METODE PENELITIAN PEDOMAN DALAM MELAKUKA

METODE PENELITIAN
PEDOMAN DALAM MELAKUKAN PENELITIAN DI BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI
PENELITIAN YANG BAIK
• Penelitian (riset) yang baik adalah penelitian yang benar.
• Penelitian yang baik mempunyai karakteristik :
1. Mampu menjual ide penelitian.
2. Dirancang dengan baik.
3. Dikomunikasikan hasilnya dengan baik.
Menjual Ide Penelitian
• Penelitian dimulai dengan membuat suatu usulan atau proposal penelitian.
• Untuk dapat menjual ide penelitian dengan berhasil, maka proposal penelitian
harus mempunyai isu yang relevan, menarik, penting, danbermanfaat.
• Proposal penelitian biasanya disajikan di Bab 1 di laporan hasil penelitian. Bab 1
ini merupakan bab yang paling penting di suatu penelitian, karena di bab ini
peneliti mencoba menjual ide penelitiannya.
Tabel 1.1. Isi dari Bab 1 untuk dapat Menjual Ide Penelitian
Isu

Penerapan


Letak di Bab 1

Relevan

Topik yang dipilih

Judul Penelitian

Menarik

Mempunyai cerita konteks yang menarik

Latar
Belakang
Identifikasi Isu

Penting

Mengapa penelitian harus dilakukan dan apa Motivasi Penelitian
tujuannya

Tujuan Penelitian

Isu

dan

Bermanf Siapa dan bagaimana manfaat penelitian Kontribusi Penelitian
aat
akan didapatkan
Merancang Penelitian dengan Baik
• Menurut Kenney, Jr. (1986) salah satu faktor yang penting dalam merancang
penelitian adalah faktor desain (D).
• Faktor desain adalah D = /
-  adalah besaran dari treatment effect
tergantung dari struktur teori yang mendukung
-  deviasi standar dari kesalahan residu.
• Perancangan penelitian yang baik terjadi bila  tinggi dan  rendah
Tabel 1.2. Isi dari Bab 2 dan Bab 3 untuk Merancang Penelitian yang Baik
Rancangan Riset Penerapan
yang Baik

Meningkatkan 

Menggunakan teori yang
mengembangkan hipotesis

Letak di Laporan Riset
baik

dalamBab 2 Pengembangan
Hipotesis
2.1. Teori
2.2.
Penelitian
Sebelumnya
dan
Pengembangan Hipotesis

Menurunkan 

Mengurangi bias yang terjadi di data danBab

3
model empirisnya
Penelitian

Rancangan

3.1. Rancangan Sampel
3.2. Rancangan
empiris

Model

Mengkomunikasikan Hasil Penelitian dengan Baik
Di laporan hasil penelitian, hasil penelitian biasanya dikomunikasikan di Bab 4 dan Bab
5. Bab 4 menyajikan hasil dari penelitiannya. Bab 5 menyajikan ringkasan, simpulan,
diskusi, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran.
Penelitian Metode Ilmiah
Penelitian metode ilmiah (scientific methode) menurut Kerlinger (1973) didefinisikan
sebagai investigasi yang sistematik, terkendali dan empiris terhadap suatu set
hipotesis-hipotesis yang dibangun dari struktur teori.

Ciri-cirinya sebagai berikut :
1. Investigasi yang sistematik; berarti mempunyai langkahlangkah yang sudah jelas dan sistematik.
2. Empiris; berarti menggunakan fakta yang obyektif,
secara hati-hati diperoleh, benar-benar terjadi, tidak tergantung dari kepercayaan
atau nilai-nilai (value free) peneliti maupun kepecayaan orang lain.
3. Menggunakan suatu set hipotesis-hipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori.
Langkah-Langkah Penelitian Metode Ilmiah
1. Mengidentifikasi isu atau topik dari penelitian
2. Menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut
adalah menarik dan penting untuk diteliti.
3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari penelitian.
4. Mengembangkan hipotesis.
5. Merancang penelitian.
6. Mengumpulkan data; arsip (data sekunder), wawancara (data primer), observasi
(data primer), kuesioner (data primer) dan eksperimen (data primer)
7. Menganalisis data dan menguji hipotesis.
8. Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta
menyimpulkan hasilnya.
9. Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan penelitian.
10.Mengusulkan perbaikan-perbaikan penelitian berikutnya.

Contoh :
JUDUL PENELITIAN
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah dan Identifikasi Masalah
1.2. Motivasi Penelitian
1.3. Kontribusi Penelitian
Bab 2 Kaji Teori dan Pengembangan Hipotesis
2.1. Teori
2.2. Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis
Bab 3 Rangcangan Penelitian
3.1. Data
3.2. Model Empiris
Bab 4 Hasil Penelitian

4.1. Hasil Pengujian Hipotesis
Bab 5 Penutup
5.1. Ringkasan
5.2. Simpulan
5.3. Diskusi
5.4. Keterbatasan-Keterbatasan

5.5. Saran-Saran
Lampiran-Lampiran
Daftar Pustaka

Format Penulisan Daftar Pustaka
• Daftar pustaka berisi sumber-sumber bacaan yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Sumber-sumber ini dapat berupa tesis, disertasi, simposium, buku,
artikel, jurnal, majalah, atau sumber dari situs internet
• Penulisan daftar pustaka ini mempunyai aturan formatnya. Beberapa format
penulisan daftar pustaka yang banyak digunakan adalah format American
Psychological Association (APA) 5th, Chicago Review, Turbarian, Management
Academy Review, MIS Quarterly dan lainnya.
Contoh Format APA 5th :
Arief, K. (2003). Pasar Efisien dan Perilakunya. Unpublised Tesis S2,
Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance
of Information Technology. MIS Quarterly 13 (3) 319-340.
Hartono, J. (2003). Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kurniawan, A. (2002, 17 Nopember). Efek Permainan Komputer Terhadap Tingkat

Belajar Anak. Majalah Game Anak, 5, 12-17.
Pavlou, P. A. (2001). Integrating the Technology Acceptance Model With Trust in
Electronic Commerce - Model Development and Validation. Proceeding of the
2001 ACIS, Boston, MA.
TOPIK (ISU)
PEMILIHAN TOPIK
• Topik yang dipilh harus relevan, yang artinya :
1. topik yang sedang terjadi fenomena;
2. topik yang sedang hangat dibicarakan;
3. topik yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti;
4. sesuai dengan yang diinginkan oleh pemakai hasil
penelitian.
• Untuk mendapatkan topik yang relevan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu : membaca penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal (terutama jurnal
luar negeri), membaca surat kabar atau majalah dan diperoleh langsung dari
sumbernya (perusahaan, regulator, masyarakat dan lain sebagainya)
• Replikasi penelitian adalah melakukan penelitian ulang dengan situasi dan
tempat berbeda. Topik, hipotesis dan rancangan penelitian sama dengan
penelitian yang akan direplikasi dan yang berbeda adalah datanya. Replikasi
penelitian tidak hanya mereplikasi ide dan rancangan penelitiannya, tetapi juga

harus ditulis ulang dengan bentuk dan gaya bahasa sendiri. Jika hanya sematamata menterjemahkan kalimat-kalimat di penelitian yang direplikasi maka hal
ini dapat dikatakan suatu penjiplakan atau plagiarisme.

