PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH SEBAGAI BADAN PENDUKUNG
94 kepada responden, deiperoleh keterangan. Untuk komite sekolah
sendiri dalam membantu kegiatan ekstrklikuler sebatas pengawasan dan dan pemberian saran. Untuk orang tua sendiri hanya bersifat
himbauan kepada orangtua untuk senantiasa mengawasi dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler siswa. Wujud nyata yang
diberikan komite sekolah berupa pemenuhan sarana ekstrkulikuler yang diajukan lewat dana komite sekolah.
Kegiatan lain yang belum terlaksana adalah adanya bantuan dana dari Dunia Usaha dan Dunia Industri. Kerjasama dengan DUDI
sebatas kerjasama berupa kegiatan pendidikan bagi siswa berupa Praktik Industri dan juga kerjasama dalam penerimaan lulusan.
Berdasarkan keterangan dari Bapak SR dalam wawancara mengenai dana dari DUDI diperoleh keterangan,
“mengenai masalah bantuan dari pihak luar, untuk sekolah swasta banyak sekali bantuan dari pihak luar. Sedangkan dari
sekolah negeri sering kali terbentur pertanggungjawaban terutama terkit dengan RAPBS, sebab uang keluar masuk harus
sesuai dengan RAPBS, sehingga bila ada uang tambahan yang masuk
akan menjadi
temuan dari
bidang audit.”
WSR240915 b. Tingkat partisipasi anggota komite sekolah dalam
rangka mendukung penggalangan dana masyarakat untuk pembiayaan dan
penyelenggaraan pendidikan di SMK N 3 Yogyakarta diperoleh hasil, 83,33 dengan kategori pencapaian berhasil. Kegiatan yang
termasuk dalam indikator tersebut adalah memverifikasi RAPBS yang di susun oleh sekolah, bersama-sama kepala sekolah
mengesahkan RAPBS dan menetapkan menjadi APBS, memotivasi
95 masyarakat dalam rangka meningkatkan komitmen untuk
peningkatan mutu sekolah dan melakukan penggalangan dana abadi bagi sekolah. Kegiatan yang telah dilaksanakan dengan baik
adalah memverifikasi RAPBS yang diajukan sekolah, melakukan pengesahan RAPBS melalui rapat pleno komite sekolah,
Kegiatan dalam rangka menggalang dana masyarakat diwujudkan melalui dana investasi dan iuran wajib bagi orangtua murid. Hanya
saja dalam pelaksanaannya masih menemui kendala. Seperti diungkapkan oleh Ketua Komite Sekolah bapak SR, dalam
wawancara dengan beliau mengatakan, “Intinya kalau masalah dana invsetasi sekolah mengharapkan
tertib agar digunakan sesuai jadwal. Tetapi kebanyakan tidak tertib. Bahkan sampai lulus ada yang belum membayar.
Sehingga dana yang seharusnya digunakan sesuai jadwal kadang tidak sesuai. Bahkan kumpulan akumulasi seluruh siswa
yang belum melunasi mencapai 1 Miliar rupiah. Padahal sekolah membutuhkan biaya setiap hari sehingga menjadi kendala bagi
sekolah. Padahal sudah disepakati dan pembayarannya dapat diangsur sebanyak 3 kali selama satu tahun. Sekolah
sebenarnya ingin memajukan mutu sekolah tetapi terkendala dana dari orang tua, sebab bila mengandalkan dana dari dinas
dan pemerintah tidak akan mencukupi. Jadi pemerintah itu menuntut sekolah meingkatkan mutu tetapi tidak dibarengi
dengan dukungan yang sessuai. Sehingga tahun ini, salah satu ususlan sebagai solusi masalah investasi dari komite sekolah
diangsur 9 kali, harapannya agar cicilan tidak terlalu tinggi.” WSR240915
Berdasarkan keterangan tersebut membuktikan juga bahwa komitmen masyarakat untuk peningkatan mutu sekolah masih perlu
diperbaiki. c. Partisipasi komite sekolah dalam mendorong tumbuhnya perhatian
dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
96 dapat diwujudkan melalui pelaksanaan konsep subsidi silang dari
penarikan iuran, mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat. kegiatan komite sekolah di
SMK N 3 Yogyakarta dalam melaksanakan indikator tersebut diperoleh hasil 54,55 dengan kategori kurang berhasil.
Konsep subsidi silang saat ini tidak lagi dijalankan karena mengikuti aturan yang ada. Untuk saat ini bagi siswa yang kurang mampu
dapat diiberikan subsidi dana investasi dari orang tua murid. Saat ini siswa yang mengajukan permohonan subsisidi.
Kegiatan inovatif bagi masyarakat, saat ini belum ada. Hanya bersifat himbauan kepada anggota komite sekolah tidak tetap, serta
melakukan panggilan kepada wali siswa yang bermasalah. Seperti diungkapkan oleh bapaka AS dalam wawancaranya:
“Kalau program khusus, komite sekolah mengikuti program dari sekolah, artinya komite sekolah tidak memilki program khusus
dalam waktu-waktu
tertentu mensosialisasikan
kepada masyarakat. tetapi, karena komite sekolah punya perwakilan di
masing masing kelas kelas X,XI,dan XII. Untuk kelas X ini berperan aktif dan ditiap-tiap kelas ada. Otomatis komite
sekolah tidak tetap ini menjadi agen promosi dan informasi sekolah baik lewat siswanya maupun orang tuanya. Kemudian
ditindak lanjuti dengan sekolah lewat WKS Humas. Ada komite sekolah yang diberi tugas sebagai humas, tetapi programnya
dikoordinasikan dengan WKS 4, kemudian memanfaatkan alumni yang telah sukses. Komite sekolh ini dalam prgaramnya
adalah berkooordinasi dengan alumni. Khususnya dalam penanganan
program atau
sistem kesiswaaan,
sarpras.”WAS050915 Berdasarkan indikator-indikator yang telah dicapai oleh komite
sekolah, secara rata-rata partisipasi komite sekolah sebagai badan pendukung di SMK N 3 Yogyakarta diperoleh hasil 69,77 dengan
97 kategori pencapaian kurang berhasil. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa partisipasi komite sekolah dari segi keterlibatan anggota serta kegiatan yang dilakukan sebagai badan pendukung belum terlaksana
dengan baik. Meskipun pada beberapa kegiatan telah dijalankan dengan sangat baik, namun kebanyakan indikator belum terlaksana
dengan baik dan masih menemui kendala. Namun demikian peran komite yang masuk kategori kurang berhasil berada pada skor yang
mendekati skor indikator berhasil, sehingga kekurangan yang ada tidak terlalu banyak untuk setiap indikator kerja. Secara rinci pencapaian
partisipasi komite sekolah sebagai badan pendukung, dapat dilihat pada gambar tiga3.
Gambar 3. Diagram Batang Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pendukung