Analisis Produk 1. Analisis Sensori Deskripsi Produk

commit to user 14

C. Analisis Produk 1. Analisis Sensori

Dalam uji sirup kulit manggis ini menggunakan uji kesukaan dengan metode scoring dan rangking. Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukaakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis yang belum terlatih. Panelis dalam uji kesukaan ini berjumlah 30 panelis. Dalam pengujian scoring panelis diminta untuk memilih sampel sirup kulit manggis berdasarkan yang paling disukai, suka, agak suka, kurang suka, dan tidak suka. Dalam pengujian rengking panelis diminta untuk mengurutkan intensitas sifat yang dinilai. Uji rengking ini digunakan untuk mengurutkan intensitas mutu atau kesukaan konsumen dalam memilih yang terbaik atau menghilangkan yang paling jelek.

2. Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan pada produk sirup kulit manggis adalah analisis aktifitas antioksidan. Metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah metode DPPH. Perubahan warna ungu DPPH menjadi ungu kemerahan untuk mengetahui aktivitas senyawa antioksidan. Pada praktek produksi pembuatan sirup kulit manggis ini dilakukan analisa terhadap kandungan hasil jadi sirup kulit manggis. Analisa yang dilakukan pada produk sirup kulit manggis analisa kandungan aktifitas antioksidan. Pada pengujian sirup kulit manggis, dilakukan uji aktifitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH 2,2-difenil-1- pikrilhidrazil. Pengujian Sirup kulit manggis ini menggunakan sempel sirup kulit manggis yang tidak diencerkan. commit to user 15

D. Analisis Ekonomi

Analisis kelayakan ekonomi bertujuan untuk menentukan kalayakan suatu usaha, baik apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Untuk mengetahui harga pokok, harga jual dan keuntungan produk maka dilakukan analisa kelayakan ekonomi meliputi biaya produksi biaya tetap, biaya variabel, Gross Benefit Cost Racio Net BC Ratio, IRR, ROI, BEP .

1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. a Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan dana sosial. b Biaya Tidak TetapVariabel Variabel Cost Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya bahan bakar atau energi, biaya perawatan dan perbaikan.

2. Harga Pokok Produksi

Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3. Kriteria Kelayakan Ekonomi

Kriteria kelayakan ekonomi yang digunakan adalah Break Event Point BEP, dan Benefit Cost BC. commit to user 16

a. Break event point BEP

BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan di mana perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan. Perhitungan rumus BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai berikut: Perhitungan rumus BEP atas dasar unit rupiah adalah sebagai berikut: Perhitungan rumus BEP atas dasar unit waktu adalah sebagai berikut: b. Pay Out Time POT Payback period dalam jangka waktu tertetu yang menunjukn terjadinya arus penerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. POT = c. Benefit Cost Ratio BC Benefit Cost Ratio BCR adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika nilai BC lebih besar dari 1 maka perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai BC lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri rugi. Jika nilai BC = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas. commit to user 17 d. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net presest value sama dengan 0 nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR satu bulan lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital SOCC dikatakan proyek atau usaha tersebut dapat layak dilaksanakan, bila samadengan SOCC proyek akan mendapat modalnya kembali tetapi apabila dibawah dari SOCC maka proyek tidak layak dilaksanakan dan dicari alternative lain yang lebih menguntungkan Ibrahim, 2003 Rumus : IRR = + PV1PV1-PV2 - commit to user 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Produk