Topik yang dipilih selain harus relevan juga harus merupakan topik yang
menarik untuk diteliti. Topik yang menarik dapat dipilih dengan cara sebagai
berikut :
1. Pilih topik yang melibatkan pengetahuan institusi yang mendalam dari peneliti.
2. Topik penelitian harus menekankan pada konteks tertentu (contextual)
dibandingkan penelitian yang umum (generic research).
3. Gunakan kartu bebas (wild card) untuk memilih topik yang kontroversial,
dramatik yang belum dipikirkan sebelumnya.
4. Topik sebaiknya didasarkan pada tuntutan keputusan (decision driven) dari
pengambil keputusan.
5. Topik melibatkan interdisiplin. Contoh : menggabungkan sistem informasi dan
psikologi.
6. Prospectus in focus, yaitu penelitian harus memfokuskan pada sesuatu yang
belum terjawab.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
• Suatu permasalahan tidak muncul dengan sendirinya. Masalah muncul karena
ada yang menyebabkannya. Latar belakang masalah menunjukkan gejala

(symptom) dari permasalahan yang akan diteliti. Gejala (symptom) merupakan
tanda-tanda terjadinya permasalahan.
• Gejala (symptom) berbeda dengan permasalahan (problem). Gejala merupakan
akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan identifikasi adanya
suatu masalah.
• Contoh : sakit panas; akibat perandangan tenggorokan, virus flu, demam
berdarah dan sebagainya.


Cerita Konteks
• Supaya penelitian menarik, maka latar belakang permasalahan dapat ditulis
dalam bentuk suatu cerita konteks dari topik yang diteliti. Cerita konteks
merupakan cerita mengenai latar belakang permasalahan yang terjadi yang
akan diteliti.
• Penelitian yang mempunyai cerita konteks yang menarik merupakan penelitian
yang berkualitas. Penelitian yang tidak mempunyai cerita konteks dicurigai
sebagai suatu penelitian yang tidak mempunyai latar belakang masalah.
• Cerita konteks yang ditulis sebaiknya menarik dan tidak berkepanjangan. Cerita
konteks harus padat berisi dan ditemukan di awal-awal latar belakang
permasalahan.

• Latar belakang masalah berbeda dengan latar belakang teori.
Tabel 2 Perbedaan antara Latar Belakang Masalah dengan Latar Belakang
Teori
Latar Belakang Permasalahan

Latar Belakang Teori

Disajikan di Bab 1 untuk menunjukkan letak Disajikan
di
Bab
dan cerita dari fenomenanya.
mengembangkan
penelitian

2 untuk
tujuan
hipotesis-hipotesis

Lebih ke cerita mengenai fenomenanya apa Menjelaskan teori yang akan digunakan di
yang menyebabkan permasalahan itu penelitian.
muncul.

Contoh : masalah penerapan teknologi
informasi di organisasi; dapat berupa cerita
bagaimana teknologi ini masih terbungkus
dengan rapi tidak tersentuh walaupun
sudah
lama
teknologi
tersebut
diimplementasikan, sehingga teknologi ini
menjadi tidak efektif di organisasi.

Contoh : suatu penelitian sistem informasi
yang mengangkat masalah penerapan
teknologi informasi di organisasi; dapat
berupa penjelasan mengenai sistem
informasinya
sendiri,
macam-macam
sistem informasi, peran-oerannya dan
lainnya.

Mengidentifikasi Permasalahan
Suatu permasalahan dari penelitian dapat berupa :
1. Permasalahan (problem) yang terjadi yang perlu solusi perbaikan;
2. Oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan ditangkap;
3. Fenomena yang kan dijelaskan atau diverifikasi dengan suatu teori yang sudah
ada;
4. Fenomena yang akan diuji untuk mendapatkan teori baru.
MOTIVASI PENELITIAN
• Mengapa penelitian dilakukan? Apa pentingnya penelitian ini. Peneliti harus
dapat meyakinkan bahwa penelitian yang dilakukannya menarik dan penting.
Motivasi penelitian menunjukkan hal ini, yaitu apa yang memotivasi peneliti
melakukan penelitian ini.
• Contoh : Penelitian Davis (1989) mengenai pembuatan kuesioner penerimaan
teknologi informasi oleh pemakai-pemakai sistem informasi. Motivasi penelitian
ini adalah : 1) pengukur-pengukur yang belum divalidasi banyak digunakan di
praktek di seluruih spektrum dari kegiatan-kegiatan perancangan, seleksi,
implementasi dan evaluasi sistem informasi 2) Disamping penggunaan yang
subyektif mereka mendasarkan keputusan-keputusan yang penting pada
pengukur-pengukur yang tidak divalidasi akan mendapatkan informasi yang
salah; motivasi ini penting karena akan menyediakan pengukur-pengukur yang
konstruk yang lebih valid sehingga tidak mendapat informasi yang salah.
TUJUAN PENELITIAN
• Tujuan dari penelitian adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan
penelitian. Secara umum, tujuan dari penelitian adalah untuk mencapai sasaran
dari permasalahan penelitian.
• Contoh : Penelitian Davis (1989); Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
pengukur yang lebih baik untuk memprediksi dan menjelaskan penggunaan
teknologi. Investigasi memfokuskan pada dua konstruk-konstruk teoritis yaitu
kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
persepsian (perceived ease of use) yang diteorikan sebagai penentu-penentu
dasar dari penggunaan sistem.
KONTRIBUSI PENELITIAN
• Penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai
hasil penelitian. Kontribusi penelitian dapat berupa:
1. Kontribusi teori; hasil dari penelitian diharapkan dapat memperbaiki teori
yang sudah ada, menjelaskan fenomena dengan teori yang sudah ada atau
menjelaskan fenomena dengan teori yang baru yang ditemukan.
2. Kontribusi praktek; menunjukkan bahwa hasil dari penelitian dapat digunakan
untuk diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk
memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik.



3. Kontribusi kebajikan; berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang
mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.
Contoh : Penelitian Davis (1989) mempunyai kontribusi penelitian kepada
penyedia-penyedia sistem informasi untuk menilai permintaan pemakai untuk
ide-ide rancangan yang baru dan kepada manajer-manajer sistem informasi di
dalam organisasi-organisasi pemakai yang akan menilai penawaran-penawaran
dari penyedia-penyedia sistem informasi tersebut.

TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
TEORI
• Teori (theory) adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi
yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
atau fakta.
• Kinney (1986), teori menyediakan penjelasan tentatif tentang hubungan antara
fakta-fakta secara umum.
Teori digunakan di penelitian paling tidak untuk :
1. Bersama-sama dengan penjelasan logis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya,
digunakan untuk membangun hipotesis-hipotesis.
2. Untuk menyediakan kepada pembaca hasil penelitian jika mereka ingin
membaca dan mempelajari teori yang mendasari penelitian bersangkutan.
Contoh :
• Penelitian Chau dan Hu (2002) membahas tentang penerimaan teknologi oleh
profesional-profesional. Beberapa teori dan model telah dikembangkan dan
secara empiris telah diteliti di area penelitian ini. Teori-teori yang digunakan di
penelitian mereka adalah Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned
Action/TRA), Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model/TAM)
dan Teori Perilaku Rencanaan (Theory of Planned Behavior/TPB).
• TRA, TAM dan TPB dikenalkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975).
MODEL TEORITIS
• Hampir sebagian besar penelitian di bidang sistem informasi menggunakan
model penelitian.
• Model penelitian yang dimaksud disini adalah model logika atau model teoritis
yang merupakan penggambaran dari teori yang digunakan yang
menggambarkan hubungan kausal elemen-elemen (dapat berupa variabelvariabel atau konstruk-konstruk) di dalam modelnya.
• Model teoritis dibangun dari model-model sebelumnya yang sudah ada; dapat
juga dibangun dari gabungan beberapa model teoritis yang sudah ada atau dari
gabungan beberapa hasil penelitian sebelumnya.
• Model yang lainnya adalah model empiris yang menunjukkan persamaan
empirisnya. Model logika atau model teoritis digunakan untuk membangun
hipotesis sedang model empiris digunakan untuk menguji hipotesisnya.
Tabel 3.1. Perbedaan antara Model Teoritis dan Model Empiris
Model Teoritis

Model Empiris

Model teoritis di Bab 2 di laporan hasil riset yang
digunakan untuk membangun hipotesisnya

Model empiris di Bab 3 di laporan
hasil riset yang digunakan untuk
menguji hipotesisnya.

Model teoritis menggambarkan hubungan kausal

Model empiris yang menunjukkan

elemen-elemen (dapat berupa variabel-variabel
atau konstruk-konstruk) di dalam modelnya

persamaan empirisnya.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS
• Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan atau dengan
penjelasan-penjelasan logik dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
• Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan menggunakan teori karena akan
memverifikasi teori tersebut di fenomena yang ada.
• Hipotesis perlu dikembangkan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang
dapat digunakan atau tujuan dari riset adalah untuk menemukan teori yang
baru.
• Hipotesis perlu dikembangkan dengan hasil-hasil penelitian-penelitian
sebelumnya karena hasil–hasil tersebut digunakan untuk menentukan arah dari
hipotesisnya.
• Hipotesis dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari penelitian untuk
menerima hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar.
Gambar 3.1. Pengembangan Hipotesis
____________________
- Teori-teori
____________________
- Penjelasan-penjelasan
____________________
logis
____________________
- Hasil-hasil penelitian
____________________
sebelumnya
H1 : ________________
________________
____________________
- Teori-teori
____________________
- Penjelasan-penjelasan
____________________
logis
____________________
- Hasil-hasil penelitian
____________________
sebelumnya
H2 : ________________
________________
.
.
.
dan seterusnya
• Pengembangan hipotesis dapat dianalogikan juga sebagai riset mencari minyak
di dasar bumi. Jika lokasi penggalian ditentukan secara sembarangan, maka
kemungkinan mendapatkan minyak akan sangat kecil sekali.
• Jika lokasi penggalian ditentukan dengan sistematik, maka kemungkinan
minyak ditemukan akan sangat besar.
• Oleh karena itu, lokasi penggalian harus ditentukan dengan sistematik yaitu
dengan teori yang ada atau penjelasan-penjelasan logis tentang kandungan
minyak bumi atau dengan hasil pengalaman-pengalaman sebelumnya supaya
kemungkinan besar kandungan minyak akan ditemukan.
HIPOTESIS ALTERNATIF
• Hipotesis dapat ditulis dalam bentuk hipotesis nol (null hypothesis) ataupun
hipotesis alternatif (alternative hypothesis) atau keduanya.






Hipotesis nol dicoba untuk ditolak (rejected atau refuted) dan hipotesis
alternatif dicoba untuk diterima (accepted) atau didukung (supported).
Hipotesis nol merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua buah
variabel adalah jelas dan tidak terdapat perbedaan diantaranya. Hipotesis
alternatif berlawanan dengan hipotesis nol, menunjukkan terdapatnya
perbedaan antara dua variabel.
Hipotesis nol (H0) ditulis dengan arah yang berlawanan dengan hipotesis
alternatif (HA).
H0
: A tidak lebih besar dari B.
HA
: A lebih besar dari B.

Tabel 3.2. Perbedaan antara Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis Nol

Hipotesis Alternatif

Biasanya digunakan untuk penelitian yang hakiki
seperti fisika, kimia, dan lainnya yang hasilnya
sudah pasti. Misalnya hipotesis bahwa tidak ada
kehidupan manusia di Mars.

Lebih digunakan di penelitian sosial
seperti di penelitian akuntansi,
keuangan dan lainnya serta
penelitian sistem informasi.

Hipotesis akan menjadi teori selama hipotesis nol
tidak mampu ditolak. Sekali hipotesis ditolak,
yaitu ternyata ada kehidupan di Mars, maka
hipotesis tidak akan menjadi teori. Oleh sebab itu,
untuk penelitian semacam ini, hipotesis
dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol.

Hipotesis akan menjadi teori jika
banyak penelitian semacam yang
mendukung hipotesis alternatifnya
dibandingkan dengan yang tidak
mendukungnya.

