xxxviii
C. Dokumen Ekspor
Pengurusan dokumen ekspor merupakan suatu tahapan yang amat penting. Tanpa dokumen-dokumen yang disyaratkan, seorang eksportir
tidak akan memperoleh pembayaran dari bank. Pengiriman dokumen yang tidak tepat atau pengisian dokumen secara salah akan menghambat
tahapan lain. Misalnya saja importir tidak dapat mengambil barang di pelabuhan tujuan atau eksportir tidak dapat menguangkan dokumennya.
Hal ini bukan hanya dapat menimbulkan biaya tambahan tetapi juga dapat mengurangi kepercayaan dari importir. Eksportir seringkali merasa
pengurusan dokumen terlalu rumit dan memakan banyak waktu. Pada akhirnya, eksportir dapat menggunakan jasa Forwarding Agent atau Air
Cargo Agent untuk mengurus dokumen dan melakukan pengiriman barang. Walau demikian, eksportir harus mengenal dokumen-dokumen
yang digunakan. Jenis-jenis dokumen yang diperlukan dalam melakukan ekspor adalah sebagai berikut :
1. Commercial Invoice Commercial Invoice adalah dokumen ekspor yang menjelaskan
mengenai nilai barang yang akan diekspor. a. Informasi data didalam Invoice meliputi:
1 Description of Goods nama barang. 2 Quantity jumlah barang.
3 Unit Price harga barang. 4 Amount jumlah nilai = quantity x unit price.
xxxix b. Data tambahan yang perlu dimasukkan kedalam Invoice
yaitu: 1 Tulisan Invoice.
2 Nomor invoice. 3 Tanggal dibuatnya invoice.
4 Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan dikirim.
5 Data lainnya sesuai perintah yang ada didalam LC. 2. Packing List
Packing List adalah dokumen ekspor yang berisi tentang informasi barang yang akan akan dikirim ke importir.
a. Informasi pokok didalam Packing list meliputi: 1 Description of goods uraian barangnama barang.
2 Quantity jumlah barang. 3 Gross Weight dan Nett Weight berat kotor dan berat
bersih. 4 Measurement ukuran dalam volume M3.
b. Data tambahan lain yang perlu dimasukkan didalam Packing list yaitu :
1 Tulisan Packing List. 2 Nomor Packing List.
3 Tanggal dibuatnya Packing List.
xl 4 Ditujukan kepada siapa barang ekspor tersebut akan
dikirim biasanya ditujukan ke importir, kecuali ada perintah lain dalam LC .
5 Data lain sesuai perintah yang ada didalam LC, misal : untuk
mencantumkan nomor LC, dan Nomor Purchase Order. 3. Shipping Intruction.
Shipping Intruction adalah dokumen ekspor yang digunakan untuk booking atau memesan ruang kapal dan untuk memesan
container diperusahaan Forwarding atau EMKL. Informasi yang harus termuat dalam “Shipping Instruction” adalah semua data
yang diperlukan untuk pembuatan “Bill of Lading” atau AirWay Bill AWB.
Setelah siap Shipping Instruction kemudian dikirim ke Shipping Company melaui Fax atau EDI atau Electronic Data Interchange
contohnya email ataupun bisa melalui kurir. Setelah menerima Shipping Intruction, maka Shipping Company akan menyiapkan
“Delivery Order “DO, untuk pengambilan container kosong di depo penumpukan container. Container kosong kemudian dibawa ke
tempat eksportir sesuai dengan permitaan yang ada di dalam Shipping Intruction, dilakukan Stuffing Pemuatan barang ke dalam
container dan selanjutnya dibawa ke pelabuhan muat. Shipping Instruction dikategorikan sebagai dokumen pendukung. Tetapi
xli mempunyai fungsi yang strategis, karena eksportir sebagai
pembuat Shipping Intruction harus secara benar didalam membuat Shipping Intruction berdasarkan perintah LC. Dimana Shipping
Intruction ini juga berfungsi sebagai dasar pembuatan Bill of Lading BL. Jika ada data yang seharusnya dimasukkan ke dalam BL
seperti yang diperintahkan dalam LC namun eksportir tidak meneruskan melalui Shipping Instruction, maka Bill of Lading yang
dibuat oleh Shipping Company akan salah. Konsekuensi nantinya adalah kesulitan dalam mencairkan dana LC negosiasi di bank.