Sirup merupakan sejenis minuman ringan yang berupa larutan kental dengan cita rasa beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah, sirup penggunaanya tidak langsung diminum tetapi harus diencerkan terlebih dahulu. Pengenceran diperlukan karena kandungan gula yang tinggi yaitu sekitar 65. Pada dasarnya sirup terbuat dari larutan gula yang kental untuk menambah rasa dan aroma, sering disertai penambahan rasa, pewarna, dan asam sitrat. Berdasarkan bahan baku utamanya sirup dibeakan menjadi tiga yaitu sirup essen, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup dan buah-buahan rasa dan aromanya ditentukan oleh bahan dasarnya buah segar. Misalnya saja sirup yang terbuat dari jambu biji mempunyai rasa dan aroma jambu biji Satuhu, 1996. Proses pengolahan sirup kulit manggis melalui beberapa tahap yaitu pembuatan dari ekstrak kulit manggis, penyaringan, pemasakan sirup, dan pengemasan. 1. Pembuatan ekstrak kulit manggis Sebelum membuat sirup terlebih dahulu dibuat ekstrak kulit manggis, bagian dalam kulit manggis diambil dengan cara dikerok kemudian ditimbang. Kulit manggis yang sudah ditimbang kemudian diekstrak dengan penambahan air, dengan perbandingan kulit manggis dan air yaitu 800 gram banding 1000 ml. Proses ekstrak kulit manggis dapat dilihat di Gambar 4.1 commit to user 19 Gambar 4.1 Proses Ektrak Kulit Manggis 2. Penyaringan Kulit manggis yang sudah di ekstrak kemudian disaring menggunakan kain saringan tujuannya untuk memisahkan ampas dengan filtrat kulit manggis. Setelah terpisah air sirup dari kulit manggis diukur volumenya dengan menggunakan gelas ukur kemudian dilakukan pemasakan sirup. Proses penyaringan sirup kulit manggis dapat dilihat di Gambar 4.2. a b Gambar 4.2 Proses Penyaringan a dan Filtrat Kulit Manggis b 3. Pemasakan sirup Setelah diperoleh filtrat kulit manggis, proses selanjutnya adalah pemasakan filtrat kulit manggis dengan penambahan gula di atas panci. Gula pada pembuatan sirup kulit manggis ini berfungsi sebagai penambahan cita rasa dan pengawet. Menurut Kusmiadi 2008 apabila gula ditambahkan di dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi, sebagian dari luar commit to user 20 yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air dari bahan pangan berkurang. Dalam pembuatan sirup digunakan api kecil agar tidak menjadi karamelisasi dan cepat gosong, selain itu juga dilakukan pengadukan yang tepat supaya sirup tidak menjadi karamelisasi. Setelah itu ditambahkan sumber asam, pemberian sumber asam bertujuan untuk memperkuat cita rasa pada sirup dan pengawet. Warna pada sirup kulit manggis diperoleh dari kandungan antosianin yang ada didalam kulit manggis itu sendiri dan tidak menggunakan pewarna buatan. Proses pemasakan sirup kulit manggis dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Proses Perebusan Filtrat Kulit Manggis 4. Pengemasan Setelah menjadi sirup kulit manggis, sirup kulit manggis tersebut kemudian dikemas ke dalam botol. Dalam pengemasan sirup, botol sirup tersebut dicuci terlebih dahulu kemudian direbus dalam air panas selama 15 menit dengan suhu 90 Kemudian botol ditiriskan. Setelah itu sirup dimasukkan dalam botol yang masih panas dan sirup tersebut siap untuk dikemas menjadi sirup kulit manggis. Proses pengemasan sirup kulit manggis dapat dilihat di Gambar 4.4. commit to user 21 a b Gambar 4.4 Proses Penyaringan a dan Proses Pengemasan b a. Analisis Sensori Analisis sensori dilakukan dengan uji kesukaan dengan menggunakan metode scoring dan metode rangking untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap sirup kulit manggis yang dibuat dengan formulasi yang berbeda. Metode kesukaan digunakan untuk mengetahui bahwa produk tersebut bisa diterima atau tidak dan dapat membantu dalam penetapan formulasi yang paling tepat untuk mendapatkan selera konsumen dipasaran. Parameter yang diuji antara lain warna, aroma, rasa, dan penilaian secara keseluruhan. Panelis dalam uji organoleptik berjumlah 20 panelis. Hasil analisis sensori sirup kulit manggis yang dilakukan dengan uji kesukaan scoring dan uji rengking dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 Tabel 4.1. Hasil Analisa Sensori Sirup Kulit Manggis Scoring Formula Sumber Asam Rasa Warna Aroma Overall 1 asam sitrat 4,13 a 4,03 a 4,10 a 4,40 b 2 jeruk nipis 3,90 a 4,00 a 4,00 a 3,77 a 3 lemon 3,93 a 3,97 a 3,90 a 3,80 a Skala nilai : 1 = tidak suka 2 = kurang suka 3 = agak suka 4 = suka 5 = sangat suk commit to user 22 Tabel 4.2. Hasil Analisa Sensori Sirup Kulit Manggis Rangking Formula Sumber Asam Rasa Warna Aroma Overall 1 asam sitrat 1,83 a 1,93 a 1,90 a 1,53 a 2 jeruk nipis 2,07 a 2,03 a 2,00 a 2,20 b 3 lemon 2,10 a 2,03 a 2,10 a 2,27 b Skala nilai : 1 = paling disuka 2 = tingkat kesukaan ke dua 3 = tingkat kesukaan ke tiga Dari Tabel 4.1. dan 4.2 dapat diketahui bahwa jenis sumber asam yang disukai memberikan pengaruh terhadap penerimaan konsumen. 