37
pendidikan di SMP. Selain tinggal bersama anak-anak dan suaminya, BWY juga tinggal bersama kedua orang tuanya.
BWY menjalani banyak profesi di dalam kehidupan sehari- harinya. Selain menjadi guru sekolah dasar, BWY juga membantu
suaminya bertani dan menjual hasil pertaniannya. Di rumah, BWY mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menjalankan
aktivitas keagamaan, dan mengurus anak-anaknya. Seperti kondisi pada tanggal 24 April 2013, BWY terlihat sedang menonton televisi sambil
membuat sesajen. Ketika peneliti mendatangi kediaman BWY pada tanggal 26 April 2013 pukul 19.05 WITA, BWY terlihat sedang
menemani anak bungsunya yang sedang belajar. Selama wawancara, BWY menanggapi semua pertanyaan
dengan ringan. BWY terlihat lebih banyak tersenyum dan sesekali tertawa selama menceritakan tentang pengalamannya. BWY nampak
ekspresif terutama ketika menceritakan kesulitan yang sedang dihadapinya dalam mengawasi pergaulan anak-anaknya yang membuat
dirinya kesal.
b. Dinamika Psikologis Subjek 1 BWY
BWY tidak merasa kesulitan dalam mencari pasangan. Kalau bisa dapat ya kenapa tidak? Di Tabanan kan banyak yang
nikah Nyentana. Biasanya kan nyari Sentana itu sulit, gitu. Kebetulan saya yang nyari, terus suami saya mau dia Nyentana.
Disamping suami saya mau, kita itu juga masih ada hubungan keluarga. Iya..Sepupu jauh lah.. Tapi asal kakeknya dia memang
dari sini awalnya. 7-10
38
BWY menyatakan bahwa pada dasarnya perkawinan Nyentana bukan merupakan prioritas dalam hidupnya. Perkawinan Nyentana yang
dialaminya merupakan desakan dari keluarga besarnya. BWY menyatakan: Sebenernya nih.. kebanyakan keluarga besar yang
menginginkan. Dulu kan saya kerja, tidak begitu konsen dengan yang perkawinan ini. Tau - tau dipanggil oleh keluarga, karena mereka tau
saya pacaran sama suami. Justru orang tua yang ngomongin duluan. 51-53
BWY merasa bangga dengan perkawinannya karena mampu menunjukkan bakti kepada orang tuanya dan mampu menyenangkan
hati keluarganya. Kan orang tua yang menginginkan supaya keluarga kita
berkelanjutan karena kita mau tinggal di rumah, mereka justru senang, karena keluarganya ada yang melanjutkan jadinya. Istilah
Balinya tidak putung gitu.. nah itu artinya, banggalah sama perkawinan ini. 69-71
BWY mengalami ketidaksesuaian tanggapan dengan orang lain terkait perkawinan Nyentana yang dialaminya. BWY menganggapnya
sebagai suatu kebetulan karena pasangannya mau Nyentana. ...cuma mereka bilang aget ye maan Sentana beruntung dia
mendapatkan Sentana. Gitu aja dari mulut ke mulut. „e aget ye maan sentana, aget ye maan sentana gitu aja. Kalau tanggapan
mereka biasa aja. Tidak ada perbedaan. Biasa. Cuma dibilang itu aja aget ye maan sentana. O ya suatu kebetulan, gitu saya
menjawabnya. 61-64
Hambatan terbesar yang dihadapi BWY sejak awal menjalani perkawinan yaitu hambatan ekonomi yang telah mampu diatasi bersama
suaminya.