Implementasi Metode PBL Implementas Proses Pembelajaran dengan Metode Problem Based Learning d Fakultas Hukum Universitas Udayana dalam Semester Genap Tahun 2015.

12 pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Paham konstruktivisme menyatakan bahwa mahasiswa hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri. 19 Mandiri selfdirected learning maksudnya merupakan proses bahwa mahasiswa berperan aktif dalam belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain. Dosen hanya berperan sebagai fasilitator atau mentor yang mengarahkan dalam menyelesaikan suatu masalah. Peranan mahasiswa lebih dominan sehingga akan menimbulkan perubahan perilaku dalam pembelajaran, mahasiswa berperan aktif, berfikir kritis, saling berargumentasi secara nalar dan objektif dalam perdebatan untuk menyelesaikan masalah yang disodorkan oleh dosen. Prinsip kolaboratif maksudnya bahwa mahasiswa dalam menyusun pengetahuan dengan cara mengkonstruksikan penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimilikinya sebagai hasil dari proses interaksi antara sesama mahasiswa. Di sini ditumbuhkan kemampuan berinteraksi dan berkolaborasi dalam membangun kerjasama tim yang baik good teamwork yang sangat bermanfaat ketika memasuki dunia kerja. Prinsip kolaborativisme juga menunjukkan bahwa proses pembelajaran beralih dari transfer informasi oleh fasilitator kepada mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individu. Sedangkan, kontekstual berarti mahasiswa belajar sesuai dengan konteks kehidupan nyata berdasarkan pada permasalahan yang sesungguhnya ada dalam kehidupan, yang mungkin akan diketemukannya dimasa mendatang sehingga hasil belajar akan dapat digunakannya untuk kebutuhan di dunia kerja. Selain itu, PBL juga didasarkan atas prinsip adult learning theory , termasuk memotivasi dan mendorong mahasiswa untuk menyusun dan menetapkan tujuan belajar, serta memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada proses pembelajaran mereka. 20

