Rangkaian Sensor PIR Rangkaian Relay Rangkaian

riak. Untuk mengurangi tegangan riak hasil dari penyearahan digunakan rangkaian penapis yaitu kapasitor. Semakin besar nilai kapasitor, semakin kecil tegangan riaknya. Untuk mendapatkan output yang diinginkan, digunakan IC regulator tegangan LM 7805 untuk tegangan +5 Volt dan LM 7812 untuk tegangan +12 Volt. Pada keluaran dari IC tersebut dipasang transistor penguat arus TIP 3055 yang digunakan untuk memperkuat arus keluaran. Dioda pada kaki-kaki IC nomor 2 dihubungkan dengan ground untuk memberikan kompensasi sebesar 0,7 Volt sebagai akibat pemasangan transistor TIP 3055 yang akan mengurangi tegangan keluaran sebesar 0,7 Volt. Gambar 3.2 adalah rangkaian catu daya yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Gambar 3.2 Rangkaian power supply

b. Rangkaian Sensor PIR

Pada sensor PIR AMN12111 diberi rangkaian pengkondisi sinyal agar sinyal yang dikeluarkan sensor semakin kuat. Sensor PIR bertipe AMN12111 ini rangkaian pengkondisinya sangat sederhana. Gambar 3.3 Rangkaian Pengkondisi Sensor PIR

c. Rangkaian Relay

Pada sistem ini relay digunakan untuk onoff pompa untuk mengalirkan air dan onoff untuk menyalakan kipas. Untuk menyalakan relay perlu digunakan driver . Driver relay adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.4 berikut ini. Gambar 3.4 Rangkaian Relay Driver Relay DC, digunakan untuk pensaklaran tegangan AC oleh relay yang digunakan untuk onoff dari mikrokontroler ke Pompa dan Kipas. Pada Driver Relay DC ini menggunakan tegangan Vcc +12Volt DC yang inputan dari rangkaian relay ini berasal dari keluaran mikrokontroler P1.2 dan P1.3 berupa logika high atau low . Bila rangkaian driver relay DC ini mendapat masukan high maka relay dalam keadaan NC yang akan menghubungkan arus AC ke pompa dan kipas sehingga pompa dan kipas menyala. Sedangkan bila rangkaian driver relay DC ini mendapat masukan low maka relay dalam keadaan NO yang akan memutus arus AC ke pompa dan kipas sehingga pompa dan kipas mati. Pada prototype wastafel otomatis ini dibutuhkan rangkaian driver relay DC sebanyak 2 buah yang digunakan untuk menyalakan 1 buah pompa dan 1 buah kipas.

d. Rangkaian

Mikrokontroller Sistem minimum mikrokontroler MCS 51 terdiri dari kristal 11,0592 Mhz yang terhubung dengan pin 18 dan 19, serta kondensator bernilai 33 pf yang masing – masing kapasitor salah satu kakinya terhubung dengan ground . Fungsi dari rangkaian kristal ini sebagai pendukung rangkaian osilator internal. Sistem minimum ini juga dilengkapi rangkaian power on reset supaya terjadi reset sistem pada saat mikrokontroller dihidupkan. Rangkaian power on reset terdiri atas satu buah resistor 10 kΩ dan sebuah kondensator elektrolit 10 uF16 V. Gambar 3.5 merupakan gambar sistem minimum Mikrokontroler MCS 51 dan port-port yang dipakai. Gambar 3.5 Rangkaian Mikrokontroler Dari Gambar Sistem Minimum Mikrokontroler MCS 51 beserta konfigurasinya diatas bahwa terdapat 4 port yaitu P0, P1, P2, dan P3. Port-port tersebut terdiri dari beberapa bit. Pada sistem minimum mikrokontroler ini P0 bit P0.0 – P0.7 berfungsi untuk menghubungkan mikrokontroler dengan rangkaian LCD sebagai masukan sinyal LCD. Sedangakan P3.6 dan P3.7 digunakan sebagai masukan sinyal ke pin RS dan E pada rangkaian LCD. Pada P1.2 dan P1.3 digunakan untuk menghubungkan keluaran dari rangkaian sensor 1, dan sensor 2 rangkaian sensor PIR ke mikrokontroler. Kemudian P1.0, dan P1.1 sebagai inputan sinyal ke relay yang akan menghidupkan atau mematikan pompa dan kipas.

e. Rangkaian LCD L