commit to user 2
antioksidan  dan  pelindung  terhadap  penyakit  jantung.  Selain  menyehatkan antosianin  juga  berperan  sebagai  pangan  fungsional,  tersediaan  dalam  bentuk
minuman  atau  suplemen.  Pengolahan  sirup  kulit  manggis  menimbulkan  suatu permasalahan  yaitu  bagaimana  proses  pembuatan  sirup  kulit  manggis,
bagaimana  tanggapan  masyarakat  tentang  sirup  kulit  manggis,  berapa kandungan antioksidan pada kulit manggis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembuatan sirup kulit manggis ini adalah 1.  Bagaimana cara proses produksi sirup kulit manggis.
2.  Bagaimana formula sirup kulit manggis yang disukai. 3.  Bagaimana aktifitas antioksidan sirup kulit manggis.
4.  Bagaiman kelayakan ekonomi pada sirup kulit manggis.
C. Tujuan
Tujuan pembuatan sirup kulit manggis ini adalah 1.  Mengetahui proses produksi sirup kulit manggis.
2.  Mengetahui formula sirup kulit manggis yang disukai. 3.  Mengetahui aktifitas antioksidan sirup kulit manggis.
4.  Mengetahui kelayakan ekonomi pada sirup kulit manggis.
commit to user
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sirup
Sirup  adalah  cairan  yang  dihasilkan  dari  pengepresan  daging  buah  dan dilanjutkan  dengan  proses  pemekatan.  Proses  pemekatan  dilakukan  dengan
cara  pendidihan  biasa.  Sirup  tidak  dapat  langsung  diminum,  tetapi  harus diencerkan terlebih dahulu dengan air. Perbandingan menyeduh sirup yaitu satu
banding sirupdengan lima bagian air Margono,dkk., 1989. Pada  pembuatan  sirup  penambahan  bahan  dan  produk  yang  dihasilkan
harus  disesuaikan  dengan  syarat  mutu  sirup.  Syarat  mutu  sirup  menurut    SNI
01-3544-1994 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Syarat mutu sirup menurut SNI 01-3544-1994
No Kriteria Uji
Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Aroma Normal
1.2 Rasa Normal
2. Gula Jumlah dihitung
sebagai sakarosa Min.65
3. Bahan Tambahan Makanan
3.1 Pemanis Buatan Tidak boleh ada
3.2 Pemanis Tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995
3.3 Pengawet Sesuai SNI 01-0222-1995
4.  Cemaran Logam : 4.1 Timah Pb
Mgkg Maks. 10
4.2 Tembaga Cu Mgkg
Maks. 10 4.3 Seng Zn
Mgkg Maks. 25
5.  Cemaran Arsen As Mgkg
Maks. 0,5 6.  Cemaran Mikroba
6.1 Angka Lempeng Total Koloniml  Maks. 10
2
6.2
Coliform
AMPg Maks. 20
6.3
E.Coli
AMPg 3
6.4
Salmonella
Kolini25n  Negatif 6.5
S. Aureus
Koloniml  0 6.6
Vibrio Cholera
Koloniml  Negatif 6.7
Kapang
Koloniml  Maks. 50 6.8
Khamir
Koloniml  Maks. 50 Sumber : SNI 01-3544-1994
commit to user 4
B. Bahan Baku Sirup 1.  Kulit Manggis
Kulit bagian dalam manggis mengandung xanthone yang merupakan senyawa  bioaktif  yang  mempunyai  struktur  cincin  enam  karbon  dengan
kerangka  karbon  lengkap.  Turunan  xanthone  berupa  a-mangostin merupakan  komponen  yang  paling  banyak  terdapat  pada  kulit  manggis.
Kulit  buah  manggis  ternyata  sangat  berguna  untuk  menghambat  proses
penuaan,  mencegah  penyakit  pembuluh  darah,  dan  menjadi  antikanker.
