14
dan ukuran perusahaan berpengaruh secara nyata terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang go
publik di Bursa Efek Jakarta .
2.2. Landasan Teori 2.2.1
Manajemen Keuangan
Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembnagan yang pesat
dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional
peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan
perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua
aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan
kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang rasional.
Gitosudarmo dan Basri, 2002:3 Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu
kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan harus menjabarkan tujuan
15
perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7
Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai value perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan
perusahaan. Value atau nilai perusahaam dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu
pertimbangan nilai waktu dan uang. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7 Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai
pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang
present value. untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam
pengeluaran atau pemasukan yang akan datang
2.2.2 Manajemen Keuangan Investasi
Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana. Investasi menurut Sunariyah 2003:4 adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan
16
datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi
dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas.
Dalam membicarakan tentang investasi, perlu lebih dahulu dibahas tentang nilai uang pada waktu yang akan datang terutama adalah faktor
bunga dan diskonto. Hal tersebut mengingat investasi akan berjalan dalam waktu yang relatif lama pada waktu yang akan datang, sehingga
penerimaan pada waktu yang akan datang mempunyai nilai berbeda-beda bila dinilai sekarang. Gitosudarmo dan Basri, 2002:121
Apabila proyek investasi akan dibiayai sebagain dari uang pinjaman, maka perusahaan akan membayar sebagai kompensasi terhadap
sesuatu yang diperoleh dengan penggunaan yang tersebut, yang dinamakan bunga, dan penerimaan tahun yang akan datang nilainya akan berkurang
sekaligus rasio tingkat bunga untuk tiap-tiap tahun atau tingkat diskonto
yang berjalan
2.2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivasi suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan pihak yang berkepentingan. Menurut Harahap 2001:105, laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
17
saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
perusahaan. Dan seandainyapun dilakukannya ia tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu maka yang
paling penting adald media laporan keuangan ini. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi screen bagi analis dalam proses
pengambilan keputusan. Laporan keuangan dpat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan
arus dana kas perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai
pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba ditahan atau laporan modal sendiri dan laporan perubahan posisi keuangan atau
laporan sumber dan penggunaan dana. Jumingan, 2008: 4
2.2.3.1. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut Harahap, 2001:106:
18
1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. 2.
Perhitungan LabaRugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan LabaRugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan dana. Disini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4.
Laporan Arus Kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6.
Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan. 8.
Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. LAporan ini menggambarkan transaksi laporan kauangan perusahaan yang
mampengaruhi kas atau ekuivalen kas.
2.2.3.2. Sifat Laporan Keuangan
Akutansi keuangan mamberikan informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum general purpose. Format informasinya
sudah memiliki pola yang ditetapkan lembaga resmi yang berhak menyusun standart pelaporan akutansi. Di indonesia disebut SAK Standar
Akutansi Indonesia dikeluarkan IAI. Laporan dari akutansi keuangan ini
19
dilindungi dan diawasi oleh pemerintah karena ia menyangkut kepentingan umum. Laporan yang dikeluarkan akutansi keuangan dimanfaatkan
masyarakat dalam menilai saham suatu perusahaan. Oleh karena itulah maka tidak bisa begitu saja dikeluarkan laporan yang dipercaya sebelum
ada proses penyaksian attest function atau audit yang dilakukan oleh akuntan publik erdaftar yang juga kehadiranya diatur oleh pemerintah. Di
Indonesia dimonitor oleh Departemen Keuangan dan IAI. Harahap, 2001:127.
Kekuatan laporan keuangan menurut Harahap 2001:129 sebagai informasi untuk tujuan pemakai umum yang dipercaya pada saat yang
sama juga mengandung kelemahan. Kelemahannya terletak pada informasi yang dikeluarkannya karena bersifat umum dan melayani semua pihak
yang bisa memliki perbedaan dan preferensi terhadap suatu informasi. Bagi manajer yang mengelola kegiatan perusahaan keterbatasan “general
purpose“ ini terletak pada kekuatan standar penyusunan yang baku tadi, karena dapat mendangkalkan informasi yang seharusnya diketahui secara
lebih dalam, rinci dan komprehensif. Untuk maksud pengambilan keputusan sehari-hari, manajer tertentu tidak merasa cukup dengan
informasi yang ada. Ia perlu informasi daru berbagai sumber dan dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu dia tidak bisa terikat dengan
prinsip penyusunan laporan yang diatur oleh SAK tadi. Dari sinilah muncul akutansi manajemen
20
2.2.3.3. Pihak-pihak Pemakai laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena ia dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat seseorang
dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkanakan menghasilkan keuntungan baginya.
Berikut ini para pemakai laporan kauangan beserta kegunaanya Harahap 2001:121 :
• Pemegang saham Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan
asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan
amanah. • Investor
Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham di atas. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi
keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. • Analis Pasar Modal
Analis pasar modal selalu melakukan analisa tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun
yang berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan
21
• Manajer Manajer ingin mengetahui situasi ekonomi perusahaan yang
dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saaat
• Pemberi Dana Kreditur Sama dengan pemegang saham investor, lender seperti Bank,
Investment fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah
diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman • Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Pemerintah atau lembaga pengatur sangat membutuhkan laporan keuangan karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mengikuti peraturan yang telah ditetapkannya.
2.2.3.4. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut berbagai sumber dapat dilihat penjelasan di bawah ini :
Prinsip Akutansi Indonesia 1984 dalam Harahap 2001:132 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2.
Untuk memberikan inforamasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva nettoaktiva dikurangi kewajiban suatu
22
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dala rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivasi pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengukapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuagan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akutansi yang dianut
perusahaan. APB Statement No 4 AICPA menggambarkan tujuan laporan
keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu : 1.
Tujuan umum “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan
posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akutansi yang diterima” 2.
Tujuan khusus “Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”
23
2.2.3.5. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK
Menurut Harahap 2001:134, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pemgambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menujukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship atau pertanggung jawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen
2.2.4. Pengungkapan Laporan Keuangan
2.2.4.1.Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi the releas of information. Pengungkapan laporan
24
keuangan merupakan suatu media pertanggungjawaban perusahaan kepada investor yang berguna untuk memudahkan pengambilan keputusan alokasi
sumber daya ke usaha-usaha yang paling porduktif. Hendrikson dan Brenda 2002 menyatakan bahwa pengungkapan dalam pelaporan
keuangan dapat didefinisikan sebagai penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien. Hal ini
menyiratkan bahwa harus disajikan informasi yang cukup agar memungkinkan diprediksinya kecebderungan trend dividen masa depan
serta variabilitas dan kovariabilitas imbalan masa depan dalam pasar tersebut.
2.2.4.2.Tujuan Pengungkapan Laporan Keuangan
Menurut Hendrikson dab Brenda 2002 menyatakan bahwa pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai
penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di pasar modal yang efisien. Hal ini menyiratkan bahwa harus
disajikan informasi yang cukup agar memungkinkan diprediksinya kecenderungan trend dividen masa depan serta variabilitas dan
kovariabilitas imbalan masa depan dalam pasar tersebut. Adapun tujuan pengungkapan laporan keuangan adalah :
1. Menjelaskan item-item yang diakui dan untuk meyediakan ukuran
relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran laporan keuangan 2.
Menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
25
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur
dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.
4. Untuk meyediakan informasi penting yang digunakan oleh pengguna
laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun.
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar
di masa mendatang. 6.
Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya. Pengungkapan laporan keuangan melibatkan keseluruhan metode
pegungkapan yang terbaik dalam setiap kasus tergantung pada sifat informasi dan kepentingan relatifnya.
2.2.4.3.Metode-Metode Pengungkapan
Metode-metode pengungkapan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bentuk dan Susunan Laporan Formal
Informasi yang paling signifikan dan relevan harus selalu tampil dalam tubuh utama satu atau lebih laporan keuangan jika memungkinkannya
disana. Aktiva dan kewajiban serta dampak yang ditimbulkan pada laba bersih, dan ekuitas pemegang saham harus diungkapkan dalam
laporan begitu transaksi dan perubahan lainnya dapat diukur dengan handal dan dengan derajat akurasi yang wajar. Tetapi bentuk dan
susunan laporan dapat diubah secara efektif untuk menampilkan jenis
26
informasi tertentu yang tidak dengan mudah diungkapkan dengan laporan tradisional.
2. Terminologi dan Penyajian yang Terinci
Deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah rincian yang diperlihatkan merupakan faktor penting dalam pengungkapan. Karena
terbatasnya rentang perhatian dan pemahaman manusia, data akutansi harus diikhtisarkan agar berarti dan berguna. Pemilihan seberapa
banyak informasi yang harus disajikan secara terpisah tergantung pada tujuan laporan dan materialitas pos tersebut
3. Informasi Parentesis
Informasi yang paling signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan keuangan, bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul
pos-pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskritif tanpa menjadi terlalu panjang, penjelasan atau definisi tambahan dapat
disajikan sebagai catatan perentis setelah judul dalam laporan keuangan tersebut. Akan tetapi, catatan ini tidak boleh panjang atau
akan mengganggu data utama yang diikhtisarkan di dalam laporan 4.
Catatan Kaki Tujuan laporan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk
mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam tubuh suatu laporan tanpa mengurangi kejelasan laporan.
Catatan kaki tidak boleh digunakan sebagai pengganti klasifikasi atau penilaian dan deskriptiv yang semestinya di dalam laporan keuangan
27
juga tidak boleh berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan.
