Jenis hujan Kelengkapan data Data Maksimum Tahunan

commit to user 4 `

2.1.1 Hujan

Hujan adalah suatu fenomena alam yang kejadiannya begitu acak baik waktu, lokasi, dan besarannya, sehingga sulit diperkirakan. Hujan yang diperhatikan dalam analisis adalah hujan yang tercatat pada stasiun pencatat hujan yang berada dalam DAS yang ditinjau. Umumnya data hujan yang diperlukan adalah 5-20 tahun pencatatan untuk data hujan harian, dan 2-5 tahun pencatatan untuk data hujan jam-jaman. Data yang akan digunakan dipilih atas dasar ketersediaan data yang menerus dan agihan letak stasiunnya.

a. Jenis hujan

Atas kejadiannya, hujan dibedakan: 1 Hujan konvektif: hujan yang disebabkan karena naiknya udara ke masa yang lebih rapat dan dingin. Hujan ini sangat berubah-ubah dan intensitasnya sangat bervariasi, 2 Hujan orografik: Hujan yang disebabkan oleh pengangkatan mekanis diatas rintangan pegunungan. Didaerah pegunungan, pengaruh orografik sangat menonjol sehingga pola hujan badai cenderung menyerupai pola hujan tahunan rerata.

b. Pengukuran hujan

Pengukuran pada hujan meliputi: 1 Jenis alat ukur a. Manual: Alat ukur ini dilengkapi gelas ukur penampung hujan yang dibaca minimal 2 x sehari. Alat dan pemasangan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 sumber: Materi Kuliah Hidrologi Gambar 2-1. Alat Pencatat Hujan 45 o commit to user 5 ` b. Otomatik: Alat ukur ini dilengkapi dengan alat pencatat otomatis yang menggambarkan sendiri tiap kenaikan hujan yang tertampung di dalam gelas. Bila gelas penuh, air dalam gelas akan tumpah dengan sendirinya sehingga gelas kosong. Data yang tercatat adalah akumulasi hujan tiap periode waktu tertentu. Dengan alat ini bisa diketahui kejadian hujan dalam satuan waktu yang singkat biasanya dibaca per menit. Data dari alat pencatat ini umum digunakan untuk menghitung intensitas hujan atau agihan hujan jam-jaman. 2 Penempatan alat ukur Alat pencatat hujan ditempatkan pada daerah terbuka dengan ketinggian diatas permukaan tanah 2m standar. Jarak benda lain terhadap alat ukur ini ditentukan berdasar pandangan 45 o dari alat ukur. Gambar 2.2. adalah contoh yang salah dalam perawatan sumber: Materi Kuliah Hidrologi Gambar 2-2.Contoh Penempatan Alat Pengukur Hujan yang Salah 3 Pengelola alat ukur di Indonesia o BMG Badan Meteorologi dan Geofisika, o DPU DepartemenDinas Pekerjaan Umum, o DepartemenDinas Kehutanan, o DepartemenDinas Pertanian, o Terminal Udara, o Pengelola DAS Daerah Aliran Sungai, o Dll h h commit to user 6 ` 4 Hujan titik Hujan yang tercatat pada alat ukur adalah hujan titik. Kualitas data hujan sangat beragaman tergantung alat, pengelola, dan sistem arsip. Data hujan yang hilang tidak dapat diisi.

2.1.2 Kualitas Data

Data yang diperoleh dari alat pencatat bias saja tidak valid, dapat dikarenakan oleh alat yang rusak, alat pernah berpindah tempat, lokasi alat terganggu, atau terdapat data yang tidak sah. Jika hal tersebut terjadi maka akan sangat merugikan. Oleh karena itu diperlukan uji kualitas data hujan.

a. Kelengkapan data

Seringkali data hujan yang digunakan hilang karena berbagai faktor maka di perlukan pengisian data yang hilang untuk menunjang kelengkapan data yang dibutuhkan. Data yang hilang atau kesenjangan gap data suatu pos penakar hujan, pada saat tertentu dapat diisi dengan bantuan data yang tersedia di pos-pos penakar di sekitarnya pada saat yang sama. Cara yang dipakai dinamakan ratio normal. Syarat untuk menggunakan carai ini adalah tinggi hujan rata-rata tahunan pos penakar yang datanya hilang harus diketahui, disamping dibantu dengan data tinggi hujan rata-rata tahunan dan data pada pos-pos penakar di sekitarnya C.D.Sumarto, 1995.

b. Kepanggahan

Uji konsistensi dapat dilakukan dengan lengkung massa ganda double mass curve untuk stasiun hujan ≥3 tiga, dan untuk individual stasiun stand alone station dengan cara RAPS Rescaled Adjusted Partial Sums, Sri Harto 2000. Bila n Q yang didapat lebih kecil dari nilai kritik untuk tahun dan confidence level yang sesuai, maka data dinyatakan panggah.

2.1.3 Seri Data Hidrologi

a. Data Maksimum Tahunan

Tiap tahun diambil hanya satu besaran maksimum yang dianggap berpengaruh pada analisis selanjutnya. Seri data seperti ini dikenal dengan seri data maksimum maximum annual series. Jumlah data dalam seri akan sama dengan panjang data yang tersedia. Dalam cara ini, besaran data maksimum kedua dalam suatu tahun yang mungkin lebih besar dari besaran data commit to user 7 ` maksimum dalam tahun yang lain tidak diperhitungkan pengruhnya dalam analisis. Hal ini oleh beberapa pihak dianggap kurang realistis, apalagi jika diingat bahwa perhitungan permulaan tahun hidrologi tidak selalu seragam, ada yang berdasar musim ada pula yang mengikuti kalender masehi. Oleh karena itu, Beberapa ahli menyarankan menggunakan cara seri parsial.

b. Seri Parsial