LAPORAN PRATIKUM EKSTRAKSI SOHXLET.docx

(1)

ERLI FHARIDA (140208132),

Mahasiswi Pendidikan Kimia, UIN Ar-raniry

PERCOBAAN 2

I. JUDUL PERCOBAAN : EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI MENGGUNAKAN EKSTRAKTOR SOXHLET

II. TANGGAL PERCOBAAN : 31 OKTOBER 2016 1. Latar Belakang :

1.1. Definisi

Menurut Ketaren (1986 : 334) Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah cengkeh dan sereh.

Menurut Khopkar (1987 : 85 ) ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular, alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja.

Menurut Ketaren (1986 : 338) Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam–macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction. Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering. Dry Rendering merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050 C-1100C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering.

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya ekstraksi merupakan metode pemisahan suatu zat dari suatu campuran yang menggunakan suatu pelarut yang tidak saling bercampur yang dilakukan secara kontinu sehingga untuk pemisahan minyak atsiri pada bunga kengan dilkukan ekstraksi soxhlet.


(2)

1.2. Mengapa Perlu Dilakukannya Ekstraksi Soxhlet

Dalam kimia proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan tidak murni. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Dalam hal semacam ini, sering sekali ekstraksi Soxhlet yang dilakukan untuk memisahkan minyak atsiri karena pengekstrak minyak atsiri dalam suatu tumbuhan membutuhkan waktu yang lama sehingga memerlukan metode ekstraksi yang berulang. Oleh karena itu, untul ektraksi minyak atsiri dari bunga kenanga menggunakan ekstraksi sohlet.

1.3. Penelitian Terdahulu Tentang Ekstraksi Menggunakan Corong Pisah Menurut Anugrah Riski Pratama (2015 : 7) ekstraksi Soxhlet adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida. Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak, trigliserida, kolesterol.

Berdasarkan Penelitian Amiarsi, dkk. (2005 : 356) dalam jurnalnya menyatakan bahwa Minyak atsiri adalah salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk dari reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan air. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Ekstraksi bunga mawar dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan 3 jenis pelarut organik (Atawia et al. 1988, Prabawati et al. 2002, Swaminathan et al. 1979), yaitu (1) heksane, (2) petroleum eter, dan (3) metil isobutil keton. Perbandingan bahan dan pelarut, yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3. Dalam ekstraksi dilakukan pengadukan 3-4 kali selama 3 menit per jam secara manual, kemudian ditutup dan dibiarkan selama 12 jam. Ekstraksi menggunakan pelarut heksan, petroleum eter, dan metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut yang meningkat ternyata memberikan jumlah minyak yang terbanyak. Minyak mawar yang dihasilkan dengan cara ekstraksi tidak dapat dianalisis mutunya seperti adanya bilangan asam, bilangan ester, dan berat jenis. Hal ini disebabkan karena hasil minyak mawar yang diperoleh pada penelitian ini hanya dalam jumlah sedikit, yaitu 0,03 mm. Untuk mengatasi kendala tersebut sebagai gambaran tentang mutu minyak mawar hasil ekstraksi, dilakukan analisis indeks bias. Indeks bias merupakan parameter yang mempunyai nilai tetap pada sampel minyak murni pada kondisi suhu dan tekanan tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen concrete dan rendemen absolut pada pelarut metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:3, masing-masing 1,35 dan 0,74%. Mutu minyak mawar yang dihasilkan


(3)

mempunyai indeks bias 1,49 dan mengandung komponen penyusun minyak atsiri dengan 6 komponen sudah diidentifikasi, yaitu fenil etil alkohol, citronellol, geraniol, metil eugenol, α-pinena, dan β-pinena.

Penelitian mengenai ekstraksi minyak atsiri menggunakan ekstrakstor Soxhlet pernah dilakukan oleh Saiful Hadi (2012 : 27) dalam Jurnal Bahan Alam Terbarukan (JBAT) menyakatan bahwa Minyak cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan, ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut terhadap air. Ektraksi adalah salah satu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi dengan lemak padat,proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dan pemurnian minyak bunga cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk efi siensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan pelarutnya yang relatif banyak. Proses ekstraksi bunga cengkeh menggunakan dua macam pelarut yaitu n-heksana dan benzene. Pemilihan nn-heksana sebagai pelarut, karena n-heksana bersifat stabil dan mudah menguap, selektif dalam menguapkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. Sedangkan benzena dipilih sebagai pelarut karena benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, bunga, daun-daunan, batang dan akar. Dari hasil percobaan pengambilan minyak bunga cengkeh dengan dua pelarut yang berbeda, yaitu n-heksana dan benzena, dapat ditarik kesimpulan Pengambilan minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalh untuk mengisolasi minyak atsiri pada bunga kenanga menggunakn ekstrakstor Soxhlet.

3. Tinjauan Pustaka

Minyak atsiri bukan senyawa murni, akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam komponen yang berlainan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian komponen minyak atsiri adalah senyawa yang mengadung atom C dan atom H atau atom C, H, dan O yang tidak bersifat aromatik dan secara umum disebut terpenoid (Anonim, 1990).Berdasarkan penjelasan Guenther (1987 : 342) Industri minyak atsiri


(4)

merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu negara. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap (flavoring). Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai anti zymatik, sebagai sedatif, stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang, atau memuakkan. Dalam setahun, sirkulasi penjualan minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa milyar per tahun.

Ekstraksi merupakan suatu proses mengambil atau menarik senyawa yang terdapat dalam suatu bahan dengan pelarut yang sesuai. Isolasi merupakan suatu proses mengambil atau menarik senyawa yang diinginkan dari beberapa senyawa hasil ekstraksi tersebut. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terdapat dalam berbagai tanaman, misalnya : daun, bunga, buah, batang atau kayu. Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran (Anugrah Riski Pratama, 2015 : 7).

Proses ekstraksi dan pemurnian minyak atsiri menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk efisiensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan pelarutnya yang relatif banyak (Saiful Hadi, 2012 : 28). Ada 2 syarat agar pelarut dapat digunakan di dalam proses ekstraksi, yaitu pelarut tersebut harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan. Dalam pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar, rendahnya suhu kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan biaya operasi serta reaktivitas (Williams 1981 : 11). Pelarut yang sesuai untuk ekstraksi adalah heksan (Atawia et al. 1988 : 34), karena jumlah dan kualitas concrete yang dihasilkan paling baik, tetapi pada pratikum ini pelarut yang digunakan adalah etanol. Jadi, ekstraksi dilakukkan dengan pemansan pada suhu titik didih pelarut dan ekstraksi berakir saat warna pelarut dalam ekstraktor kembali kewarna seperti semula.

4. Pembahasan

Proses ekstraksi dan pemurnian minyak atsiri menggunakan alat ekstraktor soxhlet karena untuk efisiensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan pelarutnya yang relatif banyak (Saiful Hadi, 2012 : 28 ).

Pratikum ini dilakukan untuk pemisahan minyak atsiri dalam bunga kenanga dengan metode soxhlet. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengeringkan bunga kenanga yang sudah dipetik dengan bantuan sinar matahari selama satu hari dan bunga yang dipilih adalah bunga kenanga yang bewarna


(5)

kuning atau tua. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dan minyak atsiri lebih banyak terdapat dalam bunga kenanga yang sudah tua daripada yang muda. Proses ini sama dengan penelitian Saiful Hadi tentang Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) dimana bunga cengkeh diambil yang tuanya dan dikeringkan terlebuh dahulu untuk mengurangi kadar airnya. Setelah itu bunga kenang yang sudah kering ditimbang sebanyak 50 gr, tetapi pada pratikum kemarin bunga kenanga yang didapat 15,52 gr, tetapi pada pratikum kali ini pratikan hanya melakukan prtikum ekstraksi dengan soxhlet tanpa melihat berapa banyak bunga kenanga yang diekstrak. Setelah itu bunga kenanga dipotong tipis-tipis dan dimasukkan kedalam kertas saring yang sudah dibentuk seperti wadah lalu dimampatkan agar mudah dimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet lalu di lipat bagian ujungnya seperti melipat ujung kado dan dimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet.

