STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTARGAMBAR DAFTAR GRAFIK I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... .. 1

B. Identifikasi Masalah ... .. 7

C. Pembatasan Masalah ... .. 8

D. Perumusan Masalah ... .. 8

E. Tujuan Penelitian ... .. 8

F. Kegunaan Penelitian... .. 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar... 11

2. Media Pembelajaran ... 14

3. Media Audio visual ... 26

4. Media Powerpoint ... 29

5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu ... 33

B. Penelitian Relevan ... 35

C. Kerangka Pikir ... 36

D. Anggapan Dasar Hipotesis ... 38

E. Hipotesis ... ... 39

III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 40

B. Populasi dan Sampel ... 45

C. Variabel Penelitian ... 46

D. Definisi Operasional Variabel ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50


(2)

2. Uji Reliabilitas... 52

3. Taraf Kesukaran ... 53

4. Daya Beda ... 54

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 55

1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Homogenitas ... 56

I . Teknik Analisis Data ... 56

1. T-test Dua Sampel Independen ... 56

2. Pengujian Hipotesis ... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMP N 13 Bandar Lampung ... 60

2. Visi dan Misi SMP N 13 Bandar Lampung ... 61

3. Situasi dan Kondisi ... 62

4. Proses Belajar Mengajar ... 63

5. Kondisi Siswa, Guru dan Pegawai ... 63

B. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1. Pembelajaran menggunakan Media Audiovisual (Kelas Eksperimen) ... 65

2. Pembelajaran menggunakan Media Powerpoint (Kelas Kontrol) ... 67

C. Deskripsi Data 1. Data Hasil Pre Test ... 70

2. Data Hasil Post Test ... 75

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 82

E. Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 83

F. Pengujian Hipotesis ... 84

G. Pembahasan ... ... 86

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .... ... 92

B. Saran ... ... 93 DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta. .

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Reneka Cipta: Jakarta.

Asyhar, Azhar. 2004. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press, Jakarta.

Blomm. Hasil Belajar. http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Darma, Surya. 2011. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Media Web dan

PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Biolaogi. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

Daryanto. 2006. Belajar Komputer Visual Basic. CV Yrama Widya: Bandung. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan asswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Ena, Ouda Teda. 2008. Membuat Media Pembelajaran Intraktif dengan Piranti

Lunak Presentas. http://www.google.com/

Erika. 2011. Pengaruh Media Audiovisual Melalui Model Pembelajaran NHT Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. Skripsi FKIP, Universiats Lampung.


(4)

yang dibelajarkan Menggunakan Media Powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan tanpa media Powerpoint Pada Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

Hamalik, Oemar. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Miarso,Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Prenada mrdia:

Jakarta.

Riyana, Ilyasih. 2008. Pemanfaatan OHP dan Presentasi dalam Pembelajaran. Cipta Agung: Jakarta.

Sadiman, Arief S. 2008. Media Pendidikan;Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Fakrot-faktor yang Mempengaruhinya.. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 20011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Sumaatmaja. 2006. Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Depdiknas:

Jakarta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah . rineka cipta: Jakarta. Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. 2011. Belajar dan Pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Ar-Ruz Media: Yogyakarta.

Waluyo,Iswan. 2011. Pengaruh Audio visual Terhadap Konsep Matematika. Skripsi FKIP, Universitas Lampung.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/

http://ikanurjanah.blospot.com/2012/03/hubungan-penggunaan-media.html. (19 Juni 2012)

www.ktiguru.org.2011.Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan:Jakarta. (5 Desember2011)


(5)

STUDI PERBANDINGAN

SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA

MENGGUNAKAN (Studi Pada S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar L

Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh :

Maya Hardiyanti Prasafitri

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

SISWA YANG

Lampung


(6)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

MAYA HARDIYANTI P.

Penelitian ini mengkaji tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) pada siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VIII sebanyak 261 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 64 siswa terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan data dengan observasi dan teknik tes. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test dua sampel independen.

Berdasarkan perhitungan t-test dengan menggunakan rumus separated varians terlihat bahwa thitung (2,231) > ttabel (1,99) berarti hipotesis penelitian diterima, yang menyatakan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media powerpoint.

Kata kunci : Hasil Belajar, Media Pembelajaran Audio visual, Media Pembelajaran Powerpoint.


(7)

STUDI PERBANDINGAN

SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA

MENGGUNAKAN MEDIA (Studi Pada S

MAYA HARDIYANTI PRASAFITRI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG

MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

MAYA HARDIYANTI PRASAFITRI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

DENGAN SISWA YANG SMP Negeri 13 Bandar Lampung

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


(8)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Drs. Yon Rizal, M.Si

NIP. 19600818 198603

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.S

NIP. 19560108 198503

: STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN

YANG MENGGUNAKAN MEDIA

POWERPOINT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

: Maya Hardiyanti Prasafitri

ahasiswa : 0813031038

: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing II

Si. Drs. Tedi Rusman

03 1 005 NIP. 19600826

2. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

503 1 002 NIP. 19600817 198603

HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN

DENGAN SISWA MEDIA

PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pembimbing II,

Tedi Rusman, M. Si.

600826 198603 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Nurdin, M.Si.


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...

Sekertaris : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(10)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Maya Hardiyanti Prasafitri NPM : 0813031038

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jur/Fakultas : Pend. IPS / Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Alamat : Jl. Arimbi Blok BB No. 10 Perum Bringan Raya, Kec. Kemiling, Bandar Lampung, 35158.

(Telp/HP) 0721 272 422

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012

Maya Hardiyanti Prasafitri 0813031038


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gisting pada tanggal 06 Mei 1989. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara buah kasih pasangan Bapak Supardi, BA (alm) dan Ibu Sri Hartati, S.Pd.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1994 di TK Mentari dan selesai pada tahun 1995, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Beringin Raya dan diselesaikan tahun 2001, kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 14 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007.

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri). Pada tanggal 23-29 Januari 2011, penulis mengikuti Kulia Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jawa Tengah-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli sampai September 2011, penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMA Negeri 1 Kebun Tebu, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat.


