Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Analisis Data Keragaman, Kesamaan dan Dominasi Spesies Penggerek Batang Padi

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak bulan April 2015 sampai dengan bulan bulan Agustus 2015 pada pertanaman padi milik petani di Subak Sidakarya Denpasar Selatan dan Subak Buaji, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Subak Sidakarya merupakan persawahan dengan penanaman serentak Kerta masa , sedangkan di Subak Buaji penanaman padi dilakukan tidak serentak Tulak sumur . Identifikasi larva penggerek batang padi dan parasitoid telurnya dilakuakn di Laboratorium Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Sumber Daya Genetik Universitas Udayana.Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana untuk merekam perkembangan parasitoid telur penggerek batang padi.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah altimeter, mikroskop binokuler, botol berukuran diameter 2 cm tinggi 4 cm, ajir dengan ukuran panjang 100 cm, pisau, kaca pembesar, kertas label, dan tabung pengamatan. Tabung pengamatan dibuat menggunakan plastik transparan dengan ketebalan 15 mm yang dipotong dan dilem sehingga berbentuk tabung. Kedua ujung tabung ditutup dengan kapas yang dibalut kain kasa. Bahan yang digunakan adalah tanaman padi, hama penggerek batang padi dan alkohol 90.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survei berdasarkan cara bertanam pola tanam petani yaitu tanam serantak Kertamasa dan tidak serentak Tulaksumur , pada tanaman padi berumur dua minggu setelah tanam sampai sebelas minggu setelah tanam menjelang panen, sehingga dilakukan sepuluh kali pengamatan. Informasi cara bertanam petani dan daerah yang sering terserang hama penggerek batang padi diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kota Denpasar. Kemudian diadakan survei pendahuluan di daerah yang terserang penggerek batang padi tersebut. Dari hasil survei ditetapkan persawahan yang digunakan sebagai lokasi penelitian. Pada masing-masing pola tanam ditentukan lima petak pengamatan dengan luas masing-masing petak 25 m 2 5 m × 5 m. Pada masing-masing petak pengamatan ditarik garis secara diagonal sehingga terdapat lima unit sampel. Setiap unit sampel terdiri dari 25 rumpun tanaman padi 1 m x 1 m sebagai petak tetap untuk pengamatan persentase serangan penggerek batang padi.

3.3.1 Keragaman, Kesamaan dan Dominasi Spesies Penggerek Batang Padi

Pengambilan sampel untuk menentukan keragaman, kesamaan dan dominansi spesies penggerek batang padi dilakukan secara purposive random sampling pada lahan pertanaman padi di Kota Denpasar. Pada cara tanam yang berbeda diambil 100 larva penggerek batang padi. Pengambilan sampel dilakukan setiap minggu mulai dari tanaman padi berumur dua minggu setelah tanam sampai sebelas minggu setelah tanam sepuluh kali pengambilan sampel, dengan melihat gejala serangan pada tanaman padi. Tanaman padi yang bergejala dipotong pangkal batangnya kemudian dibelah, apabila terdapat larva penggerek batang padi, diambil dan dimasukkan ke dalam botol yang berisi alkohol 90, pada botol diberi label lokasi dan tanggal pengambilan sampel. Selanjutnya diidentifikasi di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Dan untuk menentukan jenis penggerek batang padi yang telah dikumpulkan. Identifikasi penggerek batang padi dilakukan dengan menggunakan kunci yang diajukan oleh Hattori dan Siwi 1986. Keragaman jenis penggerek batang padi, dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Wilson and Bossert, 1971 dalam Oka, 2005 : Indek keragaman Shannon-Weiner : H’= - Σ Pi log Pi = - Σ niN log niN Keterangan : H’ = Indek keragaman. Pi = niN jumlah individu jenis ke I dibagi total jumlah individu. ni = Jumlah individu jenis ke i N = Total jumlah individu Nilai indeks: 1,5 : Keragaman Rendah 1,5 – 3,5 : Keragaman Sedang 3,5 : Keragaman Tinggi Indeks kesamaan adalah membandingkan kesamaan spesies penggerek batang padi yang didapatkan pada masing-masing ketinggian tempat. Rumus untuk menghitung indeks kesamaan adalah: Indeks kesamaan Sorensen Southwood, 1980: IS = 2×c a+b × 100 Keterangan: IS = Indeks Sorensen a = Jumlah jenis di lokasi a b = Jumlah jenis di lokasi b c = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di lokasi a dan b Indeks dominasi adalah digunakan untuk mengetahui spesies penggerek batang padi yang dominan menyerang tanaman padi di Kabupaten Tabanan. Penghitungan dominasi penggerek batang padi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Odum, 1998: D = [ niN ] 2 dengan : D = Indeks Dominasi ni = Jumlah individu pada jenis ke-i N = Jumlah seluruh individu

3.3.2 Kelimpahan Serangan Penggerek Batang Padi

Pengambilan sampel untuk menentukan kelimpahan populasi penggerek batang padi dan parasitoid telurnya dilakukan dengan metode yang sama halnya dengan keragaman penggerek batang padi yaitu secara purposive random sampling pada lahan pertanaman padi di Kota Denpasar pada tanam serentak dan tidak serentak dalam luasan 2 hektar per lokasi. Menentukan kelimpahan populasi masing-masing spesies penggerek batang padi pada masing-masing cara bertanam adalah dengan menghitung jumlah individu satu spesies dibagi dengan jumlah total seluruh spesies Michael, 1995 atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut : � � ℎ � = � � � � � � � � ℎ � × 100 Menentukan persentase serangan penggerek batang padi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pada lahan milik petani di Kota Denpasar berdasarkan cara bertanam. Pada setiap cara bertanam serentak dan tidak serentak terdiri dari lima petak secara diagonal dengan luas 25m 2 5 m × 5 m. Pada masing-masing petak pengamatan ditarik garis secara diagonal sehingga terdapat lima unit sampel, Setiap unit sampel terdiri dari 25 rumpun tanaman padi 1 m x 1 m sebagai petak tetap untuk pengamatan persentase serangan penggerek batang padi. Pengamatan persentase serangan penggerek batang padi dilakukan setiap minggu dengan cara menghitung jumlah tanaman yang bergejala dan jumlah tanaman tanaman yang sehat pada petak tetap atau dapat ditulis dengan rumus: P = × 100 Keterangan: P = Persentase serangan penggerek batang padi a = Jumlah tanaman yang bergejala sundepbeluk b = Jumlah tanaman yang diamati

3.3.2 Kelimpahan Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi

Pengamatan kelimpahan parasitoid telur penggerek batang padi dilakukan dengan cara mengumpulkan telur-telur penggerek batang padi sebanyak 20 kelompok setiap pengamatan baik di persawahan tanam serentak maupun di persawahan tidak serentak. Pengambilan kelompok telur penggerek batang padi dilakukan di luar petak pengamatan. Kelompok telur yang terkumpul tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam tabung gelas dan dipelihara, kemudian setelah menetas diamati spesies dan populasi parasitoidnya. Persentase parasitoid telur penggerek batang padi dihitung dengan cara yang disarankan oleh Nishida dan Torri 1970. Identifikasi dan perkembangan parasitoid dilakukan di Laboratorium Sumber Daya Genetik Universitas Udayana. Dalam penelitian ini parasitoid dihitung dalam persen terhadap jumlah telur-telur semula atas dasar banyaknya larva penggerek batang padi dan parasitoid yang menetas. Oleh karena seekor Tetrastichus sp. dapat menghabiskan rata-rata tiga telur penggerek batang padi dan dua ekor Trichogramma sp. menetas dari satu telur penggerek batang padi, maka persentase parasitoid dapat dihitung sebagai berikut : 3a ______________________ x 100 3a + 12 b + c + d untuk menghitung a dimana : a : Tetrastichus sp. b : Trichogramma sp. c : Telenomus sp. d : larva penggerek batang padi Rumus tersebut merupakan contoh apabila dari satu kelompok telur penggerek batang padi menetas tiga spesies parasitoid dan larva penggerek batang padi

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Menentukan hubungan kelimpahan populasi dan tingkat serangan digunakan analisis korelasi. Data hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan grafik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keragaman, Kesamaan dan Dominasi Spesies Penggerek Batang Padi