Ekstraktor soxhlet dipasang pada alat destilasi dan pelarutnya sudah dihubungkan pada bagian bawah dan suhunya sudah dinaikkan, kondensor telah diisi air cooler yang bersuhu 16 C lalu bunga kenanga mulai diekstrak dan pelarut nya akan naik melalui vapor uapnya akan menuju kondensor dan akan terjadinya penurunan tekanan uap sehinnga pelarut akan jatuh ke bunga kenanga dan lama-kelamaan ekstrak minyak atsiri akan penuh kesipon saat sifpon penuh campuran akan jatuh kedalam pelarut kembali dan reaksi ini akan terjadi secara kontinu sampai pelarut berwarna seperti semula. Ekstraksi ini berlansung sangat lama yang memerlukan waktu 2-3 hari. Ekstrak minyak atsiri yang didapatkan berwarna kuning kehijauan maka Tahap selanjutnya untuk mendapat ekstraksi minyak atsiri murni yaitu dengan penyulingan atau destilasi.

Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terdapat dalam berbagai tanaman, misalnya : daun, bunga, buah, batang atau kayu. Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Pada pratikum kali ini minyak atsiri yang diekstrak adalah bunga kenanga (Cananga odorata) yang diambil adalah bagian bunganya (Anugrah Riski Pratama, 2015 : 5).

Ada 2 syarat agar pelarut dapat digunakan di dalam proses ekstraksi, yaitu pelarut tersebut harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan. Dalam pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar, rendahnya suhu kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan biaya operasi serta reaktivitas (Williams, 1981 : 11). Sehingga pada pratikum ini digunakan metode soxhlet dengan pelarut etanol, dan ekstraksi ini berlansung kontinu.


(6)

5. Bahan dan Alat


(7)

5.2. Ba ha n No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 Timbangan - 1

2 Perangkat

soxhlet - 1

3 Kertas

saring -

-4 Labu bulat dasar

- 1


(8)

-No Nama Bahan Ukura n

Jumlah Gambar

1 Bunga Kenanga (Cangana ordota)

15,52 gram

-

2 Etanol (C2H5) 50 ml

-3 Boiling chip -

-6. Prosedur Kerja dan Pengamatan No

.

Prosedur Kerja Pengamatan Reaksi 1 Sebanyak 50 gram bunga

kenanga yang sudah dikeringkan (sampel disiapkan


(9)

-2 Bunga kenanga dirirs halus dan dibungkus dengan kertas saring, bagian atas dan bawah disumbat dengan kapas.

-3 Dimasukkan kedalam tempat sampel ekstraktor soxhlet, labu didih diisi 200 mL etanol dan batu didih

-4 Setelah pendingin dialirkan,

dipanaskan labu didih dengan penangas mantel, dilanjutkan ekstraksi sampai berulang. Selanjutnya didinginkan labu dan pelarut.

7. Penutup

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstraksi adalah metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut. Dalam praktek ekstraksi digunakan untuk memisahkan seyawa organik dari larutan air atau suspensi.

2. Pengeringan sampel dilakukan untuk mengurangi kadar air saat ekstraksi dilakukkan.


(10)

3. Pemilihan penggunaan ekstraksi soxhlet dilakukkan karena metode ini dilakukan secara kontinu sehingga ekstraksi yang didapat maksimal.

7.2. Saran

Dalam pratikum ini seharusnya pratikum dilakukkan perkelompok bukan seperti yang dilakukakan pada pratikum kemaren laboran hanya mendemonstrasikan pratikum yang telah dilakukkan sebelum pratikum masuk ke laboratorium sehingga pratikan membuat laboran berdasarkan apa yang dikatakan asisten buka apa yang dipratikumkan. Khusus untuk kakak asisten kami kakak Nur mila Sari dari hari pertama praikum kami tidak mengenal kakak dan sampai sekarang jadi diharapkan kepada kakak agar datang pada pratikum selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen Pendidikan Universitas Terbuka.

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI Press.


(11)

Khopkar, SM. 1987. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Riski Pratama, Anugrah. 2015. Teknologi Produksi Tanaman Obat Dan Aroma : Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar. Malang : Universitas Brawijaya.

Underwood, A. L dan Day A. R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Penerbit Jakarta.: Erlangga.

Asmiarti. Dkk. 2006. Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap Hasil

Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar. J. Hart : Vol 16 No.4: 356-359., diakses 6 Nopember 2016

Saiful Hadi. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Jurnal bahan Alam Terbarukan : Vol. 1 No. 2: 25-30., diakses 6 Nopember 2016.

Williams, D.F. 1981. Extraction With Supercritical Gases. Chem.Engineering Sci. Vol 36 No.11 :1769-1788., diakses 6 Nopember 2016


(1)

5. Bahan dan Alat


(2)

5.2. Ba ha n No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar

1 Timbangan - 1

2 Perangkat

soxhlet - 1

3 Kertas

saring -

-4 Labu bulat dasar

- 1


(3)

-No Nama Bahan Ukura n

Jumlah Gambar

1 Bunga Kenanga (Cangana ordota)

15,52 gram

-

2 Etanol (C2H5) 50 ml

-3 Boiling chip -

-6. Prosedur Kerja dan Pengamatan No

.

Prosedur Kerja Pengamatan Reaksi

1 Sebanyak 50 gram bunga kenanga yang sudah dikeringkan (sampel disiapkan


(4)

-2 Bunga kenanga dirirs halus dan dibungkus dengan kertas saring, bagian atas dan bawah disumbat dengan kapas.

-3 Dimasukkan kedalam tempat sampel ekstraktor soxhlet, labu didih diisi 200 mL etanol dan batu didih

-4 Setelah pendingin dialirkan,

dipanaskan labu didih dengan penangas mantel, dilanjutkan ekstraksi sampai berulang. Selanjutnya didinginkan labu dan pelarut.

7. Penutup

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstraksi adalah metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut. Dalam praktek ekstraksi digunakan untuk memisahkan seyawa organik dari larutan air atau suspensi.

2. Pengeringan sampel dilakukan untuk mengurangi kadar air saat ekstraksi dilakukkan.


(5)

3. Pemilihan penggunaan ekstraksi soxhlet dilakukkan karena metode ini dilakukan secara kontinu sehingga ekstraksi yang didapat maksimal.

7.2. Saran

Dalam pratikum ini seharusnya pratikum dilakukkan perkelompok bukan seperti yang dilakukakan pada pratikum kemaren laboran hanya mendemonstrasikan pratikum yang telah dilakukkan sebelum pratikum masuk ke laboratorium sehingga pratikan membuat laboran berdasarkan apa yang dikatakan asisten buka apa yang dipratikumkan. Khusus untuk kakak asisten kami kakak Nur mila Sari dari hari pertama praikum kami tidak mengenal kakak dan sampai sekarang jadi diharapkan kepada kakak agar datang pada pratikum selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen Pendidikan Universitas Terbuka.

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Jakarta: UI Press.


(6)

Khopkar, SM. 1987. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Riski Pratama, Anugrah. 2015. Teknologi Produksi Tanaman Obat Dan Aroma : Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar. Malang : Universitas Brawijaya.

Underwood, A. L dan Day A. R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Penerbit Jakarta.: Erlangga.

Asmiarti. Dkk. 2006. Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar. J. Hart : Vol 16 No.4: 356-359., diakses 6 Nopember 2016

Saiful Hadi. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Jurnal bahan Alam Terbarukan : Vol. 1 No. 2: 25-30., diakses 6 Nopember 2016.

Williams, D.F. 1981. Extraction With Supercritical Gases. Chem.Engineering Sci. Vol 36 No.11 :1769-1788., diakses 6 Nopember 2016