ARAH DARI HIPOTESIS
• Di dalam penulisan hipotesis kausal, arah (direction) dari hubungan variabelvariabel perlu ditegaskan. Misalnya adalah hipotesis yang menunjukkan
hubungan positif variabel kegunaan (usefulness) teknologi pada niat (intention)
menggunakannya.
• Kajian literatur tentang penelitian-penelitian sebelumnya perlu dilakukan. Jika
hasilnya memberikan hasil yang konsisten berarah (dapat positif atau negatif)
maka hipotesis kausal harus ditulis berarah seperti itu. Jika hasilnya banyak
yang tidak signifikan atau arahnya bertentangan, maka hipotesis kausal dapat
ditulis tanpa arah.
RANCANGAN PENELITIAN
SAMPEL YANG BAIK
• Merancang penelitian berarti merancang sampel untuk menentukan data yang
akan digunakan dan merancang model empiris untuk menguji hipotesishipotesisnya secara statistik.
• Sampel yang baik merupakan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak
akurat dan tidak tepat akan memberikan kesimpulan penelitian yang tidak
diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan salah yang menyesatkan.
Sampel yang akurat (accurate) adalah sampel yang tidak bias, yang dapat dilakukan
dengan cara :
a. Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat
Misalnya suatu penelitian akan menguji penerimaan teknologi oleh manajemen.
Sampel yang digunakan adalah mahasiswa-mahasiswa S1 yang dianggap
sebagai proksi dari manajemen. Proksi ini kurang tepat, karena mahasiswa S1

belum mempunyai pengalaman praktek sebagai seorang manajer. Mahasiswa
S2 mungkin dapat digunakan sebagai sampel yang lebih tepat.
b. Menghindari bias di seleksi sampel
Bias pemeilihan sampel (sample selection bias) adalah memilih sampel dengan
cara yang tidak benar sehingga sampel tidak mewakili populasinya. Pemilihan
sampel yang bias misalnya sampel yang diambil dengan sengaja tidak secara
acak (random).
c. Menghindari bias hanya diperusahaan-perusahaan yang bertahan
Bias bertahan (survivorship bias) merupakan sampel yang berisi dengan
perusahaan-perusahaan yang bertahan yang akan membuat sampel tidak
akurat. Misalnya suatu penelitian yang akan menilai dampak dari penerapan TI
ke kinerja perusahaan. Sampel yang dipilih adalah sampel yang berupa
perusahaan-perusahaan yang sekarang masih hidup. Sampel seperti ini adalah
bias terhadap perusahaan yang bertahan saja. Sampel ini menjadi bias untuk
mendukung hipotesis (bias towards accepting the hypothesis).
SAMPEL YANG TEPAT
• Sampel yang tepat (precise) adalah sampel yang mempunyai presisi (precision)
yang tinggi yang mempunyai kesalahan pengambilan sampel (sampling error)
yang rendah.
• Kesalahan pengambilan sampel adalah seberapa jauh sampel berbeda dari
yang dijelaskan oleh populasinya.
• Presisi diukur dengan standard error of estimate. Presisi dapat ditingkatkan
dengan jumlah sampelnya. Semakin besar jumlah sampelnya, semakin kecil
kesalahan standar estimasinya.

METODE PENGAMBIL SAMPEL
• Metode pengambilan sampel ada dua, yaitu pengambilan sampel berbasis pada
probabilitas (pemilihan secara random) atau pengambilan sampel secara
nonprobabilitas (pemilihan nonrandom).
• Secara probabilitas, metode yang dapat digunakan adalah :
1. Random sederhana (simple random)
2. Random komplek (complex random) : systematic random
sampling; cluster sampling; stratified sampling; double
sampling
• Secara nonprobabilitas, dapat dilakukan metode :
1. Convinience
2. Purposive; terdiri dari judgement dan quota
3. Snowball
RANDOM SEDERHANA
• Pengambilan sampel secara random sederhana (simple random) dilakukan
dengan mengambil secara langsung dari populasinya secara random. Secara
random dipilih dapat didasarkan pada angka random.
RANDOM KOMPLEK
• Systematic Random Sampling
Pengambilan sampel diambil dengan cara membagi populasi sebanyak n bagian
dan mengambil sebuah sampel pada masing-masing bagian dimulai dari bagian
pertama secara random. Misalnya jumlah populasi ada 75 buah dan akan
diambil sampel sebanyak 25 buah. Masing-masing bagian akan terdiri dari 3

buah. Misalkan angka random yang terpilih untuk mengambil sampel pertama
adalah 2, maka sampel berikutnya adalah no 5, 8, 11, … dst
• Cluster Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa
grup bagian yang disebut dengan cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih
secara random dari semua cluster yang ada. Item-item data yang berada di
dalam cluster yang terpilih merupakan sampelnya.
• Stratified Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan populasi menjadi beberapa subpopulasi
atau strata dan kemudian pengambilan sampel random sederhana dapat
dilakukan di dalam masing-masing strata. Strata dapat berupa karakteristik
tertentu.
Misalnya
populasi
sampel
berupa
perusahaan-perusahaan
diklasifikasikan menjadi tiga strata berupa ukuran perusahaan, yaitu strata
perusahaan-perusahaan besar, strata perusahaan-perusahaan menengah dan
strata perusahaan-perusahaan kecil.
• Double Sampling
Double sampling atau sequential sampling atau multiphase sampling
merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar
sampel yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk
mengambil sampel berikutnya. Misalnya data responden dapat dikumpulkan
dari mail survey dan secara random dipilih beberapa untuk diwawancarai lebih
detil sesuai dengan kriteria tertentu.
CONVINIENCE SAMPLING
• Metode pengambilan sampel secara nonrandom dapat berupa convinience
sampling dan purpose sampling.
Pengambilan sampel secara nyaman (convinience sampling) dilakukan dengan
memilih sampel bebas sekehendak penelitinya.
PURPOSIVE SAMPLING
• Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria
yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau
jatah (quota) tertentu.
• Judgment sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu
pertimbangan tertentu. Misal kriterianya adalah perusahaan-perusahaan yang
sudah public. Kriteria lain misalnya adalah perusahaan-perusahaan yang
membangun sendiri sistem teknologi informasinya, bukan mereka yang
membeli atau melakukan outsourcing.
• Quota sampling adalah purposive sampling yang mengambil persentasi
sampelnya sesuai dengan persentase jumlah di populasinya. Quota sampling
berdalih bahwa sampel harus mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh
populasinya. Misalnya populasi terdiri dari 70% perusahaan kecil dan 30%
perusahaan besar maka sampel juga harus mempunyai kriteria sesuai dengan
kriteria tersebut.
SNOWBALL SAMPLING
• Pengambilan sampel secara bola salju (snowball sampling) dilakukan dengan
mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari referensi suatu
jaringan, misalnya lewat newsgroup di internet.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Teknik observasi, wawancara dan studi waktu dan gerak, dilakukan secara
pengamatan langsung di studi kasus dan di lapangan.
2. Teknik eksperimen dan simulasi, dilakukan secara pengamatan langsung untuk
mendapatkan data laboratorium.
3. Teknik survey, dilakukan untuk mendapatkan data opini individu.
4. Teknik delphi, dilakukan untuk mendapatkan data opini grup.
5. Teknik analisis isi (content analysis), dilakukan untuk mendapatkan data arsip
primer.
6. Teknik pengambilan basis data, dilakukan untuk mendapatkan data arsip
sekunder.
7. Teknik model matematik, dilakukan secara analitikal untuk mendapatkan data
logic peneliti.
OBSERVASI
• Observasi
(observation) merupakan
teknik
atau
pendekatan
untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
OBSERVASI PERILAKU DAN NON-PERILAKU
• Observasi perilaku (behavioral observation) terdiri sebagai berikut :
1. Analisis nonverbal (nonverbal analysis)
Dapat dilakukan pada gerakan bukan ucapan, seperti misalnya observasi
terhadap bahasa tubuh seseorang ekspresi wajah dan lain sebagainya.
2. Analisis linguistik (linguistic analysis)
Dilakukan pada analisis bahasa yang digunakan oleh seseorang atau
beberapa orang yang sedang
berinteraksi
• Observasi non-perilaku (nonbehavioral observation) terdiri sebagai berikut :
1. Analisis catatan (record analysis)
Berupa pengumpulan data baik dari catatan data sekarang atau catatan data
historis.
2. Analisis kondisi fisik (physical condition analysis)
Dilakukan pada data kondisi fisik seperti fisik sediaan,kondisi keamanan
pabrik.
3. Analisis proses fisik (physical process analysis)
Dapat berupa observasi pada time and motion dari suatu proses, prosedurprosedur akuntansi dan lain sebagainya.
OBSERVASI SEDERHANA DAN TERSTRUKTUR
• Observasi sedehana merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaanpertanyaan riset. Observasi sedehana ini digunakan di penelitian eksploratori
yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan.
• Observasi terstruktur merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar
yang terstruktur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan data yang akan diobservasi : Untuk observasi terstruktur, data
yang dibutuhkan sudah dapat ditentukan di muka, termasuk variabel-variabel
utama dan variabel-variabel pendukungnya. Variabel-variabel ini perlu
didefinisikan terlebih dahulu baik definisi naratif (narative definition), yaitu
definisi dalam bentuk kalimat untuk menjelaskan makna dan artinya, maupun
definisi operasionalnya (operational definition), yaitu definisi berupa cara
mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan.
2. Membuat rencana pengumpulan datanya : Rencana observasi biasanya melupiti
pertanyaan-pertanyaan terinci tentang siapa, apa, kapan, bagaimana dan
dimana akan diobservasi.