Keragaman spesies penggerek batang padi merupakan kemerataan dan kekayaan jenis penggerek batang padi yang terdapat dalam suatu komunitas. Keragaman jenis tinggi apabila indeks kemeratan tinggi dan dominasi rendah Odum, 1998. Hasil pengamatan ditemukan empat spesies pengerek batang padi di Kota Denpasar, baik pada tanam serentak maupun tidak serentak. Keempat spesies tersebut adalah S. incertulas , S. inferens , C. suppressalis , dan C. polychrysus . Dari keempat spesies tersebut ada dua spesies dominan yang ditemukan yaitu S. incertulas dan S. inferens. Hasil analisis terhadap indeks keragaman penggerek batang padi tersebut di persawahan tanam serentak dan tidak serentak selama pengamatan menunjukkan nilai yang tergolong rendah yaitu 1,5 Tabel 4.1. Rendahnya nilai indeks keragaman tersebut disebabkan oleh rendahnya jumlah spesies yang ditemukan selama pengamatan pada masing-masing pola tanam di Kota Denpasar, dibandingkan dengan jumlah spesies penggerek batang padi yang ada, terdapat 24 jenis atau spesies penggerek batang padi di seluruh dunia Hattori dan Siwi, 1986, maka dari itu jumlah spesies yang ditemukan di semua lokasi penelitian tergolong sangat rendah. Walaupun demikian ada variasi nilai indeks keragaman di masing-masing ketinggian Tabel 4.1. Adanya variasi nilai indeks tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah masing-masing jenis spesies yang ditemukan di setiap ketinggian tempat. Menurut Magurran 1988, perhitungan indeks keragaman Shannon tidak hanya jumlah individu yang menentukan besarnya nilai indeks, tetapi kekayaan jenis species richness juga sangat menentukan. Nilai indeks keragaman Shannon H’ dipengaruhi oleh kemerataan jenis dalam indeks keragaman Shann on H’ dipengaruhi oleh kemerataan jenis dalam suatu komunitas. Nilai kemerataan jenis akan cenderung rendah apabila komunitas tersebut didominasi oleh satu spesies. Tabel 4.1 Indek Keragaman Spesies Penggerek Batang Padi di Persawahan Tanamam Serentak dan Tidak Serentak Selama Pengamatan No. Lokasi Pengamat an minggu Spesies Rataan Indek keragaman spesies 1. Persawahan Tanam Serentak 1 2 3 4 5 6 7 S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens 78,50 15,50 4,50 1,50 71,00 18,00 8,50 2,50 74,50 17,50 6,00 2,00 75,50 17,50 5,50 1,50 71,50 18,50 8,50 2,50 74,00 20,50 4,50 1,00 69,50 22,00 0,29 Rendah 0,37 Rendah 0,34 Rendah 0,32 Rendah 0,37 Rendah 0,32 Rendah 0,37 Rendah 8 9 10 C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus 6,50 2,00 71,00 18,00 8,50 2,50 62,00 34,00 1,50 0,50 66,50 24,00 7,50 2,00 0,37 Rendah 0,33 Rendah 0,39 Rendah 2. Persawahan Tanam Tidak Serentak 1 2 3 4 5 6 7 S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens 74,00 21,00 4,50 0,50 82,00 12,00 4,50 1,50 83,00 11,50 3,00 2,50 78,00 15,50 4,00 2,00 70,00 21,00 7,00 2,00 75,50 15,00 5,50 4,00 73,50 17,50 0,31 Rendah 027 Rendah 0,26 Rendah 0,31 Rendah 0,37 Rendah 0,34 Rendah 0,35 Rendah 8 9 10 C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus S. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychysus 6,50 2,50 73,00 19,00 7,00 1,00 74,50 14,50 8,50 2,50 71,00 20,50 6,50 2,00 0,34 Rendah 0,35 Rendah 0,36 Rendah Kesamaan jenis adalah terdapatnya jenis individu yang sama antar satu tempat dengan tempat lainnya. Dari hasil pengamatan kesamaan jenis spesies penggerek batang padi yang ditemukan menunjukkan indeks kesamaan yang sangat tinggi, spesies-spesies penggerek batang padi yang ditemukan sama di ke dua pola tanam yang berbeda di Kota Denpasar, yang ditunjukan oleh indek kesamaannya mencapai 100 Tabel 4.2. Kejadian tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah spesies yang ditemukan. Tabel 4.2 Indeks Kesamaan Spesies Penggerek Batang Padi pada Masing-masing Pola Tanam yang Berbeda Selama Pengamatan Lokasi Pola Tanam Pengamatan Minggu ke- I II III IV V VI VII VIII IX X Tanam Serentak 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Tanam Tidak Serentak 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Dominasi adalah tingginya populasi satu spesies dibandingkan dengan spesies lainnya yang terdapat dalam suatu areal. Dari hasil pengamatan dominasi spesies penggerek batang padi di persawahan tanam serentak dan tidak serentak 36enerati sama. Dari empat spesies penggerek batang padi yang ditemukan di Kota Denpasar, S. incertulas merupakan spesies dominan diikuti berturut-turut S. inferens , C. suppressalis , dan C. polychrysus Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Gambar 4.1 Indeks Dominasi Penggerek Batang Padi di Persawahan Serentak Gambar 4.2 Indeks Dominasi Penggerek Batang Padi di Persawahan Tidak Serentak 0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 I II III IV V VI VII VIII ix x In d e ks d o m in a n si Pengamatan ke- T. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychrysus 0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 I II III IV V VI VII VIII ix x In d e ks D o m in a n si Pengamatan ke- T. incertulas S. inferens C. suppressalis C. polychrysus

4.2. Serangan Penggerek Bapatang Padi di Persawahan Tanam Serentak dan Tidak Serentak