Konsep Pendidikan Vocational KAJIAN TEORI

20 Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurikulum yang cocok digunakan untuk anak tunagrahita yaitu kurikulum adaptif penyesuaian yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik. Peserta didik pada jenjang SMPLB dan SMALB ringansedang masih mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam hal keterampilan vocational untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan sebagai bekal dalam mendapatkan pekerjaan.

D. Konsep Pendidikan Vocational

Di Indonesia pendidikan vocational merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sasaran dan tujuan pendidikan vocational di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 3 sebagai kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya Putu Sudira, 2012: 14. Pendidikan vocational adalah pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, Hansen, 2009 dalam Putu Sudira, 2012: 27. Pendidikan vocational bagi penyandang tunagrahita merupakan kemampuan untuk bekal kemandirian di masyarakat. Kemampuan itu perlu dipersiapkan sejak mereka menempuh pendidikan di sekolah. Persiapan sejak awal diharapkan dapat membentuk kemampuan vocational tingkat mahir dan terampil, serta dapat digunakan untuk mencari penghidupan atau mata pencaharian bagi mereka, Mumpuniarti: 2006. Lebih lanjut bahwa pendidikan vocational itu disebut juga persiapan pekerjaan yang bertujuan membantu siswa 21 tunagrahita dalam mengembangkan kepribadian kerja secara positif dan kuat Astati, 2001: 18 dalam Mumpuniarti, 2000: 99. Menurut Drew, Logan Hardman, 1984: 268 Mumpuniarti, 2006 dasar vocational terdiri dari tiga tipe yaitu work-study, pendidikan karir, dan pengalaman kerja. Tanggung jawab program ini merupakan kolaborasi atau saling berbagi tugas antara guru pendidikan khusus dan konselor rehabilitasi pekerjaan atau jabatan. Program work-study mengusahakan siswa mengintegrasikan pengalaman kerja di ruang kelas. Tanggung jawab program ini merupakan kolaborasi atau saling berbagi tugas antara guru pendidikan khusus dan konselor rehabilitasi pekerjaan. Pendidikan karir, dilakukan melalui peran serta di lapangan langsung atau sekolah menyediakan simulasi pengalaman kerja di suatu setting sekolah. Pengalaman kerja di lapangan on-job training di lembaga yang difasilitasi masyarakat juga dapat dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan bergantung kepada ketangkasan, kemampuan ability, dan kesiapan siswa yang bersangkutan. Jadi dapat diketahui bahwa pendidikan vocational merupakan pendidikan untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki peserta didik sesuai dengan bidang kejuruan tertentu yang dijadikan sebagai bekal kemandiriannya agar dapat dipersiapkan untuk memasuki lapangan kerja yang didukung melalui pengalaman kerja di kelas maupun di lembaga masyarakat. 22

E. Rombel