(12)

MOTTO

Doa adalah cahaya bagi ketidakmengertian kita

(Fahd Djibran)

Lakukan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, maka kita akan mendapat

kesuksesan

(Mario Teguh)

Kesabaran adalah keikhlasan untuk bertahan sampai tujuan

(Mario Teguh)

Tugas bagi kita bukanlah untuk berhasil melainkan mencoba untuk berhasil

(Nasehat Bijak)

Tiga kunci utama menuju kesuksasan

Berdoa, berusaha dengan sungguh-sungguh, dan bersyukur

(Mayasupardi)


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk

segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga dengan

ridho-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan

teruntuk:

 Ayahanda Supardi (alm) yang selalu ku rindukan dan Ibundaku tercinta Sri Hartati yang senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan, dan senantiasa mendoakan

keberhasialan dan kebahagiaan untukku.

 Kakakku Mona sisca Mega Pertiwi dan adikku Agung Septriyadi, atas doa dan dukungannya untuk keberhasilanku.

 Seluruh keluarga besarku atas semangat, doa ,dan kepercayaan yang telah diberikan padaku.

 Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati


(14)

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan cinta kasih-Nya, hingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang

Pembelajarannya Menggunakan Media Audio-Visual dengan Siswa yang Menggunakan Media Powerpoint”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, dan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(15)

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 10. Bapak dan Ibu bagian Akademik FKIP Unila.

11. Bapak M. Badrun, S.Ag. M.Ag., selaku kepala SMP Negeri 13 Bandar Lampung, atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

12. Ibu Megawati, S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya. 13. Seluruh staf, guru, dan siswa-siswi SMP Negeri 13 Bandar Lampung

khususnya kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu dan sudi menerima keberadaan penulis selama penelitian.

14. Kedua orang tuaku, Bapak Supardi (alm) dan Ibu Sri Hartati. Tiada kata yang patut terucap atas ketulusan kasih sayang, doa, dan cucuran air matanya atas kesabaran membimbing anak-anaknya.


(16)

kasih atas kasih sayang dan doa yang kalian berikan.

16. Keluarga besarku, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya.

17. Teman-teman seperjuangan angkatan 2008 regular maupun mandiri. Semoga silaturahmi selalu terjalin.

18. Sahabat-sahabatku Topsy Turvy: Olipz, Uud, Gia, MamNes, Unyil, Mb ia, Yaya, Kiko, Dydy, Yuli dan Dila. Tiada ikatan yang terindah selain ikatan yang kita rangkai bersama. Semoga persahabatan ini selalu terjalin.

19. Teman–teman KKN PPL, Andrian, Ari, Diky, Khamid, Rizki, Septi, Deva, Imatul dan Muslimah. Terima kasih atas kebersamaan, keceriaan dan persaudaraan yang kalian berikan padaku.

20. Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Ekonomi. 21. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga segala sesuatu yang telah diberikan secara tulus kepada penulis, baik semangat, bimbingan, dan doa, memperoleh Ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan kuantitatif pendidikan tidak seja-lan dengan peningkatan produktivitas dan kualitas pendidikan. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia menjadi rendah. Pendidikan yang bermutu sangat di-butuhkan oleh rakyat banyak. Semua pelaku yang terlibat di dalam pendidik-kan, selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikkan. Kualitas pen-didikkan yang baik sangat diharapkan keluarga, masyarakat dan guru. Kualitas pendidikan tercermin pada hasil belajar siswa yang digambarkan de-ngan perilaku dan nilai yang diperoleh disekolah. Tinggi rendahnya hasil be-lajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar menjadi tempat harapan keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah Menengah Pertama sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas keberhasilan harapan tersebut


(18)

da-pat menjalankan tugasnya melalui proses belajar mengajar di kelas yang harmonis antar komponen di dalamnya.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru me-rupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan pro-ses pendidikan sangat tergantung pada guru. Oleh karena itu upaya pening-katan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah pemilihan dan penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat yang mampu merang-sang minat siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar.

Guru yang berkompeten akan lebih mampu menggunakan bermacam-macam metode mengajar, media dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya dengan satu metode tertentu. Serta mampu menciptakan suasana ling-kungan belajar mengajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru bidang studi IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung bahwa proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Kegiatan pembelajaran juga belum menggunakan media yang berbasis komputer. Karena kurangnya variasi siswa merasa jenuh sehingga terlihat pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar serta hasil belajar siswa pun cenderung rendah. Berikut disajikan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung.


(19)

Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung TP 2011/2012

No Kelas 0-72 Interval Nilai ≥73-100 Jumlah Siswa

1 VIII A 22 10 32

2 VIII B 20 12 32

3 VIII C 26 7 33

4 VIII D 24 9 33

5 VIII E 22 11 33

6 VIII F 28 5 33

7 VIII G 21 10 31

8 VIII H 19 15 34

Jumlah Presentase Siswa 69,73% 182 30,26% 79 100% 261 Sumber: Guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan mini-mum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yaitu 73 hanya 79 siswa dari jumlah 261 siswa atau hanya 30,26%. Sebagaimana pendapat Syaiful Bahri Djamarah, (2006: 128) ”apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”. Rendahnya hasil belajar siswa ini diduga karena pembelajaran yang diterapkan oleh guru didominasi oleh metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab serta media

pembelajaran yang didugakan hanya papan tulis dan buku teks. Akibatnya peranan, minat dan kebutuhan siswa masih kurang diperhatikan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang memiliki kemauan untuk belajar. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang harus dikuasai siswa agar mereka mengenali bagaimana masyarakat dan sistem sosialnya.


(20)

Apalagi sekarang IPS telah dikembangkan menjadi IPS Terpadu berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). IPS Terpadu merupakan tero-bosan baru berbasis KTSP yang memungkinkan pelaksana pendidikan ber-sama-sama mempelajari konsep-konsep penting IPS sehingga tercapai tujuan pendidikan sosial.

Mata pelajaran IPS Terpadu di SMP merupakan hasil penggabungan dari empat mata pelajaran dasar, yaitu Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang terbatas dengan melakukan pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan atau distribusi. Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Sedangkan sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian pada masa lampau.

Pembelajaran IPS Terpadu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, karena sangat berkaitan dengan kegiatan nyata sehari-hari. Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya siswa mampu mengerti dan memahami keadaan sekitar. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPS Terpadu tersebut bagi diri serta masyarakatnya. Tetapi, siswa SMP umumnya menganggap pelajaran IPS Terpadu kurang menarik karena sering disajikan


(21)

dalam bentuk yang abstrak, dan lebih cenderung bersifat hafalan, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran IPS Terpadu tersebut, maka guru harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Di era informasi yang semakin dinamis ini, para tenaga pendidik dituntut untuk kreatif guna meningkatkan mutu pembelajaran. Mengantisipasi hal tersebut, guru seyogyanya mulai menyadari pentingnya aspek teknologi untuk menunjang proses pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang menggunakan komputer.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat menuntut guru untuk terus menerus tidak hanya memperbaharui penguasaan materi yang akan di-ajarkan tetapi harus mampu menyampaikan materi secara efektif kepada sis-wa. Efektifitas penggunaan media pembelajaran dapat terjadi bila ada kese-suaian antara semua komponen pengajaran yang telah diprogram dalam Sila-bus dan Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penggunaan media pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menunjang kegiatan belajar menga-jar dan dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelamenga-jaran. Pemilihan media yang kurang tepat dapat mempengaruhi kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Guru sebagai komponen pembelajaran perlu mengetahui menfaat penggunaan media. Penggunaan media dapat meningkatkan kualitas penguasaan dan


(22)

pe-nyampaian materi pelajaran kepada siswa. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran dengan pemanfaatan komputer, hal tersebut merupakan perkembangan yang positif dan membanggakan. Mampu menggunakan media pembelajaran berbasis komputer diharapkan menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan komunikatif, sehingga mampu menghubungkan siswa pada pemahaman pembelajaran yang nyata dan bermakna.

Penggunaan media dan teknologi pembelajaran saat ini bukan merupakan suatu hal yang baru baik bagi guru dan siswa. Tetapi pembelajaran masih se-ring dilakukan secara lisan tanpa alat peraga atau media seperti audio visual, komputer dan internet walaupun alat tersebut sudah tersedia. Penggunaan me-dia dengan menyajikannya secara menarik dan dapat meningkatkan minat, motivasi, aktivitas dan pemahaman siswa. Tidak berarti bahwa pengajaran se-cara lisan dan berbentuk ceramah ditiadakan. Siswa diajak untuk bisa belajar dari berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran.

Era sekarang ini muncul kebutuhan akan software yang dapat mempermudah dan memperindah tampilan persentasi dalam pembelajaran. Kebutuhan ini diperoleh dari produk program Microsoft PowerPoint. Untuk menyajikan materi pelajaran dengan menarik dapat dilakukan melalui pemanfaatan Slide

PowerPoint beranimasi. Microsoft PowerPoint adalah program aplikasi

kom-puter yang memiliki fasilitas membuat tampilan lebih menarik. Salah satunya adalah fasilitas animasi yang membuat tampilan gambar atau subjek yang akan disampaikan tampil secara nyata. Selain itu juga ada media audio visual,


(23)

pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus da-lam satu proses atau kegiatan.

Mengingat pentingnya upaya meningkatkan hasil belajar, maka upaya meningkatkan kualitas pembelajaran perlu dilakukan. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan media pembelajaran yaitu media audio visual dan powerpoint. Penggunaan media pembelajaran audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran IPS Terpadu diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Berkaitan dengan permasalahan yang diuraikan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual dengan Siswa yang menggunakanMedia Powerpoint ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kualitas dan hasil belajar siswa masih rendah, khususnya pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS Terpadu.

3. Masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran langsung, guru menjelaskan dan siswa memperhatikan dan mencatat materi pelajaran.


(24)

4. Guru belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang tersedia dalam proses pembelajaran IPS Terpadu.

5. Masih ada guru yang kurang memiliki pengetahuan tentang pembuatan media yang menarik dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

6. Proses belajar mengajar yang monoton sehingga siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, tampak bahwa hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi beberapa faktor, baik dari guru maupun dari siswa. Maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Media Audio visual denganMedia Powerpoint.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint ?

E. Tujuan Penelitian


(25)

Mengetahui keefektipan media audio visual dibandingkan media powerpoint

dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah referensi penelitian dalam penggunaan media pembe-lajaran, khususnya audio visual dan powerpoint sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam pe-ngembangan teori penggunaan media audio visual dan powerpoint dalam peningkatan hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPS Terpadu.

2. Secara Praktis

1. Bagi Guru, yaitu menjadikan media pembelajaran audio visual dan media powerpoind sebagai alternatif media pembelajaran untuk di-terapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu.

2. Bagi siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.

3. Bagi peneliti, yaitu memberikan pengalaman sebagai calon guru dalam menggunakan media pembelajaran yaitu media audio visual dan


(26)

4. Bagi sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk mening-katkan mutu pembelajaran IPS Terpadu disekolah dengan penggunaan media audio visual dan powerpoint dalam pembelajaran di sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian ini adalah media audio visual,media powerpoint ,dan

hasil belajar IPS Terpadu.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. 4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah semester genap Tahun


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar merupakan hasil yang menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Mengenai hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan: “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal dan puncak proses belajar”.

Hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh siswa yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya proses pembelajaran. Hamalik (2006:30) mengatakan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti


(28)

menjadi mengerti. Sedangkan Djamarah (2008:45) mengatakan bahwa hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan prestasi yang diperoleh setelah melakukan suatu kegiatan yang mana akan menimbulkan suatu perubahan-perubahan pada diri individu.

