commit to user 11
`
2.1.5 Koefisien Limpasan
Koefisien limpasan C merupakan suatu bilangan yang merupakan nilai perbandingan antara laju debit puncak dengan intensitas hujan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti laju
infiltrasi, keadaan tata guna lahan atau tutupan lahan, intensitas hujan, permeabilitas dan kemampuan tanah menahan air Asdak, 2004.
2.1.6 Curah Hujan Efektif
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang menghasilkan limpasan. Tinggi curah hujan adalah relatif karena tergantung dari kondisi daerah bersangkutan seperti kelembaban tanah,
simpanan permukaan dsb Anonim, 2011.
2.1.7 Pola Anggihan Hujan
Secara teoritis, penentuan agihan hujan dapat dilakukan dengan menggunakan pola agihan Tadashi Tanimoto, Alternating Block Method ABM, Triangular Hyetograph Method THM,
Instantaneous Intensity Method IIM, atau seragam. Dalam penentuan agihan hujan diperlukan data lama hujan yang biasanya didekati dengan menghitung waktu konsentrasinya atau dari
hasil analisis yang didasarkan pada kejadian hujan.
Untuk DAS Bengawan Solo sendiri telah diteliti bahwa pola agihan hujan dengan memanfaatkan data hujan di DAS Bengawan Solo menggunakan lama hujan 4 jam Sobriyah,
2005.
Tabel 2-1. Rasio Hujan Jam-Jaman Waktu t
1 2
3 4
Hujan 40,50
31,25 14,75
13,50 Sumber: Sobriyah, 2005
Model agihan hujan Tadashi Tanimoto merupakan hasil analisis dengan memanfaatkan data hujan jam-jaman yang ada di pulau Jawa dengan menggunakan lama hujan 8 delapan jam
Mamok, 2008.
commit to user 12
`
Tabel 2-2. Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto Waktu jam ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
distribusi hujan 26
24 17
13 7
5.5 4
3.5 distribusi hujan kumulatif
26 50
67 80
87 92.5 96.5 100 Sumber: Materi Kuliah Hidrologi
2.1.8 Hidrograf Satuan Sintetik
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak ada atau sedikit sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah
pengaliran tersebut terlebih dulu, misalnya waktu untuk mencapai puncak hidrograf Time to peakmagnitude, lebar dasar, luas, kemiringan, panjang alur terpanjang length of the longest
channel, koefisien limpasan runoff coefficient dan sebagainya. Banyak ragam hidrograf satuan sintetik HSS yang telah dikembangkan. Untuk Indonesia,
khususnya Pulau Jawa telah dikembangkan HSS GAMA-1 yang merupakan hasil penelitian Prof. Dr. Ir. Sri Harto, Dipl H dari Universitas Gadjah Mada. Berikut beberapa HSS yang
umum dikenal dalam praktek: 1. HSS Nakayasu
2. HSS Snyder 3. HSS SCS
4. HSS Gama-I
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Daerah Aliran Sungai DAS
Menurut Asdak 1995 Daerah Aliran Sungai DAS adalah daerah yang dibatasi punggung- punggung gunung di mana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh
punggung gunung dan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama.