Faktor Abiotik Faktor Biotik

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Populasi Penggerek Batang Padi

Di alam populasi suatu spesies serangga hama di pengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan atas faktor abiotik dan biotik.

2.3.1 Faktor Abiotik

Iklim merupakan faktor abiotik yang sangat mempunyai peran penting dalam mengatur distribusi dan siklus hidup serangga. Serangga merupakan makhluk berdarah dingin yang pertumbuhannya secara langsung berada di bawah kendali suhu. Karena mereka memiliki perbandingan luas permukaan tubuh dengan volume yang besar serangga sangat rentan terhadap pengeringan dikarenakan kelembaban. Bagi serangga, cahaya mempengaruhi ritme hidup harian dan juga merupakan jam musim yang mengatur siklus hidupnya. Angin berperan penting sebagai agen pembawa imigran tahunan. Kecepatan angin yang tinggi, terutama di atas 8 kmjam mengganggu aktivitas terbang ngengat Dale 1994. Suhu minimum untuk perkembangan larva penggerek adalah 16 C, apabila suhu 12 C larva instar kedua dan ketiga tidak dapat berubah bentuk dan akhirnya akan mati. Kecepatan perkembangan larva berkorelasi positif dengan suhu antara 17 C – 35 C Pathak, 1968. Gomez Clemente 1940 dalam Raka 1987 menyatakan bahwa pada suhu 26 C larva penggerek dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Khan et al . 1991 siklus hidup larva instar IV penggerek batang padi pada suhu tinggi 29-35 C dapat dengan cepat berubah menjadi larva stadia lima pada kondisi lingkungan dan makanan yang cukup. Laju perkembangan pupa Chilo suppressalis meningkat secara linear dari kisaran suhu 15-30 C, tetapi akan menurun jika suhu melebihi 35 C. Pada kondisi tersebut pupa akan mengalami kematian atau menghasilkan ngengat yang bentuk fisiknya berubah. Dale 1994 menyebutkan panjang stadium pupa adalah 6-10 hari, suhu minimum untuk perkembangan pupa adalah 15-16 o C.

2.3.2 Faktor Biotik

Meningkatnya populasi penggerek batang padi di suatu daerah disebabkan oleh tersedianya tanaman padi secara terus menerus. Tanaman padi merupakan tanaman inang utama bagi penggerek batang padi Htun, 1976. Menurut Soemartono et al . 1981, bahwa adanya tanaman padi terus menerus sepanjang tahun memberikan peluang bagi hama penggerek batang padi kuning untuk terus menurunkan generasinya. Selanjutnya Manwan 1983 menyatakan bahwa hama ini menjadi lebih dominan di daerah-daerah yang menanam tanaman padi lebih dari satu kali dalam setahun. Di samping makanan yang selalu tersedia kualitas makanan juga dapat mempengaruhi populasi hama penggerek batang padi. Hasil penelitian Soejitno 1978 menyatakan bahwa tanaman padi yang di pupuk dengan pupuk N buatan mempengaruhi pertumbuhan larva penggerek batang padi. Semakin tinggi dosis pupuk N yang diberikan, semakin baik pertumbuhan larva dan kematian larva semakin rendah. Pemupukan N juga dapat berperan ganda, selain perkembangan penggerek batang yang lebih cepat, namun pemupukan N juga dapat membantu pemulihan tanaman setelah terserang penggerek batang padi. Musuh alami merupakan faktor mortalitas penting bagi perkembangan populasi penggerek batang padi di lapangan Sosromarsono, et al ., 1988. Musuh alami penggerek batang padi adalah predator, parasitoid telur dan parasitoid larva. Stadia penggerek batang yang rentan terhadap predator adalah ngengat, larva instar-1, dan telur. Predator spesifik telur penggerek batang adalah belalang Conocephalus longipennis CABI, 2001. Predator pada ngengat adalah laba-laba capung, dan burung. Larva dan pupa terdapat di dalam batang padi dan terhindar dari musuh alami Hendarsih Usyati, 2009. Parasitoid telur paling banyak dikembangkan untuk mengendalikan hama sebelum merusak tanaman. Parasitoid telur penggerek batang padi adalah Trichogramma japonicum Ashmead Hymenoptera : Trichogrammatidae, Telenomus rowani Gahan Hymenoptera : Scelionidae, dan Tetrastichus schoenobii Ferriere Hymenoptera : Eulopidae Soejitno, 1991; Rauf 2000. Parasitasi ketiga parasit tersebut sekitar 37 Untung, 1983. Sedangkan menurut Soehardjan 1976 berkisar antara 23 - 57. Beberapa parasitoid larva dan pupa yang diketahui adalah Apanteles chilonis , Bracon chinensis , Tropobracon schoenobii , dan Temelucha bigutella Soejitno, 1988.

2.4 Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi