Pengaruh Pestisida Terhadap Kesehatan
21
Hasil penelitian Fleming, Gomez-Martin, Zheng Ma, Lee, et al., 2003, melalui analisis data survei kematian oleh National Health di Amerika diperoleh
bahwa petani penyemprot pestisida baik laki-laki maupun perempuan berisiko tinggi untuk menderita kanker, gangguan limfa dan kelainan susunan saraf. Selain
itu pestisida juga berdampak terhadap kesehatan keluarga petani di wilayah Neonates oleh hasil penelitian Eskenazi et al., 2005, diperoleh hasil penggunaan
pestisida Organophosfat mempengaruhi fungsi organ dan sistem saraf. Studi di Amerika Serikat AS oleh Bouchard et al., 2010, membuktikan
bahwa anak yang di dalam urinnya terdeteksi mengandung metabolit pestisida golongan Organophosfat mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami
attention deficit hyperactivity disorder ADHD yaitu suatu gangguan perkembangan yang bila dalam derajat berat disebut sebagai autisme, yang jumlah
kasusnya juga semakin meningkat di Indonesia. Hasil penelitian di Ekuador oleh Grandjean et al., 2006, membuktikan bahwa pajanan pestisida merupakan
prediktor untuk terjadinya keterlambatan tumbuh-kembang pada anak Suhartono,2014.
b. Keracunan akut.
Keracunan akut terjadi apabila efek keracunan pestisida langsung pada saat aplikasi atau seketika setelah aplikasi pestisida. Dampak dari Keracunan akut
dibedakan menjadi 1 efek akut lokal, apabila efeknya hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan pestisida biasanya bersifat
iritasi mata, hidung, tenggorokan dan kulit dan 2 efek akut sistemik, terjadi apabila pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dan mengganggu sistem tubuh.
22
Darah akan membawa pestisida keseluruh bagian tubuh yang menyebabkan bergeraknya saraf-saraf otot secara tidak sadar dengan gerakan halus maupun
kasar dan pengeluaran air mata serta pengeluaran air ludah secara berlebihan, pernafasan menjadi lemahcepat tidak normal.
Hasil penelitian Butinof 2015, menunjukkan bahwa dampak penggunaan pestisida pada 880 petani yang diobservasi di wilayah Cordoba Argentina
sebanyak 47,4 mengalami iritasi, 35,5 mengalami fatigue, 40,4 menderita sakit kepala dan 27,6 mengalami gangguan saraf dan depresi selama
menggunakan pestisida. Hasil penelitian di Indonesia oleh Catur, 2012 menunjukkan keluhan utama yang dirasakan oleh petani penyemprot pestisida
yang mengalami keracunan pestisida diantaranya sakit kepala 25,6, mudah lelah 13,95. Hasil penelitian oleh Choudary 2011, pada 175 petani di Bhopal
Madhya Pradesh, India gejala keracunan akut yang dialami oleh para petani diantaranya iritasi matamata merah sebanyak 62,5, 37,5 mengalami gangguan
pada kulit dan gangguan saraf selama aplikasi pestisida. Baik petani maupun keluarga petani memiliki risiko yang sama terkena
dampak akut penggunaan pestisida seperti keluhan sakit kepala, iritasi kulit dan gangguan pernafasan. Sebagian besar istri petani ikut terlibat dalam sistem
pertanian dalam hal menyiangi rumputtanaman pengganggu, memanen, atau menata dan mengikat hasil panen, hal tersebut menempatkan mereka sebagai
populasi yang berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat pajanan pestisida Leilanie, 2009.
23
Keluarga petani yang tinggal di kawasan pertanian meskipun tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan pertanian juga memiliki risiko kontak dengan
pestisida melalui residu yang ada di lingkungan, seperti hasil panen, air maupun tanah. Kebiasaan petani dalam penanganan pestisida pasca penyemprotan take-
home pathway oleh Fenske et al., 2000, dan Curl et al., 2002, diantaranya membawa pakaian kerja pulang tanpa dibersihkan terlebih dahulu, membawa atau
menyimpan sisa pestisida dan kemasan pestisida dengan tidak aman dari jangkauan anak-anak diidentifikasikan sebagai sumber utama paparan pestisida
pada keluarga petani.