PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Dian Novita Sari

Masalah dalam penelitian ini adalah terdapat konselor sekolah yang tidak melaksanakan Layanan Bimbingan Belajar. Adapun permasalahanya adalah ” Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan wawancara. Penelitian ini menggunakan sampel populasi seluruh guru pembimbing SMA Negeri Bandar Lampung yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling sebanyak 68 orang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa layanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung sudah terlaksana dengan nilai prosentase 78,96%. Hal ini dapat dilihat dari layanan yang sudah terlaksana seperti pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar, kerjasama dengan guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar, kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan, pelaksanaan bimbingan kelompok belajar. Dari ke lima kegiatan tersebut hanya dalam kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan saja yang terlaksana dengan nilai prosentase 50%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung sudah terlaksana, hanya dalam kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan saja yang terlaksana dengan nilai prosentase 50%.

Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini diberikan kepada: (1) Konselor diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyeleggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan agar siswa yang mengalami keterlmbatan dan ketercepatan dalam belajar dapat teratasi sehingga layanan bimingan belajar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. (2) peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berkenaan dengan layanan bimbingan belajar, agar dapat mendukung dan dapat membawa perbaikan penelitian ini serta memperkaya dirinya dengan teori-teori bimbingan belajar, sebagai bekal dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar disekolah.


(2)

(3)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Uundang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokatis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan dua batasan diatas, maka pendidikan di Indonesia tidak hanya memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun juga perkembangan pribadi siswa yang unik secara utuh. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki berupa bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu individu atau siswa tersebut. Tanpa adanya bimbingan dan konseling disekolah maka apa yang menjadi tujuan siswa tidak akan tercapai dengan sempurna.


(4)

Masing-masing siswa mempunyai masalah atau kendala yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya yang akan menghambat langkah hidupnya dalam meraih cita-citanya. Dalam dunia pendidikan Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan, guna membantu siswa menemukan jati dirinya, mengenal dirinya, dan mampu merencanakan masa depannya.

Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Agar memiliki pengetahuan, keterampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sesuai pengertian diatas maka pelayanan bimbingan dan konseling semestinya dapat menyediakan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling yang dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya salah satunya yakni layanan bimbingan belajar.

Layanan bimbingan belajar merupakan layanan yang memberikan bantuan kepada individu atau siswa dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah. dengan tujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri , sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan , sesuai dengan program belajar dalam rangka menyiapkanyamelanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat (Dewa Ketut Sukardi, 2008:56).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Tanpa adanya pelayanan bimbingan belajar kedalam system pendidikan maka seorang siswa atau peserta didik akan mengalami kesulitan dalam


(5)

pemahaman materi pelajaran atau dengan kata lain tujuan yang ingin dicapi oleh siswa dalam pembalajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Hal itu juga akan sangat mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar dikelas. Misalnya ada siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami sebuah materi palajaran atau mata pelajaran, dengan bimbingan guru pembimbing maka perlahan-lahan kesulitan yang dihadapinya semakin hari semakin hilang. Dengan bantuan layanan bimbingan belajar setiap masalah yang dihadapi siswa yang dapat mengganggu kegiatan belajar akan terselesaikan, dan usaha untuk mencapai tujuan kedepanpun akan lebih mudah. Dengan adanya layanan bimbingan belajar maka diharapkan tidak akan ada siswa atau peserta didik yang terbelenggu dalam kesulitan belajar disekolah. Dengan begitu kegiatan pembelajaran dikelaspun akan berjalan dengan lancar karena siswanya sudah tidak ada yang mengalami kesulitan atau masalah. Oleh karena itulah peran layanan bimbingan belajar sangat diperlukan. Agar tercipta manusia yang benar-benar berkemampuan tinggi dalam bidang faknya, agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri serta orang lain, benar-banar menjadi seorang yang professional sesuai dengan bidang yang dipelajarinya,sehinggabiaya yang dikeluarkan dengan hasil yang didapat untuk memperoleh pendidikan tidak percuma.

Untuk mewujudkan tujuan kegiatan layanan bimbingan belajar agar dapat tercapai tujuan yang optimal dan tepat sasaran, maka peran konselor dalam kegiatan layanan bimbingan belajar sangatlah penting. Menurut Prayitno (2004:279) Agar layanan bimbingan belajar dapat berjalan dengan baik maka dalam pelaksanaanya konselor melaksanakan tahap-tahap antara lain pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan pemberian bantuan pengentasan masalah belajar. Selain itu konselor juga harus menjalin kerjasama dengan guru untuk saling membantu mengisi dan menunjang. Guru sebagai penguasa di lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor


(6)

sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar, kerjasama tersebut antara lain membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, membantu guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan, serta menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan konselor yang ada di SMA Negeri Bandar Lampung mengenai pelaksanaan kegiatan layanan Bimbingan belajar di sekolah tersebut. Dari hasil wawancara terdapat konselor sekolah yang belum melaksanakan tahap-tahap dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar seperti halnya mengenali siswa yang mengalami masalah belajar. Selain itu konselor sekolah kurang berpartisipasi dan bekerja sama dengan guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan, misalnya jika ada salah satu saja siswa mengalami kesulitan dalam belajar maka, guru mata pelajaran akan terus mengulang materi yang sama sampai anak tersebut banar-benar memahami materi tersebut. Dengan begitu kegiatan belajar akan menyita waktu yang lama, padahal siswa yang lain sudah bosan dengan materi tersebut. Dengan begitu sangat penting sekali adanya unjuk kerja konselor dalam layanan bimbingan belajar dalam peningkatan kualitas proses belajar. Dengan adanya layanan bimbingan belajar maka proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan.

Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan kajian lebih dalam untuk mengetahui sejauh pelaksanaan pelayanan bimbingan belajar di SMA-SMA Negeri Bandar Lampung.


(7)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Terdapat konselor sekolah yang tidak kerjasama dengan guru bidang studi dalam

mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

2. Terdapat konselor sekolah yang tidak melaksanakan tahap-tahap dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar.

3. Terdapat siswa yang tidak mendapatkan pelayanan program pengayaan dalam memenuhi kebutuhan belajar yang sangat cepat.

4. Terdapat konselor sekolah yang kurang partisipasi untuk membantu guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan.

2. Batasan Masalah

Untuk lebih memperjelas arah dalam penelitian ini, dan karena keterbatasan waktu,dan kemampuan peneliti. Maka dalam penelitian ini hanya terbatas pada Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah di kemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, yaitu “Bagaimanakah Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung.”?.


(8)

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Kegunaan penelitian a. Kegunaan teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk pengambangan konsep-konsep ilmu pengetahuan, yang berkaitan dengan Bimbingan dan Konseling khususnya layanan bimbingan belajar. Selain itu juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang pelaksanakan layanan bimbingan belajar yang semestinya.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk memberikan bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada kepala sekolah ,guru bidang studi, guru pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan layanan bimbingan Belajar ,dan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa bimbingan konseling, serta dapat juga sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan berbagai informasi.


(9)

Supaya lebih jelas dan penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling khususnya tentang layanan bimbingan belajar di sekolah

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang Lingkup Objek dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

a. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah Konselor sekolah yang ada di SMA Negeri Bandar Lampung.

b. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Wilayah dalam penelitian ini adalah SMA-SMA Negeri yang ada di Bandar Lampung.

c. Ruang Lingkup Waktu

Ruang Lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat penelitian pendahuluan yaitu Tahun Pelajaran 2011/2012.


(10)

Kerangka Pikir adalah dasar dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta,observasi dan telah kepustakaan yang memuat mengenai teori, dalil, atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada penjelasn dibawah ini.

Konselor adalah tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di Perguruan Tinggi dam mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan (W.S. Winkel 1991). Perwujudan tugas dan peran tersebut berupa pelaksanaan pelayanan bimbingan belajar. Pelaksanaan itulah yang menjadi ukuran apakah guru pembimbing benar-benar telah melakukan sesuatu yang berharga dan yang diharapkan oleh masyarakat yang selalu dinamis dan berkembang.

Pelaksanaan Layanan bimbingan belajar akan berjalan dengan baik bila konselor sekolah melaksanakan tahap-tahap dalam pemberian layanan bimbingan belajar, yang mencakup pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan pemberian bantuan pengentasan masalah belajar. Karena dengan bimbingan belajar atau layanan pembelajaran memungkinkan peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Selain itu konselor benar-benar melaksanakan unjuk kerja dalam layanan bimbingan belajar seperti halnya ikut serta membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyelenggarakan pengajaran perbaikan dan program pengayaan, menyelenggarakan bimbingan kelompk belajar.

Pelaksanaan pelayanan tersebut merupakan kegiatan yang harus ditampilkan oleh konselor sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas dan pengembangan professional dalam kegiatan


(11)

layanan bimbingan belajar yang didasaran pada teori keilmuan, teknik-teknik khusus, sarana serta perlengkapan pendukungnya. Sehingga unjuk kerja tersebut dapat terlaksana secara optimal.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia. Dari manusia artinya pelayanan ini diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan segenap dimensi kemanusiaannya. Bimbingan secara umum dapat diartikan berada dalam bentuk pendidikan,bimbingan mengandung layanan kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan siapa saja yang dapat dibantu,bimbingan tegasnya merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehungan dengan membuat dan memutuskan pilihan.

Sehubungan dengan kegiatan menyesuaikan diri dapat pula sehubungan dengan jalan memecahkan masalah atau kesulitan,tujuannya supaya orang yang dibantu atau dibimbing dapat meningkatkan derajat kemandiriannya dan meningkatkan kecapakan. Pada ungkapan tujuan tadi terkandung makna bahwa hal itu tidak dapat dicapai jika hanya sepintas saja bantuannya, melainkan harus jangka panjang serta dengan perencanaan program yang sistematis, dengan kata lain bahwa bimbingan harus melalui proses, telah banyak pengertian yang dirumuskan oleh para ahli tentang bimbingan dan konseling diantaranya adalah:

Menurut pandangan Crow & Crow, Prayitno & Erman Amti, 1999 Menyatakan bimbingan adalah:


(13)

“Bantuan yang diberikan oleh seseorang,laki-laki atau perempuan,yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,dan menanggungnya sendiri”.

Sedangkan pengertian Konseling menurut pengertian Jones,dalam Prayitno & Erman Amti,1999 Konseling adalah:

“Kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalh tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung memecahkan masalh itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditunjukkan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan”.

Dari pendapat-pendapat dan berbagai pandangan diatas maka jelas bahwa bimbingan dan konseling di sekolah adalah proses pemberi bantuan yang diberikan oleh konselor atau pembimbing kepada seorang klien atau siswa terus menerus, agar dapat menentukan pilihan-pilihan menyesuaikan diri, memahami dirinya mencapai kemampuan yang optimal memikul tanggung jawab.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling fungsi-fungsi itu timbul harus diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang terkandung didalam masing-masing fungsi. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi bimbingan, agar hasil yang dicapai sacara jelas dapat di identifikasi dan dievaluasi.


(14)

Bimbingan merupakan suatu usaha bantuan yang diberikan secara terus-menerus dan sistematis oleh seorang pembimbing kepada siswa atau peserta didik. Pembimbing harus dapat memahami berbagai aspek yang menunjang dan dapat membantu perkembangan secara didik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta kepribadian yang ada.

b. Fungsi pencegahan

Usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah dalam fungsi ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari barbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hal tersebut dapat ditembuh melalui program bimbingan yang sitematis,sehingga hal-hal yang dapat menghambat seperti kesulitan belajar,masalah sosial,kekurangan informasi dan sebagainya dapat terhindar.

c. Fungsi pengentasan

Dalam kenyataan tidaklah mungkin anak terbatas dan masalah kadang-kadang ia mengalami masalah atau kesulitan ringan atau berat. Dalam berbagai masalah itu anak belum tentu dapat memecahkan permasalahan yang ia hadapi walaupun itu hanya masalah ringan apabila masalah yang sangat berat dan

komplit permasalahannya. Dalam hal ini membantu memecahkan masalah yang dihadapi. d. Fungsi peeliharaan dan pengenbangan

Seluruh potensi yang dimiliki seseorang itu perlu dikembangkan agar petensi itu dapat berkembang sesuai yang diharapkan dan seoptimal mungkin seseorang perlu mendapatkan beberapa hal,diantaranya ada dorongan atau motivasi dari pihak lain,seperti dari keluarga, fasilitas maupun dari guru pembimbing.

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


(15)

1) Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan

a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.

b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

d. Bimbingan kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

2) Prinsip berkenaan dengan maslah individu

a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu tehadap penyesuai diri di rumah,di sekolah,serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan,dan sebaliknya pengaryh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

b. Kesenjangan sosial,ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama palayanan bimbingan dan konseling. 3) Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan

a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan perkembangan induvidu. Oleh karena itu program Bimbingan dan konseling harus diselarakan dan dipadukan dengan program pendidikan serta perkembangan peserta didik. b. Program Bimbingan dan konseling harus fleksibel, sesuai dengan kebutuhan individu,


(16)

c. Program Bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan dari yang terendah sampai yang tertinggi.

d. Tahap isi dan pelaksaan program Bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

4) Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan

a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi masalahnya.

b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri, bukan kerena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.

c. Permasalahan individu harus ditangani oleh ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dhadapi.

d. Kerja sama antara guru pembimbing,guru-guru lain, dan orang lain menentukan hasil pelayanan bimbingan.

e. Perkembangan program-program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang efektif maksimal dari hasil pengukuran dan penelitian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan program bimbingan dan konseling itu sendiri (Prayitno & Erman Amti,1999:219).

