Model Implementasi Kebijakan Implementasi Kebijakan 1. Pengertian Implementasi Kebijakan

dapat mencapai tujuan. Untuk mengimplementasikan kebijakan ada dua pilihan langkah yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah melaksanakan keputusan kebijakan dalam rangka mengatasi suatu permasalahan melalui langkah-langkah yang sudah digariskan dalam rangka pencapaian tujuan. Implementasi akan berjalan efektif bila ukuran-ukuran dan tujuan dipahami oleh individu-individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian kebijakan. Dengan demikian akan sangat penting untuk memberi perhatian besar kepada kejelasan ukuran-ukuran dasar dan tujuan implementasi, ketepatan komunikasinya dengan para pelaksana dan konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan yang dikomunikasikan dengan berbagai sumber informasi Winarno, 2002 : 112.

2.2.2.2. Model Implementasi Kebijakan

1. Model Mazmanian dan Sabatier Model yang dikembangkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam ahab 2002 : 81 ini sering disebut dengan “A Frame Work for Implementation Analysis” Kerangka Analysisi Implementasi. Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari analisi implementasi kebijaksanaan negara ialah mengidentoifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat dibedakan menjadi 2 dua variabel, yaitu variabel bebas independent variable dan varaibel tergantung dependent variable. Variabel Bebas terdiri dari : a. Mudah tidaknya masalah akan dikendalikan. b. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstrukturkan secara tepat proses implementasi, dan c. Pengaruh langsung pelbagai variabel politik terhadapkeseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijaksanaan tersebut. Variabel tergantung terdiri dari : a. Output-output kebijaksanaan keputusan-keputusan dari badan-badan pelaksana. b. Kepatuhan kelompok-kelompok sasaran terhadap keputusan tersebut. c. Dampak nyata keputusan-keputusan badan-badan pelaksana. d. Persepsi terhadap dampak keputusan-keputusan tersebut. e. Evaluasi system politik terhadap undang-undang, baik berupa perbaikan-perbaikan mendasar atau upaya untuk melaksanakan perbaikan dalam muatan atau isinya. Gambaran mengenai kerangka konseptual implementasi kebijaksanaan menurut Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier dapat dilihat secara jelas pada gambar 2 sebagai berikut : Gambar 2 Model Implementasi Kebijakan Mazmanian dan Sabatier Sumber : Mazmanian dan Sabatier dalam Wahab 2002 : 82 Dari berbagai model implementasi kebijakan yang telah diuraikan diatas, maka untuk kepentingan penelitian ini, peneliti Mudah atau tidaknya masalah dikendalikan :  Kesukaran-kesukaran teknis  Keragaman perilaku kelompok sasaran  Prosentase kelompok sasaran dibanding jumlah penduduk  Ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan Kemampuan Kebijaksanaan untuk Menstrukturkan Proses Implementasi  Kejelasan dan konsistensi tujuan  Digunakannya teori kausal yang memadai  Ketepatan alokasi sumber dana  Keterpaduan hierarki didalam lingkungan dan diantara lembaga pelaksana  Rekruitmen pejabat pelaksana  Akses formal pihak luar Variabel diluar Kebijaksanaan yang mempengaruhi Proses Implementasi  Kondisi sosio-ekonomi dan teknologi  Dukungan publik  Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok-kelompok  Dukungan dari pejabat atasan  Komitmen dan kemampuan kepemimpinan pejabat-pejabat pelaksana Tahap-tahap dalam Proses Implementasi variabel tergantung Output kebijaksanaan badan-badan pelaksana Kesedian kelompok sasaran mematuhi output kebijaksanaan Dampak nyata output kebijaksanaan Dampak output kebijaksanaan sebagai persepsi Perbaikan mendasar dalam undang- undang menggunakan model A Frame Work Of Implementation Analysis kerangka analisis implementasi yang dikemukakan oleh Mazmanian dan sabatier. 2.2.2.3.Keberhasilan Implementasi Kebijakan Menurut Rippley dan Franklin dalam Tangkilisan 2003 : 21 menyatakan keberhasilan implementasi kebijakan ditinjau dari tiga faktor, yaitu : 1. Perspektif kepatuhan yang mengukur implementasi kebutuhan aparatur pelaksana. 2. Keberhasilan implementasi dikur dari kelancaran rutinitas dan tiadanya persoalan. 3. Implementasi yang berhasil mengarah pada kinerja yang memuaskan semua pihak terutama kelompok penerima manfaat yang diharapkan. Menurut Subarsono 2005 : 89, “keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor dan masing-masing saling berhubungan satu sama lain”.

2.2.2.4. Kegagalan Implementasi Kebijakan