3.
4.
BIAS


Memilih dan melatih pengamat
Mencatat dan merekam hasil yang diobservasi
DI OBSERVASI
Reactivity response adalah respon subyek yang berubah akibat kehadiran
pengamat.
• Unobstructive measure merupakan observasi tidak langsung yang kreatif,
misalnya melalui lacak fisik yaitu dengan melihat keusangan benda sebagai
akibat digunakan.
KEBAIKAN DAN KELEMAHAN OBSERVASI
• Kebaikan :
1. Untuk data yang berupa catatan dan prosedur-prosedur mekanik, observasi
merupakan cara satu-satunya yang dapat dilakukan.
2. Data dapat diperoleh secara orisinil pada saat terjadi.
3. Observasi menghindari data yang dilupakan atau di saring jika digunakan
cara lain untuk mendapatkan data, misalnya menggunakan cara wawancara.
Pada metode wawancara, kejadian sudah terjadi pada saat wawancara dan
responden mungkin sudah lupa.
4. Data diperoleh langsung dari pengaturan alamiah (natural setting) yang
belum dirubah atau dibuat oleh
peneliti.
5. Observasi tidak menanyakan langsung kepada responden, sehingga tidak
membuat responden tertekan.
• Kelemahan
1. Proses observasi biasanya lama dan mahal.
2. Kadangkala kejadian yang akan diobservasi belum jelas kapan akan
terjadinya dan dapat terjadi setiap
waktu tanpa terduga. Misalnya
mengobservasi badai puting-beliung yang akan terjadi, karena sulit
menentukan kapan badai tersebut akan terjadi.
3. Proses observasi hanya melhat bagian yang tampak saja, tetapi bagian yang
tidak terlihat seperti persepsi
orang tidak dapat diobservasi.
4. Pengamat tidak dapat mengontrol lingkungan terjadi nya sehingga tidak
dapat melakukan eksperimen apa
yang akan terjadi jika kondisi lingkungannya
berbeda.
5. Terbatas pada kejadian yang sedang terjadi pada saat dan tempat tertentu
saja.
TEKNIK EKSPERIMEN
EKSPERIMEN (EXPERIMENT)
• Adalah suatu studi yang melibatkan keterlibatan peneliti memanipulasi
beberapa variabel, mengamati dan mengobservasi efeknya.
• Variabel-variabel yang dimanipulasi atau yang diberi treatment adalah variabelvariabel independen dan variabel yang diamati efeknya adalah variabel
dependen.
EKSPERIMEN DENGAN EKSPERIMEN KUASI
Tabel 6.1. Perbedaan Eksperimen dengan Eksperimen Kuasi
Eksperimen

Eksperimen Kuasi

Dilakukan dengan memanipulasi secara
eksplisit terhadap satu atau lebih variabel
independen

Tidak dilakukan manipulasi secara eksplisit,
tetapi menipu-lasi terhadap variabel
independen sudah terjadi karena oleh suatu

peristiwa yang tidak diintervensi oleh
peneliti
Data eksperimen berupa fakta yang
sedang terjadi di eksperimen

Data berupa fakta yang sudah terjadi
sebelumnya (ex-post facto)

Grup eksperimen dibentuk dari subyeksubyek yang diberi treatment atau
dimanipulasi dan grup kontrol dibentuk
dari subyek-subyek yang tidak diberi
treatment.

Grup eksperimen dibentuk dari subyeksubyek yang sudah mendapat treatment
akibat peristiwa atau kejadian tertentu yang
sudah terjadi dan grup kontrol dibentuk dari
subyek-subyek yang tidak mendapat
treatment peristiwa tersebut.

Metode randomisasi (randomization)
Menggunakan metode pair-matching untuk
digunakan untuk mengurangi bahkan
membentuk grup kontrol.
menghilangkan pengaruh variabel-variabel
ekstrani (extraneous variables)
RANDOMISASI (RANDOMIZATION)
• Adalah pemilihan subyek-subyek penelitian secara random dari populasinya dan
juga memberi secara random subyek-subyek dengan kondisi-kondisi tertentu.
• Dengan cara randomisasi, grup kontrol dapat dibuat atau tidak dibuat.
Randomisasi untuk sampel yang besar, walaupun grup kontrol tidak dibuat,
tetapi dapat diperoleh suatu grup eksperimen yang mirip dengan grup kontrol.
• Grup eksperimen (treatment group) adalah sebuah grup atau sampel yang
berisi item-item data hasil suatu treatment. Sedang grup kontrol (control group)
adalah sebuah grup atau sampel yang berisi item-item data yang bukan hasil
dari treatment. Dengan demikian jika kedua sampel dipilih secara acak atau
random, maka item-item data di kedua sampel tersebut diharapkan mempunyai
karakteristik yang sama termasuk pengaruh dari variabel ekstrani dan yang
membedakanadalah hanya karena treatmentnya saja.
PADANAN-SEPASANG (PAIR-MATCHING)
• Adalah masing-masing item di sampel kontrol dipadankan dengan item di
sampel eksperimen dengan karakteristik yang sama (atau mendekati sama jika
tidak mungkin sama persis) dengan yang berbeda hanya kategorinya.
• Karakteristik yang sama ini misalnya harus di industri yang sama, ukuran
perusahaan yang sama (atau mendekati sama), umur perusahaan yang sama,
resiko yang sama (atau hampir sama) dan lain sebagainya.
• Dengan cara randomisasi, grup kontrol dapat dibuat atau tidak dibuat. Jika grup
kontrol dibuat akan lebih baik karena hasil dari grup kontrol dapat dibandingkan
dengan hasil di grup eksperimen. Untuk cara padanan-sepasang, grup kontrol
harus dibuat karena item-item di grup kontrol merupakan padanan sepasang
dari item-item di grup ekaperimen.
VALIDITAS INTERNAL (INTERNAL VALIDITY)
• Adalah pengukur seberapa benar atau valid kausalitas yang terjadi, yaitu
seberapa benar variasi di variabel dependen diakibatkan oleh variasi dari
variabel-variabel independennya.
• Desain penelitian yang baik harus mempunyai validitas internal yang kuat.
ANCAMAN TERHADAP VALIDITAS INTERNAL
• Histori (history)
• Maturasi (maturation)