Khasiat  xanton  pada  kulit  manggis  bukan  hanya  antioksidan,  tapi  juga antikanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat
pertumbuhan sel  kanker. Selain itu, ekstrak ini juga bersifat  apoptosis,  dan penghancur  sel  kanker.  Xanton  mampu  merawat  beberapa  jenis  kanker
seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru. Xanton dalam kulit manggis juga ampuh  mengatasi  penyakit  tuberkulosis  TBC,  asma,  leukemia,  serta
sebagai antiinflamasi dan antidiare. Selain antikanker dan antioksidan, juga mujarab  untuk  mengatasi  jantung  koroner  dan  meningkatkan  daya  tahan
tubuh, terutama bagi pengidap HIVAIDS  Berna, 2008 . Ekstrak  kulit  buah  yang  larut  dalam  petroleum  eter  ditemukan  dua
senyawa  alkaloid.  Kulit  kayu,  kulit  buah,  dan  lateks  kering
Garcinia mangostana
mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit  yaitu  alfa-mangostin  dan  mangostin  yang  berhasil  diisolasi.
Mangostin  merupakan  komponen  utama  sedangkan  mangostin  merupakan konstituen minor. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-
di  3-metil-2-butenil  xanton  yang  diberi  nama  a-mangostanin  dari  kulit buah  manggis.  Kulit  buah  manggis  mengandung  2  senyawa  alkaloid,  serta
lateks  kering  manggis  mengandung  sejumlah  pigmen  yang  berasal  dari  2 metabolit, yaitu mangostin dan β-mangostin, jika diekstraksi menghasilkan
warna  merah,  ungu,  dan  coklat.  Pigmen  antosianin  paling  cocok diaplikasikan  sebagai  pewarna  pada  soft  drink,  karena  pada  umumnya  soft
drink bersifat asam. Kastaman, 2007.
commit to user 5
Kandungan  yang  terdapat  pada  kulit  manggis  yaitu  xanthon,  kulit manggis ampuh mengatasi berbagai penyakit karena kulit manggis mujarab
mengatasi  beragam  penyakit  berkat  senyawa
xanthone
.  Senyawa  itu antioksidan  tingkat  tinggi.  Kandungan  antioksidan  kulit  manggis  66,7  kali
wortel  dan  8,3  kali  jeruk.
xanthone
memiliki  gugus  hidroksida  OH  yang efektif  mengikat  radikal  bebas  di  dalam  tubuh.  Radikal  bebas  merusak  sel
tubuh.  oxygen  radical  absorbance  capacity  ORAC  xanthone  mencapai
17.000-20.000.  Trio  mangostin  menpunyai  senyawa  Alfamangostin,
gammamangostin,  dan  garsinon-E  trio  mangostin.  Alfamangostin- antioksidan  kuat  dan  bagian  kelompok  xanthone-meningkatkan  aktivitas
enzim  lipoprotein  lipase  dan  katabolisme
Very  Low  Density  Lipoprotein
VLDL. Itu lipoprotein berdensitas sangat rendah. Berkat enzim lipoprotein lipase,  VLDL  yang  kaya  trigliserida  itu  terhidrolisis  menjadi  asam  lemak
dan  gliserol.  Hasil  samping  penguraian  berupa  kolesterol,  fosfolipid,  dan apoprotein  yang  akan  dipindahkan  ke  HDL.  Akibatnya  kadar  kolesterol
total,  trigliserida,  dan  LDL  turun;  kadar  HDL  atau  kolesterol  baik meningkat Raffi, 2005.
2.  Gula Pasir
Menurut Bukle 1987 gula ditambahkan pada jenis minuman untuk melengkapi  karbohidrat  yang  ada  untuk  pengawet  dan  untuk  memberikan
rasa  yang  lebih  manis.  Tapi  gula  lebih  banyak  dipakai  untuk  pembuatan minuman  dan  sirup  di  mana  selain  rasa  manis  gula  juga  mempengaruhi
tekstur. Jadi jumlah gula yang tinggi membuat rasa manis yang terlalu tinggi pada  minuman  tersebut,  dan  pada  sirup  juga  bersifat  kental.  Gula  juga
berperan  dalam  pembentukan  warna  pada  sirup.  Gula  yang  umumnya digunakan  untuk  membuat  sirup  dan  minuman  adalah  gula  tebu  atau  gula
pasir.  Fungsi  dari  gula  adalah  memberi  rasa  manis  pada  makanan  atau minuman Mudjayanto, 2004.
Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produk makanan.  Apabila  gula  ditambahkan  kedalam  bahan  pangan  dalam
konsentrasi  yang  tinggi  sebagian  dari  air  yang  ada  tidak  tersedia  untuk
commit to user 6
pertumbuhan  mikroorganisme  dan  aktifitas  air  Aw  dari  bahan  pangan berkurang.  Daya  larut  yang  tinggi  dari  gula  mengurangi  kemampuan
keseimbangan relatif dan mengikat air, itulah sifat yang menyebabkan gula dipakai  dalam  pengawetan  bahan  pangan.  Selain  kegunaan  tersebut  gula
juga berfungsi sebagai penambah cita rasa dan pemanis, sumber kalori dan
dapat memperbaiki tekstur makanan Purnomo dan Adiono, 1987. 3.  Asam Sitrat
Asam  sitrat  dan  jeruk  nipis  banyak  digunakan  sebagai  bahan tambahan  makanan.  Berdasarkan  literatur  yang  didapatkan  senyawa  kimia
yang  bersifat  asam  ditambahkan  pada  proses  pengolahan  makanan  dengan beberapa tahap yaitu :
a. Sifat asam dari senyawa dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga
dapat bertindak sebagai pengawet. b.
Pada  pH  rendah  merupakan
buffer
yang  dihasilkannya  sehingga mempermudah proses pengolahannya.
c.
Asam bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah ketengikan dan
browning
pada  bahan  tambahan  makanana  yang  mengandung karbohidrat, protein, minyak atau lemak.
d.
Dapat menurunkan pH larutan sehingga dapat mengintensifkan rasa-rasa lain, disebabkan pengaruh ion dari asam.
Asam  sitrat    asam  2 –  hidroksi  1,  2,  3  –  propanatrikarboksilat
merupakan  asam  dengan  molekul  polifunfsional  yaitu  satu  gugus  hidroksil dan tiga gugus karboksilat Rukmana, 2003.
Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang berbentuk  kristal  atau  serbuk.  Pemecahan  karbohidrat  dengan  cara
fermentasi  dapat  menghasilkan  berbagai  macam  senyawa  organik diantaranya  adalah  asam  sitrat.  Dengan  enzim  amylase,  glukoamilase,  atau
amiloglukosidase, senyawa karbohidrat  akan dipecah menjadi  glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat
melalui  siklus  Krebs  atau  siklus  TCA  akan  diubah  menjadi  menjadi  asam sitrat.  Kapang  mold
Aspergillus  Niger
adalah  kapang  yang  dapat
commit to user 7
menghasilkan enzim yang dapat mengubah karbohidrat menjadi asam sitrat. Penggunaan  asam  sitrat  untuk  industri  misalnya  makanan,  minuman,  dan
farmasi Purnomo, 1987.
4. Air
Air  merupakan  komponen  bahan  pangan  yang  mempengaruhi  sifat fisik, kimia dan biologis bahan pangan. Pada perubahan fisik bahan pangan,
maka  perubahan  air  akan  mempengaruhi  tekstur,  air  juga  dapat mempengaruhi  penampakan  serta  cita  rasa.  Air  memang  bukan  merupakan
sumber  nutrien,  namun  sangat  esensial  dalam  kelangsungan  proses biokimiawi  organisme  hidup.  Bahkan  dalam  makanan  kering  dan  basah
sekalipun,  peranan  air  sangat  penting.  Pada  proses  mikroorganisme,  untuk pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Pada proses kimiawi dalam bahan
pangan,  air  sangat  penting  sebagai  pelarut  zat-zat  kimia  Widyani,dkk, 2008.
Penggunaan air untuk mengolah bahan makanan dan minuman harus memenuhi  persyaratan  tidak  berwarna,  tidak  berbau,  jernih,  tidak
mempunyai  rasa.  Air merupakan  komponen  penting  dalam  bahan
makanan  karena  air  dapat  mempengaruhi  penampakan,  tekstur,  tingkat kerenyahan produk akhir serta  cita rasa makanan. Reaksi  pembentukan  gel
memerlukan air sebagi penentu tingkat keberhasilan produk yang diinginkan Syarif,dkk,2008.
C. Pengolahan Sirup