Identitas Subjek Penelitian Hasil Penelitian
38
BWY menyatakan bahwa pada dasarnya perkawinan Nyentana bukan merupakan prioritas dalam hidupnya. Perkawinan Nyentana yang
dialaminya merupakan desakan dari keluarga besarnya. BWY menyatakan: Sebenernya nih.. kebanyakan keluarga besar yang
menginginkan. Dulu kan saya kerja, tidak begitu konsen dengan yang perkawinan ini. Tau - tau dipanggil oleh keluarga, karena mereka tau
saya pacaran sama suami. Justru orang tua yang ngomongin duluan. 51-53
BWY merasa bangga dengan perkawinannya karena mampu menunjukkan bakti kepada orang tuanya dan mampu menyenangkan
hati keluarganya. Kan orang tua yang menginginkan supaya keluarga kita
berkelanjutan karena kita mau tinggal di rumah, mereka justru senang, karena keluarganya ada yang melanjutkan jadinya. Istilah
Balinya tidak putung gitu.. nah itu artinya, banggalah sama perkawinan ini. 69-71
BWY mengalami ketidaksesuaian tanggapan dengan orang lain terkait perkawinan Nyentana yang dialaminya. BWY menganggapnya
sebagai suatu kebetulan karena pasangannya mau Nyentana. ...cuma mereka bilang aget ye maan Sentana beruntung dia
mendapatkan Sentana. Gitu aja dari mulut ke mulut. „e aget ye maan sentana, aget ye maan sentana gitu aja. Kalau tanggapan
mereka biasa aja. Tidak ada perbedaan. Biasa. Cuma dibilang itu aja aget ye maan sentana. O ya suatu kebetulan, gitu saya
menjawabnya. 61-64
Hambatan terbesar yang dihadapi BWY sejak awal menjalani perkawinan yaitu hambatan ekonomi yang telah mampu diatasi bersama
suaminya.
39
...Kita itu nikah biaya sendiri. Minjem-minjem, tidak ada dari orang tua. Orang tua kami miskin dulu. Suami saya juga nikah
masih bawa hutang, hutang sekolah... Tapi terus dijalani, dijalani, dijalani ya bisa lah sedikit demi sediki dicicil. Lantas kemarin ada
bukaan guru, baru lantas bisa satu per satu direhab. Kalau dulu hambatan ekonomi itu luar biasa... 83-89
Perkawinan Nyentana BWY diresmikan secara adat setelah lima tahun perkawinannya. Sejak diresmikan secara adat, BWY
langsung menggantikan peran ibunya di adat. BWY mendapatkan dukungan positif dari orang-orang di lingkungannya.
Kan diberi nasihat, ...karena sekarang sudah Nyentana jangan berbuat yang bukan-bukan, itu biasa pesan dari yang tua-tua,
diceramahin gitu. Granggang- ngrenggeng mani… bisa langgeng
menjalani idup apapun cobaanya dihadapi.. oleh orang tua gitu. Kalau singgungan dari mereka sih nggak ada, kebanyakan support
yang saya dapat. 64-68
Selama Menjalani perkawinannya, BWY juga mendapatkan dukungan dari keluarga besarnya.
Ndak pernah ada yang namanya…untuk sekarang mudah- mudahan selamanya tidak. Mereka malah seneng. Liat dari luar..
nggak tau dalamnya. Ya itu seperti yang saya katakan tadi, karena kakek saya saudara empat, ke Lampung transmigrasi satu, waktu
saya bilang dapat Sentana justru mereka senang, karena merasa beruntung ada yang ngelanjutin keluarga disini. Tidak ada masalah
jadinya karena mereka support dari jauh. 116-119
Pembagian peran yang dialami BWY sama dengan pembagian peran tradisional.
Kalau bapak sebagai kepala keluarga tetep... Saya jadi ibu rumah tangga, cari nafkah juga saya ikut, bukannya dari sisi ekonomi aja.
Jadi peran saya di sini ganda. Pokoknya ngasuh anak juga iya. Kan biasanya kalau istri itu perannya sebagai ibu rumah tangga, suami
yang cari nafkah. Tapi kalau saya itu dobel jadinya. Ibu rumah tangga iya, yang jelas kan itu nomor satu memang. 20-25
Seperti sekarang, disamping saya menjadi jadi guru, petani juga iya, nah termasuk jadi pedagang juga iya. Saya punya banyak peran
jadinya. 28-29