• Pengujian (testing)
• Instrumentasi (instrumentation)
• Seleksi (selection)
• Regresi (regression)
• Mortaliti Eksperimen (experiment mortality)
HISTORI
• Adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi antara periode sebelum tes dengan
sesudah tes yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
• Misalnya, eksperimen dilakukan untuk melihat efek dari obat peninggi badan.
Tes untuk mengetahui tinggi badan awal dilakukan terlebih dahulu sebelum
eksperimen dimulai disebut pretest, hasilnya P1. Subyek kemudian diberi
treatment (X) berupa pemberian obat peninggi badan. Setelah satu bulan,
subyek diukur kembali tinggi badannya P2, disebut posttest. Efek dari obat
adalah P2-P1.
• Pertanyaannya adalah apakah selama periode antara pretest dengan posttest
tidak terjadi peristiwa lain yang disebut dengan histori yang dapat
mempengaruhi P2. Misalnya : subyek memakan makanan yang sangat bergizi,
subyek melakukan olahraga renang, sehingga pertambahan tinggi badan
diragukan akibat obat peninggi badan.

MATURASI
• Adalah efek waktu yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Karena waktu
yang berlalu, maka subyek dapat berubah.
• Untuk contoh obat peninggi badan, dengan berlalunya waktu, tinggi badan
subyek dapat meningkat tidak hanya karena obat tinggi badannya tetapi juga
secara alamiah karena waktu.
PENGUJIAN
• Efek dari sebuah testing atau manipulasi dapat mempengaruhi hasil dari
pengujian berikutnya karena adanya proses pembelajaran. Subyek akan lebih
memahami dengan belajar dari pengujian sebelumnya dan akan berpengaruh
pada hasil pengujian berikutnya.
INSTRUMENTASI
• Adalah efek dari penggantian instrumen pengukur atau pengamat di
eksperimen yang dapat memberikan hasil penelitian yang berbeda.
• Pergantian pengamat (observer) dapat mengganggu hasil penelitian, karena
pengamat yang berbeda dapat memberikan hasil pengamatan yang berbeda
yang tidak konsisten.
• Sebaliknya, pengamat yang tidak pernah diganti juga dapat mengganggu hasil
penelitian karena pengamat tersebut dapat bosan, lelah dan penurunan mental
lainnya.
SELEKSI
• Terjadi jika subyek yang dipilih mempunyai karakteristik yang berbeda di
sampel eksperimen dengan yang ada di sampel kontrol.
• Untuk memenuhi validitas internal, sampel eksperimen dan sampel kontrol
harus mempunyai karakteristik yang ekuivalen dan yang berbeda hanya
kategori atau treatmentnya saja.
• Randomisasi dan pair-matching dapat mengatasi seleksi ini.
REGRESI

Ancaman validitas internal dapat terjadi jika subyek di sampel-sampel dipilih
berdasarkan nilai-nilai ekstrim mereka.
• Validitas internal akan terancam karena nilai-nilai subyek yang kecil akan
cenderung bergeser naik menjadi nilai yang membesar dan sebaliknya subyek
dengan nilai yang besar akan cenderung bergeser ke nilai yang kecil.
MORTALITI EKSPERIMEN
• Terjadi jika komposisi dari subyek di sampel eksperimen yang diteliti berubah
selama pengujian.
• Akibat dari ini adalah anggota sampel dapat keluar dari grup. Efek ini biasanya
hanya terjadi di sampel atau grup eksperimen yang diberi manipulasi tetapi
tidak terjadi di grup kontrol yang tidak mendapat treatment.
DESAIN EKSPERIMEN
• Desain eksperimen menunjukkan bentuk eksperimen yang akan dilakukan.
Tujuan dari desain eksperimen adalah untuk mendapatkan bentuk eksperimen
yang diinginkan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada sehingga
didapatkan bentuk eksperimen yang tepat untuk mengontrol kontaminasi yang
terjadi di hubungan kausal antara varibel-variabel independen terhadap varibel
dependen.
• Contoh : one-shot case study, pretest-posttest control group dan randomized
block design.
ONE-SHOT CASE STUDY


Pemberian treatment variabel
independen (X)



Pengukuran variabel dependen (Y)

T



P

PRESTEST-POSTTEST CONTROL GROUP
Grup

Randomisa
si

Pengukuran
sebelum
treatment

Treatm
ent

R

P1

Kontrol

R

P3

 Pemberian treatment 
di variabel
independen (X)


T

Pengukuran di
variabel dependen
(Y)



P2



P4

RANDOMIZED BLOCK DESIGN

R

P1L

Laki-Laki

Perempuan

 Pemberian  Pengukur Pengukur  Pemberia
treatment
an di
an
n
di variabel
variabel sebelum
treatment
independen
dependen treatment
di
(XL)
(YL)
variabel
independ
en (XP)







T1L



P2L

P1P



T1P

Pengukuran
di variabel
dependen (YP)

Kecil

Faktor Blokan-Jender

Pengukuran
sebelum
Randomisasi

Grup
berdasa
rkan
Faktor
Aktifbea
siswa

P2P

Sedang

R

P3L



T2L



P4L

P3P



T2P



P4P

Besar

R

P5L



T3L



P4L

P5P



T3P



P4P

TEKNIK WAWANCARA
PENDEKATAN KOMUNIKASI
• Pendekatan Komunikasi (Communication Approach) adalah pendekatan yang
berhubungan langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi
untuk mendapatkan datanya.
• Pendekatan Komunikasi baik digunakan untuk mengumpulkan data sikap,
motivasi, opini, ekspektasi atau niat dari respondennya
WAWANCARA
• Wawancara (Interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data
dari responden.
• Wawancara dapat berupa Wawancara Personal (Personal Interview), Wawancara
Intersep (Intercept Interview) dan Wawancara Telepon (Telephone Interview).
WAWANCARA PERSONAL
• Wawancara Personal adalah wawancara dengan melakukan tatap muka
langsung dengan responden
• Beberapa faktor sukses dalam wawancara personal adalah sebagai berikut :
1. Responden yang dipilih harus mempunyai informasi yang diinginkan.
2. Responden harus mau bekerjasama dengan baik sehingga mau memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh pewawancara.
KESALAHAN RESPONDEN (RESPONDEN ERROR)
1. Pewawancara gagal membuat responden bekerjasama dengan baik yang
akibatnya responden memberikan jawaban yang bias.
2. Pewawancara gagal melakukan wawancara dengan prosedur yang benar dan
konsisten.
3. Pewawancara gagal menciptakan lingkungan wawancara yang menyenangkan.
4. Pewawancara gagal menangkap jawaban yang tidak jujur dari responden.
5. Pewawancara gagal mempengaruhi perilaku responden dengan tidak tepat.
6. Pewawancara gagal mencatat jawaban dengan lengkap dan akurat.
7. Bias karena kehadiran fisik. Kehadiran pewawancara dapat membuat cemas
responden.
8. Bias akibat responden tidak mempunyai pengetahuan yang akan
diwawancarainya.
9. Bias karena pertanyaan menyangkut daerah pribadi responden seperti umur,
masalah-masalah pribadi, kekayaan dan lain sebagainya.
WAWANCARA INTERSEP
• Wawancara intersep adalah wawancara dengan responden-responden dipilih di
lokasi-lokasi umum, misalnya dilakukan di Mall.
PROBING
• Probing adalah teknik untuk menstimulasi responden menjawab lebih banyak
dan lebih relevan
BEBERAPA CARA PROBING
1. Pewawancara (Interviewer) memberikan kesan mengerti dan mendengarkan.
2. Memberi waktu responden untuk berbicara lagi setelah responden mengakhiri
kalimatnya.
3. Mengulangi pertanyaan jika responden ragu-ragu atau tidak mengerti dengan
pertanyaannya.

4. Mengulang jawaban responden.
5. Memberi pertanyaan netral seperti “Apa yang Anda maksud?”, “terus
bagaimana?”.
6. Memberikan pertanyaan klarifikasi jika jawaban melenceng atau tidak jelas.
7. Meyakinkan bahwa topik wawancara penting.
8. Membuat situasi wawancara menyenangkan.
9. Meyakinkan bahwa responden adalah orang yang suka membantu.
10.Menghindari mempermalukan responden.
11.Menghindari isi wawancara yang tidak disukai responden.
12.Menghindari rasa takut responden untuk berpartisipasi.
KEBAIKAN-KEBAIKAN WAWANCARA
1. Kerjasama yang baik dari responden dapat dilakukan.
2. Pewawancara dapat melakukan probing untuk mengurangi jawaban bias.
3. Bantuan visual khusus atau alat penilai lainnya dapat dilakukan.
4. Responden yang tidak mempunyai pengetahuan dapat diidentifikasi.
5. Pewawancara dapat menyaring responden sesuai dengan yang dibutuhkan.
KELEMAHAN-KELEMAHAN WAWANCARA
1. Biaya mahal jika responden tidak dapat mudah diakses.
2. Membutuhkan pewawancara yang terlatih.
3. Waktu pengumpulan data lama.
4. Beberapa responden tidak mau berbicara dengan orang yang tidak dikenal di
rumahnya.
5. Beberapa area pemukiman sulit untuk dijangkau.
6. Responden dapat diatur atau dilatih oleh pewawancara untuk menjawab sesuai
kehendak pewawancara.
WAWANCARA TELEPON
• Wawancara telepon adalah wawancara yang dilakukan lewat telepon.
• Wawancara lewat telepon mulai banyak dilakukan terutama jika respondennya
cukup banyak dan menyebar, dan tidak dapat didatangi satu persatu.
• Wawancara lewat telepon juga dapat diprogramkan lewat komputer. Sistem ini
disebut CATI (Computer Administered Telephone Interview) yaitu komputer akan
menelepon nomor telepon yang sudah diprogramkan, menanyakan pertanyaan
dan responden menjawab dengan penekanan tombol-tombol di telepon, dan
jawaban dapat langsung disimpan oleh komputer.
KEBAIKAN WAWANCARA TELEPON
1. Biaya lebih murah dibandingkan dengan wawancara personal.
2. Letak geografi responden dapat lebih luas dan menyebar tanpa peningkatan
biaya yang tinggi.
3. Hanya membutuhkan sedikit atau tidak membutuhkan pewawancara sama
sekali.
4. Mengurangi bias dari pewawancara.
5. Waktu penyelesaian yang cepat.
6. Akses yang lebih baik ke responden karena dapat di telepon berkali-kali jika
belum tersambung.
7. Dapat digunakan komputer untuk menelepon dengan nomor telepon yang acak.
8. Dapat menggunakan CATI sehingga data dapat langsung direkam di komputer.
KELEMAHAN WAWANCARA TELEPON
1. Tingkat respon lebih rendah dibandingkan dengan wawancara personil.
2. Biaya pulsa telepon mahal jika area menyebar secara geografik.

3. Banyak nomor telepon yang tidak tercatat.
4. Respon dapat tidak selesai jika sambungan telepon terputus di tengah.
5. Ilustrasi tidak dapat digunakan sewaktu wawancara.
TEKNIK SURVEI
• Survei (survey) atau lengkapnya self-administered survey adalah metode
pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden individu.
• Survei dapat dikelompokkan ke dalam mail survey, computer-delivered survey
dan intercept studies.
• Survei pos (mail survey) merupakan survei yang pertanyaan-pertanyaannya
dikirimkan kepada responden lewat pos atau fax atau cara pengiriman lainnya.
• Survei dikirimkan lewat komputer (computer-delivered survey) menggunakan
komputer, misalnya intranet, dan internet, untuk mengirimkan pertanyaanpertanyaan.
• Survei intersep (intercept study) adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden yang dilakukan di tempat-tempat umum.
PERMASALAHAN SURVEI
• Permasalahan utama di survei adalah terletak di pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan dan tidak meresponnya responden.
• Permasalahan yang timbul di pertanyaan survei umumnya adalah jumlah
pertanyaan yang terlalu banyak yang membuat responden enggan untuk
menjawabnya dan ketidak-jelasan pertanyaan yang membuat responden tidak
mengerti atau tidak yakin menjawabnya.
• Akibatnya adalah responden tidak mengembalikan survei atau tidak
meresponnya. Bias ini disebut dengan bias tidak merespon (nonresponse bias).
Survei yang dikirimkan lewat pos yang mendapatkan tingkat respon sebesar
30% sudah dianggap baik.
CARA MENGATASI
1. Pemberitahuan awal
Pembertahuan awal merupakan pemberitahuan terlebih dahulu kepada
responden, biasanya lewat telepon atau e-mail, sebelum pertanyaanpertanyaan dikirimkan. Pemberitahuan ini akan mengingatkan responden
tentang adanya survei.
2. Isi dari survei
Isi dari survei dapat meningkatkan kualitas survei sekaligus meningkatkan
tingkat respon dalam mengirimkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Panjang pertanyaan-pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang terlalu panjang membuat responden enggan untuk
menjawabnya. Panjang pertanyaan yang melebihi 10 menit untuk menjawabnya
dianggap terlalu panjang.
b. Sponsor survei
Survei yang disponsori oleh institusi cenderung lebih direspon dibandingkan
dengan survei individual tanpa sponsor.
c. Amplop kembalian
Amplop kembalian yang sudah dituliskan alamat balasannya dan sudah dilekati
dengan perangko balasan akan membuat responden mudah mengirimkan balik
jawaban-jawabannya.
d. Cara mengirim