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa, dirinya sendiri agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami.

Menurut Thompos & Rudolph, dalam (Prayitno & Erman Amti,1999) ada dua tujuan bimbingan dan Konseling yakni tujuan umum program bimbingan dan tujuan khusus program bimbingan.


(17)

a. Tujuan Umum program Bimbingan

Setelah siswa memperoleh bimbingan di sekolah,maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) Mengikuti kemauan-kemauan/saran-saran konselor.

2) Mengadakan perubahan tingkah laku secara positif. 3) Melakukan pemecahan masalah.

4) Melakukan mengambil keputusan, pengembangan kesadaran, dan pengembangan pribadi. b. Tujuan khusus program bimbingan

Setelah siswa memperoleh layanan bimbingan di sekolah,maka tujuan khusus yang ingin dicapai di antaranya:

1) Agar para siswa memiliki kemamuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya termasuk lingkungan sekolah, keluarga dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

2) Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

3) Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dalam lapangan kerja.

5.Jenis- Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Sofyan S. Willis (2004:32) jenis Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah sebagai berikut: layanan orientasi,layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok,layanan konseling kelompok.


(18)

a) Layanan orientasi yaitu memberikan pengenalan kepada siswa tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya agar siswa memperoleh penyesuaian diri dalam situasi pendidikan yang dihadapinya.

b) Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan, jabatan, dan informasi sosial) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan.

c) Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat (penempatan/penyaluran didalam kelas, kelompok belajar, juusan/program khusus kegiatan ko/ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat, serta kondisi pribadinya .

d) Layanan bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa berkenaan dengan mengembangkan diri sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya.

e) Layanan konseling individual yaitu layanan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada seoran siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dandapat menyesuaikan diri secara positif .

f) Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari konselor) yang berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.


(19)

g) Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.

6. Azas-Azas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas asas-asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan menjaminkeberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkaranya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan /kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Menurut prayitno(2004:114)Azas-azas bimbingan dan konseling antara lain: 1. Asas kerahasiaan

Yaitu mengandung arti bahwa segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.

Dengan kata lain asas ini merupakan kuci dalam usaha bimbingan konseling apabila asas ini benar-benar dilaksanakan maka penyelenggaraan bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak sehingga proses pemberian layanan akan berjalan dengan lancar, begitu sebaliknya.

2. Asas kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Klien diharapkan ssecara suka rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyimpan masalah yang


(20)

dihadapinya, serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk beluk berkenaan dengan masalahnya itu kepada konselor; dan konselor juga hendak dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas.

3. Asas keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan konselor maupun keterbukaan dari klien.

Jadi dalam hal ini masing-masing pihak yang bersangkutan diharapkan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah.

4. Asas kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang mungkin akan dialami dimasa yang akan datang.

5. Asas kemandirian

Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.

6. Asas kegiatan

Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

7. Asas kedinamisan

Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.


(21)

Yakni pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian klien. Sebagaimana diketahui individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang kalau keadaanya tidak seimbang, serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.

9. Asas kenormatifan

Bahwa usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hokum Negara, norma ilmu ataupun kebiassaan sehari-hari.

10. Asas keahlian

Usaha bimbingan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrumentasi bimbingan dan konseling) yang memadai.

11. Asas alih tangan

Dalam pemberi layanan bimbingan dan konseling,asas ahli tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana diharapkan, makakonselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang lebih ahli.

12. Asas tutwuri handayani

Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap kepada konselor saja, namun diluar


(22)

hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanyadan manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.

B. Konselor Sekolah

1. Definisi Konselor Sekolah.

Menurut W.S. Winkel (1991). Konselor adalah tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di Perguruan Tinggi dam mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan.

Istilah konselor secara resmidigunakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Peraturan Perundang-Undangan (Kompilasi Dasar Hukum Untuk Guru), 2008) yang menyebutkan :

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik. Selanjutnya, dalam Pasal 39 Ayat 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (juga dalam Peraturan Perundang-Undangan (Kompilasi Dasar Hukum Untuk Guru), 2008) menyebutkan:

Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Semua pendidik, termasuk di dalamnya konselor sebagai tenaga profesional melakukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian, pembimbingan dan pelatihan dengan berbagai muatan dalam ranah belajar kognitif, afektif, psikomotor serta keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana telah diutarakan di atas, sebagai seorang pendidik


(23)

maka konselor adalah tenaga profesional yang bertugas: 1) merencanakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran, 2) menilai hasil pembelajaraan, 3) melakukan pembimbingan dan pelatihan. Sebagai tenaga profesional artinya konselor sekolah memiliki kualifikasi akademik melalui jenjang pendidikan formal yang berlaku dan diakui oleh pihak yang berwenang misalnya Program Diploma Empat (D. IV), Program Sarjana Strata I (S. I), Program Magister Strata Dua (S. 2) dan Program Doktor Strata Tiga (S. 3).

Jadi yang dimaksud dengan konselor adalah tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di Perguruan Tinggi melakukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian, pembimbingan dan pelatihan dengan berbagai muatan dalam ranah belajar kognitif, afektif, psikomotor serta keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1. Tugas Konselor Sekolah

Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan yang dimaksud adalah bimbingan dan konseling. Konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan formal dan non formal.


(24)

Dalam menyelenggaraan pelayanan ahli bimbingan dan konseling senantiasa digerakan oleh motif alturistik, sikap empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan.

Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan professional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan professional bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi professional,yang meliputi:

1. Memahami secara mendalam konseli yang dilayani

2. Menguasai landasan dankerangka teoritik bimbingan dan konseling

3. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan

4. Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan.

Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan keempat kompetensi diatas yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecendrungan pribadi yang mendukung. Kompetensi akademik dan professional konselor secara terintegrasi membangun keutuhan kompetensi pedagogic, kepribadian, sosial, dan professional. Pembentukan kompetensi akademik konselor ini merupakan proses pendidikan formal jenjang strata satu(S-1) bisang bimbingn dan konseling.

3. Standar Kompetensi Konselor

Rumusan standar kompetensi konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka piker yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata kedalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka


(25)

rumusan kompetensi akademik dan profesionl konselor dapat dipetakan dan dirumuskan kedalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesioanl.

Kompetensi pedagogic konselor meliputi:

2. Menguasai teori dan praktis pendidikan

a. menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuanya

b. mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran

c. menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan

3. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli

a. Mengaplikasikan kaidah-kaidah prilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

b. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian individualitas, dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.

c. Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.

d. Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan.


(26)

e. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan

4. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan

a. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.

b. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus

c. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar, dan menengah,serta tinggi.

