WAWANCARA: TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI YANG

commit to user 16

BAB II WAWANCARA DALAM PENELITIAN SEJARAH

A. WAWANCARA: TEKNIK PENGUMPULAN INFORMASI YANG

BERSIFAT PELENGKAP Wawancara yakni percakapan seseorang dengan orang lain dengan tujuan tertentu, yaitu mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari yang diwawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam penelitian survey, disamping teknik utama yakni observasi. Oleh sebab itu dalam penelitian survey, teknik wawancara merupakan pembantu utama dari metode observasi. Kecuali untuk mengumpulkan keterangan dan data dalam rangka suatu penelitian survey atau penelitian masyarakat secara umum, teknik wawancara juga dipergunakan untuk banyak hal lain, misalnya oleh wartawan untuk mendapatkan keterangan bagi suatu berita yang akan dimuat dalam surat kabarnya, oleh pimpinan perusahaan untuk menyaring karyawan baru, oleh psiko- analis untuk diaknosa dan terapi, dan sebagainya. Dalam penelitian sejarah yang memiliki kekhususan tersendiri diantara penelitian-penelitian sosial lainnya, teknik pengumpulan data atau informasi utama yang digunakan adalah teknik pengumpulan data yang berasal dari sumber tertulis yang termuat dalam dokumen. Oleh karena ciri utama studi sejarah adalah menyangkut peristiwa atau keadaan masa lalu, maka teknik pengumpulan data melalui observasi kiranya amat sulit dilakukan, kalau tidak boleh dikatakan amat naif. Dengan demikian dalam penelitian sejarah teknik pengumpulan data dan informasi yang dikumpulkan dengan cara wawancara merupakan teknik atau metode pengumpulan informasi yang sifatnya penunjang atau pendukung terhadap informasi yang diperoleh dari sumber dokumen. Apabila ternyata dalam suatu penelitian sejarah tertentu peneliti merasa kesulitan dalam mengumpulkan commit to user 17 data dari sumber dokumen oleh karena memang masalah yang ditelitinya tidak meninggalkan jejak masa lalu yang berupa dokumen, maka barulah informasi yang diperoleh dari hasil wawancara bisa dipandang sebagai bahan yang amat penting. Hal yang demikian mengisyaratkan bahwa dalam penelitian sejarah, peneliti pertama-tama wajib berusaha untuk mencari bahan atau informasi dari sumber dokumen. Apabila seorang peneliti sejarah “terpaksa” melakukan pengumpulan data atau informasi melalui wawancara, maka sebagaimana peneliti-peneliti ilmu sosial lainnya, seorang peneliti sejarah juga perlu mempersiapkan diri sebelum memulai wawancara. Sebelum peneliti berhadapan muka dengan orang yang diwawancara untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu yakni: 1 seleksi individu untuk diwawancara, 2 pendekatan terhadap orang yang telah dipilih untuk diwawancara, 3 pengembangan suasana lancar dalam wawancara termasuk di dalamnya adalah usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara Koentjaraningrat, ed., 1977, dan 4 mempersiapkan pokok-pokok masalah yang akan diwawancarakan.

B. PERSIAPAN UNTUK WAWANCARA