UPAYA MEMANTAPKAN RENCANA KARIER MENGGUNAKAN GENOGRAM PADA SISWA SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
1. Latar Belakang
Bekerja merupakan salah satu hak individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang dilakukan haruslah pekerjaan yang layak dilakukan oleh manusia.Hal ini ditegaskan dalam UUD RI Tahun 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Oleh karena itu, penting sekali memiliki pekerjaan yang layak yang meningkatkan derajat sosial dan ekonomi bagi individu itu sendiri.
Para pelamar kerja akhirnya berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.Peristiwa itu kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendirikan berbagai sekolah tinggi dan kursus yang disediakan untuk para calon pelamar kerja untuk meningkatkan kompetensi mereka, agar siap bersaing memperebutkan setiap kesempatan yang ditawarkan sesuai dengan bidangnya.
Kenyataannya, di mana tenaga kerja yang ada bekerja di bidang-bidang yang tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajari di bangku sekolah atau jurusan mereka, misalnya lulusan sarjana teknik menjadi guru Bahasa Lampung. Hal itu mungkin saja terjadi apabila individu lulusan teknik tersebut fasih berbahasa Lampung. Ini tentunya akan merugikan individu yang berkompeten dan sah sebagai lulusan diploma atau sarjana pendidikan bahasa Lampung. Kemudian timbul pertanyaan mengapa pihak pembuka lowongan kerja menerima
(2)
seseorang yang tidak memiliki sertifikasi yang sah dalam bidang pekerjaannya itu? Apabila harus seperti itu, mengapa tidak dari awal individu tersebut mengambil jurusan Bahasa Lampung?
Terdapat pula individu bekerja di bidang yang sesuai dengan ilmu yang telah ia pelajari, ilmu tersebut tidak semuanya menunjang keberhasilan mereka dalam berkarier. Dengan kata lain, kompetensi yang dimilikinya tidak selalu sesuai dengan kompetensi yang dituntut oleh pekerjaan yang tersedia, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai contoh, seorang guru Bimbingan dan Konseling yang bersertifikasi, memiliki kognitif yang baik dan wawasan yang luas sesuai dengan bidang pekerjaan yang ia ambil, namun malas-malasan dalam melaksanakan tugas bimbingannya yang menyebabkan terhambatnya tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah.
Karier juga sangat berkaitan dengan kepribadian seseorang (Holland, 2011). Individu tentunya menginginkan karier yang sesuai dengan kepribadiannya. Jika individu adalah pribadi yang aktif, mungkin ia mengharapkan pekerjaan yang berhubungan dengan sosial atau orang banyak. Jika individu adalah pribadi yang pasif, mungkin ia akan tidak nyaman jika harus berhubungan dengan banyak orang.
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan dalam pemilihan karier. Faktor yang paling penting adalah faktor diri dan tuntutan jabatan (okupasi) serta kecocokan antara keduanya. Faktor-faktor tersebut dijadikan pertimbangan utama karena umumnya tugas, pekerjaan, dan jabatan yang diemban seseorang akan berhasil memenuhi harapan apabila hal tersebut sesuai dengan diri yang bersangkutan. Semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan
(3)
atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya (Dahlan, 2010).
Kita dapat melihat bahwa pemilihan dan pemantapan karier bukanlah sesuatu yang dapat dianggap sepele karena mempengaruhi kesuksesan hidup seseorang ke depannya dan dapat hidup sebagai individu dewasa yang mandiri secara finansial.
Keputusan karier bagi masa depan akan terwujud apabila mereka mampu menyesuaikan diri antara potensi-potensi yang dimilikinya dengan kesempatan yang tersedia (Sukardi, 1989). Mengingat betapa pentingnya masalah karier dalam kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karier yang berkelanjutan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, diketahui bahwa ada beberapa siswa yang masih belum tahu akan melanjutkan kemana setelah lulus nanti. Siswa-siswa tersebut masih belum merencanakan pilihan kariernya. Ada juga yang sudah memiliki rencana pilihan kariernya, namun belum ada kemantapan dalam diri mereka.
Telah jelas, kematangan dalam memilih karier menjadi tugas pokok yang harus dicapai siswa. Namun, kenyataan memperlihatkan bahwa sampai saat ini remaja banyak sekali menghadapi kesulitan dalam mengambil pilihan karier yang sesuai dan tepat dengan berbagai atribut dalam dirinya. Hal ini ditandai dengan sebuah pilihan siswa yang lebih mengikuti teman atau orangtua dalam melanjutkan karier pendidikannya tanpa mengetahui arahan minat
(4)
dan bakat yang siswa miliki. Sebuah pilihan yang tidak matang dan terencana membuat para remaja berada dalam ambang kebingungan yang berkelanjutan.
Kebingungan itu menunjukkan bahwa siswa tidak mampu memilih atau menyatakan pendapat terhadap tindakan tertentu dalam menghasilkan pilihan pekerjaan yang akan dimasukinya. Hal ini, menurut Crites dalam Dahlan (2010) disebabkan karena (1) individu mempunyai banyak potensi dan membuat banyak pilihan tetapi ia tidak dapat memilih satu sebagai tujuannya, (2) individu tidak dapat mengambil keputusan, ia tidak bisa memilih satu pun dari alternatif-alternatif yang mungkin baginya, dan (3) individu yang tidak berminat, ia telah memilih satu pekerjaan tetapi ia bimbang akan pilihannya itu karena tidak didukung oleh pola minat yang memadai. Maka dari itu diperlukannya sebuah perencanaan karier yang matang bagi setiap siswa sebagai sebuah antisipasi atau jalan untuk pemilihan karier yang sesuai.
Pemantapan rencana dan pemilihan karier pada masa remaja di dalamnya terdapat pengaruh orang lain yang berarti adanya (significant-other influences), dengan kata lain ketika individu mengidentifikasi dan menentukan pemilihan kariernya dipengaruhi oleh orang lain yang sangat berarti baginya (Supriatna, 2011).Diikuti pendapat Gibson (2005) yang menerangkan bahwa sudah saatnya memperhatikan pendidikan karier di usia dini, hal ini didasari oleh penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengidentifikasi pekerjaan orang-orang dewasa di sekitarnya pada umumnya, dan lebih mengidentifikasi pekerjaan ibunya dari pekerjaan ayahnya pada khususnya. Ini sama saja berarti, anak cenderung lebih melihat sisi karier dari orang yang sangat dekat dengannya, yaitu keluarganya.
(5)
Genogram merupakan bagan silsilah keluarga yang dapat digunakan untuk menggali informasi karier berdasarkan garis keturunan yang ada pada keluarga tersebut. Penggunaan genogram ini bertujuan agar individu dapat mengeksplorasi pengaruh keluarga pada dirinya, termasuk identitas kariernya dengan harapan, motivasi, peran sosial, nilai, dan pandangan klien dari dunia kerja bisa menjadi jelas dan terungkap. Oleh karena itu, penggunaan genogram cukup penting dalam memantapkan pilihan karier yang sudah direncanakan siswa.
Di sini, tentunya peran guru pembimbing atau konselor sangat besar untuk membantu siswa dalam merencanakan dan memantapkan karier. Pemantapan rencana karier siswa dapat dilakukan secara individual dengan penggunaan analisis genogram.
Dari uraian di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “UpayaMemantapkan Rencana Karier Menggunakan Genogram pada Siswa SMA Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011-2012.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1 Terdapat siswa yang belum mantapmemilih suatu bidang karier setelah lulus SMA 2 Terdapat siswa bingung memilih jenis pekerjaan di masa depan
3 Terdapat siswa yang memilih bidang karier karena perintah orangtuanya
4 Terdapat siswa yang tidak memanfaatkan layanan BK untuk mencari informasi tentang dunia karier
5 Terdapat siswa yang tidak merencanakan karier berdasarkan pola-pola karier yang terdapat pada kelurganya
(6)
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka dalam hal ini peneliti membatasi pada “upaya memantapkan rencana karier menggunakan genogram pada siswa SMANegeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011-2012”.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah: “Siswa kurangmantap dalam rencana kariernya setelah lulus dari SMA Negeri 2 Bandar Lampung”. Dengan demikian rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
“Apakah rencana karier siswa dapat dimantapkan dengan penggunaan genogram?”
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu pemantapan rencana karier siswa dengan menggunakan genogram.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Kegunaan secara teoretis
(7)
Secara teoretis penelitian ini berguna untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penulis melalui bahasa ilmiah. Selain itu penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu khususnya mengenai penggunaan genogram untuk memantapkan rencana karier siswa.
b. Secara praktis
Penelitian ini dilakukan agar dapatdijadikan salah satu rujukan dalam pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah.Serta, diharapkan bahwa memantapkan rencana karier siswa dapat dilakukan dengan menggunakan genogram.
C. Kerangka Pikir
Asumsi yang melandasi dikembangkannya genogram sebagai alat wawancara konseling adalah bahwa di dalam pemilihan karier terdapat pengaruh dari orang lain yang berarti (significant-other influences). Orang yang sangat berarti itu terutama berpengaruh terhadap individu atau generasi muda dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karier (Supriatna, 2011). Dalam penelitian ini, orang lain yang dianggap significant other influences adalah keluarga.
Menurut Supriatna (2011), secara konseptual, genogram berarti suatu model grafis yang menggambarkan asal-usul keluarga klien dalam tiga generasi, yakni generasi dirinya, orangtuanya dan kakek-neneknya. Genogram juga merupakan suatu alat untuk menyimpan informasi yang dicatat selama wawancara antara konselor dengan klien mengenai
(8)
orang-orang dalam asal-usul keluarga klien. Keunikan setiap klien ditekankan sebagaimana klien memandangnya dalam konteks keluarga.
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik memberikan bantuan agar siswa dapat memantapkan rencana kariernya.Bantuan yang diberikan adalah dengan menggunakan genogram. Dalam teknik ini peneliti berusaha memberikan pencerahan setelah siswa menggambarkan asal-usul keluarganya, dan menggali informasi yang berhubungan dengan sifat karier keluarga tersebut.
Berikut ini adalah kerangka pikir penelitian yang coba digambarkan dalam bentuk bagan oleh peneliti:
Gambar1.1Bagan Kerangka Pikir penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat terlihat bahwa awalnya siswa sudah memiliki rencana karier namun kurang mantap. Kemudian peneliti mencoba untuk membantunya dengan cara menggali informasi menggunakan analisis genongram dengan tujuan agar siswa merasa lebih mantap dalam rencana kariernya.
D. Hipotesis Siswa kurang mantap dalam rencana karier
Genogram
Siswa lebih mantap dalam rencana karier
(9)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, yang kemudian harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:Pilihan karier siswa dapat lebih dimantapkan melalui genogram.
Sedangkan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kemantapan pilihan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan dengan menggunakan genogram
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kemantapan pilihan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan dengan menggunakan genogram
Untuk menguji hipotesis ini peneliti menggunakan uji statistik dengan Wilcoxon Match Pairs. Dengan ketentuan, jika hasil zhitung>ztabel maka Ho ditolak dan Ha yang diterima, tetapi jika zhitung<ztabel maka Ho yang diterima dan Ha ditolak.
(10)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Rencana Karier 1. Pengertian Karier
Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda (Tolbert dalam Manrihu, 1992).
Menurut Manrihu (1992), karier adalah realitas obyektif dan subyektif. Setiap posisi mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak, dan pilihan-pilihan masa depan terbuka atau tertutup. Posisi itu memerlukan keterampilan-keterampilan, minat-minat, dan nilai-nilai. Selanjutnya Manrihu (1992) mengemukakan karier itu unik bagi setiap orang dan diciptakan oleh apa yang orang pilih atau tidak pilih. Karier itu dinamis dan terbuka selama hidup; mencakup tidak hanya okupasi-okupasi tetapi juga pra-vokasional dan pasca-vokasional serta bagaimana orang-orang mengintegrasikan kehidupan kerjanya dengan peranan-peranan hidup lainnya: keluarga, masyarakat, dam waktu luang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu pilihan okupasi individu untuk menghidupi dirinya di masa depan. Karier dapat ditempuh dengan cara memilih pekerjaan yang cocok dengan keterampilan, minat, dan nilai-nilai yang ada pada lingkungannya.
(11)
Winkel (1999) mengutip definisi tentang perkembangan karier yang pernah dirumuskan oleh The National Vocational Guidance Association sebagai berikut: “Gabungan faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan fisik, ekonomis, dan kesempatan, yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang”. Gabungan ini mencakup banyak faktor internal dan eksternal, yaitu:
a. Faktor internal, antara lain:
1) Nilai kehidupan (values), yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-mana dan kapanpun juga.
2) Taraf intelegensi, yaitu taraf kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis serta objektif.
3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, keterampilan, atau kesenian.
4) Minat, yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan di bidang itu.
5) Sifat, yaitu ciri kepribadian yang memberikan corak khas pada seseorang. 6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan
tentang diri sendiri.
7) Keadaan jasmani, yaitu ciri fisik yang dimiliki seseorang.
b. Faktor Eksternal, antara lain:
(12)
2) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah
3) Status sosial ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya penghasilan, jabatan, tempat tinggal, dan suku bangsa.
4) Pengaruh dari anggota keluarga besar dan inti.
5) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan-pandangan yang dikomunikasikan pada anak didik oleh staf tenaga-tenaga bimbingan dan pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam karier, dan lain-lain
6) Pergaulan dengan teman sebaya
7) Tuntutan yang melekat pada jabatan dan pada program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan karier adalah suatu proses perubahan pola pikir individu terhadap kariernya yang disesuaikan oleh usia, kondisi ekonomi, lingkungan, dan faktor-faktor lainnya.
