Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

49 maka luas daerah belah ketupat: L = luas ∆ PQR +luas ∆PSR L = 2 1 . PR. QO + 2 1 .PR. SO = 2 1 . PR. QO +SO = 2 1 . PR . QS Misalkan PR disebut diagonal ke-1 dan dinotasikan d 1 , sedangkan QS disebut diagonal ke-2 dan dinotasikan d 2 , maka lusa daerah belah ketupat: Contoh 8: Suatu daerah belah ketupat mempunyai luas 44 cm 2 . jika salah satu diagonalnya 8 cm, berapakah panjang diagonal yang lainnya? Penyelesaian. Diketahui: belah ketupat, L = 44 cm 2 , d 1 = 8 cm Ditanya: d 2 ? Jawab. L = ½ x d 1 x d 2 ⇔ 44 = ½ x 8 x d 2 ⇔ d 2 = 11 Jadi, panjang diagonal yang dimaksud 11 cm. L = ½ x d 1 x d 2

B. Kerangka Berpikir

Matematika oleh sebagian siswa dianggap sulit dan menjenuhkan. Sulit karena sifat keabstrakan matematika dan menjenuhkan karena guru 50 dalam memelajarkan mereka hanya dengan satu arah dan monoton. Belajar siswa belum bermakna. Dikenal empat langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya, yaitu: memahami soal, merencanakan strategi, melaksanakan strategi dan menafsirkan atau mengecek hasil.Pembelajaran matematika selama ini, guru langsung menyampaikan materi beserta rumus-rumusnya. Siswa tidak menemukan sendiri pengetahuan sehingga tidak bertahan lama dalam ingatan. Pembelajaran Matematika Realistik PMR merupakan pembelajaran matematika berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal. Pembelajaran PMR dengan menerapkan kelima prinsip dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Dengan didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, yaitu perhatian pembelajaran diberikan pada pengembangan model-model, situasi, skema dan simbol-simbol, dapat mengurangi keabstrakan matematika. Penerapan prinsip sumbangan dari para siswa, membuat siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif, artinya siswa memproduk sendiri dan mengkonstruksi sendiri yang mungkin berupa algoritma, rute atau aturan sehingga dapat membimbing para siswa dari level matematika informal menuju matematika formal. Prinsip interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika mengajak siswa untuk saling berinteraksi antarteman sehingga 51 pembelajaran tidak sepenuhnya dipegang guru dan prinsip “Intertwinning” membuat jalinan antartopik, antarpokok bahasan atau antar “stand”, menjadikan siswa mampu mengaitkan dengan materi yang lain atau bahkan materi mata pelajaran yang lain. Pembelajaran matematika realistik dengan menerapkan kelima prinsip khas yang dimiliki diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Dalam pembelajaran PMR dimana dalam pelaksanaannya siswa menemukan sendiri pengetahuan yang akan diperoleh melalui metode coba-coba atau menyelesaikan secara informal, membuat pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lama dalam ingatan. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat berkembang ketika menghadapai permasalahan baru.

C. Hipotesis