4. Bentuk-Bentuk Unjuk Kerja Konselor

Menurut Prayitno(2004)ada beberapa bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pembimbing dalam melaksanakan Bimbingan Konseling di Sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Menyusun program bimbingan dan konseling.

b. Mengungkapkan masalah kllien.

c. Menyelenggarakan pengumpulan data tentang minat,bakat,kemampuan dan kondisi kepribadian.

d. Menyelenggarakan konseling perorangan.

e. Menyelenggarakan bimbingan dan konseling kelompok.


(27)

g. Membantu guru bidang studi dalam penyelenggara pengajaran, perbaikan dan program pengayaan.

h. Menyelenggarakan kelompok bimbingan.

i. Menyelenggarakan pelayanan penempatan siswa.

j. Mengajar dalam bidang psikologi dan bimbingan konseling. k. Mengorganisasikan program bimbingan dan konseling. l. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling. m. Menyusun dan mengembangkan himpunan data. n. Menyelenggarakan orientasi studi siswa.

o. Menyelenggarakan kegiatan kokulikuler dan ekstrakurikuler.

p. Menyelenggarakan bimbingan karier dan pemberian informasi pendidikan/jabatan. q. Menyelenggarakan konfrensi kasus.

r. Menyelenggarakan terapi kepustakaan. s. Melakukan kunjungan rumah.

t. Menyelenggarakan konseling keluarga. u. Merangsang perubahan llingkungan klien. v. Menyelenggarakan konsultasi kasus.

w. Mengantar dan menerima alih tangan kasus. x. Menyelenggarakan diskusi profesional BK.

y. Menyelenggarakan kegiatan BK pada lembaga kerja yang berbeda. z. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan profesional Bk.


(28)

1. Pengertian Layanan bimbingan Belajar di Sekolah

Menurut Prayitno (2008:62) layanan bimbingan belajar atau disebut juga sebagai layanan pembelajaran diartikan sebagai layanan yang memberikan bantuan kepada individu atau siswa dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa layanan bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan dan koseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian. Dalam pengertian lain layanan bimbingan belajar atau layanan pembelajaran merupakan layanan dan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

2. Tujuan Dan Fungsi Layanan Bimbingan Belajar Tujuan layanan bimbingan belajar

a) untuk memungkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,

b) menumbuhkan keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,

c) tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan optimal dirinya. d) membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi belajar serta


(29)

Tanpa adanya layanan bimbingan belajar sulit bagi peserta didik untuk memahami apalagi mengembangkan sikap dan kebiasaan yang berkaitan dengan pembalajaran yang nantinya akan menghambat prestasi yang dimilikinya serta menghambatcita-cita yang diimpikannya.

Fungsi layanan bimbingan belajar

a) pemeliharaan, yang dimaksud dengan fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah bimbingan dan konseling yang yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.

b) Pengembangan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.

3. Materi Layanan Bimbingan Belajar

Dalam memberikan layanan bimbingan belajar, seorang guru pembimbing harus menyusun program untuk meberikan layanan, agar pemberian layanan dapat terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Dalam layanan bimbingan belajar ada materi-materi yang harus diketahui dan dipahami serta dilakukan dalam pemberian layanan bimbingan belajar. materi kegiatan tersebut berupa pengembangan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita atau perencanaan masa depan.

Menurut Dewa Ketut Sukardi(2008:62) materi-materi yang harus diketahui dan dipahami serta dilakukan dalam layanan bimbingan belajar adalah sebagai berikut

1) kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru dan masyarakat luas.


(30)

2) Mengambangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.

3) Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian 4) Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi

dan informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja, dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

5) Orientasitasi belajar diperguruan tinggi dan orientasi hidup berkeluarga.

Selain materi-materi diatas ada beberapa materi lain yang dapat diangkatkan melalui layanan bimbingan belajar, yang meliputi:

a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, misalnya tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar

b. Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

c. Pengembangan keterampilan belajar, misalnya membaca, mencatat, tanya jawab, dan menulis. d. Pengajaran perbaikan.

e. Program pengayaan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa materi dalam layanan bimbingan belajar memuat tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah belajar yang bertujuan agar siswa dapat mengatasi masalah dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal. 4. Isi Dan Kegiatan Layanan Bimbingan Belajar

Isi kegiatan layanan bimbingan belajar merupakan butir kegiatan yang harus dialkukan oleh guru pembimbing dalam memberikan materi bimbingan belajar yang memuat berbagai kegiatan yang bersifat positif dan mengandung norma-norma yang berlaku.

Menurut Achmad Juntika (2005:31) Isi layanan bimbingan belajar yang berbasis kompetensi meliputi:

a. Kegiatan belajar menurut ajaran agama.

b. Cara-cara mengatasi kesuliatan akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar.


(31)

c. Cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar, serta cara menghindari dan mengatasi pengaruh negatif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar.

d. Praktik mengembangkan pengaruh yang positif dan menghindari yang negatif perilaku pribadi dan sosial dalam kehidupan yang lebih luas terhadap kegiatan belajar.

e. Cara-cara dan penerapan pengembangan pengaruh positif kemampuan, bakat dan minat sendiri terhadap kegiatan belajar, serta pengembangan pengaruh. positif kecenderungan karir terhadap kegiatan belajar, dan penerapan apresiasi terhadap kegiatan belajar.

f. Mengembangkan dan menerapkan motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar didalam dan diluar kelas secara optimal untuk menguasai bekal bagi program pelajaran lebih lanjut.

g. Mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar serta penerapannya.

h. Mewujudkan pengaruh system etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga Negara dalam kegiatan belajar serta penerapannya. Dari uriaian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya isi kegiatan layanan bimbingan belajar dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar , menumbuhkan nilai-nilai positif, menghindari dari pengaruh prilaku negatif, sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan Mewujudkan pengaruh positif dari gambaran kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi dalam kegiatan belajar serta penerapannya.

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegaalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi, sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan belajar yang memadai. Untuk itu layanan bimbingan belajar hendaknya dilakukan melalui beberapa tahap agar terlaksana dengan terarah dan tepat sasaran.

Menurut Prayitno(2004:279) layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap antara lain pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar.


(32)

a) Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar

Disekolah,disamping banyakny siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar,sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal seperti angka-angka rapor rendah,tidak naik kelas,tidak lulus ujian dan sebagainya.Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya yang pada umumnya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapt memanfaatkannya secara optimal.

2.Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih,tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu.

3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurangt memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendididkan atau pengajaran khusus.

4. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ngulur waktu,membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas, siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui tes hasil balajar, tes kemampuan, skala pengungkapan sikap dan kebiasaaan belajar, dan pengamatan.