Untuk mengembangkan karier secara optimal, ada baiknya mengikuti pola periode perkembangan karier manusia menurut Ginzberg (dalam Winkel, 1999), yaitu:
a. Tahap Fantasi : 6 – 11 tahun b. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun
1) Sub tahap Minat (interest) pada umur 11-12 tahun
2) Sub Tahap Kapasitas (Capacity) pada umur 13-14 tahun
(13)
4) Sub Tahap Transisi (Transition) pada umur 17-18 tahun c. Tahap Realistis : 19 –25 tahun
1) eksplorasi (exploration) 2) kristalisasi (chystallization)
3) spesifikasi/penentuan (specification)
Subyek yang akan diteliti dalam penelitian ini berkisar umur 17-18 tahun, yaitu Tahap Tentatif-Transisi. Dalam sub tahap ini,siswadiperkirakan sudah mampu memikirkan atau "merencanakan" karier mereka berdasarkan minat, kemampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Sedangkan menurut Super dalam Winkel (1999), perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5 (lima) fase, yaitu:
a. Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 14 tahun. Pada awal tahap ini, kebutuhan dan fantasi merupakan hal yang dominan. Konsep diri yang dimiliki seseorang terbentuk melalui identifikasi terhadap figure -figur kunci dalam keluarga dan sekolah. Tahap growth terdiri dari tiga sub tahap yaitu :
1) Sub Tahap Fantasi, usia 4 – 10 tahun yang ditandai dengan minat anak yang berangan -angan atau berfantasi menjadi seseorang yang diinginkan.
2) Sub Tahap Minat, usia 11 – 12 tahun, tingkah laku yang berhubungan dengan karier sudah mulai dipengaruhi oleh kesukaan anak.
3) Sub Tahap Kapasitas, usia 13 – 14 tahun, Individu mulai mempertimbangkan kemampuan pribadi dan persyaratan pekerjaan yang ia inginkan.
(14)
b. Tahap Penjajagan, usia 15 – 24 tahun, Individu banyak melakukan penjajagan atau pencarian terhadap karier apa yang cocok buat dirinya. Tahap ini terdiri dari 3 sub tahap, yaitu :
1) Sub Tahap Sementara, usia 15 – 17 tahun, tugas perkembangan pada tahap ini adalah mengkristalisasi pilihan pekerjaan. Perkembangan karier bersifat lebih internal. Individu mulai dapat menggunakan self-preference-nya dan mulai dapat melihat bidang serta tingkat pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
2) Sub Tahap Peralihan, usia 18 – 21 tahun. Perkembangan pada masa ini mengkhususkan pilihan/rencana pekerjaan.
3) Sub Tahap Uji Coba, usia 22 – 24 tahun. Tugas perkembangan pada masa ini adalah mengimplementasikan pilihan pekerjaan.
c. Tahap Pemantapan/kemantapan, usia 25 – 44 tahun. Tahap ini ditandai dengan masuknya individu ke dalam dunia pekerjaan yang sesuai dengannya sehingga ia akan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaannya tersebut. Merupakan masa paling produktif dan kreatif. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu :
1) Sub Tahap Trial with Commitment pada usia 25 - 30 tahun. Individu sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya sehingga akan terus mempertahankannya. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah menstabilisasi pilihan pekerjaannya.
2) Sub Tahap Advancement, usia 31 – 44 tahun. Ada dua tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh indvidu pada masa ini. Pertama, individu mengkonsolidasi pilihan pekerjaannya. Pada fase ini, keamanan dan kenyamanan dalam bekerja menjadi tujuan utama. Tugas kedua adalah melakukan peningkatan dalam dunia pekerjaannya.
(15)
d. Tahap Pemeliharaan (maintenance), usia 45 – 59 tahun. Individu telah menetapkan pilihan pada satu bidang karier sehingga mereka tinggal menjaga atau memelihara pekerjaan.
e. Tahap Penurunan (decline stage) dimulai pada usia 60 tahun. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu :
1) Sub tahap perlambatan, usia 60 – 64 tahun. Ada tugas perkembangan pada sub tahap ini yaitu mengurangi tingkat pekerjaan secara efektif serta mulai merencanakan pensiun.
2) Sub tahap pensiun, usia 70 tahun. Fase ini ditandai dengan masa pensiun dimana individu akhirnya mulai menarik diri dari lingkungan kerjanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan karier merupakan suatu proses perubahan fisik dan psikologis yang terjadi dalam diri individu yang mempengaruhi kemampuan dan pengalaman dalam menetapkan kariernya di masa yang telah ditentukan. Adapun periode anak yang sudah mampu memikirkan atau merencanakan karier mereka berdasarkan minat, kemampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan berada dalam Sub Tahap Transisi Tentatif (Ginzberg) dan Sub Tahap Peralihan Penjajagan (Super), atau berkisar pada usia 17-18 tahun (umumnya anak pada kelas XII SMA).
3. Memantapkan Rencana Karier
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan dan karier-karier yang memuaskan dapat membawa efek-efek yang bermanfaat terhadap kesehatan pekerja, dan
(16)
karena itu meningkatkan kesehatan. Selanjutnya, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa tidak bekerja (menganggur) dapat membawa akibat-akibat negatif bagi kesehatan (Vondracek, Lerner, dan Schulenberg dalam Manrihu, 1992).
Prayitno (dalam Sukardi, 1989) mengemukakan bahwa karier seseorang bukan sekedar pekerjaan yang sedang dijabatnya, melainkan pekerjaan yang benar-benar cocok dengan diri orang yang menjabatnya sehingga orang itu merasa senang menjabatnya, mengusahakan hasil kerja yang setinggi-tingginya dan terus mengembangkan diri, lingkungan serta sara yang berkaitan dengan keberhasilan dalam pekerjaannya itu. Seseorang lebih mudah memperoleh pekerjaan tertentu namun mengembangkan karier di masyarakat tidak selalu mudah. Tidak setiap orang berhasil mengembangkan karier yang dipilihnya. Keputusan tentang jenis pekerjaan yang diinginkan tentu saja bersangkut-paut dengan pendidikan yang harus dijalani untuk mempersiapkan diri dalam pekerjaan yang dimaksudkan itu. Sebaliknya, keputusan tentang pendidikan yang akan diikuti mempunyai implikasi langsung terhadap pekerjaan individu yang bersangkutan setelah menamatkan pendidikan tersebut, sepanjang pendidikan yang dimaksudkan itu memang merupakan persiapan bagi pekerjaan tertentu.
Seseorang cenderung memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya dan dapat memenuhi kebutuhannya. Suatu pekerjaan tidak akan menimbulkan “stres” apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkannya dan dapat memenuhi kebutuhan, sehingga ia memperoleh kepuasan dalam pekerjaannya itu. Oleh karena itulah sebelum seseorang menentukan suatu pekerjaan bagi dirinya, ia harus
(17)
mengetahui terlebih dahulu tentang bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya serta kepribadiannya (Kartono, 1985).