Suhardjono dalam Arikunto, dkk (2006: 55) mengemukakan bahwa “banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, lingkungan sosial, lingkungan sekolah, dan lain-lain)”. Didukung oleh Djamarah (2008:176) yang menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut:


(29)

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) yaitu: a) Fisiologis yang meliputi; kondisi fisiologis dan kondisi

panca indra.

b) Psikologis yang meliputi; minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) yaitu: a) Lingkungan yang meliputi lingkungan alami (lingkungan

hidup dan lingkungan sekolah) dan lingkungan sosial budaya.

b) Instrumental yang meliputi kurikulum, program, sarana, dan fasilitas, serta guru.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003), yaitu:

a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern) faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis

dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)

faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

Sardiman (2009: 17) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil belajar itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil belajar itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga ranah hasil belajar yaitu: a. Ranah Kognitif


(30)

Ranah Kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif merupakan salah satu aspek yang akan dinilai setelah proses pembelajaran berlangsung.

b. Ranah Afektif

Ranah Afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai.

c. Ranah Psikomotor

Pelajaran yang termasuk psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Ranah psikomotor yang dinilai adalah tes keterampilan siswa yang menggunakan alat-alat praktikum.

(http://mudjiono.wimamadiun.com/materi/deskripsi.pdf).

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan tingkah laku secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran serta perubahan cenderung menetap dari arah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan pada waktu tertentu.

2. Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha guru untuk membuat siswa belajar. Proses pembelajaran dilakukan dengan mempertemukan siswa dengan berbagi


(31)

sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa orang, benda, isi pelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran,dan lingkungan belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar kepada para siswa kerap kali menggunakan media. Agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para siswa, dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku, baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotor).

Kata media menurut Sadiman (2008:6) berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata medoe yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gagne dalam Sadiman (2008: 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan Briggs dalam Sadiman (2008: 6), menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Dan Schramm, dalam Rayandra (2011: 7), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan / informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.


(32)

Sanjaya (2010:204) mengatakan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, komputer dan lain sebagainya. Selain alat-alat tersebut orang dan bahan serta peralatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap juga disebut sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran, menurut Gerlach & Ely dalam Rayandra (2011: 7), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media

pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa

perangkat keras (hardware), seperti komputer, televisi, proyektor, dan prangkat lunak (software) yang digunakan pada perangat keras itu. Jadi, media pembelajaran tidak hanya berupa benda mati, tetapi juga benda hidup, seperti manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan pesan yang dapat dipelajari, Rayandra (2011: 8).

Berdasarkan pengertian di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, serta merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.


(33)

2.1 Manfaat Media Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran menggunakan media dapat menciptakan interaksi aktif siswa dengan memberikan berbagai rangsangan yang melibatkan pengalamannya. Pembelajaran berjalan lebih efektif, apabila pengalaman yang diberikan merangsang keseluruhan aktifitas daya indera siswa. Semakin banyak fungsi indera diaktifkan, maka semakin besar kecenderungannya informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan.

Secara umum pemanfaatan media dalam pembelajaran memiliki kegunaan untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbal, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, daya indera, meningkatkan partisipasi siswa, memberikan rangsangan, pengalaman, serta persepsi yang relatif sama. Riyana (2008:10) mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:

1) membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak

2) menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat

kedalam lingkungan belajar

3) menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil

4) memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Thobroni (2011:213) mengatakan media pembelajaran dapat

bermanfaat dalam proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan, menarik perhatian siswa,

meningkatkan hasil belajar, mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu serta memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi, minat


(34)

belajar, pemahaman siswa, menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.

Djamarah (2010:121) mengklasifikasikan manfaat media pembelajaran menjadi dua yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar.

a. Media sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik terutama bahan pelajaran yang rumit dan cukup kompleks seperti dalam pembelajaran IPS Terpadu.

Berkaitan dengan manfaat media sebagai alat bantu, Djamarah (2010:121) menjelaskan sebagai berikut:

Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak

memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran seperti globe, grafik, gambar, slide presentasi dan lain sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh siswa apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran digunakan untuk melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal tersebut dilandasi dengan keyakinan bahwa prose belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan


(35)

belajar anak didik dalam tenggang waktu cukup lama. Oleh karenanya media disebut sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, sedangkan guru yang mempergunakannya untuk membelajarkan siswa demi tercapainya tujuan pengajaran.

b. Media sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap siswa. nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana. Djamarah (2010:122) membagi sumber belajar menjadi lima kategori yaitu manusia, buku, media massa, alam ligkungan serta media pendidikan. Oleh karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

Berdasarkan penjelasan tersebut media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru dalam menerangkan suatu benda dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan siswa di depan kelas. Apabila hal tersebut tidak

dimungkinkan, guru dapat membuat sketsa dari benda tersebut sebagai sumber belajar.


(36)

2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media memiliki ciri-ciri yang merupakan petunjuk mengapa suatu media dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran, dan fungsi media dalam pembelajaran dapat memperjelas materi pelajaran yang memiliki konsep abstrak, mencapai materi yang lebih luas dalam satu waktu tertentu sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien bila

dilakukan oleh guru.

Gerlach ( Arsyad, 2004: 12) mengemukakan bahwa media of learning has characters include: (1) philosophy, (2) manipulative, and (3) distributive.

Media secara filsafat menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan dan disusun kembali oleh media dan dapat digunakan setiap saat. Secara manipulatif media memungkinkan transformasi suatu kejadian atau objek. Kejadian yang berlangsung berhari-hari dapat disajikan dalam waktu beberapa menit, suatu kejadian dapat diperlambat, diperbaiki sesuai kebutuhan, dapat dugunakan berulang-ulang dan secara dustributif dengan media memungkinkan penyampaian pesan tanpa batas ruang dan waktu, dapat disajikan pada sejumlah siswa dengan memberikan stimulus relatif sama.

Fungsi utama media, yaitu sebagai alat bantu menyampaikan materi

pembelajaran dan saluran komunikasi dari sumber informasi kepada siswa, sehingga materi pelajaran yang sulit sekalipun dapat ditangkap oleh siswa.


(37)

Levis dan Lentz dalam Arsyad (2004: 16) mengemukakan empat fungsi media visual dalam pembelajaran yaitu:

(1) fungsi atensi, untuk menarik minat dan mengarahkan perhatian siswa

(2) fungsi afeksi, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi yang disajikan

(3) fungsi kognisi, memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran (4) fungsi kompensatoris, untuk mengakomodasi pembelajaran

berdasarkan karakteristik siswa.

Penggunaan media pembelajaran membuat perhatian siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih besar dan menarik. Hal ini dapat membangkitkan minat, motovasi dan kreatifitas siswa dalam

menyalurkan rasa ingin tahunya pada materi yang sedang dipelajarinya. Siswa yang bangkit minat, motovasi dan kretifitasnya dapat bermakna belajarnya sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dan tujuan yang telah ditetapkan dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Apabila ditinjau dari penggunaan media baik perorangan, kelompok kecil, maupun massal, Kemp dan Dayton (Arsyad, 2004: 28)

menyatakan berapa fungsi media pembelajaran yaitu:

“(1) memotivasi minat dan tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi”. Media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri. Siswa tidak selalu menunggu informasi yang diberikan oleh gurunya, tetapi ia dapat mencari dan mendapatkan informasi yang dinutuhkan dari beberapa sumber lain baik membaca buku, melihat pameran, menonton film atau televisi dan lain

sebagainya.

Ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran yang dinyatakan oleh Haney dan Ullmer dalam Miarso (2004: 462) yaitu: 1. Media penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi, 2. Media objek, yaitu media yang mengandung informasi, dan


(38)

3. Media interaktif, yaitu media untuk berinteraksi siswa selama proses pembelajaran.

Media pembelajaran pada hakikatnya adalah salah satu sumber belajar yang merupakan perpaduan antara bahan dan alat pembelajaran yang dugunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta peralatan yang digunakan untuk pembelajaran. Media sebagai salah satu sumber dalam pemanfaatannya dapat membantu mengurangi berbagai hambatan dalam pembelajaran. Sehingga dalam penyampaian pesan pembelajaran tidak menyebabkan kesalahan dan keberagaman penafsiran, yang meliputi hambatan psikologis, fisik, kultural dan lingkungan.

Sudjana dalam Suryosubroto (2002: 48) menyatakan akan pentingnya media dalam pembelajaran, karena memiliki fungsi pokok, yaitu:

1. sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran efektif 2. bagian integral keseluruhan situasi belajar

3. integrasi dengan tujuan dan isi pelajaran

4. mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Melihat fungsi pokok dari media pembelajaran diatas, maka peran guru perlu ditingkatkan. Perannya yang perlu ditingkatkan yaitu kompetensi guru mengajar perlu memiliki keterampilan dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan dalam penyajian bahan materi

pelajaran, sehingga dapat menimbulkan dan membangkitkan stimulus yang kuat untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa.


(39)

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapatlah disimpulkan beberapa fungsi praktis dalam penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya

3. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka, serta kemungkinan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungan.

2.3 Jenis Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya. Menurut Rayandra (2011: 40), media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam berbagai cara.

a. Mahal murahnya

1. Media besar, yaitu media yang secara relatif harganya mahal, misalnya film, TV, video, komputer.

2. Media kecil, yaitu media yang secara relatif harganya murah, misalnya gambar foto, kaset audio, buku.

b. Menurut daya jangkauannya

1. Media yang jangkauannya luas, misalnya program TV, program radio, internet, e-mail, surat kabar.

2. Media yang jangkauannya seluas ruangan, misalnya media OHP, slide, program video, program kaset audio, papan tulis. c. Media elektronik dan magnetik

1. Media elektronik seperti komputer, TV

2. Media magnetik seperti kaset audio dan kaset video. d. Media gerak dan non-gerak

1. Media gerak seperti film, video.

2. Media non-gerak seperti slide, OHP, buku. e. Media proyeksi dan non-proyeksi


(40)

2. Media non-proyeksi seperti video, radio, buku.

Menurut Rayandra (2011: 45), media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik. Contohnya buku, peta, gambar,globe bumi, dan sebagainya. 2. Media audio, adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Contohnya tape recorder, radio, dan CD player.

3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihaan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contohnya film, video dan lain-lain.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi.

Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2004:19) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu media tradisional serta media teknologi mutakhir. Lebih lanjut Arsyad, (2004:21) menjelaskan sebagai berikut:

Pilihan media tradisional berupa media visual diam tidak

diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realita. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi seperti teleconference dan media berbasis mikroprosesor seperti permainan komputer dan hypermedia.

2.4 Pemilihan Media

Pembelajaran efektif memerlukan perencanaan yang baik, pada

kenyataannya dilapangan, bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatan belajar mengajar di kelas atas dasar pertimbangan, antara


(41)

lain: guru merasa akrab dengan media itu seperti misalnya papan tulis atau proyektor transparans, guru merasa dengan media yang dipilihnya dapat menggambarkan lebih baik dari pada dirinya sendiri, media yang dipilih untuk memotivasi dan lebih menarik minat serta perhatian siswa. Atas dasar pertimbangan ini guru diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Pemilihan media yang tepat menurut Arsyad (2004: 69) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas, dan peralatan yang telah tersedia , waktu yang tersedia, sumber-sumber yang tersedia;

2. persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran. Setiap pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda, dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian yang berbeda pula; 3. memperhatikan kemampuan dan keterampilan awal siswa, serta

karakteristik siswa;

4. pertimbangan lain, yaitu tingkat kesenangan dan keefektifan biaya; 5. mempertimbangkan kemampuan akomodasi penyajian stimulus

yang tepat, akomodasi respon siswa yang tepat, akomodasi umpan balik, dan pemilihan media utama dan media sekunder;

6. memperhatikan media sekunder karena pengajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kriteria yang layak untuk diperhatikan dalam memilih media sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

a. tepat untuk mendukung materi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;

b. praktis, luwes dan bertahan; c. guru terampil menggunakannya; d. pengelompokan sasaran;


(42)

Guru terampil dalam menggunakan media ini sebagai kriteria utama, karena apapun media itu guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media pembelajaran tergantung pada guru yang menggunakannya. Proyektor transparans (OHP), LCD (infokus), komputer dan peralatan canggih lainnya tidak memiliki arti apa-apa, jika guru belum mampu menggunakannya dalam proses

pembelajaran. Sebagai upaya meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap materi pelajaran dan kemudahan

memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia, maka guru berusaha untuk mengembangkannya sendiri.