2.5. Implementasi Metode PBL

Pelaksanaan metode PBL dalam pembelajaran memerlukan persiapan yang baik dan konsistensi dalam pelaksanaannya oleh 3 tiga pihak yang masing-masing mengerjakan perannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Ketiga pihak yang 19 Sudarman, http:physicsmaster.orgfree.comArtikel2020JurnalWawasan20PendidikanPBL20 Model.pdf , Senin, 27 Oktober 2014, Op. Cit., hlm. 69. 20 Harsono dan Djoko D wiyanto, “Pembelajaran Berpusat Mahasiswa”, Pusat Pengembangan Pendidikan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, http:ppp.ugm.ac.idwp- contentuploadspembelajaranberpusatmahasiswa.pdf , 27 Oktober 2014, hlm. 36. 13 dimaksudkan ialah institusi, pendidik dan mahasiswa. 21 Institusi yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah Fakultas Hukum Universitas Udayana FH UNUD. FH UNUD memiliki peran sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran dengan PBL dan sangat menentukan keberhasilan implementasi metode PBL untuk pelaksanaan perkuliahan. Peranan tersebut meliputi: mempersiapkan sarana perkuliahan: ruang kuliah dan tutorial berserta fasilitas yang diperlukan, perpustakaan, membentuk panitia pelaksana, menetapkan tim dosen pengasuh mata kuliah, menentukan tim tutorial, menyiapkan administrasi akademik untuk pelaksanaan perkuliahan dengan PBL: daftar hadir dosen, tutor, dan mahasiswa serta daftar penilaian; mempersiapkan sarana jaringan komputer. Dosen berperan sebagai fasilitator dan membangun komunitas pembelajaran. Dosen mempersiapkan skenario perkuliahan yang akan dibahas pada setiap kali pertemuan yang diformulasikan ke dalam silabus dan satuan acara perkuliahan SAP mata kuliah, menentukan jenis-jenis tugas yang relevan dengan materi perkuliahan per-pertemuan. Dosen berperan untuk memotivasi mahasiswa agar mengeksplorasi PK yang telah dimiliki dan menentukan pengetahuan yang diperlukan selanjutnya. Namun, dosen harus tetap menahan diri untuk tidak memberikan informasi, tetapi mengupayakan supaya dilakukan diskusi dan pembelajaran antar mahasiswa. Dalam kaitan itu, dosen sebaiknya melakukan klarifikasi terhadap perspektif yang timbul dalam diskusi dan memberikan responsi terhadap jalannya diskusi, mendorong pemkiran yan divergen, serta menempatkan permasalahan kontekstual. Dosen juga berperan sebagai evaluator secara berkelanjutan atas pelaksanaan pembelajaran dan bilamana diperlukan, melakukan perbaikan dari segi materi maupun prosesnya. Pelaksanaan peran ini merupakan wujud pertanggngjawaban atas keberhasilan pelaksanan dan tercapainya tujuan perkuliahan. Mahasiswa berperan untuk menghadiri dan mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran, mempersiapkan diri dengan baik untuk belajar dan bekerja dalam kelompok sehingga mampu secara aktif mengikuti aktivitas pembelajaran tersebut. Mahasiswa berkedudukan sebagai peserta didik, bukan sebagai anak didik; bersama-sama dengan tutor sebagai subyek di dalam proses pembelajaran. Mahasiswa harus menyiapkan diri untuk dikelompokkan dan belajar dalam kelompok kecil yang dipandu oleh tutor. Di dalam tutorial mahasiswa perlu memiliki kecakapan dan sikap agar sesuai dengan persyaratan dinamika kelompok, antara lain: kerjasama dalam kelompok – kerjasama dalam 21 Sudarman, Op. Cit., hlm. 70. 14 tim, kerjasama antarmahasiswa di luar diskusi kelompok, memimpin kelompok, memimpin diskusi, mendengarkan pendapat kawan, mencatat hal-hal yang didiskusikan, menghargai pendapat kawan, bersikap kritis terhadap literature, belajar secara mandiri, mampu menggunakan sumber belajar secara efektif, kemampuan dan keterampilan presentasi, menulis laporan kerja mandiri dan hasil diskusi kelompok. 22 Dalam kegiatan tutorial mahasiswa pada setiap kelompok diberikan peran sebagai pemimpin diskusi, pencatat, dan anggota kelompok yang difasilitasi oleh tutor. Pemimpin diskusi menjalankan perannya yaitu memimpin jalannya diskusi, mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi, mengendalikan dinamika kelompok supaya tetap terjaga, melakukan pembagian waktu dengan cermat selama diskusi kelompok Time keeper , dan memastikan kelompok telah melaksanakan tugas serta memastikan pencatat bekerja secara cermat. Pencatat bertugas untuk mencatat setiap anggota kelompok yang mengajukan pendapat beserta pendapat atau usulan kelompok, mengidentifikai dan menginventaris pendapat kelompok, sebagai partisipan kelompok, mencatat sumber belajar yang digunakan dalam diskusi. Anggota bertugas mengikuti tahap-tahapan proses diskusi, berpartisipasi dalam diskusi, memperhatikan dan menghargai pendapat peserta diskusi yang lain, mengajukan pertanyaan terbuka, mencermati seluruh tujuan belajar, membagi pendapat dengan sesame peserta diskusi. Tutor melaksanakan tugasnya sebagai motivator yang mendorong partisipasi anggota kelompok, membantu pemimpin diskusi dan juga sebagai time keeper . Selain itu, tutuor juga bertugas untuk memeriksa catatan penulis, apakah dilakukan dengan cermat dan benar; mencegah penyimpangan tujuan belajar dan memastikan pencapaian tujuan pembelajaran learning gool . Tugas tutor yang tidak kalah penting adalah menilai proses diskusi dan memberikan responsi serta melakukan evaluasi hasil belajar. Implementasi metode PBL melalui tahapan: identifikasi masalah, eksplorasi PK, identifikasi isu-isu yang dipelajari, belajar mandiri, re-evaluasi dan penerapkan pengetahuan baru terhadap masalah, assessment dan refleksi. Selanjutnya, mahasiswa akan bekerja dalam kelompok dengan panduan block book untuk masing-masing tematik per-pertemuan. Pada tahap identifikasi, fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan. Sementara itu, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan mengungkapkan 22 Harsono dan Djoko Dwiyanto, http:ppp.ugm.ac.idwpcontentuploadspembelajaranberpusatmahasiswa.pdf , 27 Oktober 2014, hlm. 41. 15 pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Karena itu, kegiatan mahasiswa dimulai dengan membaca dan menemukan kata-kata atau istilah dan konsep-konsep yang belum diketahui maknanya, kemudian mendiskuksikan. Selanjutnya menemukan PK untuk mengklarifikasi dan memahami istilah-istilah dan kata-kata yang belum diketahui. Isu-isu pembelajaran dapat diidentifikasi dengan pertanyaan yang dapat dijawab dengan PK hingga menemukan learnin gool. Kemudian mahasiswa melakukan selflearning – selfstudy sebelum masuk pada sesi tutorial berikutnya. Mahasiswa mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Tahap re-evaluasi dan penerapkan pengetahuan baru terhadap masalah. Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. Di sini mahasiswa berdiskusi kembalimembahas isu pembelajaran sebelumnya berdasarkan pada pengetahuan yang diperoleh selama melakukan selflearning. Akhirnya dilakukan refleksi, review dan assessmsnt terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Tutor memberikan responsi terhadap jalannya diskusi, peranan pemimpin diskusi dan pencatat serta keaktifan peserta diskusi. Isu-isu hukum yang telah didiskusikan diriview, dan dilakukan penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa. Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek yaitu: pengetahuan knowledge , kecakapan skill , dan sikap attitude . 16 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1.Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode PBL dalam pembelajaran mata kuliah-mata kuliah di FH UNUD. Apakah penerapan metode PBL dilaksanakan secara efektif atau tidak. Dalam hal ini efektivitas dilihat dari aspek proses yang ditelusuri dari segi penggunaan perangkat pembelajaran, kegiatan belajar dan penggunaan waktu pembelajaran. Penilitian ini secara khusus dimaksudkan untuk mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode PBL dan mendapatkan masukan-masukan untuk penyempurnaan penerapan metode PBL dalam perkuliahan di FH UNUD. Selain itu, juga akan diungkapkan perbedaan efektivitas penerapan metode PBL yang dikoordinasikan secara institusional dan yang diserahkan kepada tim pengasuh mata kuliah. Selain itu berdasarkan standar proses pembelajaran setiap dosen wajib menyusun Buku AjarBlock Book, Satuan Acara Perkuliahan SAP, dan membuat kontrak perkuliahan. Berkenaan dengan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan perkuliahan pembelajaran terutama yang berkaitan dengan mahasiswa, tugas dosen, dan tenaga pendidik dalam pelaksanaan proses pembelajaran.Secara lebih rinci penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk: 1. Mendapatkan gambaran mengenai kinerja dosen dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya; 2. Mengetahui kemajuan proses pembelajaran yang dicapai pada semester genap Tahun Ajaran 20142015; 3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran ; 4. Pengawasan terhadap proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien; 5. Meningkatkan koordinasi dan pengorganisasian lini maupun staf pada lingkup bidang pembelajaran di lingkungan Fakultas Hukum UNUD.

3.2. Manfaat Penelitian