commit to user
16
BAB II WAWANCARA DALAM PENELITIAN SEJARAH
A. WAWANCARA: TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI YANG
BERSIFAT PELENGKAP
Wawancara yakni percakapan seseorang dengan orang lain dengan tujuan tertentu, yaitu mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari yang
diwawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam penelitian survey, disamping teknik utama yakni observasi. Oleh sebab itu dalam
penelitian survey, teknik wawancara merupakan pembantu utama dari metode observasi. Kecuali untuk mengumpulkan keterangan dan data dalam rangka suatu
penelitian survey atau penelitian masyarakat secara umum, teknik wawancara juga dipergunakan untuk banyak hal lain, misalnya oleh wartawan untuk
mendapatkan keterangan bagi suatu berita yang akan dimuat dalam surat kabarnya, oleh pimpinan perusahaan untuk menyaring karyawan baru, oleh psiko-
analis untuk diaknosa dan terapi, dan sebagainya. Dalam penelitian sejarah yang memiliki kekhususan tersendiri diantara
penelitian-penelitian sosial lainnya, teknik pengumpulan data atau informasi utama yang digunakan adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari sumber
tertulis yang termuat dalam dokumen. Oleh karena ciri utama studi sejarah adalah menyangkut peristiwa atau keadaan masa lalu, maka teknik pengumpulan data
melalui observasi kiranya amat sulit dilakukan, kalau tidak boleh dikatakan amat naif. Dengan demikian dalam penelitian sejarah teknik pengumpulan data dan
informasi yang dikumpulkan dengan cara wawancara merupakan teknik atau metode pengumpulan informasi yang sifatnya penunjang atau pendukung
terhadap informasi yang diperoleh dari sumber dokumen. Apabila ternyata dalam suatu penelitian sejarah tertentu peneliti merasa kesulitan dalam mengumpulkan
commit to user
17 data dari sumber dokumen oleh karena memang masalah yang ditelitinya tidak
meninggalkan jejak masa lalu yang berupa dokumen, maka barulah informasi yang diperoleh dari hasil wawancara bisa dipandang sebagai bahan yang amat
penting. Hal yang demikian mengisyaratkan bahwa dalam penelitian sejarah, peneliti pertama-tama wajib berusaha untuk mencari bahan atau informasi dari
sumber dokumen. Apabila seorang peneliti sejarah “terpaksa” melakukan pengumpulan data
atau informasi melalui wawancara, maka sebagaimana peneliti-peneliti ilmu sosial lainnya, seorang peneliti sejarah juga perlu mempersiapkan diri sebelum
memulai wawancara. Sebelum peneliti berhadapan muka dengan orang yang diwawancara untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan, ada beberapa hal
yang harus dipersiapkan terlebih dahulu yakni: 1 seleksi individu untuk diwawancara, 2 pendekatan terhadap orang yang telah dipilih untuk
diwawancara, 3 pengembangan suasana lancar dalam wawancara termasuk di dalamnya adalah usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya
dari orang yang diwawancara Koentjaraningrat, ed., 1977, dan 4 mempersiapkan pokok-pokok masalah yang akan diwawancarakan.
B. PERSIAPAN UNTUK WAWANCARA