(33)

Siawa yang mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Untuk itu perlu dilakukan upaya antara lain:

1. Pengajaran perbaikan, merupakan suatu bentuk bantuan yang dberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang mengalami masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam hal ini bentuk kesalahan yang paling pokok berupa kesalah pengertian, dan tidak menguasai konsep-konsep dasar. Apabila kesalahan-kesalahan itu diperbaiki, maka siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Kegiatan pengayaan, merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atu beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.Siswa-siswa seperti ini sering muncul dalam kegiatan pelajaran dengam menggunakan system pengajaran yang terencana secara baik.Misalnya, sistem pengajaran dengan modul,paket belajar,dan pengajaran yang berprogram lainnya. Siswa yang amat cepat belajar hampirselalu dapat mengerjakan tugas-tugas lebih cepat dari rekan-rekan mereka dalam waktu yang ditetapkan.

3. Peningkatan motivasi belajar, di sekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat, untuk belajar, tetapi sebagian lagi mungkin belum. Disisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya amat kuat, tetapi menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang bersemangat, jera, malas, dan sebagainya, dapat dijadikan indikatorkurang kuatnya motif (motivasi) dalam belajar.Konselor dan guru, staf sekkolah lainnya berkewajiban membantu


(34)

siswa meningkatkan motivasinya dalam belajar.Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan:

1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Siswa akan terdorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan atau sasaran yang hendak dicapai.

2) Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.

3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan. 4) Memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bilamana perlu

5) Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dan murid.

6) Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan.

7) Melengkapi sumber dan peralatan belajar.

Dari penjelasan diatas dpat disimpulkan bahwa tahap-tahap dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar sangatlah penting guna membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapi secara rinci, terarah dan tepat sasaran, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dengan maksimal.

D. Pelaksanaaan Layanan Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan berbagai aspek kehidupan salah satunya dalam hal belajar. Pengembangan kemampuan belajar yaitu layanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangkan mengikuti pendidikan secara mandiri.


(35)

Menurut Prayitno(2004:366) pelaksanaan layanan bimbingan belajar antara lain Membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, Membantu guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan,Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar.

a) Membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa

1. Menjelaskan pengertian, kegunaan dan contoh-contoh diagnosis kesulitan belajar kepada personal sekolah, siswa dan orang tua.

2. Mengidentifikansikan siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. 3. Menganalisis latar belakang penyabab kesulitan belajar siswa.

4. Membantu guru bidang studi dalam menyelenggarakan tes diagnostik.

5. Bekerja sama dengan guru bidang studi untuk menemukan letak kesulitan belajar siswa. 6. Bekerja sama dengan guru bidang studi dalam menerapkan teknik dan strategi penanganan

kesulitan belajar siswa.

7. Memantau dan melaksanakan penilaian terhadap diagnosis kesulitan belajar. 8. Merancang dan melaksanakan tindak lanjut penanganan kesulitan belajar siswa.

9. Menyusun laporan kegiatan diagnosis dan penanganan kesulitan belajar dan menyampaikannya kepada pimpinan sekolah sesuai dengan kode etik BK.

Dengan hal diatas maka dapat diketahui latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa, dan bersama dengan guru bidang studi mencari strategi penyelesaian masalah tersebut.

b) Membantu guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan


(36)

1) Menjelaskan pengertian, tujuan, kegunaan dan contoh-contoh pengajaran perbaikan/program pengayaan kepada personal sekolah, siswa dan orang tua.

2) Membantu guru bidang studi dalam menyusun persiapan pengajaran perbaikan/program pengayaan.

3) Membantu guru dalam melaksanakan pengajaran perbaikan/program pengayaan. 4) Menilai pelaksanaa pengajaran perbaikan/program pengayaan.

Dalam hal ini konselor bersama-sama dengan guru bidang studi memberikan perbaikan terhadap siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar dan program pengayaan terhadap siswa yang cepat dalam belajarna.

c) Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar

1) Menjelaskan pengertian, tujuan, kegunaan dan contoh-contoh kegiatan kelompok belajar kepada personal sekolah, siswa dan orang tua.

2) Berkkonsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam menyiapkan kelompok belajar, 3) Membentuk kelompok-kelompok belajar dengan memperhatikan karakteristik

kelompok.

4) Menyusun program dan jadwal kegiatan kelompok belajar. 5) Membantu dan mensupervisi kegiatan kelompok belajar.

6) Membuat catatan dan menyusun laporan kegiatan kelompok belajar serta menyampaikannya kepada pimpinan sekolah sesuai dengan kode etik BK.

Dengan dibentuknya kelmpok belajar maka siswa dapat lebih aktif lagi dalam mengeksplorasi potensi yang ada dalam dirinya dan bertukar pengetahuan dengan teman sebayanya yang pada akhirnya akan memperkaya pengetahuan dan keterampilan siswa dalam belajar.


(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan. Ketepatan pemilihan metode dalam penelitian merupakan syarat yang sangat penting untuk mendapatkan objektivitas hasil penelitian yang optimal. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Nazir (2005:56) menyatakan pengertian metode survei yakni penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Metode survey mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung.

Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian survei merupakan suatu bentuk metode penelitian yang didalamnya terdapat kegiatan penyelidikan dan pengumpulan terhadap fakta suatu keadaan atau masalah yang sedang berlangsung, yang kemudian dianalisis, ditafsirkan dan dievalusi sehingga menghasilkan suatu bentuk informasi.

Sedangkan jika disebutkan dalam bentuk yang lebih khusus, penelitian ini menggunakan a census of in tangibles (bentuk sensus data tidak nyata). Arikunto (2005:237) menyatakan sensus data tidak nyata yaitu sensus untuk hal-hal yang tidak dapat diamati dengan mata secara langsung, misalnya penelitian tentang disiplin pegawai, pendapat pegawai tentang tatakrama, minat siswa terhadap pelajaran keterampilan, dan sebagainya.


(38)

Dikemukakan juga oleh Furchan (2007: 452-453), berdasarkan ruang lingkup dan subjeknya menjadi empat bentuk yang salah satunya yakni bentuk sensus tentang hal-hal yang tidak nyata misalnya sensus tentang prestasi atau aspirasi siswa, moral guru, atau sikap orang tua terhadap sekolahnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa metode sensus tidak nyata (a census of in tangibles) merupakan suatu kegiatan penyelidikan dan pengumpulan terhadap fakta suatu keadaan atau masalah atau hal-hal yang sedang berlangsung yang sifatnya abstrak (tidak dapat diamati dengan mata secara langsung), dimana akan menghasilkan suatu bentuk informasi setelah data tersebut dianalisis, ditafsirkan dan dievalusi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Se Bandar Lampung pada Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konselor sekolah yang ada di SMA Negeri Bandar Lampung.Berdasarkan data yang diperoleh dari 17 SMA negeri yang berada di Bandar Lampung, terdapat 68 guru BK.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006;134), apabila subyek penelitian kurang dari 100 orang,lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau lebih setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit atau luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek , karena hal ini akan menyangkut banyak sedikitnya data.


