Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X
230
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan isik manusia maka terjadi pula perubahan di dalam tubuh remaja. Tumbuhlah kelenjar
endokrin yang memproduksi hormon, sehingga organ-organ seks akan mengalami pertumbuhan. Pada remaja putri terjadi pembesaran kelenjar
payudara dan membesarnya pinggul serta peningkatan pada berat dan tinggi badan. Adapun, pada remaja putra, jakun di lehernya mulai terlihat
menonjol, suaranya menjadi sengau, berat, dan besar. Selain itu, bahunya mulai melebar, mulai tumbuh kumis serta tumbuh bulu di ketiak.
Akibat pertumbuhan isik dan seksual yang cepat, terjadi kegoncangan dan kebingungan dalam dirinya, khususnya dalam masalah pergaulan
dengan lawan jenis. Pergaulan ini ditandai dengan adanya peningkatan perhatian kepada lawan jenis, kemudian meningkat kepada usaha
mencari perhatian dan menjalin hubungan emosional. Apabila tahap ini sudah terjadi maka remaja akan menjalin pergaulan yang lebih erat
lagi. Pergaulan disertai dengan free sex atau seks bebas telah menjadi salah
satu masalah sosial yang memprihatinkan masyarakat Indonesia. Usia pubertas rata-rata remaja yang lebih dini sementara usia nikah semakin
tinggi, peningkatan dorongan seks pada usia remaja, kurang memadai- nya pengetahuan remaja tentang proses dan kesehatan reproduksi,
menajamnya jumlah remaja yang berperilaku seks aktif sexually active, miskinnya pelayanan dan bimbingan tentang kesehatan reproduksi untuk
remaja, serta pengaruh negarif budaya pop serta industri turisme yang menyebarkan nilai casual sex atau easy sex melalui berbagai media cetak
dan audiovisual menjadi faktor-faktor pemicu terjadinya seks bebas.
Seks bebas merupakan perbuatan yang banyak meresahkan kaum pendidik dan kaum tua. Sebelum melakukan seks bebas hendaknya para
remaja memikirkan akibat yang ditimbulkannya. Berikut ini diuraikan beberapa dampak negatif seks bebas.
1. Kehamilan tidak diinginkan KTD
Karena seks bebas, terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan. Dalam masyarakat patriarkal seperti di Indonesia, perempuanlah
yang sering menjadi kambing hitam. Kodrat deterministiknya untuk mengandung dan melahirkan menempatkan remaja perempuan dalam
posisi terpojok yang sangat dilematis. Dalam pandangan masyarakat, remaja perempuan yang hamil ialah
black sheep di tengah keluarganya, yang telah membawa aib dan men-
coreng nama baik keluarga. Atmosfer penghakiman sosial dan dinamika menyalahkan korban blaming the victim tidak lagi menyediakan ruang
yang memungkinkan remaja tersebut dipandang sebagai manusia utuh dengan spektrum luas, yang selain mempunyai kelemahan juga
mempunyai kebaikan.
A PENGERTIAN SEKS BEBAS
B DAMPAK NEGATIF SEKS BEBAS
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMAMASMK untuk Kelas X
231
Di mata remaja sendiri, ia adalah seorang yang gagal dan pencemar nama baik keluarga. Perasaan bingung, cemas, malu, dan bersalah
bercampur dengan perasaan depresi, pesimis terhadap masa depan, dan kadang-kadang disertai rasa benci dan marah, baik kepada diri sendiri
maupun kepada pasangan, dan kepada nasib atau keadaan. Dan jika ini sudah terjadi maka hanya ada tiga konsekuensi yang harus diambil yaitu
aborsi, pernikahan dini, dan jika pasangannya tidak mau bertanggung jawab maka akan terjadi ibu lajang single mothers.
2. Aborsi
Karena ketakutan menghadapi konsekuensi kehamilannya, banyak remaja hamil melakukan aborsi, mulai dari self-treatment sampai meminta
bantuan tenaga medis. Tindakan aborsi ini memiliki dampak yang tidak ringan. Aborsi dapat menimbulkan masalah psikologis yang traumatis.
Para remaja yang melakukan aborsi memiliki perasaan bersalah dan berdosa yang cukup besar dan bersifat menetap untuk jangka waktu relatif
lama. Di samping itu, kegagalan aborsi dapat menimbulkan masalah lain yang menyangkut kualitas kesehatan isik dan mental bayi yang
dilahirkan. Fetus yang dikandung umumnya telah mengalami deraan isik dan mental yang bertubi-tubi: secara psikis si ibu menolak bayi yang
dikandungnya, lalu mencoba digusur dengan berbagai jenis obat dan ramuan, sementara suasana batin si ibu dalam keadaan tidak seimbang.
3. Pernikahan dini