1. Rasa Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penambahan sumber asam memberikan pengaruh yang tidak beda nyata. Penerimaan rasa sirup kulit manggis dengan penambahan sumber asam sitrat, jeruk nipis dan lemon tidak beda nyata. Jika dilihat dari nilai rerata uji scoring maupun uji rangking maka sampel sirup kulit manggis asam sitrat paling disukai oleh konsumen dalam hal penerimaan rasanya. Hal ini sebabkan rasa pada sirup kulit manggis asam sitrat mempunyai rasa asam tanpa pahit, sedangkan sirup kulit manggis lemon rasanya terlalu asam pahit sehingga tidak disukai panelis. Begitu juga sirup kulit manggis pada penambahan sumber asam jeruk nipis tidak disukai panelis, karena sirup kulit manggis masih sedikit pahit. 2. Warna Dari Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa penambahan sumber asam pada sirup kulit manggis memberikan pengaruh yang tidak beda nyata terhadap penerimaan warna sirup kulit manggis yang dihasilkan. Jika dilihat dari nilai rerata maka sempel sirup kulit manggis yang memiliki tingkat nilai paling disukai yaitu sumber asam sitrat dalam hal penerimaan warnanya. Hal ini senada dengan hasil uji rengking pada Tabel 4.2 Sumber asam sitrat memberikan kenampakan warna kekuningan, sumber asam lemon memberikan kenampakan warna kuning commit to user 23 kecoklatan, dan sumber asam jeruk nipis memberikan kenampakan kecoklatan. Kenampakan sirup kulit manggis dapat dilihat pada Gambar 4.5. Formula 1 Formula 2 Formula 3 Gambar 4.5 Kenampakan Sirup Kulit Manggis 3. Aroma Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penambahan sumber asam pada sirup kulit manggis memberikan pengaruh yang tidak beda nyata terhadap penerimaan aroma sirup kulit manggis yang dihasilkan. Dari nilai rerata dapat diketahui bahwa aroma sirup kulit manggis penambahan sumber asam asam sitrat paling disukai oleh konsumen. Hal ini disebabkan aroma yang tidak terlalu menyengat. Sumber asam yang tidak disukai yaitu sumber asam lemon karena aromanya menyengat. Dan yang agak disukai yaitu jeruk nipis dengan aroma yang relatif tidak menyengat. 4. Keseluruhan Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penambahan sumber asam pada sirup kulit manggis memberikan pengaruh terhadap penilaian sirup kulit manggis secara keseluruhan dengan menggunakan metode scoring. Penerimaan secara keseluruhan sirup kulit manggis penambahan sumber asam sitrat berbeda nyata dengan sirup kulit manggis dengan sumber asam jeruk nipis dan lemon. Akan tetapi sirup kulit manggis dengan sumber asam jeruk nipis dan lemon tidak beda nyata. Hal ini disebabkan pada sirup kulit manggis penambahan sumber asam asam sitrat mempunyai warna yang kuning kecoklatan, aroma asam manis yang tidak terlalu menyengat, dan rasa yang tidak terlalu asam. Dan yang agak disukai pada sirup kulit manggis yaitu penambahan commit to user 24 sumber asam lemon dan jeruk nipis. Hasil ini diperkuat dengan hasil uji kesukaan menggunakan metode rangking seperti pada Tabel 4.2. Oleh karena itu, formula satu yang menggunakan sumber asam sitrat yang dianalisis lebih lanjut. Formula ini merupakan formula satu yang disukai oleh konsumen. Analisis selanjutnya meliputi analisis aktifitas antioksidan dan analisis ekonomi.

b. Analisis Kimia

Pada proses produksi sirup kulit manggis dilakukan analisis kimia untuk mengetahui aktifitas antioksidan yang ada pada sirup kulit manggis. Kandungan antioksidan pada sirup kulit manggis didapatkan nilai sebesar 76,74. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wanti 2008 kulit manggis mengalami kenaikan aktivitas antioksida secara nyata setelah dibuat menjadi sirup yaitu dari 18,40 menjadi 22,4. Menurut Ardiansyah 2007, antioksidan yang terkandung didalam sirup kulit manggis berfungsi dapat menurunkan jumlah lemak dalam darah, menurunkan kandungan trigleserida, kolesterol.

B. Desain Kemasan