(39)

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah populasi kurang dari 100 yaitu 68 orang. Berikut ini adalah keterangan dari jumlah populasi yang akan diteliti :

Tabel 3.1 Jumlah populasi yang akan diteliti No. Nama Sekolah Jumlah Guru BK(orang)

1. SMAN 1 5 orang 2. SMAN 2 6 orang 3. SMAN 3 3 orang 4. SMAN 4 4 orang 5. SMAN 5 4 orang 6. SMAN 6 4 orang 7. SMAN 7 3 orang 8. SMAN 8 4 orang 9. SMAN 9 7 orang 10. SMAN 10 4 orang 11. SMAN 11 3 orang 12. SMAN 12 5 orang 13. SMAN 13 4 orang 14. SMAN 14 3 orang 15. SMAN 15 4 orang 16. SMAN 16 3 orang 17. SMAN 17 2 orang

JUMLAH 68 Orang

Sumber: data hasil observasi. D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


(40)

Variabel penelitian dapat dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka penelitian ini mempunyai variabel tunggal yaitu unjuk kerja konselor sekolah dalam kegiatan layanan bimbingan belajar.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional berisi pengertian variabel yang akan dikembangkan. Pada penelitian ini terdapat satu variabel penelitian yaitu unjuk kerja konselor sekolah dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar. Maka yang dimaksud dengan unjuk kerja konselor sekolah dalam kegiatan layanan bimbingan belajar adalah tampilan kerja atau peformance konselor sekolah dalam melaksanakan tugas dan peranannya dalam layanan bimbingan belajar bagi siswa yang meliputi : 1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar

2. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar

3. Membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulian belajar siswa 4. Membantu guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaranperbaikan dan program pengayaan

5.Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yakni teknik pokok (angket atau kuesioner) dan teknik pelengkap (wawancara).

1. Angket

Alasan peneliti menggunakan angket atau kuesioner adalah karena responden tersebar di wilayah yang cukup luas, yakni di Kota Bandar Lampung, sehingga teknik ini dirasa cocok


(41)

karena tidak memakan banyak waktu mengingat terbatasnya kemampuan peneliti. Selain itu, teknik ini adalah teknik yang sering digunakan dalam penelitian survey, seperti yang dinyatakan oleh Danim (2004:162) bahwa kuesioner atau angket paling umum dipakai dalam metode-metode penelitian survey, dimana peneliti mengajukan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada sekelompok populasi atau representatifnya.

Selanjutnya didefinisikan oleh Arikunto (2006:151) bahwa angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dari angket atau kuesioner ini peneliti bermaksud untuk mengumpulkan data-data tentang apakah konselor sekolah melakukan unjuk kerja dalam kegiatan layanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung.

Jenis angket yang digunakan adalah check list. Jenis angket ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan, yakni apakah konselor sekolah melaksanakan butir-butir unjuk kerja layanan bimbingan belajar atau tidak.

2. Wawancara

Teknik pelengkap dalam pengumpulan data ini, yaitu wawancara. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berdialog dengan sumber data. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2005: 193).


(42)

Wawancara digunakan untuk menilai keadaan seseorang. Alasan peneliti menggunakan teknik pelengkap wawancara adalah sebagai bahan untuk merecek dari hasil angket yang telah disebarkan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket pelaksanaan layanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung

Variabel Indikator Deskriptor Item

Unjuk kerja konselor sekolah dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar di sekolah

Menyelenggarakan layanan bimbingan belajar di sekolah

- Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar

- Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar

- Membantu guru bidang studi dalam

mendiagnosis kesulitan belajar

- Membantu guru bidang studi dalam

penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan

- Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10,11,12, 13,14,15,16,17,18 19,20,21,22,23,24 25,26,27,28,29 30,31,32,33,34,35 ,36 37,38,39,40,41,42 43,44,45,46

F. Uji Persyaratan instrumen

Dalam suatu penelitian, hendaknya harus dilakukan terlebih dahulu pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian tersebut diantaranya adalah pengujian validitas dan reliabilitas. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.


(43)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Arikunto (2006:168) menyebutkan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Validitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan pengujian validitas konstrak. Dalam pengujian terhadap validitas konstrak dapat digunakan pendapat ahli (judgmen experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli untuk meminta pendapatnya jika dirasa instumen tersebut sudah benar, setelah konsultasi dengan ahli selanjutnya diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstrak dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan megkorelasikan antara sekor item isntrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

   

 

              2 2 2

2 N Y Y

N N rxy

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi


(44)

∑Y : jumlah skor total N : jumlah responden

(Arikunto, 2006: 170).

a. Hasil Uji Validitas

Melalui hasil perhitungan instrumen dengan menggunakan rumus product moment dengan bantuan computer melalui program SPSS, setelah dilakukan perhitungan maka instrument tersebut dinyatakan valid dengan hasil yang terdapat dalam tabel.

Tabel 3.3 Validitas

No Nomor Pernyataan Keterangan No Nomor Pernyataan Keterangan 1 Pernyataan 1 Valid 26 Pernyataan 26 Valid

2 Pernyataan 2 Valid 27 Pernyataan 27 Valid 3 Pernyataan 3 Valid 28 Pernyataan 28 Valid 4 Pernyataan 4 Valid 29 Pernyataan 29 Valid 5 Pernyataan 5 Valid 30 Pernyataan 30 Valid 6 Pernyataan 6 Valid 31 Pernyataan 31 Valid 7 Pernyataan 7 Valid 32 Pernyataan 32 Tidak Valid

8 Pernyataan 8 Valid 33 Pernyataan 33 Valid 9 Pernyataan 9 Valid 34 Pernyataan 34 Valid 10 Pernyataan10 Valid 35 Pernyataan 35 Valid 11 Pernyataan 11 Tidak Valid 36 Pernyataan 36 Valid 12 Pernyataan 12 Valid 37 Pernyataan 37 Valid


(45)

13 Pernyataan 13 Valid 38 Pernyataan 38 Valid 14 Pernyataan 14 Valid 39 Pernyataan 39 Valid 15 Pernyataan 15 Valid 40 Pernyataan 40 Valid 16 Pernyataan 16 Valid 41 Pernyataan 41 Valid 17 Pernyataan 17 Valid 42 Pernyataan 42 Valid 18 Pernyataan 18 Valid 43 Pernyataan 43 Valid 19 Pernyataan 19 Valid 44 Pernyataan 44 Tidak Valid

20 Pernyataan 20 Valid 45 Pernyataan 45 Valid 21 Pernyataan 21 Valid 46 Pernyataan 46 Valid 22 Pernyataan 22 Valid 47 Pernyataan 47 Valid 23 Pernyataan 23 Valid 48 Pernyataan 48 Valid 24 Pernyataan 24 Valid 49 Pernyataan 49 Valid 25 Pernyataan 25 Valid 50 Pernyataan50 Tidak Valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen, cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Arikunto (2006: 178) menyatakan instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya akan tetap sama.

Reliabilitas instrumen dilakukan secara internal dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half).

Keterangan :

: reliabilitas internal seluruh instrumen

: korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua (Arikunto, 2006:180-181)

Indeks pengujian reliabilitas


(46)

0,70 - 0,90 : tinggi

0,40 - 0,70 : sedang

0,20 - 0,40 : rendah

0,00 - 0,20 : kecil

(Guilford dalam Russeffendi, 1994:144) b. Hasil Uji Reliabilitas


(47)

Koefisien reliabilitas tentang unjuk kerja konselor sekolah dalam layanan bimbingan belajar berdasarkan uji coba diperoleh tingkat reliabilitas 0,88 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data telah terkumpul. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:208) penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya.

Dengan menggunakan statistik deskriptif peneliti hanya ingin mendeskripsikan data dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana data diambil. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Sugiyono (2010:207-208) bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Kegiatan yang dilakukan dalam analisis data adalah : 1. mengumpulkan data yang diperoleh dari angket 2. mentabulasi data

3. mencari prosentase data dengan rumus sebagai berikut:


(48)

F : jumlah jawaban dari seluruh item

N : jumlah perkalian item dengan responden P : prosentase

(Hartono, 2004)

4. menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran 5. mendeskripsikan data


(49)

(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat peneliti simpulkan bahwalayanan bimbingan belajar di SMA Negeri Bandar Lampung sudah terlaksana dengan tingkat prosentase 78,96%. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang sudah terlaksana seperti pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar, kerjasama dengan guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar, kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan, pelaksanaan bimbingan kelompok belajar. Dari ke lima kegiatan tersebut, pada kegiatan kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan yang hanya sebesar 50%.

B. Saran

Setelah Penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan, maka dengan ini penulis mengajukan saran-saran yang akan diberikan berupa anjuran maupun konsep dan ditujukan kepada:


(51)

Guru BK diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan guru bidang studi dalam penyeleggaraan pengajaran perbaikan dan program pengayaan agar siswa yang mengalami keterlmbatan dan ketercepatan dalam belajar dapat teratasi sehingga layanan bimingan belajar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

2. Peneliti

peneliti diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan yang berkenaan dengan layanan bimbingan belajar, agar dapat mendukung dan dapat membawa perbaikan penelitian ini serta memperkaya dirinya dengan teori-teori bimbingan belajar, sebagai bekal dalam pelaksanaan layanan bimbingan belajar disekolah.


(52)

(53)

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH:

DIAN NOVITA SARI

0713052024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR lAMPUNG

2012


(54)

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh : Dian Novita sari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(55)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ...ii

DAFTAR LAMPIRAN... iii

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang dan Masalah... 1

1. Identifikasi Masalah... 5

2. Batasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah... 6

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan penelitian... 7

3. Ruang Lingkup Penelitian... 7

C. Kerangka Pikir ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Bimbingan dan Konseling ... 10

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling... 10

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling... 11

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling... 13

4. Tujuan Bimbingan dan Konseling ... 15

5. Jenis- Jenis layanan Bimbingan dan Konseling... 16

6. Azas- Azas Bimbingan dan Konseling ... 17

B. Konselor Sekolah ... 21

1. Definisi Konselor Sekolah ... 21

2. Tugas Konselor Sekolah ... 22

3. Ekspektasi Kinerja Konselor Sekolah ... 22

4. Standar Kompetensi Konselor Sekolah ... 23

5. Bentuk-Bentuk Unjuk Kerja Konselor... 25

C. Layanan Bimbingan Belajar... 26

1. Pengertian Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah ... 26

2. Tujuan dan Fungsi Layanan Bimbingan Belajar... 27

3. Materi layanan Bimbingan Belajar ... 28

4. Isi dan kegiatan Layanan Bimbingan Belajar ... 30


(56)

D. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar ... 34

III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Metode Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 39

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 44

G. Teknik Analisis Data... 48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Hasil Penelitian...50

1. Analisis Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(57)

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Crow & Crow dalam Prayitno dan Erman Anti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta

Danim, Sudarwan.2004. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:Bumi Aksara. Daryanto S, S. 1998. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah. 2008. Peraturan

Perundang-Undangan (Kompilasi Dasar Hukum untuk Guru).

Djumhur, I, dkk. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CVIlmu.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

2004. Dasar Standardisasi Profesi Konseling. Bagian Proyek Peningkatan Tenaga

Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan Nasional. Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hallen A. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press.

Hartono. 2004. Statistik untuk penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juntika Nurihsan, Achmad, dkk. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD/MI

Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Masya, Hardiyansyah. 2009. Implementasi Pengetahuan Keterampilan Konselingdalam

Pelaksanaan Layanan Konseling Individual Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri di Bandar Lampung Tahun 2008-2009”. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ciawi: Ghalia Indonesia.

Prayitno, dkk. 1999. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ikrar Mandiri abadi.

Prayitno, dkk. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA


(59)

Suhardono, Edy. 2001. Panorama Survey. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sukardi, Dewa Ketut, dkk. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional.

W.J.S Poerwardarminta. 2005.Kamus Umum Bahasa Indoneisa.Jakarta: Balai Pustaka. Willis, S Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA.


(60)

DAFTAR TABEL

TabelHalaman

1. TabelJumlahPopulasi Yang Akan Diteliti ... 40

2. Kisi-kisiangketpelaksanaanlayananbimbinganbelajar di SMA Negeri Bandar Lampung 43 3. Tabelvaliditas... 46

4. Tabelprosentasesebaran Guru BK padapelaksanaanlayananbimbinganbelajar di SMA Negeri Bandar Lampung ... 51


(61)

Judul Skripsi : PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 Nama Mahasiswa : Dian Novita Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713052024

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama,

Drs. MuswardiRosra, M.Pd.

Pembimbing Pembantu,

Drs. Yusmansyah, M.Si.

NIP 19550311 198503 1 001 NIP 19600112 198503 1 004 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. H. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(62)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Muswardi Rosra, M.Pd. ... Sekretaris : Drs. Yusmansyah, M.Si. ... Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Syarifuddin Dahlan, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(63)

MOTTO

Setiap orang tidakbisamenghindardariperubahan,

tapibagaimanamembuatperubahanitumenjadilebihbaiklagi BerusahadanBerdo’alah……….”

(Penulis)

“Berjuanglahdenganmenggunakankekuatanmubukandenganmenggunak ankelemahan orang lain,

karenasuksesitutergantungpadausahamubukankekalahan orang lain”


(64)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryakuinikepada:

Kedua orang tuakutercinta

AyahandaSuyantodanIbunda Kristina Hadisusari.

Saudara-Saudaraku

Mas Hendra, Mbak Sri, AdekHandoko, terimakasihatasdukunganya.

Ponakankutercinta

Merlin, yang telahmenjadiinspirasiku.

Almamaterkutercinta Universitas Lampung.


(65)

RIWAYATHIDUP

Penulis lahir di Labuhan Batin Kabupaten Tulang Bawang tanggal 29 November 1989, merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Suyanto dan Ibu Kristina Hadisusari.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita Labuhan Batin diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Labuhan Batin diselesaikan pada Tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertma (SLTP) di SLTP MMT Labuhan Baru diselesaikan pada Tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 01 Seputih Raman diselesaikan pada Tahun 2007.

Pada Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan pada Tahun 2010 penulis melaksanakan program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

Selama masa kuliah, penulis banyak mengisi waktu dengan berorganisasi. Pada Tahun 2007-2008 penulis menjadi anggota HIMAJIP (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan), di Tahun 2008-2009 menjadi anggota bidang pendidikan BEM Fakultas (Badan Eksekutif Mahasiswa). Di Tahun 2009-2010 penulis menjadi Kepala Bidang Kewirausahaan FORMABIKA( Forum Mahasiswa Bimbingan dan Konseling).


(66)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling agar bisa meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampungyang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Siselaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP

Universitas Lampung sekaligus pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Muswardi Rosra, M.Pd. selaku pembimbing utama yang telah memberikan

waktu, ide, petunjuk, bimbingan selama penyusunan skripsi serta memberikan ilmunya selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Syarifuddin D,M.Pd. selaku pembahas atau penguji dalam skripsi ini, yang telah

memberikan masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung,

terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh staf FKIP Universitas Lampung yang secara tidak langsung membantu dalam


(1)

MOTTO

“ Setiap orang tidakbisamenghindardariperubahan,

tapibagaimanamembuatperubahanitumenjadilebihbaiklagi BerusahadanBerdo’alah……….”

(Penulis)

“Berjuanglahdenganmenggunakankekuatanmubukandenganmenggunak ankelemahan orang lain,

karenasuksesitutergantungpadausahamubukankekalahan orang lain” (Mario Teguh)


(2)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryakuinikepada:

Kedua orang tuakutercinta

AyahandaSuyantodanIbunda Kristina Hadisusari.

Saudara-Saudaraku

Mas Hendra, Mbak Sri, AdekHandoko, terimakasihatasdukunganya.

Ponakankutercinta

Merlin, yang telahmenjadiinspirasiku.

Almamaterkutercinta Universitas Lampung.


(3)

RIWAYATHIDUP

Penulis lahir di Labuhan Batin Kabupaten Tulang Bawang tanggal 29 November 1989, merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Suyanto dan Ibu Kristina Hadisusari.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita Labuhan Batin diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Labuhan Batin diselesaikan pada Tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertma (SLTP) di SLTP MMT Labuhan Baru diselesaikan pada Tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 01 Seputih Raman diselesaikan pada Tahun 2007.

Pada Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan pada Tahun 2010 penulis melaksanakan program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

Selama masa kuliah, penulis banyak mengisi waktu dengan berorganisasi. Pada Tahun 2007-2008 penulis menjadi anggota HIMAJIP (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan), di Tahun 2008-2009 menjadi anggota bidang pendidikan BEM Fakultas (Badan Eksekutif Mahasiswa). Di Tahun 2009-2010 penulis menjadi Kepala Bidang Kewirausahaan FORMABIKA( Forum Mahasiswa Bimbingan dan Konseling).


(4)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Belajar di SMA Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling agar bisa meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampungyang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Siselaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung sekaligus pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Muswardi Rosra, M.Pd. selaku pembimbing utama yang telah memberikan waktu, ide, petunjuk, bimbingan selama penyusunan skripsi serta memberikan ilmunya selama perkuliahan.

5. Bapak Dr. Syarifuddin D,M.Pd. selaku pembahas atau penguji dalam skripsi ini, yang telah memberikan masukan, kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan berlangsung.

7. Seluruh staf FKIP Universitas Lampung yang secara tidak langsung membantu dalam penyelesaian skripsi penulis.


(5)

8. Seluruh Kepala Sekolah SMA Negeri di Bandar Lampung beserta para stafnya yang telah memberikan izin penelitian dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya menyayangi, mendoakan, mendukung dan selalu menanti keberhasilanku.

10.Mas Hendra, Mbak Sri, adek Handoko, keponakanku merlin yang kusayangi dan senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepadaku.

11.Seluruh keluarga besarku terimakasih atas doa dan dukunganya.

12.Sahabat-sahabatku Sari, Mega, Mbak Laili, Mbak Irma, terima kasih akan kisah suka dan duka yang kita lewati bersama,semoga Allah SWT memberikan kemudahan dalam menapaki kehidupan menggapai kesuksesan

13.Sahabatku seperjuangan Diah Arum Prihatin, Eka Susanti, Izniarti, Wuri Sundari, dan Wita Febritus, terima kasih sudah mewarnai kehidupanku dikampus dan diluar kampus, kalian memberiku banyak hal, memberiku banyak cinta sehingga aku tidak merasakan kesepian, terima kasih banyak, aku berharap persahabatan ini akan selamanya.

14.Teman-teman Bimbingan dan Konseling 2007: Ambar Kusumawati, Bety Octaria, Boyce Saputra, Eka Lisdiana, Lisa Epiya, Muharrom, Nikmah Ranti Maulidah,Yusbowo, Agus Purwanto, Alfitri Asmaul Husna, Ardian Mandela, Asep Lukman Efendi, Astutik Riyanti, Citra Passa Hartadi, Ema Widya Sari, Ira Yulyatin, Irfan Prima Aldi, M Wahid Nurrohman, Maleluan Pramana, Maratur Rafiqah, Marlinda, Meity Fitri Yani, Nadia Arissanti Wardhani, Rekta Herwina, Shufiyanti Arfalah, Siska Liana, Sulistiana Pela, Susi Novianti, Widi SujatmikoYudhi Riski Prihantoro, Yunis Mutiara Putri Ayogo. Terima kasih atas kebersamaannya.

15.Adik tingkat BK 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

16.Kawan-kawan PPL di SMP Negeri 4 Bandar Lampung terima kasih atas kebersamaannya.

17.Semuanya yang pernah mengisi dan mewarnai hidup penulis, terima kasih atas kasih, sayang, cinta, kebaikan, dukungan yang telah memberikan kesan buat penulis sekaligus pelajaran berharga dalam memahami arti kehidupan.


(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena iru penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, Agustus2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DI SMA NEGERI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 17 68

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GOOGLE EARTH DAN PETA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI KAWASAN ASIA TENGGARA DI SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 28 39

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI DI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 68

PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 25 86

PENGARUH KESIAPAN SEKOLAH TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 12 62

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 38

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62