Hoppocks dalam Kartono (1985) mengemukakan agar seseorang mempunyai pilihan yang tepat terhadap pekerjaannya maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang dipilih hendaknya sesuai dengan kebutuhan (needs)
b. Pekerjaan yang dipilh adalah pekerjaan yang diyakini sebagai paling baik untuk memenuhi kebutuhannya
c. Kebutuhan yang timbul, mungkin diterima secara intelektual, yang diarahkan untuk tujuan tertentu
d. Pekerjaan tertentu akan dipilih seseorang, bila untuk pertama kali dia menyadari, bahwa pekerjaan tersebut dapat menolongnya dalam memenuhi kebutuhannya
e. Pemilihan pekerjaan tersebut akan tepat bila memang memungkinkan terpenuhi kebutuhannya. Hal ini tergantung pada: pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang pemilihan pekerjaan, dan kemampuan berfikir yang jelas
f. Informasi tentang diri sendiri mempengaruhi pilihan pekerjaan, dengan demikian seseorang mengetahui apa yang ia inginkan dan pekerjaan yang tepat dengan potensi dirinya
g. Informasi tentang jenis pekerjaan mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang
h. Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai atau tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang dan derajat kepuasan tersebut tergantung pada pemikiran antara apa yang diinginkan
i. Kepuasan tersebut mungkin akibat atau hasil dari terpenuhinya kebutuhan sekarang ini atau akan terpenuhinya kebutuhan di masa yang akan datang
(18)
j. Pilihan pekerjaan dapat berubah bila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya
Dilihat dari pendapat-pendapat di atas, maka memantapkan perencanaan karier sejak dini sangat penting. Adapun tujuan pentingnya perencanaan karier menurut Dillard (1985) adalah sebagai berikut:
a. memperoleh kesadaran dan pemahaman diri b. mencapai kepuasan pribadi
c. mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan yang sesuai d. efisiensi usaha dan penggunaan waktu
Dillard (1985) juga mengungkapkan beberapa manfaat yang diperoleh siswa jika mampu memantapkan rencana kariernya, yaitu sebagai berikut:
a. pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri akan lebih meningkat b. mengetahui berbagai macam dunia karier
c. cakap untuk membuat keputusan secara efektif
d. memperoleh informasi yang terarah mengenai karier yang tersedia
e. cakap memanfaatkan kesempatan karier yang sesuai dengan kemampuannya
Dahlan (2010) mengemukakan ketepatan dan kemantapan pilihan karier merupakan indikasi bagi kematangan karier siswa. Adapun ciri-ciri siswa yang telah matang rencana kariernya adalah sebagai berikut:
1) Pilihan kariernya ajeg, baik dilihat dari segi waktu, bidang, tingkat, dan rumpun pekerjaan
(19)
2) Pilihan kariernya realistik, sesuai dengan kesempatan yang ada, minat, kepribadian, dan kelas sosialnya
3) Memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan pilihan karier
4) Memiliki sikap, yaitu perasaan, reaksi subyektif dan disposisi yang diperlukan untuk membuat suatu pilihan kerja dan memasuki dunia kerja
Menurut Kurniati, et al. (2006) mengemukakan bahwa kematangan karier menjadi hal yang penting bagi para siswa. Namun, dunia pendidikan di Indonesia belum memiliki alat tes yang terstandardisasi yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan/kemantapan karer siswa SMA. Oleh karena itu, untuk mengukur kemantapan karier dapat mengacu pada Career Maturity Inventory yang disusun oleh John O. Crites, Ph.D. Kurniati (2006) menyebutkan aspek yang diungkap dalam inventori ini adalah aspek sikap dan aspek kompetensi. Aspek sikap dapat mengungkapkan perasaan-perasaan, reaksi subjektif, dan kecenderungan individu dalam memilih karier dan memasuki dunia kerja. Indikator yang diukur dalam aspek sikap adalah: (1) keterlibatan dalam proses pemilihan karier, (2) orientasi terhadap pekerjaan, (3) kemandirian dalam pembuatan keputusan karier, (4) preferensi terhadap faktor-faktor pemilihan karier, dan (5) konsepsi terhadap proses pemilihan karier. Sedangkan indikator aspek kometensi meliputi: (1) informasi pekerjaan, (2) pemilihan pekerjaan, (3) Perencanaan, dan (4) pemecahan masalah.
Jadi, memantapkan rencana karier sangatlah penting agar individu dapat mempersiapkan diri dalam menyambut lingkungan kariernya di kemudian hari supaya tidak ada lagi keraguan atau perasaan yang mengganggu ketika ia sudah memulai kariernya.
(20)
B. Genogram
1. Pengertian Genogram
Genogram secara istilah berasal dari dua kata, yaitu gen (unsur keturunan) dan gram (gambar atau grafik). Dalam bahasa Indonesia, genogram dapat dipadankan dengan gambar silsilah keluarga. Secara konseptual, genogram berarti suatu model grafis yang menggambarkan asal-usul klien dalam tiga generasi, yakni generasi dirinya, orangtuanya, dan kakek-neneknya.Genogram sebagai salah satu teknik dalam penyelenggaraan terapi keluarga merupakan diagram sistem hubungan keluarga tiga generasi, di mana simbol digunakan untuk mengidentifikasikan sistem, subsistem, dan karakteristik mereka, kemudian memberikan bentuk tentang karakter keluarga (McGoldrick, 1999).Genogram merupakan suatu alat untuk menyimpan informasi yang dicatat selama wawancara antara konselor dengan klien mengenai orang-orang dalam asal-usul keluarga klien (Supriatna: 2011).
Ayah Ibu
Kakak Saya Adik
Kakek Nenek Kakek Nenek
Gambar 2.1 Contoh Genogram Standar
Dalam Supriatna (2011) disebutkan bahwa sejarah genogram bermula dari Bowen pada tahun 1980. Bowen menggunakan genogram di dalam wawancara terapi keluarga.
(21)
Kemudian penggunaan genogram diperluas oleh McGoldrick dan Gerson pada tahun 1985. Selanjutnya, pada tahun 1987, Okiishi mengembangkan genogram sebagai alat yangdipersiapkan untuk membantu konselor-klien ketika wawancara karirberlangsung dalam suasana yang menyenangkan, hingga dapatmendorong keterbukaan yang dimaksud dalam konteks silsilah keluarga.
Genogram dalam situs aplikasi resminya, GenoPro (2011), diartikan sebuah representasi tergambar dalam sebuah silsilah keluarga yang menampilkan data mengenai hubungan yang ada. Data tambahan dapat mencakup pendidikan, pekerjaan, peristiwa besar dalam hidup, penyakit kronis, perilaku sosial, sifat hubungan keluarga, hubungan emosional, dan hubungan sosial. Genogram dapat bervariasi secara signifikan karena tidak adabatasanseperti apajenis datadapat dimasukkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa genogram adalah gambar dari kehidupan satu keluarga yang mempengaruhi pola kehidupan ataupun cara pandang pada suatu situasi tertentu, misalnya pandangan tentang karier.
2. Simbol-simbol Genogram
Menurut McGoldrick (1999), genogram sebagai salah satu teknik dalam penyelenggaraan terapi keluarga merupakan diagram sistem hubungan keluarga tiga generasi, di mana simbol digunakan untuk mengidentifikasikan sistem, subsistem, dan karakteristik mereka, kemudian memberikan bentuk tentang karakter keluarga. Jadi, salah satu unsur
(22)
dari genogram adalah penggunaan simbol. Adapun simbol-simbol standar yang digunakan dalam membuat genogram terdapat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 (Genopro, 2011).
