Penyajian Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Variabel Leverage X

1 Leverage didefinisikan sebagai rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Leverage sebagai berikut: Tabel 4.1. Data Leverage pada Perusahaan Perbankan Tahun 2004 sd 2008 Leverage X 1 No Nama Perusahaan Tahun Leverage 1 PT.Bank Mega Tbk 2004 14,8 2005 18,7 2006 15,0 2007 9,9 2008 11,1 2 PT.Bank Central Asia Tbk 2004 9,7 2005 8,5 2006 8,8 2007 9,7 2008 9,5 3 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2004 4,2 2005 7,3 2006 5,0 2007 6,0 2008 7,0 4 PT.Bank NISP Tbk 2004 11,8 2005 9,1 2006 8,9 2007 7,6 2008 8,4 5 PT.Bank Permata Tbk 2004 12,5 2005 12,5 2006 9,0 2007 9,1 2008 11,6 6 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 7,6 2005 9,7 63 2006 9,1 2007 9,3 2008 10,4 7 PT.Bank Danamon Tbk 2004 6,5 2005 6,9 2006 7,7 2007 7,2 2008 9,1 8 PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 7,6 2005 8,2 2006 8,2 2007 9,5 2008 10,0 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2004 7,6 2005 8,2 2006 8,2 2007 9,6 2008 12,1 10 PT.Bank Mandiri Tbk 2004 9,0 2005 10,3 2006 9,2 2007 9,9 2008 10,7 11 PT.Bank Niaga Tbk 2004 12,1 2005 9,5 2006 15,0 2007 16,3 2008 10,4 Sumber : Data Olah lampiran 1 Dari data Leverage perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan Leverage perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Bank Niaga Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2005 yaitu sebesar 9,5 menjadi sebesar 15,0 pada tahun 2006. Sedangkan penurunan nilai Leverage terbesar terjadi pada PT.Bank Niaga Tbk dari sebelumnya tahun 2007 sebesar 16,3 menjadi 10,4 pada tahun 2008. Penurunan Leverage ratio menunjukkan bahwa nilai hutang perusahaan terhadap modal mengalami penurunan. Leverage menunjukkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset 64 perusahaan. Makin tinggi Leverage ratio, makin kecil harapan investor untuk meraih keuntungan berupa pendapatan investasi atas saham yang berarti pula bahwa nilai perusahaan itu makin tinggi dan sebaliknya.

4.2.2. Variabel Likuiditas X

2 Likuiditas merupakan rasio yang mengukur mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Likuiditas sebagai berikut: Tabel 4.2. Data Likuiditas pada Perusahaan Perbankan Tahun 2004 sd 2008 Likuiditas X2 No Nama Perusahaan Tahun Likuiditas 1 PT.Bank Mega Tbk 2004 0,92 2005 0,92 2006 0,87 2007 0,93 2008 0,97 2 PT.Bank Central Asia Tbk 2004 0,93 2005 0,92 2006 0,92 2007 0,93 2008 0,91 3 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2004 1,07 2005 1,26 2006 0,71 2007 0,83 2008 0,84 4 PT.Bank NISP Tbk 2004 0,87 2005 0,88 2006 0,89 2007 0,88 2008 0,89 5 PT.Bank Permata Tbk 2004 0,93 2005 0,94 2006 0,86 2007 0,91 65 2008 0,95 6 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 0,88 2005 0,85 2006 0,81 2007 0,86 2008 0,09 7 PT.Bank Danamon Tbk 2004 0,77 2005 0,78 2006 0,78 2007 0,88 2008 0,90 8 PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 0,83 2005 0,86 2006 0,87 2007 0,88 2008 0,91 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2004 0,90 2005 0,90 2006 0,89 2007 0,89 2008 0,88 10 PT.Bank Mandiri Tbk 2004 0,77 2005 0,76 2006 0,78 2007 0,09 2008 0,92 11 PT.Bank Niaga Tbk 2004 0,88 2005 0,88 2006 1,58 2007 0,90 2008 0,90 Sumber: Data Olah pada lampiran 1 Dari data Likuiditas perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Likuiditas terbesar terjadi pada perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 0,09 menjadi sebesar 0,92 pada tahun 2008. Sedangkan penurunan Likuiditas terbesar terjadi pada PT.Bank Mandiri Tbk dari sebelumnya tahun 2006 sebesar 0,78 menjadi 0,09 pada tahun 2007. 66 Penurunan Likuiditas menunjukkan bahwa nilai aktiva lancar dan hutang lancar mengalami penurunan. Likuiditas menunjukkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Makin tinggi Likuiditas, makin besar harapan investor untuk meraih keuntungan berupa pendapatan investasi atas saham yang berarti pula bahwa nilai perusahaan itu makin tinggi dan sebaliknya.

