9 keterampilan medik sejak awal dimulainya program pendidikan.
9
Di Universitas Maastrich metode PBL digunakan pula di fakultas hukum karena mampu meningkatkan pengetahuan
mahasiswa khususnya kemampuan untuk menangani masalah-masalah baru, aturan, hukum dan situasi yang kompleks, yang merupakan keterampilan penting bagi setiap pengacara.
10
H.S. Barrows sebagai pakar PBL menyatakan bahwa “PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah
problem
dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu
knowledge
baru”. Masalah yang ada dalam kehidupan nyata digunakan sebagai stimulus dan motivator agar
mahasiswa dapat belajar dengan mengkonstruksikan sesuatu yang dapat mendukung keilmuannya. Pengungkapan masalah riil yang ada dalam kehidupan mengawali kegiatan
pembelajaran. Kemudian, mahasiswa dimotivasi untuk mempelajari masalah tersebut berdasarkan
prior knowledge
PK sehingga terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan
PBL.
11
Di situ jelas tampak bahwa masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Boud Felleti dengan tegas menyatakan bahwa,
“
Problem based learning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity.
12
2.3. Karakteristik Metode PBL
Dalam metode PBL mahasiswa difasilitasi agar mengalami pembelajaran berdasarkan pada proses bekerja untuk memecahkan suatu masalah. Mahasiswa menumbuhkan
kompetensi tertentu dengan menggunakan masalah sebagai stimulus.
13
Dalam pembelajaran tersebut, mahasiswa belajar dan bekerja menyelesaikan suatu masalah yang disajikan dan
difasilitasi oleh dosen. Di situlah kompetensi mahasiswa itu tumbuh dan terasah, mahasiswa
9
Ibid.
10
http:www.masterstudies.co.iduniversitasBelandaMU-FL , diunduh tgl 13 Nopember 2014, hlm. 1.
11
Handoko Eko Putro, “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning PBL Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 8 Surakarta Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 20092010 ”, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2010, dalam http:eprints.uns.ac.id61791171501412201009431.pdf
, 10 Oktober 2014, hlm. 6.
12
I Wayan Warmada,Laboratorium Bahan Galian Jurusan Teknik Geologi FT-UGM, “Problem-based
learning PBL berbasis teknologi informasi ICT”,Rangkuman, http:directory.umm.ac.idtikpbl-ict.pdf
, 10 Oktober 2014, hlm.1.
13
Supratiknya dan Titik Kristiyani, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, “Efektivitas
Metode Problem-Based Learning dalam Pembelajaran Mata Kulia h Teori Psikologi Kepribadian II”, Jurnal
Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Volume 33, No. 1, 17
– 32 ISSN: 0215-8884, http:jurnal.psikologi.ugm.ac.idindex.phpfpsiarticleview81
, 10 Oktober 2014, hlm. 2.
10 belajar mengkonstruksikan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan bekerja untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Berdasarkan pada pendapat Tan, maka dapat dikemukakan beberapa ciri utama dalam
pembelajaran dengan metode PBL, yaitu:
14
1. Pembelajaran berpusat pada masalah sebagai stimulus pencapain kompetensi
mahasiswa. 2.
Masalah yang digunakan adalah masalah riil yang ada dalam dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh mahasiswa di masa depan.
3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa semasa proses pembelajaran
disusun berdasarkan masalah. 4.
Para mahasiswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. 5.
Mahasiswa bersifat aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. 6.
Pengetahuan yang ada akan dikonstruksikan untuk pembangunan pengetahuan yang baru.
7. Pengetahuan akan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
8. Mahasiswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.
Kemudian jika merujuk pada pendapat Boud Feletti maka terdapat paling tidak 3 tiga karakteristik yang menonjol dalam kegiatan PBL, yaitu:
15
1. Mampu mendorong mahasiswa ke arah pemikiran yang terbuka, reflektif, dan belajar
kritis serta aktif. Dalam hal ini PBL mampu mengatasi masalah-masalah yang disebabkan mahasiswa yang pasif, sehingga pengajar harus mengontrol penuh dan
menjadi penanggung jawab tunggal dalam proses belajar mengajar. 2.
Mendapatkan keuntungan dari segi diperolehnya pengetahuan, pemahaman, serta minat yang datang bersamaan dalam proses belajar bersama.
3. Merefleksikan makna pengetahuan.
Sementara itu, Rahmatina B. Herman, Medical Education Unit MEU Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengemukakan karakteristik metode PBL secara rinci,
sebagai berikut: a.
Pembelajaran bersifat
student-centered
yang aktif;
14
Handoko Eko Putro, http:eprints.uns.ac.id61791171501412201009431.pdf
, Op. Cit., hlm. 7.
15
Titik Kristiyani, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, “Efektivitas Metode
Problem-Based Learning Pada Mata Kuliah Psikologi Kepribadian I Replikasi ”, Cakrawala Pendidikan,
November 2008, Th. XXVII, No. 3, https:www.mysciencework.compublicationread1564490efektivitas-
metode-problem-based-learning-pada-mata-kuliah-psikologi-kepribadian-i-replikasi , 10 Oktober 2014, hlm. 3.
11 b.
Pembelajaran dilaksanakan melalui diskusi kelompok kecil dan semua anggota kelompok memberikan kontribusinya secara aktif;
c. Diskusi dipicu oleh masalah yang bersifat integrasi interdisiplin yang didasarkan pada
pengalamankehidupan nyata; d.
Diskusi secara aktif merangsang mahasiswa untuk menggunakan
prior knowledge-
nya; e.
Mahasiswa terlatih untuk belajar mandiri dan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembelajaran seumur hidup;
f. Pembelajaran berjalan secara efisien, karena informasi yang dikumpulkan melalui
belajar mandiri sesuai dengan apa yang dibutuhkannya
need to know basis
; g.
Feedback
dapat diberikan sewaktu tutorial, sehingga dapat memacu mahasiswa untuk meningkatkan usaha pembelajarannya;
h. Latihan keterampilan diberikan secara paralel.
16
Dengan demikian metode PBL merupakan salah satu metode belajar aktif dalam pendekatan SCL yang menjadikan masalah untuk menggerakkan kegiatan belajar dan
berorientasi pada pengalaman belajar mahasiswa. Dosen dan mahasiswa bersama-sama mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Sebelum belajar suatu pokok bahasan tetentu, mahasiswa diberi permasalahan untuk dicari pemecahannya. Karena itu, dalam pembelajaran menggunakan metode PBL, belajar dipahami
sebagai hasil dan proses bekerja untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan nyata. Dalam kaitan ini, Ross menyatakan bahwa dalam penggunaan metode PBL, mahasiswa
sendiri yang mengidentifikasi dan mencari pengetahuan yang perlu dimiliki untuk menyelesaikan masalah.
17
2.4. Landasan Teori Pembelajaran dengan PBL