Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konseptual Pengertian, Tujuan dan Elemen Sistem Akuntansi

B. Perumusan Masalah

Berkenaan dengan identifikasi masalah di atas maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Indojaya Agrinusa selama ini telah cukup efektif dalam mencegah atau memperkecil terjadinya kesalahan atau kecurangan dalam sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang yang diterapkan PT. Indojaya Agrinusa Medan. 2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana efektifitas pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang yang ada dalam perusahaan tersebut dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang. 2. Sebagai sumbangan pemikiran yang mungkin berguna khususnya bagi pihak manajemen dalam mengevaluasi penerapan pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang di perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan informasi bagi pihak yang ingin menggunakannya sebagai bahan pembanding, pelengkap dan menambah kepustakaan.

E. Kerangka Konseptual

Pengawasan intern Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Sistem Akuntansi Penagihan Piutanh Analisis Menilai apakah pengawasan intern atas sistem akuntansi penjualan kredit dan penagihan piutang telah efektif? Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Tujuan dan Elemen Sistem Akuntansi

Suatu perusahaan memerlukan sistem akuntansi yang baik yang dapat memberikan pengawasan yang dibutuhkan untuk menghindari kesalahan dan ketidakjujuran. Dengan adanya sistem akuntansi yang direncanakan dengan baik maka pimpinan perusahaan dapat memperoleh informasi yang diperlukan guna mengawasi kekayaan perusahaan dengan lebih tepat. Untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi yang baik itu, terlebih dahulu perlu diketahui apa pengertian dari sistem akuntansi itu sendiri. Mulyadi 2001: 2 menyatakan bahwa “suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Setiap sistem dirancang untuk menangani sesuatu yang terjadi secara rutin atau yang terjadi berulang-ulang. Menurut James A. hall 2001: 5, “sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated atau subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama common purpose. Definisi akuntansi yang dimuat dalam Statement of Accounting Principles Board No. 4 1970 yang dikemukakan Suwardjono 2003: 6 adalah sebagai berikut : “Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions”. Secara umum, akuntansi dapat 5 Universitas Sumatera Utara didefinisikan sebagai “sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan” C. Rollin Niswonger et al., terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, 1999: 6. Adapun definisi “sistem akuntansi accounting system adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasi, mengihtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha” C. Rollin Niswonger et al., terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, 1999: 182. Mulyadi 2001: 3 mengemukakan bahwa “sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah suatu sistem yang terdiri dari prosedur-prosedur yang bertujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi dan alat pengawasan. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur sebagai “suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang” Menurut Hadibroto 1994: 123, “Sistem akuntansi yang baik mempunyai tiga sasaran, yaitu : 1. Memperoleh informasi yang bermutu 2. memperkuat apa yang disebut sistem pengawasan intern Universitas Sumatera Utara 3. memperoleh efisiensi dalam biaya administrasi”. Sistem akuntansi tertentu tidak akan selalu menjadi sistem terbaik yang dapat diterapkan pada organisasi manapun. Menurut Robert N. Anthony, Hawkins dan Merchant 1999 : 104 : The best system is the one that best achieves the following objectives : 1. To process the information efficiently, at low cost. 2. To obtain reports quickly. 3. To ensure a high degree of accuracy. 4. To minimize the possibility of theft or fraud. Maka tujuan sistem akuntansi yang utama adalah memberikan informasi yang akurat dengan tepat waktu dan efisien serta dapat memberikan pengawasan intern yang efektif untuk menghindari terjadinya kesalahan dan ketidakjujuran. Dari definisi sistem akuntansi yang telah diberikan, elemen-elemen atau unsur-unsur suatu sistem akuntansi adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. 1. Formulir Formulir menurut Mulyadi 2001: 3 merupakan “dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi”. Suatu formulir haruslah dirancang untuk dapat memenuhi beberapa fungsi sekaligus sehingga dapat mengurangi pekerjaan klerikal. Mulyadi 2001: 78 mengemukakan manfaat formulir sebagai berikut : a. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. d. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke organisasi lain. Universitas Sumatera Utara 2. Jurnal Data transaksi keuangan perusahaan yang telah direkam dalam formulir kemudian dicatat di dalam jurnal. Dalam jurnal, transaksi mulai digolongkan menurut klasifikasi yang dituju dalam perkiraan-perkiraan buku besar. Pencatatan transaksi yang bersifat rutin dan frekuensinya sangat tinggi dapat menggunakan jurnal khusus yang menyediakan format tertentu yang disesuaikan untuk menampung jenis transaksi tersebut. Penggunaan jurnal khusus akan menghemat waktu yang diperlukan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dan untuk memeriksa ketelitian pencatatan di dalam buku pembantu. Jurnal khusus terdiri dari : a. Jurnal penjualan Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan kredit. b. Jurnal pembelian Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian kredit. c. Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan kas yang umumnya berasal dari penjualan tunai dan penerimaan barang. d. Jurnal pengeluaran kas Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas. Transaksi-transaksi yang tidak dapat sesuai dengan penggolongan untuk dicatat dalam keempat jurnal khusus dicatat dalam jurnal umum. Universitas Sumatera Utara 3. Buku Besar dan Buku pembantu Setelah data transaksi keuangan perusahaan dicatat dalam jurnal selanjutnya transaksi tersebut digolongkan menurut klasifikasinya untuk dicatat dalam buku besar general ledger. Buku besar adalah kumpulan dari perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan dan yang merupakan suatu kesatuan tersendiri. Apabila suatu perkiraan dalam buku besar perlu dibuatkan perincian lebih lanjut maka biasanya dapat dilakukan dengan membentuk buku pembantu subsidiary ledger. Setiap transaksi harus dikelompokkan dan dikodekan sebelum di-posting ke buku besar. Menurut Mulyadi 2001: 127, “kode adalah suatu kerangka framework yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat”. Untuk mempermudah posting, kode perkiraan dimuat dalam daftar yang disebut bagan perkiraan chart of account. M. Nafarin 2004: 26 menyatakan : Kode rekening chart of ccount adalah daftar yang memuat nama dan kode rekening beserta penjelasannya yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proses akuntansi. Syarat dalam membuat rencana kode rekening, antara lain: a. Fleksibel tidak kaku, b. Up to date selalu sesuai dengan zaman, c. Relevan cocok sesuai dengan keperluan, d. Mudah dipahami. Sebagian besar perusahaan mengklasifikasikan perkiraan dalam golongan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan modal. Klasifikasi ini dibagi lagi menjadi beberapa golongan utama yang tergabung dalam satu blok khusus yang tercakup dalam blok kode golongannya. Contoh bagan perkiraan yang menggunakan blok kode tampak pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara 1-24 Aktiva Lancar 130-139 Modal 1 Kas Dan Bank 130 Modal Saham 2 Piutang 131 Laba Ditahan 25-39 Investasi Jangka Panjang 140-169 Pendapatan Penjualan 25 Investasi Saham 40-69 Aktiva Tetap Berwujud 170-199 Harga Pokok Penjualan 40 Tanah 200-299 Biaya Produksi 41 Gedung 200 Biaya Bahan Baku 42 Akumulasi Peny. Gedung 230 Biaya Tenaga Kerja 271 Biaya Overhead Pabrik 70-79 Aktiva Tidak Berwujud 300-349 Biaya Administrasi Dan Umum 80-99 Aktiva Lain-Lain 350-399 Biaya [Pemasaran 100-124 Utang Lancar 400-449 Penghasilan Di Luar Usaha 100 Utang Dagang 125-129 Utang Jangka Panjang 450-499 Biaya Diluar Usaha 125 Utang Bank 126 Utang Obligasi 500 Rugi-Laba Gambar 2.1 Bagan Perkiraan Buku pembantu dibentuk apabila diperlukan rincian perkiraan tertentu dalam buku besar. “Buku pembantu adalah suatu kelompok rekening yang merupakan rincian tertentu dalam buku besar general ledger, yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca percobaan” Mulyadi, 2001: 139. Perkiraan yang ada dalam buku besar yang mempunyai rincian dalam buku pembantu disebut perkiraan pengendali controlling account, sedangkan perkiraan yang ada dalam buku pembantu, yang merupakan rincian perkiraan Universitas Sumatera Utara tertentu dalam buku besar disebut dengan perkiraan pembantu subsidiary account. Buku pembantu yang umumnya digunakan adalah buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan, buku pembantu biaya, dan buku pembantu aktiva tetap. Penggunaan buku pembantu ini tergantung pada perusahaan apakah dianggap perlu atau tidak. 4. Laporan Hasil akhir dari periode akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

B. Pengertian, Tujuan dan Elemen Sistem Pengendalian Intern