4.2.3. Variabel Profitabilitas X

3 Profitabilitas didefinisikan sebagai rasio yang bertujuan untuk mengukur efisiensi perusahaan dan kemampuan perusahaan untuik memperoleh keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Profitabilitas sebagai berikut: Tabel 4.3. Data Profitabilitas Perusahaan Perbankan 2004 sd 2008 Profitabilitas X3 No Nama Perusahaan Tahun Profitasbilitas X3 1 PT.Bank Mega Tbk 2004 1,67 2005 0,71 2006 0,49 2007 1,49 2008 1,44 2 PT.Bank Central Asia Tbk 2004 2,14 2005 2,40 2006 2,40 2007 2,06 2008 2,35 3 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2004 3,88 2005 1,53 2006 1,80 2007 1,59 2008 1,09 4 PT.Bank NISP Tbk 2004 3,88 2005 1,53 2006 1,80 2007 1,59 2008 1,09 5 PT.Bank Permata Tbk 2004 3,88 67 2005 1,53 2006 1,80 2007 1,59 2008 1,09 6 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 3,88 2005 1,53 2006 1,80 2007 1,59 2008 1,09 7 PT.Bank Danamon Tbk 2004 4,09 2005 2,95 2006 1,65 2007 2,37 2008 1,43 8 PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 4,09 2005 2,95 2006 1,65 2007 2,37 2008 1,43 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2004 3,39 2005 3,10 2006 2,75 2007 0,49 2008 0,61 10 PT.Bank Mandiri Tbk 2004 3,39 2005 3,10 2006 2,75 2007 0,49 2008 0,61 11 PT.Bank Niaga Tbk 2004 1,39 2005 1,32 2006 1,45 2007 1,61 2008 0,66 Sumber: Data Olah pada lampiran 1 Dari data Profitabilitas perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Profitabilitas terbesar terjadi pada perusahaan PT. Bank Mega Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 0,49 menjadi sebesar 1,49 pada tahun 2007. Peningkatan Profitabilitas 68 menunjukkan bahwa kemampuan dalam memperoleh keuntungan mengalami peningkatan. Sedangkan penurunan Profitabilitas terbesar terjadi pada PT. Bank NISP Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2004 yaitu sebesar 3,88 menjadi sebesar 1,53 pada tahun 2005. Penurunan Profitabilitas tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dalam memperoleh keuntungan juga ikut menurun. Peningkatan dan penurunan pada Profitabilitas dimungkinkan karena keuntungan yang meningkat dan menurun. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam memperileh keuntungan sangat baik.

4.2.4. Variabel Porsi Saham Publik X

4 Porsi saham publik didefinisikan sebagai tingkat kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik.. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Porsi saham publik sebagai berikut: Tabel 4.4. Data Porsi Saham Publik Perusahaan Perbankan Tahun 2004 sd 2008 Porsi Saham Publik X4 No Nama Perusahaan Tahun Porsi Saham Publik 1 PT.Bank Mega Tbk 2004 42,72 2005 42,72 2006 47,80 2007 44,78 2008 42,18 2 PT.Bank Central Asia Tbk 2004 41,57 2005 46,63 2006 46,70 2007 46,89 2008 47,32 3 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2004 28,82 2005 28,82 69 2006 25,88 2007 25,13 2008 25,35 4 PT.Bank NISP Tbk 2004 45,36 2005 20,38 2006 20,33 2007 20,35 2008 18,08 5 PT.Bank Permata Tbk 2004 10,73 2005 10,73 2006 10,99 2007 10,99 2008 10,99 6 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 22,34 2005 31,56 2006 37,58 2007 31,45 2008 2,48 7 PT.Bank Danamon Tbk 2004 23,39 2005 23,23 2006 25,85 2007 27,13 2008 32,19 8 PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 40,93 2005 41,84 2006 43,03 2007 43,17 2008 43,21 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2004 0,84 2005 0,84 2006 0,84 2007 7,62 2008 7,60 10 PT.Bank Mandiri Tbk 2004 30,46 2005 21,24 2006 32,14 2007 32,53 2008 33,03 11 PT.Bank Niaga Tbk 2004 42,18 2005 35,14 2006 34,92 2007 23,89 2008 39,53 Sumber: Data Olah pada lampiran 1 70 Dari data Porsi saham publik perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan nilai Porsi saham publik terbesar terjadi pada perusahaan PT. Bank Negra Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 0,84 menjadi sebesar 7,62 pada tahun 2007. Peningkatan Porsi saham publik menunjukkan bahwa saham yang dimiliki oleh publik mengalami peningkatan. Sedangkan penurunan Porsi saham publik terbesar terjadi pada PT. Bank Internasional Indonesia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2007 yaitu sebesar 31,45 menjadi sebesar 2,48 pada tahun 2008. Penurunan Porsi saham publik menunjukkan saham yang dimiliki oleh publik mengalami mengalami penurunan. Semakin tinggi nilai Porsi saham publik akan semakin baik karena saham yang dimiliki oelh publik semakin banyak dan dapat menambah keuntungan bagi perusahaan, demikian juga keadaan sebaliknya

4.2.5. Variabel Kelengkapan Pengungkapan Y

Kelengkapan Pengungkapan adalah panyampaian informasi secara lengkap atau suatu laporan pengungkapan adalah suatu media pertanggungjawaban perusahaan kepada investor yang memudahkan pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke usaha-usaha yang paling produktif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai berikut: 71 Tabel 4.5. Data Kelengkapan Pengungkapan Perusahaan Perbankan Tahun 2004 sd 2008 Kelengkapan Pengungkapan Y No Nama Perusahaan Tahun Kelengkapan Pengungkapan Y 1 PT.Bank Mega Tbk 2004 20 2005 22 2006 18 2007 19 2008 20 2 PT.Bank Central Asia Tbk 2004 21 2005 22 2006 16 2007 17 2008 20 3 PT.Bank Pan Indonesia Tbk 2004 24 2005 22 2006 18 2007 20 2008 19 4 PT.Bank NISP Tbk 2004 23 2005 17 2006 16 2007 21 2008 18 5 PT.Bank Permata Tbk 2004 24 2005 20 2006 15 2007 22 2008 18 6 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk 2004 20 2005 21 2006 22 2007 23 2008 23 7 PT.Bank Danamon Tbk 2004 23 2005 18 2006 20 2007 18 2008 20 8 PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk 2004 21 2005 22 2006 18 2007 20 2008 17 72 9 PT. Bank Negara Indonesia Tbk 2004 16 2005 22 2006 18 2007 18 2008 17 10 PT.Bank Mandiri Tbk 2004 17 2005 16 2006 19 2007 19 2008 21 11 PT.Bank Niaga Tbk 2004 17 2005 21 2006 18 2007 16 2008 20 Sumber: Data Olah pada lampiran 1 Dari data Kelengkapan Pengungkapan perusahaan perbankan dapat diketahui bahwa peningkatan Kelengkapan Pengungkapan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Bank Permata Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2006 yaitu sebesar 15 menjadi sebesar 22 pada tahun 2007. Peningkatan Kelengkapan Pengungkapan perusahaan menunjukkan bahwa penyampaian informasi yang dilakukan perusahaan kepada inevstor meningkat. Sedangkan penurunan Kelengkapan Pengungkapan terkecil terjadi pada PT.Bank NISP Tbk dari tahun sebelumnya 2004 sebesar 23 menjadi 17 dan PT.Bank Central Asia Tbk dari tahun sebelumnya tahun 2005 yaitu sebesar 22 menjadi sebesar 16 pada tahun 2006. Penurunan Kelengkapan Pengungkapan menunjukkan bahwa penyampaian informasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap investor mengalami penurunan. Kelengkapan Pengungkapan menunjukkan penyampaian kelengkapan informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada para investor. Makin tinggi kelengkapan pengukapan, makin besar harapan investor 73 untuk menanamkan modal pada perusahan karena para investor mengetahui perkembangan yang terjadi di perusahaan.

4.3. Analisis Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ).

0 2 17

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 109

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 108

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 22

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18