mempunyai indeks bias 1,49 dan mengandung komponen penyusun minyak atsiri dengan 6 komponen sudah diidentifikasi, yaitu fenil etil alkohol, citronellol,
geraniol, metil eugenol, α-pinena, dan β-pinena.
Penelitian mengenai ekstraksi minyak atsiri menggunakan ekstrakstor Soxhlet pernah dilakukan oleh Saiful Hadi 2012 : 27 dalam Jurnal Bahan Alam
Terbarukan JBAT menyakatan bahwa Minyak cengkeh merupakan salah
satu minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan,
ekstraksi dengan pelarut, dan ekstraksi dengan lemak padat. Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa
cairan atau padatan dari dua macam campuran, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini di lakukan terhadap
minyak atsiri yang tidak larut terhadap air. Ektraksi adalah salah satu metode operasi yang digunakan dalam proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan solven sebagai tenaga pemisah. Ekstraksi
dengan lemak padat,proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengestraksi bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu
dan rendemen minyak yang tinggi. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut.
Proses ekstraksi dan pemurnian minyak bunga cengkeh menggunakan alat ekstraktor soxhlet
karena untuk efi siensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses
pengambilan pelarutnya yang relatif banyak. Proses ekstraksi bunga cengkeh menggunakan dua macam pelarut yaitu n-
heksana dan benzene. Pemilihan nheksana sebagai pelarut, karena n-heksana bersifat stabil dan mudah menguap, selektif
dalam menguapkan zat, mengekstraksi sejumlah kecil lilin serta dapat mengekstrak zat pewangi dalam jumlah besar. Sedangkan
benzena dipilih sebagai pelarut karena benzena dapat digunakan untuk mengekstraksi bahan kering, bunga, daun-daunan, batang
dan akar. Dari hasil percobaan pengambilan minyak bunga cengkeh dengan dua pelarut yang berbeda, yaitu n-heksana dan
benzena, dapat ditarik kesimpulan Pengambilan minyak atsiri bunga cengkeh dengan menggunakan pelarut n-heksana
memberikan kadar eugenol lebih besar daripada pelarut benzena.
2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalh untuk mengisolasi minyak atsiri pada bunga kenanga menggunakn ekstrakstor
Soxhlet.
3. Tinjauan Pustaka
Minyak atsiri bukan senyawa murni, akan tetapi merupakan campuran senyawa organik yang terdiri dari berbagai macam komponen yang berlainan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian komponen minyak atsiri adalah senyawa yang mengadung atom C dan atom H atau atom C, H, dan O yang tidak
bersifat aromatik dan secara umum disebut terpenoid Anonim, 1990.Berdasarkan penjelasan Guenther 1987 : 342 Industri minyak atsiri
merupakan suatu sektor yang dapat menunjang ekonomi suatu negara. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau penyedap
flavoring. Beberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai anti
zymatik, sebagai sedatif, stimulatis, untuk obat sakit perut, obat cacing. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang, atau memuakkan. Dalam setahun,
sirkulasi penjualan minyak atsiri dapat mencapai hasil beberapa juta dolar sedangkan sirkulasi barang-barang yang menggunakan minyak atsiri dapat
mencapai hasil beberapa milyar per tahun.
Ekstraksi merupakan suatu proses mengambil atau menarik senyawa yang terdapat dalam suatu bahan dengan pelarut yang sesuai. Isolasi merupakan suatu
proses mengambil atau menarik senyawa yang diinginkan dari beberapa senyawa hasil ekstraksi tersebut. Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terdapat dalam
berbagai tanaman, misalnya : daun, bunga, buah, batang atau kayu. Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa
sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna
gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran Anugrah Riski Pratama, 2015 : 7.
Proses ekstraksi dan pemurnian minyak atsiri menggunakan alat ekstraktor soxhlet
karena untuk efisiensi waktu, kemudahan dalam perangkaian alat, dan proses pengambilan
pelarutnya yang relatif banyak Saiful Hadi, 2012 : 28. Ada 2 syarat agar pelarut dapat digunakan di dalam proses ekstraksi, yaitu pelarut tersebut
harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi dan pelarut tersebut harus dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan. Dalam pemilihan
pelarut yang harus diperhatikan adalah toksisitas, ketersediaan, harga, sifat tidak mudah terbakar, rendahnya suhu kritis, dan tekanan kritis untuk meminimalkan
biaya operasi serta reaktivitas Williams 1981 : 11. Pelarut yang sesuai untuk ekstraksi adalah heksan Atawia et al. 1988 : 34, karena jumlah dan kualitas
concrete yang dihasilkan paling baik, tetapi pada pratikum ini pelarut yang digunakan adalah etanol. Jadi, ekstraksi dilakukkan dengan pemansan pada suhu
titik didih pelarut dan ekstraksi berakir saat warna pelarut dalam ekstraktor kembali kewarna seperti semula.
4. Pembahasan