estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti
menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, melalui pengaruh good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi
dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.7
Analisis Hasil Regresi
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2011.
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Manajemen Laba = 3,363 - 3,520 KM – 3,670 PDK
+ 2,355 KA + ε
Keterangan :
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
3.363 2.168
1.551 .131
Kepemilikan Manajerial -3.520
1.330 -.424
-2.646 .013
Proporsi Dewan Komisaris -3.670
5.346 -.110
-.686 .498
Komite Audit 2.355
1.386 .272
1.700 .100
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
1 Konstanta sebesar 3,363 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X1 = 0 dan X2 = 0 maka manajemen laba
sebesar 3,363, 2
β
1
sebesar -3,520 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba
sebesar -3,520 dengan asumsi variabel lain tetap, 3
β
2
sebesar – 3,670 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada proporsi dewan komisaris akan diikuti oleh kenaikan manajemen
laba sebesar – 3,670 dengan asumsi variabel lain tetap. 4
β
2
sebesar 2,355 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada komite audit akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar
2,355 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R
square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .498
a
.248 .173
2.141996 1.500
a. Predictors: Constant, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber: Data yang diolah peneliti, 2010.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,498 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara manajemen laba dengan
variabel independennya good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite
audit tidak begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,173. Hal ini berarti 17,3
variasi atau perubahan dalam manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit, sedangkan sisanya 82,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate
SEE adalah 2,141996, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis