Fokus Penelitian Subjek Penelitian

Selain menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi. Observasi memiliki arti memperhatikan dan mengikuti dengan teliti detail dan sistematis sasaran perilaku yang dituju Banister, dalam Herdiansyah, 2010. Metode observasi digunakan untuk melengkapi data penelitian yang tidak bisa direkam oleh recorder . Tabel II. Pertanyaan Pertanyaan Teoritis Pertanyaan Empiris Bagaimana perkawinan Nyentana dialami oleh istri?  Bagaimana awal mula perkawinan Nyentana yang anda jalani?  Bagaimana perasaan anda?  Bagaimana tanggapan orang-orang disekitar anda?  Bagaimana anda menjalani peran selama Nyentana?  Apa hambatan yang anda alami selama Nyentana?  Bagaimana anda mengatasi hambatan?

E. Analisis Data

Mengacu pada penjelasan Smith 2013 dan Giorgi 2009, metode analisis data dilakukan melalui empat langkah, yaitu: 1. Membaca keseluruhan hasil wawancara yang telah diubah kedalam bentuk verbatim. Kemudian data-data subjek dirubah kedalam bentuk deskripsi. Hal ini bertujuan untuk membantu dalam memahami dengan jelas apa yang telah dipaparkan subjek penelitian secara menyeluruh. 2. Penyusunan bagian-bagian deskripsi. Dalam proses ini, peneliti melihat tema-tema yang muncul pada kalimat-kalimat yang tersusun, kemudian mencari transisi untuk memberikan tanda pada satuan-satuan makna meaning unit. 3. Melakukan analisis. Dengan melakukan analisis, peneliti melakukan penyederhanaan dengan menggabungkan deskripsi yang memiliki makna yang sama, sehingga mendapatkan tema-tema umum. 4. Pembahasan. Di dalam pembahaan, peneliti berusaha melihat dan menentukan tema-tema penting atau khas dari pengalaman perkawinan Nyentana.

F. Kredibilitas Penelitian

Peneliti menggunakan strategi refleksivitas untuk menjamin keakuratan hasil penelitian. Refleksi diri memungkinkan peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian Creswell, 2012. Peneliti memiliki ketertarikan dalam dunia Psikologi Perempuan dan studi Gender dalam konteks yang ada di Indonesia. Ketertarikan peneliti bermula dari pengalaman peneliti yang selama ini melihat adanya perbedaan perlakuan dan pemberian peluang antara perempuan dan laki-laki dalam budaya Bali. Peneliti yang sejak kecil lahir dan tinggal di Bali sangat merasakan hal ini. Selama peneliti berdinamika bersama masyarakat di Bali, baik yang sebaya maupun dengan generasi yang berbeda-beda dengan peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa subordinasi terhadap perempuan memang ada dan terjadi. Keberadaan perempuan di Bali sangat penting peranannya meskipun