Mengirim dengan menggunakan jasa ekspedisi atau diantarkan sendiri secara
pribadi (drop-off delivery) jika dimungkinkan akan membuat responden
dihargai, sehingga akan meningkatkan tingkat respon.
e. Personalisasi
Personalisasi dapat dilakukan dengan menandatangani satu-persatu secara
pribadi tidak menggunakan cap secara massal akan membuat responden
dihargai.
f. Surat pengantar
Surat pengantar yang diberikan bersama-sama dengan pertanyaan-pertanyaan
akan membuat responden merasa dihargai juga.
g. Tanpa nama
Pengembalian survei yang tanpa nama responden untuk mencegah identitas
akan meningkatkan tingkat respon.
h. Insentif uang
Pemberian uang insentif yang dikirimkan bersama-sama dengan survei atau
dikirimkan setelah responden merespon akan meningkatkan tingkat respon.
i. Tanggal jatuh tempo
Menyebutkan tanggal terakhir survei harus direspon mungkin tidak
meningkatkan tingkat respon tetapi mempercepat respon.
3. Tindak lanjut
Tindak lanjut (follow-ups) adalah pengiriman kembali pertanyaan atau sekedar
mengingatkan kepada responden setelah beberapa waktu responden telah
menerima pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tetapi belum membalasnya.
Tindak lanjut ini baik untuk meningkatkan tingkat respon.
SURVEI DIKIRIMKAN LEWAT KOMPUTER
• Survei dikirimkan lewat konputer (computer-delivered survei), misalnya
menggunakan internet untuk menyebarkan pertanyaan-pertanyaan survei mulai
banyak digunakan. Biasanya pertanyaan-pertanyaan survei ini disebarkan ke
grup-grup diskusi yang relevan dengan survei yang dilakukan. Penyebaran ini
dapat dilakukan lewat e-mail atau dapat lewat situs jaringan (website).
• Alasan utama menggunakan komputer untuk melakukan survei adalah biayanya
yang murah karena menghemat biaya pengiriman lewat pos atau lewat
ekspedisi. Alasan lainnya adalah dapat menjangkau subyek yang lebih luas,
pertanyaan-pertanyaan dapat dikirimkan dengan cepat dan hasilnya juga dapat
diterima dengan cepat.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA ARSIP
• Pengumpulan data arsip (archival) dapat berupadata primer atau data sekunder.
Untuk mendapatkan data primer, teknik pengumpulan data yang dapat
digunakan adalah teknik pengumpulan data analisis isi (content analysis). Untuk
mendapatkan data sekunder, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan
adalah teknik pengumpulan data di basis data.
PERANCANGAN KUESTIONER
KONSTRUK
• Konstruk (construct) atau variabel laten adalah variabel yang masih belum
dapat diukur.
• Kuestioner diperlukan untuk membentuk konstruk-konstruk.
• Kuestioner biasanya berisi dengan banyak item yang dijadikan sebagai
pertanyaan-pertanyaan kuestioner. Kumpulan dari beberapa item pertanyaan
membentuk suatu konstruk.

ELEMEN-ELEMEN KUESTIONER
• Jika masih berupa suatu konstruk yang belum dapat diukur secara langsung,
maka konstruk ini harus didefinisikan secara naratif terlebih dahulu. Definisi
naratif dari konstruk disebut konsep (concept).
• Untuk dapat didefinisikan secara operasional, maka konstruk ini harus diuraikan
sedemikian rupa menjadi dimensi-dimensi dan elemen-elemen data yang dapat
diukur.
• Pengukuran (measurement) adalah pemberian nilai properti dari suatu obyek.
Obyek dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan lainnya.
• Properti (property) adalah karakteristik dari obyek. Properti dapat berupa
properti fisik, psikologi dan sosial.
• Properti fisik misalnya tinggi badan, warna rambut, umur dan lainnya (manusia);
ukuran perusahaan, lokasi dan lainnya (perusahaan).
• Properti psikologis misalnya adalah sikap manusia, kepintaran, motivasi dan
lainnya.
• Properti sosial misalnya adalah status sosial, persepsi masyarakat dan lainnya.
• Pengukuran properti psikologi dan sosial lebih sulit diukur karena tidak mudah
diobservasi disebabkan properti tersebut masih bersifat konstruk dan abstrak.
Misalnya adalah pengukuran konstruk belajar (learning). Teknik yang dapat
digunakan untuk mengukurnya adalah memecah konstruk ini kedalam beberapa
karakteristik perilaku yang dapat diobservasi.









Dimensi (dimension) dari sutu
konstruk adalah bagian-bagian
dari properti yang menunjukkan
karakteristik-karakteristik utama
dari properti konstruk tersebut.
Dimensi masih belum dapat
diukur, sehingga perlu dipecah
kembali menjadi elemen-elemen.
Elemen-elemen
(elements)
merupakan perilaku yang dapat
diobservasi dan diukur dari suatu
konstruk atau dimensi.
Contoh : Konstruk belajar ;
Sekaran (2003)

Dimensi memahami (understanding) dapat diukur dengan elemen-elemen :
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar; dapat memberikan
contoh-contoh yang tepat.
• Dimensi retensi (retention) dapat diukur dengan elemen : dapat memanggil
materi dari otak setelah beberapa waktu lamanya.
• Dimensi aplikasi (application) dapat diukur dengan elemen-elemen : mampu
memecahkan masalah dengan menerapkan konsep-konsep yang dipahami;
mampu mengintegrasikan dengan semua materi-materi lainnya yang relevan.
SKALA PENGUKURAN Tabel 9.1. Karakteristik-Karakteristik Skala


Skala

Karakteristik

Contoh

Nominal

-Klasifikasi

Gender berklasifikasi laki-laki atau
perempuan

Ordin