4. Pemberitahuan Ekspor Barang atau PEB PEB adalah dokumen ekspor berupa Pemberitahuan Ekspor
Barang yang harus disiapkan oleh eksportir. Caranya dengan mengambil formulir PEB yang dapat diperoleh di kantor Bea Cukai
dan kemudian mengisi data-data yang diperlukan. Didalam formulir PEB dilengkapi juga dengan lembar lanjutan disamping lembar
pertama. Hal tersebut dimaksudkan jika barang yang diperoleh lebih dari satu jenis barang lebih dari satu Harmony SystemHS.
Cara pengisian lembar PEB harus mengacu pada buku Panduan Pengisian PEB yang memuat kode-kode negara tujuan ekspor di
seluruh dunia, kode pelabuhan, kode propinsi dll. 5. Bill of Lading atau BL
Bill of Lading atau BL adalah dokumen pengapalan yang membuktikan adanya tanda terima penyerahan barang yang
xlii dikeluarkan oleh maskapai pelayaran atau penerbangan sebagai
tanda bukti kepemilikan barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh ekspotir untuk diserahkan kepada importir.
BL merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara
eksportir dengan importir. BL juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara eksportir dengan perusahaan
pelayaran. Apabila pengangkutan barang dilakukan dengan pesawat udara maka dokumen disebut Air Waybill. Isi BLAWB
misalnya: a. Shipper
b. Consignee c. Notify
d. Description of Goods e. Final Dscription Port of Discharge.
6. Certificate of Origin COO atau Surat keterangan Asal SKA Selanjutnya eksportir menyiapkan COO atau SKA yang
dikeluarkan oleh
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Disperindag. Inti dari Surat Keterangan Asal SKACOO adalah dokumen yang disertakan pada waktu barang ekspor Indonesia
memasuki wilayah negara tertentu yang membuktikan bahwa barang tersebut berasal, dihasilkan dan diolah di Indonesia.
xliii 7. Beneficiary’s Certificate
Setelah medapat COO, maka selanjutnya eksportir membuat dokumen “Beneficiary’s Certificate”. Beneficiary’s Certificate adalah
surat pernyataan yang dibuat oleh eksportir yang menyatakan bahwa copy dari dokumen-dokumen ekspor yang diminta telah
dikirim ke alamat importir sesuai dengan syarat LC, dengan dilampiri bukti-bukti pengiriman dari perusahaan jasa pengiriman
dokumen. 8. Letter of Credit LC
Letter Of Credit adalah dokumen ekspor yang fungsinya sebagai bukti dalam transaksi pembayaran antara Advising Bank
dan Issuing Bank. 9. Certificate Fumigation
Dokumen yang berfungsi sebagai keterangan yang menyatakan tentang barang tersebut sudah di beri fumigasi bebas dari jamur
atau rayap. 10. Insurance atau Asuransi
Jika salah satu persyaratan dalam LC meminta adanya syarat pemakaian asuransi untuk protect barang yang akan diekspor ke
luar negeri dan biaya asuransi ditanggung oleh eksportir, maka langkah untuk mendapatkan polis asuransi adalah pada tahap awal
sebelum barang dimasukkan dalam container, pihak eksportir
xliv menghubungi perusahaan asuransi untuk menghitung dan
menentukan besarnya biaya yang harus ditanggung. Akhirnya sampai pada tahap ini, eksportir telah menyiapkan
dan mempunyai dokumen ekspor secara lengkap, untuk bisa mencairkan dana LC di Bank.
D. Pengertian Surat Keterangan Asal SKA