Konversi DN Ke Nilai Radiansi Pada Satelit Iluminasi Sinar Surya

Saat matahari mulai terbenam, iluminasi akan menjadi berkurang, hingga mencapai nol. Jika permukaan pantul miring, maka iluminasi dihitung bukan menggunakan sudut zenith melainkan menggunakan sudut antara vektor permukaan normal dengan matahari. Suatu contoh, misalnya untuk target hutan kompleks, iluminasi dari daun-daun tertentu mungkin akan sama besarnya dengan S λ . Akan tetapi iluminasi rata-rata tetap diberikan oleh persamaan 2. Iluminasi hutan pada lereng bukit dapat dihitung dengan persamaan 2 dengan permukaan bukit sebagai vektor normalnya.

2.3. PERMUKAAN LAMBERTIAN

Ketika berkas sinar surya tiba menyentuh pada permukaan yang kompleks, maka secara umum radiasi yang dipantulkan dapat dijelaskan oleh medan-medan radiansi, yaitu harus memperhitungkan sudut yang dibentuk oleh medan radiasi. Ini bukan sinar sempit lagi. Deskripsi umum tentang bagaimana permukaan yang kompleks memantulkan radiasi, dijelaskan dalam Bi-directional Reflectance Distribution Function BRDF. Rasio dari radiansi yang dipantulkan terhadap irradiansi yang datang diekspresikan oleh : R θ, ,θ F ,  F = I  θ,  F  yang memiliki satuan steradians terbalik. Secara umum terdapat dua sudut, yaitu sudut radiasi yang datang dan sudut radiasi yang dipantulkan. Dalam beberapa kasus, ketika radiasi berada pada medan isotropik, maka seluruh subjek akan lebih mudah memantulkan radiasi. Menurut asumsi Lambertian isotropic, radiasi yang dipantulkan tidak bergantung pada sudut pantul dan sudut di mana obyek diterangi iiluminated . Dalam kasus distribusi radiasi isotropik over the upper hemisphere , irradiansi ke atas berkaitan dengan radiansi ke atas yang diekspresikan oleh : F λ = ∫ I λ θ,  cos dΩ……….……………………………………………………. 3 yang mana d Ω adalah sudut solid yang meliputi belahan bumi. Jika radiansi tak bergantung pada sudut puncaknya zenith angle , maka persamaan 3 akan menjadi : F λ = I λ ∫ cos  dΩ = πI  ………………………………………………………….4 Demikian juga R = π -1 . Rumus ini cukup terkenal dan banyak digunakan. Dengan menggunakan persamaan 4, hubungan antara iiradiansi illuminasi dengan radiansi yang dipantulkan diekspresikan oleh : I  = ρ  F  π ……………………..………………………………………………5 yang mana ρ  adalah reflektansi spektral. Pemecahan persamaan 5 untuk reflektansi dan dengan menggunakan persamaan 2 akan memberikan : ρ  = πI  F  = πd  S  cos  …………………………………………………….6 Ini adalah rumus yang sering ditemukan pada textbooks dan dalam Landsat Science Data Users Handbook . Kadang-kadang koreksi jarak bumi-matahari diikutsertakan dalam perhitungan. Jika diketahui irradiasi spektral surya dan radiansi yang dipantulkan, maka persamaan 6 dapat dihitung. Untuk membuktikan asumsi Lambertian, dapat dilakukan dengan meletakkan selembar kertas putih di meja. Kemudian lihatlah kertas tersebut dari sudut yang berbeda. Apakah tampak terjadi perubahan kecerahan ?

2.4. Jalur Radiansi

Path Radiance Atmosfir bumi memodifikasi radiansi illuminasi pada objek dan juga memodifikasi radiansi yang dipantulkan ke satelit. Dalam banyak situasi, efek atmosfer yang dominan dalam penginderaan jauh adalah jalur radiansi jalan radiasi, hamburan radiasi dari sinar matahari ke arah satelit oleh molekul udara atau oleh partikel-partikel tersuspensi. Berikut adalah asumsi- asumsi yang dapat dibuat ketika kita fokus hanya pada jalur radiansi. a Abaikan penyerapan dan emisi radiasi oleh gas b Abaikan semua efek pada pencahayaan illumination objek c Abaikan hamburan radiasi yang dipantulkan diluar tangkapan sensor d Anggaplah bahwa hanya hamburan radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor. Jika sebuah objek tampak dalam keadaan terang misalnya lapangan salju, maka radiasi yang dipantulkan akan intens dan hamburan diluar jalurjalan radiansi akan melebihi hamburan yang masuk. Sebaliknya, jika sebuah objek gelap misalnya hutan, radiasi yang dipantulkan