Batasan Hipertensi. Faktor resiko Hipertensi. Gejala Klinis.

xxvii

2. Batasan Hipertensi.

Menurut WHO dalam Susalit2002 batas tekanan darah masih dianggap normal adalah 14090 mmHg dan tekanan yang sama atau lebih tinggi dari 16095 mmHg dinyatakan sebagai hipetensi.Sedangkan Kaplan dalam Susalit2002 memberikan batasan lebih jelas sebagai berikut,pria yang berusia 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah waktu berbaring 13090 mmHg atau lebih,sedang yang berusia 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 14595 mmHg atau lebih.Dan pada wanita yang mempunyai tekanan darah 16095 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi.

3. Faktor resiko Hipertensi.

Faktor-faktor yang dapat dimasukkan dalam resiko hipertensi adalah umur, ras,suku,urbanrural,geografis,seks,gemuk,stress,kepribadian tipe A,diet tinggi garam,sakit kencing manis mengkonsumsi alkohol,rokok,kopi,dan pil KB Bustan,1997.

4. Gejala Klinis.

Peningkatan tekanan darah kadang kadang merupakan gejala satu satunya pada seseorang yang hipertensi.Gejala yang timbul berbeda beda tergantung tinggi rendahnya tekanan darah.Kadang kadang gejala timbul setelah terjadi komplikasi pada target organ seperti pada ginjal,otak,mata,dan jantung Susalit,2002 Keluhan umum penderita hipertensi berupa sakit kepala,pusing,cepat lelah,nyeri dada dan sesak napas,telinga berdenging,mudah marah,sukar tidur, rasa berat ditengkuk,mata berkunang-kunang atau kabur,mual muntah, xxviii kesemutan, dan mungkin kelemahan atau kelumpuhan anggota tubuh susalit,2002. 5. Komplikasi. Komplikasi pada penderita hipertensi pada umumnya terjadi pada hipertensi berat,yaitu bila tekanan sistolik 130 mmHg atau pada kenaikan yang mendadak dan tinggi.Komplikasi yang sering terjadi adalah mata, jantung,ginjal,otak.Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.Gagal ginjal merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hiperensi berat selain koroner dan miokard.Pada otak terjadi perdarahan yang dapat disebabkan pecahnya mikro aneurisma yang dapat menyebabkan kematian.Pada ginjal sering terjadi gagal ginjal susalit,2002.

6. Penatalaksanaan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN KELUARGA TENTANG DIET RENDAH GARAM DENGAN KONSUMSI LANSIA HIPERTENSI

0 4 22

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

1 5 18

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

0 0 4

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

0 2 11

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

2 6 32

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

2 10 6

Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif

1 3 13

KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM PADA LANSIA HIPERTENSI DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KAB. MOJOKERTO

0 1 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI PADA KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM LANSIA HIPERTENSI DI KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI

0 2 98

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH GARAM PADA LANJUT USIA (LANSIA) PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS KALIMANAH PURBALINGGA

0 0 15