5. Laporan dan Daftar Pelengkap
Laporan pelengkap menjelaskan fungsi yang berbeda dengan daftar pelengkap. Biasanya laporan pelengkap menyajikan informasi yang
lebih terperinci. Laporan pelengkap ini dapat digunakan sebagai metode untuk mengembangkan dan bereksperimen dengan peraga dan
laporan baru 6.
Komentar dalam Laporan Auditor Laporan auditor bukanlah tempat untuk mengungkapkan informasi
keuangan yang signifikan mengenai perusahaan. Tetapi laporan ini memang berfungsi sebagai metode untuk mengungkapkan jenis
informasi-informasi. 7.
Surat Direktur Utama atau Ketua Dewan Komisaris Dalam pembahasan ini laporan keuangan formal dengan catatan kaki
serta daftar dan laporan keuangan akuntan. Semua data keuangan yang relevan dan signifikan harus tampak dalam laporan ini. Akan tetapi,
pengkajian signifikansi informasi ini paling baik disajikan dalam bentuk naratif oleh manajemen sendiri.
2.2.4.4.Jenis–Jenis Pengungkapan Menurut Keputusan BAPEPAM No Kep- 06 PM 2000
Menurut Keputusan BAPEPAM No Kep-06 PM 2000 jenis-jenis pengungkapan ada dua 2 yaitu :
28
• Pengungkapan Wajib Mandatory Disclosure Merupakan pengungkapan minimum yang harus diungkapkan atau
diisyaratkan oleh standar akutansi yang berlaku kewajiban perusahaan. Perusahaan memperoleh manfaat dari menyembunyikan,
sementara yang lain dengan mengungkapkan informasi. • Pengungkapan Sukarela Voluntary Disclosure
Merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan peraturan, dimana perusahaan bebas memilih jenis informasi yang akan diungkapkan
yang sekiranya dapat mendukung dalam pengambilan keputusan.
2.2.4.5.Konsep Mengenai Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Ada 3 tiga konsep mengenai luas pengungkapan laporan keuangan yaitu adequate disclosure, fair disclosure dan full disclosure.
• Konsep adequate disclosure pengungkapan cukup, yaitu pengungkapan minim yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku
dimana tingkat ini investor dapat menginterprestasikan angka-angka dalam laporan keuangan.
• Konsep fair disclosure pengungkapan wajar mengandung sasaran etis dengan menyediakan informasi yang layak terhadap investor
potensial. • Konsep full disclosure pengungkapan penuh memiliki kesan
penyajian laporan keuangan yang berlebihan sehingga banyak pihak berpendapat bahwa full disclosure merupakan konsep yang dapat
merugikan perusahaan.
29
Pengungkapan laporan keuangan yang memadai bisa ditempuh melalui penerapan informasi yang baik. Untuk menyelenggarakan
informasi yang baik bagi pelaku pasar modal, maka pemerintah menunjuk Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dan Ikatan Akuntan Indonesia
IAI. Peraturan mengenai pos-pos laporan keuangan minimum yang harus diungkap dalam laporan keuangan diatur secara rinci di dalam SK
Bapepam.
2.2.5. Jenis-Jenis Rasio
Menurut Harahap 2001:299 banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisnya cocok untuk memahami perusahaan.
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang
dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis misalnya rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio
pertumbuhan,dan sebaginya.
2.2.5.2.Leverage
Menurut Harahap, 2001:306 Leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal
maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
digambarkan oleh modal equity. Beberapa rasio leverage antara lain : • Leverage =
100 Hutang ×
Modal
30
• Capital Formation =
Pemilik Modal
rata Rata
Dibayar yang
Dividen Bersih
Laba −
Rasio ini mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan khususnya usaha bank sehingga dapat bertahan tanpa merusak
Capital Adequacy Ratio Adapun rumus rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Jurnal Andi Kartika,2009 DER = y
TotalEquit TotalDebt
2.2.5.3.Likuiditas
Menurut Munawir 2007:31 likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sedangkan menurut Sugiyarso dan
Winarni 2005:114 likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Analisis keuangan dapat
menggunakan beberapa rasio likuiditas untuk menilai apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas antara lain Harahap, 2001:301 :
• Rasio Lancar =
Lancar Hutang
lancar Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar
31
• Rasio Kas Atas Aktiva Lancar =
lancar aktiva
kas
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan
aktiva lancar. • Rasio Kas Atas Hutang Lancar =
Lancar Hutang
Kas
Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar
Adapun rumus rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jurnal Andi Kartika,2009 =
s Liabilitie
Cureent Assets
Current
2.2.5.4.Profitabilitas
Menurut Sartono 2001:122 profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Munawir 2007:33 berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Rasio. Beberapa
rasio Profitabilitas ini antara lain Harahap, 2001:304 : • Margin Laba Profit Margin =
Penjualan Bersih
Pendapa tan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka
32
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
• Asset turn over Return on Asset =
Aktiva Total
Bersih Penjualan
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih
cepat berputar dan meraih laba. • Return on Investment Return on Equity =
Modal rata
Rata LabaBersih
−
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakin bagus.
• Return on Total Asset =
asset total
rata Rata
Bersih Laba
−
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
• Basic Earning Power =
Aktiva Total
Pajak dan
Bunga Sebelum
Laba
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoreh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan
dengan total aktiva, semakin besar rasio semakin baik. Adapun rumus rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Jurnal Andi Kartika,2009 :
Assets Total
Tax After
Earning
33
2.2.5.5.Porsi Kepemilikan Saham
Laporan tahunan dapat dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik. Ada potensi konflik
kepentingan anatar manajemen dan pemilik dalam hal luasnya pengungkapan sukarela laporan tahunan. Semakin banyak saham yang
dimiliki oleh publik, maka semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan
tahunannya. Hal ini di karenakan dengan semakin besar porsi pemilikan publik, maka semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang
perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan keuangan.
Naim dan Rahman 2000 mengemukakan adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat
mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang
perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin luas.
Informasi tingkat kepemilikan saham akan digunakan oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain semakin banyak
saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan dalam memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk perusahaan
dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif. Rumusnya Jurnal Andi Kartika,2009
=
100 dim
× saham
Total masyarakat
iliki saham
Jumlah
34
2.2.6. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan.
Menurut Johar, 2007:34 rasio leverage rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang
atau dibiayai oleh pihak luar suatu perusahaan dengan leverage yang tinggi mengandung biaya pengawasan monitoring cost yang tinggi. Jika
menyediakan informasi yang lebih komprehensif akan membutuhkan biaya yang tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi
akan menyediakan informasi yang secara lebih komprehensif. Pernyataan tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Ainun dan Fuad 2000,
bahwa perusahaan dengan rasio hutang atas modal tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi dalam laporan keuangan daripada
perusahaan dengn rasio yang rendah. Semakin tinggi tingkat leverage perusahaan, maka akan semakin
besar pula agency cost atau dengan kata lain semakin besar kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang kepada
pemegang saham dan manajer sehingga untuk mengurangi hal tersebut, perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan yang lebih lengkap
guna memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang Mekk, Robert,dan Gray,1995.
Pada tingkat ekonomi yang baik tingkat leverage yang tinggi dapat memberikan kesempatan laba yang lebih banyak sehingga perusahaan
akan lebih banyak pengungkapan laporan keuangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika 2009 menunjukkan bahwa leverage
35
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kelengkapan laporan keuangan hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amillia dan Ikka 2007 yang menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap kelengkapan laporan keuangan. 2.2.7.
Pengaruh Likiuditas Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan.
Menurut Johar, 2007:34 rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka pendek. Apabila suatu perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi maka menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan
tersebut. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin
menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Sedang menurut Darmawati 1999 dalam Yuniati 2000 menyatakan bahwa kesehatan perusahaan
yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas diukur dengan current rasio diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal
ini didasarkan dari adanya penghargaan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi daripada perusahaan yang
lemah. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan
informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja rasio
likuiditas yang tinggi.
36
2.2.8. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan.
Menurut Johar 2007:37 mengatakan bahwa rasio profitabilitas rasio keuntungan digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan pernjualan, aktiva maupun laba atau modal sendiri. Apabila suatu perusahaan yang
mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi maka menunjukkan tinggi pula yang dihasilkan oleh perusahaan sama halnya apabila rentabilitas
ekonomi dan profit margin yang tinggi suatu perusahaan akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang terperinci, sebab mereka
ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen. Profitabilitas yang tinggi
menunjukkan tingginya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Dengan profitasbilitas yang tinggi manajer perusahaan akan mengungkapkan lebih
banyak laporan keuangan untuk menunjukkan kinerja dari perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika 2009 menyatakan bahwa
rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kelengkapan laporan keuangan. 2.2.9.
Pengaruh Porsi Saham Publik Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan.
Menurut Sunariyah 2003:111 berdasarkan undang-undang perseroan yang berlaku di Indonesia saham adalah surat berharga sebagai
bukti penyertaan atau pemilik individu maupun institusi yang dikeluarkan
37
oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian
dari perusahaan tersebut. Setiap perusahaan satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor
luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi
tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin
luas. Informasi tingkat kepemilikan saham akan digunakan oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain semakin banyak
saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan dalam memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk perusahaan
dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika 2009 menyatakan bahwa variabel porsi
saham publik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kelengkapan pengukapan laporan keuangan.
38
2.3. Kerangka Konseptual