusahaan real estate dan property. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2005 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007
dan Maruf 2006. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya perusahaan yang diteliti dalam penelitian. Perusahaan yang diteliti oleh Isnanta adalah
perusahaan manufaktur yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan real estate dan property seperti adanya konsentrasi
kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan. Sedangkan
karakteristik perusahaan real estate dan property adalah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah mengembangkan
peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan yang setara terhadap semua pemegang saham dan stakeholders,
pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara pemegang saham, Direksi, Komisaris. Sedangkan karakteristik perusahaan go public
yang diteliti oleh Maruf 2006 adalah para pemilik saham harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham dan tidak bisa
lagi melakukan praktik nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya karena perusahaan tersebut milik publik.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,498 yang lebih besar dari 0,05. Hal
ini di karenakan krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007- 2008 sehingga menyebabkan para anggota dewan komisaris tidak
memberikan informasi dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Isnanta 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maruf 2006 dan Astuti 2005. Perbedaan hasil
tersebut mungkin dikarenakan oleh perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Maruf 2006 dan Astuti 2005 melakukan penelitian
pada periode 2005-2001 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang
dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota dewan komisaris memberikan isu-isu dan perkembangan penting
perusahaan secara cepat dan transparan. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial juga,
didapati bahwa variabel independen yaitu proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini
sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,100 yang lebih besar dari 0,05. Hal
ini di karenakan krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 2007- 2008 sehingga menyebabkan para anggota komite audit tidak dapat
memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan
kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan. . Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Isnanta 2007 tetapi bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maruf 2006 dan Astuti 2005. Perbedaan hasil tersebut
mungkin dikarenakan oleh perbedaan periode yang digunakan dalam penelitian. Maruf dan Astuti melakukan penelitian pada periode 2005-
2001 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real
estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota komite audit dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang
efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,137 yang lebih besar dari 0,05. Hal
ini dikarenakan kondisi operasional yang menurun pada perusahaan real estate dan property yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda
Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga membuat kinerja peusahaan
merosot dan mengakibatkan kepercayaan para pemegang saham berkurang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Isnanta 2007 yang mengatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian
ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Isnanta melakukan penelitian pada periode 2006-2005 dimana
pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh perusahaan real estate pada tahun
2007-2008 sehingga para manajemen dapat memastikan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
para investor dalam penanaman modalnya pada perusahaan manufaktur. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati
bahwa variabel independen yaitu proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini
sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,168 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan kondisi operasional yang menurun pada perusahaan real
estate dan property yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 2007-2008 sehingga sehingga menyebabkan para
anggota dewan komisaris tidak dapat memberikan informasi dan perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan yang pada
akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang buruk. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007
yang mengatakan bahwa proporsi dewan komisaris berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Isnanta 2007
melakukan penelitian pada periode 2006-2005 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti
yang dialami oleh perusahaan real estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota dewan komisaris dapat memberikan informasi yang pasti dan
perkembangan penting perusahaan secara cepat dan transparan yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang baik.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu komite audit tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,108 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini dikarenakan
kondisi operasional yang menurun pada perusahaan real estate dan property yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia
pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota komite audit tidak dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan operasional yang
efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan.yang pada akhirnya berdampak
pada kinerja perusahaan yang buruk. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnanta 2007 yang
mengatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian ini mungkin disebabkan oleh periode penelitian yang
digunakan dalam penelitian. Isnanta 2007 melakukan penelitian pada
periode 2006-2005 dimana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia tidak berada dalam krisis moneter seperti yang dialami oleh
perusahaan real estate pada tahun 2007-2008 sehingga para anggota komite audit dapat memastikan identifikasi resiko bisnis, pengawasan
operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan yang pada
akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan yang baik. Nilai Adjusted R Square terhadap manajemen laba sebesar 0,173
yang berarti bahwa 17,3 variasi good corporate governance dapat dijelaskan oleh variasi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris
dan komite audit sedangkan sisanya sebesar 82,7 dijelaskan oleh sebab- sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan
hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial good corporate governance yang berasal dari kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan
komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Isnanta 2007 dan Maruf 2006 yang menyatakan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
manajemen laba tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2005 yang menyatakan bahwa good corporate governance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh perusahaan yang digunakan dalam penelitian.
Astuti menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta yang memiliki banyak peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan Good Corporate Governance yang salah satunya adalah
dengan mengeluarkan peraturan No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum yang
selanjutnya diubah dengan Peraturan No. 814PBI2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum FCGI,
2008. Sedangkan untuk perusahaan real estate dan property FCGI tidak megeluarkan peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan
Good Corporate Governance. Nilai Adjusted R Square terhadap kinerja perusahaan sebesar 0,185
yang berarti bahwa 18,5 variasi good corporate governance dapat dijelaskan oleh variasi kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris
dan komite audit sedangkan sisanya sebesar 81,5 dijelaskan oleh sebab- sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan
hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Isnanta 2007 yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
mungkin dikarenakan berbedanya karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Perusahaan yang diteliti oleh Isnanta 2007
adalah perusahaan manufaktur yang memiliki karakteristik yang berbeda
dengan perusahaan real estate dan property seperti adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan
afiliasi antara pemilik, pengawas, dan direktur perusahaan. Sedangkan karakteristik perusahaan real estate dan property adalah mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah mengembangkan peraturan internal untuk melindungi hak-hak pemegang saham: perlakuan
yang setara terhadap semua pemegang saham dan stakeholders, pemisahaan tugas, tanggung jawab dan wewenang antara pemegang
saham, Direksi, Komisaris.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan