Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya gambaran yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan
maupun kepada para pelaksana dari kebijakan yang akan dilaksanakannya dan hasil-hasildari kebijakan.
2. Isi kebijakan
Implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isis atau kebijakan atau ketidaktepatan dan ketidaktegasannya
intern ataupun ekstern atau kebijakan itu sendiri, menunjukkan adanya kekurangan yang sangat berarti atau adanya kekurangan
yang menyangkut sumber daya pembantu. 3.
Dukungan Implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila
pelaksanaannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut.
2.2.3. Angkutan Umum
2.2.3.1. Pengertian Angkutan Umum
Menurut Warpani 2002 : 1 Angkutan transport adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat asal ke Tempat lain
tujuan dengan menggunakan sarana kendaraan. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 1992, Angkutan adalah
pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Menurut Warpani 2002 : 38 Angkutan penumpang dengan angkutan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan
kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993, Kendaraan
Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa angkutan adalah kegiatan membawa dan memindahkan orang
atau barang dengan menggunakan kendaraan dari satu ke tempat lain dengan memungut bayaran.
2.2.3.2. Jenis Angkutan Umum
Menurut Warpani 2002 : 42 Angkutan umum di Indonesia dapat dibedakan dalam tiga kategori utama, yaitu :
1. Angkutan Antar-Kota
Angkutan antarkota adalah angkutan yang menghubungkan suatu kota dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah
administrasi propinsi antarkota dalam propinsi maupun yang berada di propinsi lain antarkota antarpropinsi yang berarti
angkutan daerah. 2.
Angkutan Perkotaan
Angkutan perkotaan membentuk jaringan pelayanan antarkota yang berada dalam daerah kota raya, sedangkan angkutan kota
adalah angkutan dalam wilayah administrasi kota. a.
Angkutan umum massal Angkutan umum massal kota di Indonesia pada umumnya
dilayani dengan bus sedang dan kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di beberapa kota besar,
selebihnya bus besar melayani angkutan antarkota antar propinsi.
b. Paratransit
Paratransit adalah layanan angkutan umum dari pintu ke pintu dengan kendaraan penumpang berkapasitas 5-12 orang,
meskipun tujuan penumpang berbeda-beda. Paratransit tidak memiliki trayek dan atau jadwal tetap, dapat dimanfaatkan
oleh setiap orang berdasarkan suatu ketentuan tertentu misalnya tari, rute, pola pelayanan dan dapat disesuaikan
dengan keinginan penumpang. 3.
Angkutan Pedesaan Angkutan pedesaan adalah pelayanan angkutan penumpang
yang ditetapkan melayani trayek dari dan ke terminal tipe C. ciri utama lain yang membedakan angkutan pedesaan dengan yang
lainnya adalah pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan.
2.2.3.3. Pemakai Jasa Angkutan