Gambar 2.2. Simbol Gender Standar
1. Normal 2. Acuh 3. Berjarak 4. Terasing 5. Konflik 6. Benci 7. Harmonis 8. Dekat 9. Sangat dekat 10. Cinta 11. Jatuh cinta 12. Membingungkan 13. Curiga
14. Bermusuhan
15. Bermusuhan & berjarak Pria Wanita Tidak
jelas Hewan Anak Adopsi Anak Asuh Kelahiran
Keguguran Aborsi Meninggal Kembar Kembar Identik
(23)
Gambar 2.3 Simbol Emosi Keluarga
(24)
Secara umum, Mallot (2005) mengemukakan ada tiga tahapan dalam Genogram, yaitu membuat diagram genogram, mengidentifikasi karier keluarga, dan wawancara genogram. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Membuat Diagram Genogram
Dalam membuat bagan Genogram, hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan adalah: 1) Menggunakan software Genogram yang dapat diunduh dari GenoPro. Bila tidak ada,
sediakan kertas untuk membangun genogram keluarga klien
2) Klien menjabarkan kisi-kisi keluarganya dan konselor membuat bagannya
3) Dalam membangun genogram, ada beberapa aturan pokok dari GenoPro (2011) yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Orangtua laki-laki selalu di sebelah kiri keluarga dan orangtua wanita disebelah kanan keluarga.
b) Dalam kasus dua arti, gunakan male-female relationship, itu lebih baik daripada male-male or female-female relationship.
c) Pasangan yang berpisah selalu terputus dengan pasangan pertamanya, kemudian pasangan keduanya (jika ada), pasangan ketiga, dan seterusnya.
d) Anak pertama selalu di sebelah kiri keluarga, anak bungsu selalu di sebelah kanan keluarga.
4) Memperhatikan simbol-simbol standar dalam membuat genogram (terdapat pada gambar 3, gambar 4, dan gambar 5)
(25)
Hal yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Mencatat pekerjaan-pekerjaan yang ada pada keluarga klien 2) Mengidentifikasi pola yang ada dalam genogram
3) Menjabarkan bagaimana klien memberikan penghargaan dan sumber inspirasi karier sehingga arah minat dan pilihan karier klien dapat terlihat
c. Wawancara
Pada tahap ini, konselor mulai mencatat inkonsistensi antara (1) keyakinan atau nilai-nilai yang mereka membahas dan (2) dokumentasi pada genogram tersebut. Lebih lanjut konselor meminta siswa untuk mempertimbangkan informasi yang dihilangkan untuk menilai respon dan persepsi siswa.
Mallot (2005) juga memberikan referensi untuk bisa dijadikan pertanyaan dalam analisis genogram. Adapun panduan wawancara yang dapat ditanyakan meliputi:
1) Rencana awal konseli
2) Alasan ketidakmantapan konseli 3) Model pola hidup keluarga konseli 4) Keberhasilan anggota keluarga konseli 5) Proses pembuatan keputusan
Perhatian untuk konselor, bahwa genogram masih belum banyak dikenal oleh siswa. Jadi, dalam tiap tahapannya, konselor harus bisa menjelaskan agar siswa dapat memahami tentang tugasnya dalam proses ini.
(26)
Bimbingan konseling memberikan sebuahlayanan dalam membantu klien dalam perencanaan kariernya. Pemantapan rencana karier bisa dibantu dengan menganalisis serta memahami berbagai keunggulan serta kelemahan yang ada dalam dirinya, serta melihat sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pengembangan minat, pribadi serta sistem nilai klien. Adapun teknik yang digunakan dalam membantu klien adalah penggunaan genogram.
Genogram dalam konseling karier adalah sebuah metode yang dilakukan konselor kepada anak untuk mengukur dan mendiskusikan pola karier dalam keluarga anak. Kemampuan untuk bersikap fleksibel dengan tipe asesmen ini menawarkan banyak keuntungan, termasuk kemampuan konselor untuk menyesuaikan proses genogram dengan kebutuhan perkembangan klien (Gibson, 2005). Tidak jauh beda dengan Supriatna (2011), genogram dipandang sebagai suatu metode yang cocok untuk melukiskan pengaruh keluarga dan orang tua, dalam suatu model gambar tiga generasi tentang asal usul keluarga.
Genogram juga dapat dirancang dengan fokus yang sempit, seperti menjelajahi pengaruh keluarga pada proses pembuatan keputusan karir individu. Genogram dilaksanakan dengan keyakinan bahwa diskusi dan refleksi dari pengaruh keluarga membantu individu dalam mencapai wawasan dan kejelasan mengenai keputusan karir mereka. Gagasan ini konsisten dengan teori pengembangan karir yang mengatakan kontribusi penting dari orang tua, keluarga, dan lingkungan sosial mengembangkan karier individu (Gottfredson dkk dalam Malott, 2005).
Supriatna (2011) berasumsi yang melandasi dikembangkannya genogram sebagai alat wawancara konseling adalah sebagai berikut, bahwa di dalam pemilihan karier terdapat pengaruh dari orang lain yang berarti (significant-other influences). Orang yang sangat
(27)
berarti itu terutama berpengaruh terhadap individu atau generasi muda dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karier. Dengan kata lain, ketika individu mengidentifikasi dan menentukan pilihan karier dipengaruhi oleh orang lain yang sangat berarti bagi dirinya. Disebabkan oleh adanya harapan dari keluarga individu yang mempengaruhi aspirasi dan keputusan memilih karier, maka genogram dapat digunakan untuk melihat peran dan nilai-nilai kehidupan karier (Gibson, 2005)
Sedangkan tujuan utama Gibson (2005) menggunakan genogram karier pada tingkat ini (siswa sekolah) adalah untuk memeriksa pola faktor motivasi tertentu dalam keluarga untuk membuat keputusan tentang karier dan pendidikan. Menggunakan genogram dengan cara ini menjadikan siswa dapat menguji apakah pola-pola ini mempengaruhi kemantapan mereka saat ini tentang keputusan karir dan pendidikan yang sesuai untuk mereka.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa genogram merupakan suatu alat bantu atau teknik untuk membantu siswa dalam penyelesaian masalah kariernya yang dilihat dari kehidupan keluarganya yang dianggap mempengaruhi kemantapan rencana karier yang telah dipilih siswa tersebut. Genogram yang dilakukan diharapkan dapat membantu siswa untuk memantapkan rencana kariernya.
(28)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2012 s.d 28 Januari 2012, dengan lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Bandar Lampung Jalan Amir Hamzah No. 01 Gotong Royong, Bandar Lampung.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2010).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah QuasiEksperimental Design atau Desain eksperimen semu. Metode ini digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelomprok control dalam penelitian (Sugiyono, 2010).
Desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan X terhadap subyek (Sugiyono, 2010:110). Sebelum diberikan perlakuan subyek diberikan pretes (O1), dan setelah diberi perlakuan diberi postes (O2). Hasil kedua tes tersebut dibandingkan untuk menguji apakah perlakuan memberi pengaruh pada prilaku klien.
Sebelum perlakuan Treatment Setelah perlakuan
(29)
Gambar 3.1One group pretest-postest design Keterangan :
O1 : Subyek kurang mantap dalam rencana kariernya X : Perlakuan menggunakan genogram
O2 : Subyek lebih mantap dalam rencana kariernya
C. Subyek Penelitian
Untuk mendapatkan subyek penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII yang memiliki skor terendah dalam Skala Kemantapan Karier (SKK) yang telah disebar dan memiliki sosok dari keluarganya yang dijadikan panutan dalam kehidupan kariernya.
Subyek penelitian yang ditemukan terdiri dari 6 siswa kelas XII, yaitu ADU, AWG, MFA, MU, ZH, dan ZZ.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatanyang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).
(30)
Ada dua jenis variabel, yaitu: variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab dari perubahan, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat (Sugiyono, 2010). Maka, dapat diketahui bahwa penelitian ini memiliki genogram sebagai variabel bebas, dan rencana karier sebagai variabel terikat.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan tentang perincian sejumlah indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasikan variabel atau konsep yang digunakan (Purwanto, 2007:18).
1. Rencana Karier
Menurut Savickas dalam Kurniati (2006), Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John O. Crites, Ph.D terdiri atas aspek Sikap dan Kompetensi, yaitu: a. Sikap
Indikator yang diungkap dari dimensi ini meliputi: 1) Keterlibatan dalam proses pemilihan karier 2) Kemandirian dalam pembuatan keputusan karier 3) Orientasi terhadap pekerjaan
4) Konsepsi terhadap proses pemilihan karier
5) Preferensi terhadap faktor-faktor pemilihan karier b. Kompetensi
(31)
1) informasi jabatan, 2) pemilihan pekerjaan, 3) perencanaan pekerjaan, 4) pemecahan masalah.
2. Genogram
Mallot (2005) memberikan referensi untuk bisa dijadikan pertanyaan dalam analisis genogram. Adapun panduan wawancara yang dapat ditanyakan adalah meliputi:
a. Rencana awal konseli
b. Alasan ketidakmantapan konseli c. Model pola hidup keluarga konseli d. Keberhasilan anggota keluarga konseli e. Proses pembuatan keputusan
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skala Kemantapan Karier (SKK)
Skala Kemantapan Karier (SKK) adalah skala yang digunakan untuk mengukur kemantapan karier siswa yang menjadi perbandingan pretes dan postes penelitian ini. Skala ini mengacu pada Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh Crites (1973). Skala ini dimodifikasi disesuaikan dengan daya baca subyek untuk memperoleh
(32)
informasi mengenai hal yang berhubungan dengan subyek penelitian, sesuai dengan variabel dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Kemantapan Karier Variabel Sub
Variabel Indikator Deskriptor Item No. a.
Keterlibatan
Keterlibatan individu dalam
proses pemilihan karier 1-5
b. Kemandirian
Kemandirian individu dalam
pembuatan keputusan karier 6-10
c. Orientasi
Cara pandang siswa dalam mengenal berbagai macam
pekerjaan. 11-15
d. Konsepsi
Konsepsi terhadap proses
pemilihan karier 16-20 1.Sikap
e. Preferensi
Keajegan dan kepastian siswa untuk menentukan pilihan dalam memilih pekerjaan yang diminati.
21-25
a. Informasi Pekerjaan
Pemahaman siswa tentang berbagai ragam pekerjaan baik persyaratan, peluang maupun tantangan.
26-30
b. Pemilihan Pekerjaan
Kemampuan siswa dalam menetapkan pilihan dengan berbagai pertimbangan terhadap pekerjaan yang akan dipilih.
31-35
c. Perencanaan
Pekerjaan
Kemampuan siswa dalam membuat rancangan/kegiatan sehubungan dengan
pencapaian pilihan satu pekerjaan. 36-40 Kemantapan Karier 2. Kom-petensi
(33)
Pemecahan
Masalah usaha mengatasi berbagai masalah yang muncul sehubungan dengan pekerjaan yang dipilih.
Jumlah 45
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan pula dalam penelitian ini, karena salah satu unsur dari Genogram adalah wawancara mengenai kehidupan karier keluarga konseli. Panduan wawancara yang dapat ditanyakan adalah meliputi:
1) Diri Konseli
2) Model pola hidup keluarga konseli 3) Keberhasilan anggota keluarga konseli 4) Proses pembuatan keputusan
G. Uji Pengukuran Instrumen 1. Uji Keterbacaan Item
Uji keterbacaan item diukur berdasarkan validitas eksternal. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010:363).
Cara mengukur validitas yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakanrumus teknik korelasi product moment, dengan rumus:
(34)
2 2
2
2
Y Y n x x n y x xy n rxy Keterangan:rhitung = koefisien korelasi ∑x = jumlah skor item n = jumlah responden ∑y = jumlah skor total
Uji keterbacaan item disebar ke 30 responden yang berasal dari perwakilan per kelas XII SMA. Pengujian validitas dihitung dengan menggunakan SPSS 17. Kesemua item dinyatakan valid dan tidak ada yang dibuang.
Tingkat reliabilitas skala dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumusCronbach Alpha (α)lewat SPSS (hasil terlampir), karena instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan rentangan skor 0 - 4.
Rumus Cronbach Alpha:
x t k k 2 2 1 1 Keterangan:
(35)
k = Jumlah butir tes 2x = Varians skor total
t 2
= Jumlah skor varians dari masing-masing item
2. Uji Pengukuran Wawancara
Uji pengukuran wawancara dapat dilihat dengan cara kualitatif, yaitu uji kredibilitas. Uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan teknik pengumpulan data.
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data SKK
Setelah diperolehnya seluruh data-data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Wilcoxon Match Pairs dengan menggunakan SPSS 17.
(36)
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis apakah hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data berbeda atau tidak. Uji ini digunakan hanya untuk data bertipe interval atau ratio, namun datanya tidak mengikuti distribusi normal (Safar, 2010).
Rumus Uji Wilcoxon:
T T T Z 24 ) 1 ( 4 ) 1 ( n n n n n Keterangan:
n = Jumlah sampel
T = Jumlah jenjang yang kecil/rangking terkecil
Kaidah keputusan:
Jika zhitung>ztabel berarti valid
Jika zhitung<z tabel berarti tidak valid
(37)
Teknik penggalian data wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui coding. Penggunaan coding didasarkan atas transkrip wawancara sehingga dapat terlihat poin-poin indikator yang digunakan untuk mencari informasi lewat wawancara,
(38)
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitian di SMA Negeri 2 Bandar Lampung,
makadapatdiambilkesimpulan, yaitu:
1. Kesimpulan Statistik
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan genogram dapat digunakan untuk memantapkan rencana karier siswa kelas XII. Hal ini terbukti dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh nilai zhitung=2,201. Kemudian dibandingkan dengan ztabelyaitu1,36. Karena zhitung = 2,201>ztabel = 1,36 maka, Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya
terdapatperbedaansignifikanantaraskorkemantapankariersiswasebelumdiberikanperlakuan dansetelahdiberikanperlakuandenganpemberianlayanan genogram. Hal ini menunjukkan bahwa genogram dapatmemantapkanrencanakariersiswa SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
2. Kesimpulan Penelitian
Layanan genogram dapat memantapkan rencana karier siswa SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan dalam aspek sikap dan kompetensi karier dari keenam subjek penelitian yang berada pada kategori kurang mantap menjadi lebih mantap setelah diberi layanan genogram. Namun, genogram dalam penelitian ini memiliki kekurangan, yaitu dapat menurunkan sikap mandiri dan konsepsi individu.
B. Saran
(39)
Hendaknyasiswadapatmemanfaatkanlayanan genogram yang adapadaBimbingandanKonselinguntuklebihmemantapkanrencanakariernyasehinggasiswa dapatmembuatrancanganjalanmasadepannya.
2. Kepada guru pembimbing
Hendaknya guru dapatmelaksanakan genogram
sesuaidengankebutuhansiswadanmengarahkanmenujukarier yang telahdipilihnya.
Pengarahantersebutdapatberupainformasi-informasiperguruantinggiataulapanganpekerjaan yang
disesuaikandenganrencanakariersiswa
3. Kepadaparapeneliti
Hendaknyamelaksanakanpenelitian genogram
denganmempertimbang-kanindikatorkemandiriandanindikatorkonsepsi yang
(40)
UPAYA MEMANTAPKAN RENCANA KARIER MENGGUNAKAN GENOGRAM PADA SISWA SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2011-2012 (Skripsi)
OLEH:
NIKMAH RANTI MAULIDAH
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(41)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 BaganKerangka Pikir penelitian ... 9
2.1 Contoh Genogram Standar... 23
2.2 Simbol Gender Standar... 24
2.3 SimbolEmosiKeluarga... 27
3.1 One group pretest-postest design... 32
4.1 PersentaseKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XII... 43
(42)
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
1. LatarBelakang ... 1
2. IdentifikasiMasalah... 6
3. PembatasanMasalah... 6
4. RumusanMasalah... 7
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7
1. TujuanPenelitian ... 7
2. KegunaanPenelitian ... 7
C. Kerangka Pikir... 8
D. Hipotesis ... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 11
A. Rencana Karier... 11
1. Pengertian Karier... 11
2. Pandangan tentang Perkembangan Karier... 12
3. MemantapkanRencana Karier ... 17
B. Genogram ... 22
1. Pengertian Genogram ... 22
2, Simbol-simbol Genogram... 24
3. Tahapan Genogram... 25
C. Upaya Memantapkan Rencana Karier SiswaMenggunakan Genogram 28 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 31
A. WaktudanTempatPenelitian... 31
B. Metode Penelitian ... 31
C. SubyekPenelitian ... 32
D. VariabelPenelitian... 33
E. DefinisiOperasional ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. UjiPengukuranInstrumen... 37
H. TeknikPengolahan Data danAnalisis Data ... 38
(43)
A. HasilPenelitian... 40
1. GambaranHasilPrestest... 40
2. Pelaksanaan Genogram... 46
3. Data HasilPenelitian ... 49
4. UjiHipotesis... 65
B. Pembahasan ... 67
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 73
A. Kesimpulan... 73
1. KesimpulanStatistik... 73
2. KesimpulanPenelitian... 73
B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Crites, J. 1973. The Career Maturity Inventory. Monterey, CA: CTB, McGraww-Hill.
Dahlan, S. 2010. Model Konseling Karier untuk Memantapkan Pilihan Karier Konseli. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dillard, J M. 1985. Life Long Career Planning. Columbus Ohio: A Bell & Howell Company. GenoPro. 2011. Introduction to the Genogram. Http://Genopro.com/Genogram. Diakses tanggal
9 Agustus 2011.
Gibson, D.M. 2005. The Use of Genograms in Career Counseling with Elementary, Middle, and High School Students. The Career Development Quarterly, 53, 353-362.
Holstein, H. Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa dalam Berprestasi. Hakim, L. 24 Februari 2012. Karya Tulis. 1 Juni 2012. Error! Hyperlink reference not valid.
Holland, J. Kepribadian dan Pilihan Karier. Dewi. 18 November 2011. SMA Negeri 78 Jakarta. 20 November 2011. http://sman78-jkt.sch.id/ index_dtl.php?mod=artikeldtl&nid=283
Kamus Bahasa Indonesia Online. 2012. http://kamusbahasaindonesia.org Kartono, K. 1985. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV Rajawali.
Kurniati, et. al. 2006. Adaptasi, Uji Validitas dan Reliabilitas Career Maturity Inventory (CMI) pada siswa menengah atas (SMA) di Jakarta. Jurnal Penelitian Psikologi No. 2, Vol. 11, 163-177.
Malott, K.M. 2005. Using Genograms to Facilitate Undergraduate Students' Career Development. Career Development Quarterly,53, 178-186.
Marinhu, M.T. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier. Jakarta: Bumi Aksara. McGoldrick, M. Et al. 1999. Genograms Assessment and Intervention. New York: W.W. Norton
& Company.
Purwanto, E. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Rahayu, S. 2010. Pengaruh Layanan Genogram Terhadap Kemampuan Perencanaan Karier Siswa (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(45)
Safar, G. Uji Wilcoxon. Statistik of Your Life. Safar. 13 Mei 2010. Universitas Gajah Mada. 16 November 2011. http://exponensial.wordpress.com/tag/ wilcoxon/
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sukardi, D.K.1989. Pendekatan Konseling Karir di dalam Bimbingan Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sunanto, et al. 2005. Penelitian dengan Subyek Tunggal. Tsukuba: University of Tsukuba. Supriatna, M. 2011. Analisis Genogram sebagai Alat Konseling Karier. (Karya Tulis). Bandung:
FIP UPI.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(46)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisiSkalaKemantapanRencanaKarier ... 35
4.1 DaftarJumlahSiswaKelas XII SMA Negeri 2 Bandar Lampung... 41
4.2 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XII ... 42
4.3 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XIIBerdasarkanKelas 43
4.4 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XIISMA Negeri 2 Bandar Lampung BerdasarkanAspek dan Indikator ... 44
4.5 Data SubjekPenelitianBesertaMasalah... 46
4.6 HasilPretestdanPosttest... 50
4.7 HasilPretestdanPosttestADU ... 53
4.8 HasilPretestdanPosttestAWG ... 55
4.9 HasilPretestdanPosttestMFA ... 57
4.10 HasilPretestdanPosttestMU ... 60
4.11 HasilPretestdanPosttestZH... 62
4.12 HasilPretestdanPosttestZZ... 65
(47)
MOTTO
“Jadilah yang pertama.Apabilatidakbisamenjadi yang pertama, jadilah yang terbaik.Apabilatidakbisamenjadi yang terbaik, jadilah yang
berbeda.” (Sang Ilalang)
“Hal yang paling memuaskanadalahbahwaanda ‘pernah’ melakukansesuatu.”
(48)
RIWAYAT HIDUP
Penulislahir di Bandar Lampung tanggal 30 Oktober 1989, sebagaianakkeempatdari lima bersaudarasekaligusanakperempuansatu-satunyadariBapak H. Abdullah danIbuHj. Yoyom Maryam.
Penulismengawalipendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) IkalDolog Bandar Lampung tahun 1993 danselesaitahun 1995, kemudianpenulismelanjutkanpendidikannya di SekolahDasar (SD) Negeri 2 GunungTerangdanselesaitahun 2001. PendidikanSekolahMenengahPertama (SMP) Al-Kautsar Bandar Lampung selesaitahun 2004 yang dilanjutkankeSekolahMenengahAtas (SMA) Negeri 9 Bandar Lampung danselesaitahun 2007.
Tahun 2007, penulisterdaftarsebagaimahasiswa Program StudiBimbingandanKonseling, JurusanIlmuPendidikan, FakultasKeguruandanIlmuPendidikan, Universitas Lampung melaluijalur PKAB. Selamamenjadimahasiswa, penulispernahmendapatkanpenghargaanJuara 2 “LombaCiptaPuisiIslami” se-FKIP Unila. PadaTahun 2010, PenulismelaksanakanPraktekLayananBimbingandanKonseling di Sekolah (PLBK-S) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
(49)
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat Maha Pemberi Hidup dan Rezeki karena atas Ridho dan kasih sayang-Nya maka penulis diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan
skripsidengan judul “Upaya Memantapkan Rencana Karier Menggunakan Genogram pada
Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011-2012”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak DR.Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling sekaligus
pembimbing utama pada penulisan skripsi ini, atas masukan dan saran-saran pada seminar terdahulu sampai menuju ujian akhir.
4. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi., M.A., Psi selaku Pembimbing Pembantu yang telah
membimbing peneliti dengan sabar demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Shinta Mayasari, S.Psi., M.Psi., Psi. selaku dosen penguji, atas kesediannya memberikan
(50)
6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, atas didikannya selama kurang lebih empat tahun perkuliahan. Semoga apa yang bapak dan ibu berikan dapat bermanfaat bagi kehidupan peneliti di masa yang akan datang.
7. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, atas bantuannya selama ini dalam
menyelesaikan segala keperluan administrasi peneliti.
8. Bapak Drs. Sobirin, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Bandar Lampung, beserta wakil,
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Ibu Dra. Kholina, M.Pd dan Ibu Dra. Niliswana, selaku guru pembimbing dan guru pembina
peneliti di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, yang telah memberikan bantuan dan masukannya dalam pelaksanaan penelitian.
10. Guru-guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, yang telah
memberikan dukungan dan masukkannya kepada peneliti.
11. Kedua orang tua dan keluargaku tercinta,yang telah mendidikku selama lebih dari 20 tahun
ini dengan rasa sayang dan bangganya, atas segala kasih sayang, doa, serta nasehat yang selalu diberikan yang tak pernah usai dan lelah untuk sebuah pengharapan dan cita-cita di masa depanku
12. Teman-teman seperjuanganku bimbingan dan konseling angkatan 2007yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas bantuan, dukungan, doa dan motivasinya.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
(51)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Bandarlampung, Maret 2012 Penulis
(1)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisiSkalaKemantapanRencanaKarier ... 35
4.1 DaftarJumlahSiswaKelas XII SMA Negeri 2 Bandar Lampung... 41
4.2 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XII ... 42
4.3 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XIIBerdasarkanKelas 43
4.4 TingkatKemantapanRencanaKarierSiswaKelas XIISMA Negeri 2 Bandar Lampung BerdasarkanAspek dan Indikator ... 44
4.5 Data SubjekPenelitianBesertaMasalah... 46
4.6 HasilPretestdanPosttest... 50
4.7 HasilPretestdanPosttestADU ... 53
4.8 HasilPretestdanPosttestAWG ... 55
4.9 HasilPretestdanPosttestMFA ... 57
4.10 HasilPretestdanPosttestMU ... 60
4.11 HasilPretestdanPosttestZH... 62
4.12 HasilPretestdanPosttestZZ... 65
(2)
MOTTO
“Jadilah yang pertama.Apabilatidakbisamenjadi yang pertama, jadilah yang terbaik.Apabilatidakbisamenjadi yang terbaik, jadilah yang
berbeda.” (Sang Ilalang)
“Hal yang paling memuaskanadalahbahwaanda ‘pernah’ melakukansesuatu.”
(3)
RIWAYAT HIDUP
Penulislahir di Bandar Lampung tanggal 30 Oktober 1989, sebagaianakkeempatdari lima bersaudarasekaligusanakperempuansatu-satunyadariBapak H. Abdullah danIbuHj. Yoyom Maryam.
Penulismengawalipendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) IkalDolog Bandar Lampung tahun 1993 danselesaitahun 1995, kemudianpenulismelanjutkanpendidikannya di SekolahDasar (SD) Negeri 2 GunungTerangdanselesaitahun 2001. PendidikanSekolahMenengahPertama (SMP) Al-Kautsar Bandar Lampung selesaitahun 2004 yang dilanjutkankeSekolahMenengahAtas (SMA) Negeri 9 Bandar Lampung danselesaitahun 2007.
Tahun 2007, penulisterdaftarsebagaimahasiswa Program StudiBimbingandanKonseling, JurusanIlmuPendidikan, FakultasKeguruandanIlmuPendidikan, Universitas Lampung melaluijalur PKAB. Selamamenjadimahasiswa, penulispernahmendapatkanpenghargaanJuara 2 “LombaCiptaPuisiIslami” se-FKIP Unila. PadaTahun 2010, PenulismelaksanakanPraktekLayananBimbingandanKonseling di Sekolah (PLBK-S) di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
(4)
SANWACANA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat Maha Pemberi Hidup dan Rezeki karena atas Ridho dan kasih sayang-Nya maka penulis diberikan kemudahan untuk dapat menyelesaikan
skripsidengan judul “Upaya Memantapkan Rencana Karier Menggunakan Genogram pada
Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011-2012”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak DR.Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling sekaligus
pembimbing utama pada penulisan skripsi ini, atas masukan dan saran-saran pada seminar terdahulu sampai menuju ujian akhir.
4. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi., M.A., Psi selaku Pembimbing Pembantu yang telah
membimbing peneliti dengan sabar demi terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Shinta Mayasari, S.Psi., M.Psi., Psi. selaku dosen penguji, atas kesediannya memberikan
(5)
6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, atas didikannya selama kurang lebih empat tahun perkuliahan. Semoga apa yang bapak dan ibu berikan dapat bermanfaat bagi kehidupan peneliti di masa yang akan datang.
7. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, atas bantuannya selama ini dalam
menyelesaikan segala keperluan administrasi peneliti.
8. Bapak Drs. Sobirin, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Bandar Lampung, beserta wakil,
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Ibu Dra. Kholina, M.Pd dan Ibu Dra. Niliswana, selaku guru pembimbing dan guru pembina
peneliti di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, yang telah memberikan bantuan dan masukannya dalam pelaksanaan penelitian.
10. Guru-guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, yang telah
memberikan dukungan dan masukkannya kepada peneliti.
11. Kedua orang tua dan keluargaku tercinta,yang telah mendidikku selama lebih dari 20 tahun
ini dengan rasa sayang dan bangganya, atas segala kasih sayang, doa, serta nasehat yang selalu diberikan yang tak pernah usai dan lelah untuk sebuah pengharapan dan cita-cita di masa depanku
12. Teman-teman seperjuanganku bimbingan dan konseling angkatan 2007yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas bantuan, dukungan, doa dan motivasinya.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
(6)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Bandarlampung, Maret 2012 Penulis