99 rutin, terutama kepada ketua atau sekretarisnya terutama yang
berasal dari unsur luar sekolah. Mungkin satu bulan atau dua minggu sekali ini beertemu dengan kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru guru kemudian dari hasil kunjungan itu diberikan masukan kira-kira yang perlu dikembangakan. Meskipun
realisasinya tidak spti yagn diharapkan, namun diagendakan dalam rapat rutin tiga bulan sekali atau enam bulan sekali itu
ada laporan dari keuangan, sarana prasarana, dan prestasi pembelajaran.” WAS050915
b. Tingkat partisipasi anggota komite sekolah sebagai badan pengontrol dalam memantau hasil belajar siswa di SMK N 3
Yogyakarta diperoleh hasil 63,74 dengan kategori kurang berhasil. Kegiatan yang termasuk dalam indikator ini adalah
meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa, bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.
Kegiatan dalam yang telah berjalan selama ini, komite sebatas memberikan masukan untuk perbaikan terhadap hasil belajar
siswa. Diperlukan komunikasi dan pemantauan yang baik oleh anggota komite dengan sekolah. Seperti disampaikan bapak SR
dari hasil wawancara dengan beliau. “Evaluasi hasil belajar, kalau itu ranahnya termasuk ranah
sekolah. Komite Sekolah hanya berperan dengan masukan secara non formal. Sebab waktu komite sekolah sendiri sedikit.
Hanya saja komite selalu fokus untuk memperjuangkan hak-hak yang diperoleh anak didik. Dan hubungan sekolah dengan
komite terjadi sangat bagus, karena diharapkan semua guru kenal dengan peran dan anggota komite. Dengan kommunikasi
yang baik ini, komite sekolah memperoleh informasi penting dari sekolah sehingga dapat memberikan masukan. Hanya saja
kembali ke personal masing-masing karena tidak semua anggota
punya waktu
untuk datang
ke sekolah.”
WSR240915 Berdasarkan indikator-indikator yang telah tercapai mengenai
peran anggota komite sekolah sebagai badan pengontrol sekolah di
100 SMK N 3 Yogyakarta secara rata-rata di peroleh hasil 69,70 dengan
katergori pencapaian kurang berhasil. Hal itu berarti bahwa peran komite sekolah sebagai badan pengontrol sebenarnya telah
dilaksanakan dengan baik, karena selisih dengan kategori berhasil hanya 0,3. Hanya saja, perlu keterlibatan yang lebih dari semua
anggota komite. Secara rinci, partisipasi komite sekolah sebagai badan pengontrol dapat dilihat pada gambar empat4.
Gambar 4. Diagram Batang Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol
4. PARTISIPASI
KOMITE SEKOLAH
SEBAGAI BADAN
PENGHUBUNG
Komite sekolah sebagai badan penghubung memilki tugas untuk menjembatani antara sekolah dengan masyarakat. Untuk
mengetahui keterlaksanakan peran komite sekolah sebagai badan penghubung, ada dua 2 indikator yang harus dilaksanakan
diantaranya; 1 melakukan kerjasama dengan masyarakat, 2
75,76 63,64
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
Partisipasi Komite Sekolah Sebagai badan Pengontrol
Memantau pelaksanaan program di sekolah
Memantau hasil Belajar Siswa
101 Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. Bedasarkan angket yang dibagikan kepada anggota komite
sekolah di SMK N 3 Yogyakarta mengenai perannya sebagai badan penghubung sekolah diperoleh hasil seabgai berikut :
Tabel 8. Peran Komite Sekolah sebagai Badan Penghubung NO
Indikator Presentase Kategori
1 Melakukan kerjasama dengan masyarakat
70,45 Berhasil
2 Menampung menganalisis aspirasi, ide,
tuntutan dan kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat
71,59 Berhasil
Rata-rata 71,02
Berhasil a. Tingkat partisipasi anggota Komite Sekolah sebagai badan
penghubung dalam rangka melakukan kerjasama dengan masyarakat mencapai 70,45 dengan kategori pencapaian
berhasil. Kegiatan yang berkaitan dengan indikator adalah dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan rapat, dan memberikan
himbauan serta menjalin komunikasi dengan masyarakat. melakukan kerjasama dan menghasilkan MOU atau kontrak
kerjasama antara sekolah dengan DUDI. Dalam upaya melibatkan masyarakat dan
stake holder kegiatan diwujudkan dengan mengundang orang tua murid, DUDI untuk
hadir dalam pertemuan komite sekolah, melibatkan DUDI dalam kegiatan dan organisasi komite sekolah. Berdasarkan angket
terbuka yang diberikan kepada responden dari anggota komite sekolah, diperoleh hasil untuk keterlibatan masyarakat dan
stake holder. Khususnya untuk masyarakat dari orang tua yang
102 tergabung dalam komite tidak tetap dilibatkan untuk menentukan
besarnya uang investasi yang disesuaikan dengan perencanaan dan kurikulum. Untuk dewan pendidikan sendiri belum pernah
diundang dalam rapat. Hanya saja komite sekolah selalu menyampaikan hasil pemantauan di sekolah kepada dewan
pendidikan. Untuk Kegiatan kerjasama dengan DUDI selama ini telah ada
khususnya dalam kegiatan praktik. Dari keterangan yang dihimpun saat wawancara dengan bapak AS selaku sekretaris Komite
Sekolah diperoleh hasil, “Kerjasama dengan DUDI terbatas pada pembelajaran praktik.
Mungkin perkembanganya kedepan dari DUDI ini ada perkembangan. Kontribusi khsusus thd sarana belum ada, baru
sebatas kerjasama yang membuahkan MOU, terutama dari kegiatan prakerin. Bantuan seperti ini tidak ternilai karena
membantu siswa saat diterjunkan ke industri, otomatis menggunakan peralatan bengkel. Dengan bantuan praktik
langsung membantu mematangkan siswa untuk siap terjun ke dunia industri. Selain itu dibeberapa perusahaan ada pesangon.
Itu sangat membantu sekolah karena perusahaan tersebut berjumlah sekitar 60an. Selain itu ada beberpa perusahaan
yang inten mengadakan rekruitmen khusus di smk 3 yang rata- rata telah memilki MOU prakerin atau kunjungan industri. Kalau
hubungannya dalam menyumbang alat masih belum.” WAS050915
b. Partisipasi Komite Sekolah sebagai badan Penghubung dalam rangka menampung menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan
kebutuhan pendidikan yang diajukan masyarakat mencapai 71,59 dengan kategori pencapaian berhasil. Kegiatan yang berkaitan
dengan indikator tersebut diantaranya menyediakan fasilitas untuk menampung masukan dari masyarakat, menyediakan fasilitas