Perayaan Upacara Seren Taun

14 Pada sekitar tahun 1974, terjadilah penambahan anggota yang masuk dan bergabung. Ada 11 keluarga yang tadinya beragama Katolik mendaftarkan diri menjadi anggota dari persekutuan jemaat GKP Cirebon di Cigugur 34 . Seiring dengan berjalannya waktu, pertengahan tahun 2004, diangkatlah suatu gagasan mengenai pendewasaan bagi Pos Kebaktian Cigugur menjadi jemaat yang mandiri. Melalui pertemuan di rumah salah satu anggota Majelis GKP Jemaat Cirebon, Bapak Guusye H. Runtukahu yang pada saat itu menjabat sebagai ketua dua Majelis Jemaat GKP Cirebon, dibicarakanlah dengan khusus mengenai rencana pendewasaan Pos Kebaktian Cigugur 35 . Sebelum menjadi jemaat, Pos Kebaktian perlu menempuh proses menjadi Bakal Jemaat. Dalam rangka upaya peningkatan status dari Pos Kebaktian menjadi Bakal Jemaat, maka dibuatlah pembinaan bagi Pos Kebaktian Cigugur. Pembinaan berlangsung selama 4 bulan, dimulai pada bulan Agustus 2004 dan berakhir pada bulan November 2004. Tepatnya pada tanggal 21 November 2004 dalam sebuah kebaktian Minggu yang dipimpin oleh Pdt. Budi T. Kaidun, S.Th, yang pada saat itu menjadi Pendeta di GKP Juntikebon dan sebagai Pendeta Konsulen di GKP Jemaat Cirebon, Pos Kebaktian Cigugur diresmikan menjadi Bakal Jemaat Cigugur 36 . Pada tahun 2007, Pdt. Yayan Heryanto, S.Si ditahbiskan menjadi Pendeta jemaat di GKP Jemaat Cirebon dan ditugaskan melayani di GKP Bakal Jemaat Cigugur. Seiring berjalannya waktu dan dengan perjuangan dari seluruh anggota di Bakal Jemaat Cigugur, akhirnya pada bulan Oktober 2010, Bakal Jemaat Cigugur menjadi jemaat mandiri. Tepatnya pada tanggal 18 Oktober 2010, Bakal Jemaat Cigugur diresmikan menjadi GKP Jemaat Cigugur.

3.3. Perayaan Upacara Seren Taun

Sebelum melakukan Ucapara Seren Taun sebagai puncak dari kegiatan di jemaat Cigugur, masyarakat setempat biasanya melakukan beberapa rangkaian kegiatan, untuk menyambut puncak acara yakni Upacara Seren Taun. Rangkaian kegiatan tersebut 34 Rasimah TEF Manalu, SS., Laporan Masa Vikariat di Cirebon - Yayan Heryanto, S.Si., Laporan Masa Vikariat di GKP Jemaat Cirebon Bakal Jemaat GKP Cigugur 35 Pertemuan tersebut merupakan salah satu usaha realisasi atas ide pendewasaan Pos Kebaktian Cigugur. Y. H. S.Si., Laporan Masa Vikariat di GKP Jemaat Cirebon Bakal Jemaat GKP Cigugur 36 PPTG GKP 2003 Bab. Vi Pasal 30 No.4 - Yayan Heryanto, S.Si., Laporan Masa Vikariat di GKP Jemaat Cirebon Bakal Jemaat GKP Cigugur 15 biasanya dilakukan enam hari lamanya. Misalnya; Wayang Semalam Suntuk, Pasar Rakyat, dan sebagainya. Upacara Seren Taun yang dilakukan oleh masyarakat atau jemaat GKP Cigugur adalah pesta syukuran yang dilakukan oleh para petani setelah setahun hiruk-pikuk bekerja. Hal ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas hidup dan kehidupan yang sudah diterima dalam tahun yang sudah lewat dan menyambut tahun baru dengan luapan kegembiraan dan harapan. Anggapan masyarakat Cigugur adalah bahwa Tuhan Maha Agung telah memberi hidup dan kehidupan lewat apa yang kita makan dan minum, dan lewat udara yang dihirup, dan karenanya patut disyukuri. Ada nilai-nilai simbolis yang di ambil dari angka 22 Rayagung yang merupakan tanggal diadakannya ucapara Seren Taun. Maknanya adalah Rayagung diartikan sebagai bulan akhir yang berarti batas akhir aktifitas setahun yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Sedangkan angka 22 menunjukan arti tertentu. Angka 22 terdiri dari 20 dan 2; Bilangan dua mengandung makna bahwa di dunia ini selalu berpasangan seperti siang-malam, baik buruk, pria wanita dan hal berpasnagan lainnya. Sedangkan angka 20 menunjukan organ- organ yang ada pada tubuh manusia 37 . Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa upacara ini bertujuan untuk menyatukan dan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain. Menurut masyarakat setempat, Ucapara Seren Taun ini tidak dibatasi hanya pada golongan tertentu, tetapi untuk semua golongan yang ada dalam masyarakat Cigugur. Menurut salah satu majelis jemaat GKP Cigugur Upacara Seren Taun adalah ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena masyarakat telah tuntas menyelesaikan setiap tanggung jawab dari awal bulan Muharam 38 sampai pada bulan terakhir yakni Rayagung. Menurut beliau, masyarakat perlu bersyukur karena telah diberikan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk memperoleh hasil panen yang dijadikan sebagai makanan pokok bagi masyarakat setempat 39 . 37 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, SEREN TAUN: Pesona dan Refleksi Rohani Masyarakat Cigugur, PT Rana Genta Nusantara, 2013 19-20. 38 Muharam merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat untuk menyebut awal bulan dalam kalender suku Sunda, yang juga adalah awal tahun atau dalam kalender masehi disebut sebagai awal bulan Januari. Sedangkan Rayagung adalah bulan terakhir dalam kalender suku Sunda yang dalam kalender Masehi berarti bulan Desember 39 Hasil wawancara dengan Ibu C., Selasa 14 Juli 2015, Cigugur 16

3.4. Tanggapan GKP Jemaat Cigugur Terhadap Upacara Seren Taun