3. Media Audio-Visual

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Media audio-visual menurut Rayandra (2011: 73), adalah media yang mempunyai unsur suara (audio) dan unsur gambar

(visual) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau

informasi. Serupa dengan pendapat Harmawan (dalam blog Robiatul, 2011) mengemukakan bahwa “Media audio visual adalah Media instruksional moderen yang sesuai dengan perkembangan zaman

(kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”.


(43)

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 124) menyatakan bahwa media

audio-visual mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua

jenis media (media audio/suara dan media visual/gambar).

Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat menonjol perbedaanya. Menurut Dale, yang terkenal dengan kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui indera penglihatan (mata), melalui indera dengar (telinga) sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%. Para pendukung media audio visual menyatakan bahwa jika media berbagai indera dikombinasikan, efek yang dihasilkan melebihi

penjumlahan bagian-bagiannya. Dengan demikian apabila media audio

visual mampu dipersentasikan dengan baik maka pembelajaran akan

menjadi lebih efektif.

Ditinjau dari karakteristiknya media audio-visual pada dasarnya dapat di-bedakan menjadi dua yakni media audio-visual diam dan media audio-visual gerak.

a). Audio-visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.

b). Audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-cassette.

Rayandra (2011: 73), pembagian lain dari media ini adalah a).

Audio-visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari satu sumber seperti film, videocassette, b).


(44)

dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide projektor dan unsur suara yang berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Video merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif , bisa bersifat informatif edukatif maupun intruksional. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Dengan adanya unsur audio

memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui indera pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan untuk menciptakan pembelajaran melalui bentuk visual/gamabar. Walau bentuk fisiknya berbeda, video memiliki kesamaan dengan film, yakni sama-sama mampu menayangkan gambar bergerak. Menurut Suparman dalam

Rayandra (2011: 74), mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Pesan-pesan yang disampaikan dapat bersifat informative, pendidikan dan pengajaran.

Kelebihan media audio visual menurut Sutrisna:

1. Menarik perhatian siswa, beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media

visual), sekaligus dengan pendengaran ( media audio ) , dapat

mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran audio visual adalah, tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar anak tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dengan animasi – animasi kartun tentang


(45)

perkembangiakan makluk hidup yang di kemas dalam cerita yang menarik.

2. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat. 3. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram, ataupun cerita. 4. Variatif, Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan

beragam film yang ada kartun, tiga dimensi, empat dimensi, dokumenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para siswa.

5. Bisa diperlambat dan diulang.

6. Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang. Adapun kelemahannya adalah:

1. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.

2. Sifat komunikasinya bersifat satu arah menyebabkan kegiatan siswa menjadi pasif.

3. Kurang mampu menampilkan detail objek yang disajikan secara sempurna.

4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. http://putusutrisna.blogspot.com/-media-pembelajaran

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual mampu merangsang daya imajinasi siswa, sehingga siswa akan merasa menjiwai dalam melakukan pembelajaran. Hal ini akan mempermudah siswa dalam mendeskripsikan materi-materi dalam IPS Terpadu dengan kehidupan nyata. Siswa akan merasa tertarik dan lebih aktif dalam mempelajari IPS Terpadu sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa.

4. Media PowerPoint

Salah satu media fasilitas yang disajikan komputer yang dapat digunakan untuk menyajikan materi pelajaran yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan media Slide PowerPoint. Power Point merupakan salah satu program


(46)

dalam Microsoft Affice. MicrosoftOffice Power Point adalah salah satu jenis program yang tergabung dalam Microsoft office. MicrosoftOffice

Power Point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus

untuk menampilkan program multimedia. Hal ini sebagaimana

dikemukakan Riyana (2008: 102) “Program MicrosoftOffice Power Point

adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data”.

Riyana (2008:102) mengatakan MicrosoftOffice Power Point memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media seperti

pengolahan teks, warna, gambar, grafik, serta animasi. Terdapat tiga tipe penggunaan MicrosoftOffice Power Point yaitu personal presentation,

stand alone dan web besed.

Jika media Microsoft Powerpoint digunakan dalam proses belajar mengajar, media Microsoft Powerpoint dapat digunakan untuk

menyampaikan materi dengan penyampaian yang menarik. Pada umumnya

MicrosoftOffice Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical

learning, karena MicrosoftOffice Power Point merupakan program

aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa MicrosoftOffice

Power Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning


(47)

penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru.

Riyana (2008:103) mengatakan prosedur pengembangan media menggunakan MicrosoftOffice Power Point dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi program, mengumpulkan bahan pendukung, proses pembuatan di MicrosoftOffice Power Point dan penggunaan program tersebut yang sebelumnya telah dilakukan reviw program. Identifikasi program dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran dan sumber pendukung seperti animasi, gambar, video dan sebagainya. Mengumpulkan bahan pendukung dapat dilakukan dengan cara memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan dan dapat dilakukan dengan cara browsing. Setelah bahan terkumpul selanjutnya proses pengerjaan di MicrosoftOffice Power Point sampai selesai.

Secara teoritis, sejauh ini media Microsoft Powerpoint di dalam proses belajar mengajar memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

1). Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. 2). Dapat merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi

tentang bahan ajar yang tersaji.

3). Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. 4). Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

sedang disajikan.

5). Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.

6). Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket /Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.


(48)

Namun demikian, media hanyalah sebagai alat bantu, disisi lain media selain mempunyai kelebihan pastinya juga mempunyai kekurangan. Begitu juga media Microsoft Powerpoint selain mempunyai kelebihan juga

mempunyai kekurangan-kekurangan. Adapun kekurangan dari media

Microsoft Powerpoint diantaranya adalah:

1. harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga. 2. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka

para pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PC tersebut.

3. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut. 4. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk

mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2189519-media-microsoft-powerpoint/#ixzz1yozjipgP

Setiap sekolah memiliki fasilitas berbeda. Ketersedian media yang dapat menunjang proses belajar mengajar antara sekolah yang satu dengan sekolah lain berbeda. Keterbatasan akan media tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sulitnya memperoleh media yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan kepada siswa, keterbatasan dana, cepat rusak, kurang dukungan dari pimpinan dan lain sebagainya.

Keterbatasan akan adanya media seperti perangkat presentasi yang

diperlukan sebagai alat yang mampu menampilkan informasi yang terdapat pada MicrosoftOffice Power Point dapat diatasi dengan menggunakan pola penyajian stand alone. Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone

adalah pola penyajian MicrosoftOffice Power Point yang dirancang


(49)

dapat mempelajari materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga penggunaan MicrosoftOffice

Power Point dengan pola penyajian stand alone diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Hakikat Pembelajaran IPS Terpadu

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkin-kan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdiknas, 2006:3).

Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemaju-an teknologi pula sekarkemaju-ang ini orkemaju-ang dapat berkomunikasi dengkemaju-an cepat dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia.


(50)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka IPS merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu Sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, pkn, dan sebagainya. IPS terpadu dalam penelitian ini dikhususkan pada bidang ekonomi.

Sumaatmaja (2006:20) menjelaskan tujuan pembelajaran IPS sebagai berikut. Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,

memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan

masyarakat.

Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.


(51)

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak

bersifat menghakimi.

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens

in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa

mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau

penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/12/karakteristik-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-sosial-ips/

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

No. Penulis Judul Hasil Penelitian

1 Erika

(2011) Pengaruh Media Audiovisual

Melalui Model Pembelajaran NHT Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan

Ada perbedaan hasil belajar biologi siswa yang pembelajarannya menggunakan media

audiovisual melalui

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang diajarkan dengan media gambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan rata-rata 65,76 pada kelas eksperimen dan 51,26 pada kelas kontrol. (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bandar Lampung)

2. Iswan Waluyo

(2011) Pengaruh Media Audio Visual

terhadap konsep

Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media audio visual


(52)

Matematika siswa SMP Negeri 7 Bandar Lampung

terhadap konsep

matematika dengan rata-rata 82,62 pada kelas eksperimen dan 78,31 pada kelas kontrol 3. Lia Evita

(2010) Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang

dibelajarkan Menggunakan Media Powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan tanpa media Powerpoint Pada Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan menggunakan media powerpoint dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang dibelajarkan tanpa media powerpoint dengan pembelajran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata 80,256 pada kelas eksperimen dan 71,795 pada kelas kontrol.

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 21 Bandar Lampung TP 2009/2010)

C. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pengeta-huan siswa yang ditunjukkan oleh adanya hasil belajar yang memuaskan. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: guru, siswa, model pembejaran, serta media yang digunakan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru sebagai moderator dan fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu melayani setiap siswa sesuai karak-teristik mereka masing-masing. Guru juga harus mampu menggunakan


(53)

ber-bagai model pembelajaran yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan siswa serta memanfaatkan berbagai media dalam menyampaikan materi pelajaran.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru adalah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis audio visual dan powerpoint. Media audio visual

ini dibuat sedemikian rupa agar mampu mewakili pelajaran IPS Terpadu secara kontekstual sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Memaparkan materi pelajaran sesuai dengan realita dan manfaat yang ada di lingkungan masing-masing siswa. Dan media powerpoint dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih kongkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Setiap komponen media dapat merangsang satu atau lebih indera manusia, karena 13% dari yang dipelajari didapat lewat indera pendengaran, sedangkan 75% lewat indera penglihatan dan 12% dari indra lainnya. Sehingga apa yang diterima melalui media akan lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual dan media

powerpoint dalam pelajaran IPS Terpadu dapat memotivasi siswa agar belajar

lebih serius untuk meningkatkan hasil belajarnya serta diharapkan akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karna itu dalam penelitian ini akan diteliti mengenai perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual denganmedia powerpoint.


(54)

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambar-kan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

D. Anggapan Dasar Hipotesis

Peneliti memiliki anggapan dasar dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu: 1. Seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang

menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama dalam mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Kelas yang diajarkan menggunakan media pembelajaran audio visual dan kelas yang diajarkan menggunakan media pembelajaran powerpoint, diajar oleh guru yang sama.

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPS Terpadu siswa selain menggunakan media pembelajaran audio visual dan

powerpoint, diabaikan.

Media Pembelajaran

Audio-Visual

Media Pembelajaran

PowerPoint

Hasil Belajar IPS Terpadu

Hasil Belajar IPS Terpadu Proses


(55)

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya

menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint.

Hipotesis ini dirumuskan menjadi hipotesis verbal dan hipotesis statistik: 1. Hipotesis Verbal

Ho : Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint. Ha : Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya

menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint.

2. Hipotesis Statistik Ho : µ1 < µ2


(56)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pene-litian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penepene-litian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011: 57). Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. (Sugiyono, 2011:93).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu pene-litian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat (Sugiyono, 2011: 107). Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang se-ngaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.


(57)

Penelitian ini merupakan eksperimen dibidang pendidikan sehingga dapat di-definisikan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan, tindakan, treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu dibandingkan dengan tindakan lain (www.ktiguru.org;2011). Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

eksperimental design). Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak di-gunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003: 16).

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent control group design. Artinya jenis ekivalen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Persyaratan dalam eksperimen ini adalah adanya kelompok kontrol atau pembanding yang tidak diberi perlakuan sama dengan kelompok eksperimen. Desain ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan, dan hampir sama dengan desain kelompok pretes-postes, kecuali mengenai pengelompokkan subjek. Pada desain penelitian inimelihat


(58)

Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan: O1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretes X1 : Pembelajaran IPS Terpadu dengan media audio visual

X2 : Pembelajaran IPS Terpadu dengan media powerpoint

O2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttes (dimodifikasi dari Surya Darma, 2011: 43)

1. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui yang

akan digunakan sebagai populasi dan pengambilan sampel dalam pene-litian. Menentukan sampel penelitian dengan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelom-pok-kelompok yang sudah ada, bukan secara individu. Kelompok yang sudah ada dalam penelitian ini berupa kelompok yang ada di kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang terdiri dari 8 kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Posttes

Kelas eksperimen O1 X1 O2


(59)

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap persiapan

Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas, antara lain Rencana Pelak-sanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, dan instrumen tes.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian, kelas VIII(A) diterapkan pem-belajaran menggunakan media pempem-belajaran audio visual, sedang-kan pada kelas VIII(B) diterapsedang-kan pembelajaran menggunasedang-kan me-dia pembelajaran powerpoint. Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut.

1) Peneliti melakukan pretest dengan soal yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa.

2) Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan media pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas. 3) Memberikan postest dengan soal yang sama pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol bertujuan untuk mengukur hasil belajar IPS Terpadu siswa.

4) Tabulasi dan menganalisis data


(60)

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan pada gambar 3:

Gambar 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Analisis konsep-konsep pada materi

Kelas kontrol Kelas eksperimen

Validasi instrumen

 Rencana pembelajaran melalui media

pembelajaran

 Pembuatan kisi-kisi butir soal

 Butir soal tes

Pemb. menggunakan

media audio visual Pemb.menggunakanmedia powerpoint

Pretes Pretes

postes postes

Analisis data Kesimpulan


(61)

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 8 kelas sebanyak 261 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik ini memilih sampel bukan didasarkan individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subyek yang secara alami berkumpul bersama (Sukardi, 2003: 61).

Sampel penelitian ini diambil 2 kelas dari populasi sebanyak 8 kelas. Ha-sil berdasarkan penggunaan teknik clutser random sampling diperoleh ke-las VIII(A) dan VIII(B) sebagai sampel, kemudian kedua keke-las tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil undi-an diperoleh VIII(A) sebagai kelas eksperimen dengundi-an menggunakundi-an me-dia pembelajaran audio visual, dan VIII(B) sebagai kelas kontrol menggu-nakan media pembelajaran power point.


(1)

Keteraangan:

Lo = harga mutlak besar F (Zi) = peluang angka baku S (Zi) = proporsi angka baku (Sudjana, 2005: 466)

Kriteria pengujian adalah jika Lhit < Ltab dengan huruf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan rumus uji F.

F =

(Sugiyono, 2011: 276)

Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga Fhitung Ftabel maka data sampel akan homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk (n1-1 ; n2-1).

H. Teknik Analisis Data

1. T-Test Dua Sampel Independen

Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen.

t

=


(2)

57

t =

( ) ( )

(polled varian) Keterangan:

X1 = rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran audio visual

X2 = rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajar menggunakan media pembelajaran powerpoint

S12 = varian total kelompok 1 S22 = varian total kelompok 2

n1 = banyaknya sampel kelompok 1 n2 = banyaknya sampel kelompok 2

Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: a. apakah ada dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya

sama atau tidak.

b. apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab itu perlu pengjian homogenitas varian.

Berdasarkan dua hal diatas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk memilih rumus t-test.

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogen, maka dapat menggunakan rums t-test baik sparated varians maupun pooled varians untuk melihat harga t-tabel maka digunakan dk yang besarnya


(3)

dk = n1 + n2 – 2.

2) Bila n1 ≠ n2 dan varians homogen dapat digunakan rumus t-test dengan poled varians, dengan dk = n1 + n2 – 2.

3) Bila n1 = n2 dan varian tidak homogen, dapat digunakan rumus t-test dengan polled varians maupun sparated varians, dengan dk = n1 – 1 atau n2 – 1, jadi dk bukan n1 + n2 – 2.

4) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen, untuk ini digunakan rumus t-test dengan sparated varians, harga t sebagai pengganti harga t-tabel hitung dari selisih harga t-tabel dengan dk = (n1 – 1) dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.

2. Pengujian Hipotesis

Rumusan hipotesis

Ho : Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih rendah dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint .

Ha : Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media powerpoint .

Hipotesis perbedaan (untuk menguji efek utama) antara media pembelajaran audio visual dengan media pembelajaran powerpoint

terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP N 13 Bandar Lampung, dapat ditulis hipotesisnya berikut .


(4)

59 Ho : µ1 < µ2

Ha : µ1 > µ2

Adapun kreteria pengujian hipotesis adalah: Tolak Ho apabila Fhitung > Ftabel ; thitung > ttabel Terima Ho apabila Fhitung <Ftabel ; thitung < ttabel

Hipotesis diuji menggunakan rumus t-test dua sampel independen (separated varian).


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana rata-rata hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) siswa yang pembelajarannya menggunakan media Audio-visual lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media PowerPoint. Hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan dimana thitung (2,231) > ttabel (1,99).

Adanya perbedaan rata-rata hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat juga dilihat berdasarkan rata-rata pos test yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) siswa yang pembelajarannya menggunakan media Audio-visual (81,313) lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan media PowerPoint (77,719).


(6)

93

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang studi perbandingan hasil belajar IPS Terpadu (Ekonomi) siswa yang pembelajarannya menggunakan media Audio-visual dan siswa yang pembelajarannya menggunakan media PowerPoint pada siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, maka penulis menyarankan:

Sebaiknya guru mata pelajaran IPS Terpadu lebih terampil dan kreatif dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, agar siswa tidak merasa jenuh dengan media pembelajaran yang ada dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik serta hasil belajar IPS Terpadu siswa meningkat.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

0 7 1

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

7 54 108

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 77

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 67

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ) SISWA (StudipadaKelas VIII SMP Negeri 1 Sukau, Lampung Barat TahunP

1 25 170

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MODEL MAKE A MATCH (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 30 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 72

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY) DAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARA

0 13 88

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BELAJAR SISWA SMP NEGERI

1 12 108