Indeks kesamaan Sorensen Southwood, 1980:
IS =
2×c a+b
× 100 Keterangan:
IS = Indeks Sorensen
a = Jumlah jenis di lokasi a
b = Jumlah jenis di lokasi b
c = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di lokasi a dan b
Indeks dominasi adalah digunakan untuk mengetahui spesies penggerek batang padi yang dominan menyerang tanaman padi di Kabupaten Tabanan.
Penghitungan dominasi penggerek batang padi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Odum, 1998:
D = [ niN ]
2
dengan : D
= Indeks Dominasi ni
= Jumlah individu pada jenis ke-i N
= Jumlah seluruh individu
3.3.2 Kelimpahan Serangan Penggerek Batang Padi
Pengambilan sampel untuk menentukan kelimpahan populasi penggerek batang padi dan parasitoid telurnya dilakukan dengan metode yang sama halnya
dengan keragaman penggerek batang padi yaitu secara
purposive random sampling
pada lahan pertanaman padi di Kota Denpasar pada tanam serentak dan tidak serentak dalam luasan 2 hektar per lokasi.
Menentukan kelimpahan populasi masing-masing spesies penggerek batang padi pada masing-masing cara bertanam adalah dengan menghitung jumlah
individu satu spesies dibagi dengan jumlah total seluruh spesies Michael, 1995 atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :
� � ℎ � =
� � � �
� � � �
ℎ �
× 100 Menentukan persentase serangan penggerek batang padi dilaksanakan
dengan melakukan pengamatan pada lahan milik petani di Kota Denpasar berdasarkan cara bertanam. Pada setiap cara bertanam serentak dan tidak
serentak terdiri dari lima petak secara diagonal dengan luas 25m
2
5 m × 5 m. Pada masing-masing petak pengamatan ditarik garis secara diagonal sehingga
terdapat lima unit sampel, Setiap unit sampel terdiri dari 25 rumpun tanaman padi 1 m x 1 m sebagai petak tetap untuk pengamatan persentase serangan penggerek
batang padi. Pengamatan persentase serangan penggerek batang padi dilakukan setiap minggu dengan cara menghitung jumlah tanaman yang bergejala dan
jumlah tanaman tanaman yang sehat pada petak tetap atau dapat ditulis dengan rumus:
P = × 100
Keterangan: P = Persentase serangan penggerek batang padi a = Jumlah tanaman yang bergejala sundepbeluk
b = Jumlah tanaman yang diamati
3.3.2 Kelimpahan Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi
Pengamatan kelimpahan parasitoid telur penggerek batang padi dilakukan dengan cara mengumpulkan telur-telur penggerek batang padi sebanyak 20
kelompok setiap pengamatan baik di persawahan tanam serentak maupun di persawahan tidak serentak. Pengambilan kelompok telur penggerek batang padi
dilakukan di luar petak pengamatan. Kelompok telur yang terkumpul tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam tabung gelas dan dipelihara, kemudian
setelah menetas diamati spesies dan populasi parasitoidnya. Persentase parasitoid telur penggerek batang padi dihitung dengan cara yang disarankan oleh Nishida
dan Torri 1970. Identifikasi dan perkembangan parasitoid dilakukan di Laboratorium Sumber Daya Genetik Universitas Udayana. Dalam penelitian ini
parasitoid dihitung dalam persen terhadap jumlah telur-telur semula atas dasar banyaknya larva penggerek batang padi dan parasitoid yang menetas. Oleh
karena seekor
Tetrastichus
sp. dapat menghabiskan rata-rata tiga telur penggerek batang padi dan dua ekor
Trichogramma
sp. menetas dari satu telur penggerek batang padi, maka persentase parasitoid dapat dihitung sebagai berikut :
3a ______________________ x 100
3a + 12 b + c + d untuk menghitung a
dimana : a :
Tetrastichus
sp. b :
Trichogramma
sp. c :
Telenomus
sp. d : larva penggerek batang padi Rumus tersebut merupakan contoh apabila dari satu kelompok telur penggerek
batang padi menetas tiga spesies parasitoid dan larva penggerek batang padi
3.4 Analisis Data