6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep dan Pengertian Pembelajaran
Dalam Pasal 1 angka 20 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Selanjutnya ditentukan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Arti Pembelajaran
3
dalam bidang pendidikan adalah merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, dosen mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek
psikomotor seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
2.2.Kilas Balik dan Pengertian Metode PBL
Pasal 1 Nomor 12 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336 selanjutnya ditulis UU No. 12 Tahun 2012 menentuka pengertian pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa
dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian yang sama,
3
https:id.wikipedia.orgwikiPembelajaran
7 namun namun dengan formulasi yang lebih unun ditentukan di dalam Pasal 1 Nomor 20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara RI No. 4301 selanjutnya ditulis UU No. 20 Tahun 2003 Ditentukan bahwa, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pokok dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang diselenggarakan di setiap perguruan tinggi. Para akademisi di berbagai negara mengintrodusir suatu gerakan
quality teaching and learning
4
melalui pengembangan berbagai pendekatan pembelajaran baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan lulusan dan pengguna
untuk meningkatkan mutu serta relevansi pembelajaran di pergu-ruan tinggi. Salah satu metode pembelajaran baru adalah
problem based learning
PBL atau pembelajaran atau pembelajaran berbasis problem.
5
Penggunaan metode PBL dalam pembelajaran telah menjadi kebijakan pemerintah melalui pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berbasis kompetensi sebagaimana
ditentukan dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045U2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Dianutnya metode PBL sebagai salah satu sistem
pembelajaran SCL ditegaskan kembali melalui pengaturan di dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Hal itu dinyatakan sebagai salah satu prinsip pembelajatran di
perguruan tinggi sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 6 bahwa, salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi adalah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
dengan memperhatikan lingkungan secara selaras dan seimbang. Namun penggunaan metode PBL mulai diperkenalkan tahun 1992 di Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada FK UGM sebagai suatu pilot project untuk 25 dari kurikulum. Kemudian pada tahun 1995, FK Universitas Indonesia FK UI mencoba
melaksanakan PBL, namun mendapatkan banyak penolakan sehingga PBL dilaksanakan hanya untuk mahasiswa angkatan 1995. Kedua Fakultas Kedokteran tersebut mengirimkan
banyak tenaga pengajarnya untuk mempelajari PBL, melalui pelatihan maupun jenjang
4
Halpern, D., 1997, The Great Society.Newsletter of the Society for the Teaching of Psychology, dalam Supratiknya dan Titik Kristiyani, “Efektivitas Metode Problem-Based Learning dalam Pembelajaran Mata
Kuliah Teori Psik ologi Kepribadian II”, Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Volume
33, No. 1, 17 – 32 ISSN: 0215-8884, hlm. 1.
5
Ross, B., 1991, Towards a framework for problem-based curricula, dalam D. Boud G.I. Feletti Eds., The challenge of problem-based learning,
New York: St. Martin’s Press, hlm. 34-41.
8 pendidikan pasca sarjana. FK Universitas Airlangga FK Unair memperkenalkan PBL pada
tahun 1999 dengan meninggalkan beberapa catatan penting, sehingga pada tahun 2000 disusunlah kurikulum
hybrid
PBL. Pada tahun 2002 FK UGM dan FK Universitas Hasanuddin FK Unhas melaksanakan full-PBL. FK Universitas Andalas FK Unand pada
tahun 2004. Pada tahun 2006 pemerintah mewajibkan pelaksanaan metode PBL di seluruh Indonesia. Pemerintah merasa Indonesia telah siap mengaplikasikan PBL setelah
diselenggarakannya proyek Health Workforce and Services HWS dari tahun 2003 hingga 2007. Proyek HWS bertujuan untuk mempersiapkan dan menerapkan KBK di seluruh
Indonesia dengan PBL sebagai metode pembelajaran utama. Pelaksanaan PBL di beberapa universitas ternama seperti UGM, UI, Unair, Unhas, dan Unand dijadikan sebagai parameter
PBL dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia.
6
Sesungguhnya embrio metode PBL sudah dimulai pada tahun 1920 yang diketemukan oleh Celestine Freinet, seorang guru SD yang menjadi korban Perang Dunia I
menderita cedera serius dan menyebabkannya tak bisa bernafas panjang, kembali kekampung halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-loup di bagian tenggara Perancis. Hasratnya untuk
untuk mengajar kembali di SD sangat kuat tetapi tidak mampu bersuara keras dan lama. Ia berinovasi menggunakan metoda lain sebagai pengganti metoda yang biasanya digunakan
sebelumnya. Murid-muridnya diminta supaya belajar mandiri, sementara ia hanya memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan.
7
Sejarah modern program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan oleh Faculty of Health Sciences of
McMaster University di Kanada pada tahun 1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di McMaster adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus
pada manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
8
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL. Kekhasan pelaksanaan
PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan
progress test
dan pengenalan
6
Rosyadi Aziz
Rahmat ,
“Tantangan PBL
di Indonesia
dan Solusinya”
http:ilmupendidikankedokteran.com2014pengajaran-pembelajarantantangan-pbl-di-indonesia- dan-solusinya
, 6 Oktober 2014, hlm. 1.
7
“Sejarah Problem Based LearningPBL”, http:arnillaberbagi.blogspot.com201103sejarah-problem-
based-learning-pbl.html , 6 Oktober 2014, hlm. 1.
8
I ta Mauli ar, “PBL Problem Based Learning sebagai Metode Perkuliahan Kedokteran yang Efektif”,
http:turtlemumblejumble.wordpress.com20110217review-article-about-pbl-method , diunduh
tgl 13 Nopember 2014, hlm. 2.
9 keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan.
9
Di Universitas Maastrich metode PBL digunakan pula di fakultas hukum karena mampu meningkatkan pengetahuan
mahasiswa khususnya kemampuan untuk menangani masalah-masalah baru, aturan, hukum dan situasi yang kompleks, yang merupakan keterampilan penting bagi setiap pengacara.
10
H.S. Barrows sebagai pakar PBL menyatakan bahwa “PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah
problem
dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu
knowledge
baru”. Masalah yang ada dalam kehidupan nyata digunakan sebagai stimulus dan motivator agar
mahasiswa dapat belajar dengan mengkonstruksikan sesuatu yang dapat mendukung keilmuannya. Pengungkapan masalah riil yang ada dalam kehidupan mengawali kegiatan
pembelajaran. Kemudian, mahasiswa dimotivasi untuk mempelajari masalah tersebut berdasarkan
prior knowledge
PK sehingga terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan
PBL.
11
Di situ jelas tampak bahwa masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Boud Felleti dengan tegas menyatakan bahwa,
“
Problem based learning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity.
12
2.3. Karakteristik Metode PBL