STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI

DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro

Tahun Pelajaran 2011/2012).

(Skripsi)

Oleh : Rismawati

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magetan tanggal 7 Desember 1988 dengan nama lengkap Rismawati dan nama panggilan Ima yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Roisul Ulum dan Ibu Tukini. Penulis mempunyai satu orang saudara perempuan yaitu Riska Pertiwi (Alumni FKIP Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta) dan satu orang saudara laki-laki yaitu Roki Tri Bakhtiar (SMA Negeri 1 Barat Kab. Magetan).

Pendidikan yang ditempuh adalah TK Aisiyah selesai tahun 1994. SD N 3 Purwodadi selesai tahun 2000. Sekolah Menengah Pertama (SLTP Negeri 1 Metro) selasai tahun 2003. Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 3 Metro) selesai tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Lampung melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ke Surabaya-Bali-Yogjakarta pada tanggal 20 – 28 Januari 2009. Penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dari bulan Februari sampai April 2010.


(3)

PERSEMBAHAN

Seiring doa dan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT kupersembahkan karya kecilku ini kepada yang tercinta:

Kedua orang tuaku yang kuhormati dan kusayangi, Kakakku yang cantik dan adikku yang ganteng,

Orang-orang yang telah menyayangiku dan menjadi warna indah dalam hari-hariku

Para pendidikku yang kuhormati Almamater tercinta, Universitas Lampung


(4)

MOTTO

“ Selesaikan satu mimpi untuk mengejar mimpi yang lain “

“ Keadaan buruk bukan untuk dikeluhkan, tapi untuk diubah, atau ditinggalkan. karena kebaikan mengharuskan ketegasan ‘’

(Mario Teguh)

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam

suatu cara yang berbeda. (Dale Carnegie)


(5)

SANWACANA

Alhamdulilahhirobbil Alamin, dengan mengucapkan puji yukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Media Praktik Bukti Transaksi Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal (Studi Pada Siswa Kelas Xi IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012). Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S, selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(6)

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan Penguji yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Eddy Purnomo, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Drs. Hanwar Priyo Handoko selaku kepala SMA Negeri 5 Metro, Bapak Haronal, S.Pd., selaku guru akuntansi SMA Negeri 5 Metro dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian serta staf pengajar SMA Negeri 5 Metro.

11. Seluruh siswa kelas SMA Negeri 5 Metro yang dengan semangat membantu proses penelitian ini.

12. Bapak dan Ibuku tersayang yang senantiasa menyayangi dan mendoakanku serta menantikan keberhasilanku.

13. Mbak Ika dan adek Roki terima kasih atas semua motivasi, pengorbanan dan dukungannya selama ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan memudahkan segala urusan yang kalian lakukan. Amin.


(7)

pengorbanannya selama ini.

15. Sahabat-sahabat terbaikku Senja Anggi Pertiwi yang selalu mengerti aku, selalu memberi dukungan, motivasi dalam menemaniku disaat susah dan senang. Suhardi, S.Pd., yang memberiku banyak motivasi, semangat, pengorbanan, dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini, Terimakasih. 16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006 terimakasih atas kebersamaannya

selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.

17. Teman-teman PPLku di SMAN I0 Bandar Lampung semuanya, terima kasih untuk kebersamaan dan kenangan yang kalian berikan.

18. Teman-teman yang tak akan pernah terlupa Arini Nur Aini, Desi Novitasari, Desi Septawati, Yeyen, Chintya, Desi Aritonang, Troy, Rudi Haryanto, Santi, Elysa, Suryana, Melpi, Mita, Aii, Susi, Reni, Puji, Marcell, Puji Sri Astuti. 19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,


(8)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI

DAN L

MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SM

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI

DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro

Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh Rismawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI

DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

Negeri 5 Metro

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


(9)

Judul Skripsi :

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Dr. Hi. Eddy Purnomo, M.Pd NIP 195303301983031001

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si NIP 19560108198503

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL AKUNTANSI SISWA MELALUI PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SM

Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

: Rismawati ahasiswa : 0613031036

: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing II

Hi. Eddy Purnomo, M.Pd Drs. Tedi Rusman

5303301983031001 NIP 196008261986031001

2. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 195601081985031002 NIP 19600817

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA BUKTI TRANSAKSI DAN

ISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

XI IPS SMA Negeri 5 Pelajaran 2011/2012)

Pembimbing II,

Tedi Rusman, M. Si. 196008261986031001

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Nurdin, M.Si. NIP 196008171986031003


(10)

1. Tim Penguji

Ketua

Sekertaris

Penguji

Bukan Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi

MENGESAHKAN

: Dr. Hi. Eddy Purnomo, M.Pd

: Drs. Tedi Rusman, M.Si

: Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. 196003151985031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : ………..

...

...


(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rismawati

NPM : 0613031036

Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi

Fakultas : FKIP

Alamat : Desa Bogorejo Dusun Gombel RT III RW I Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Jawa Timur 63394

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012

Rismawati 0613031036


(12)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI

DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro

Tahun Pelajaran 2011/2012) Oleh

Rismawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan media praktik bukti transaksi dan LKS. Kedua media pembelajaran diterapkan dikelas yang berbeda. Media praktik bukti transaksi pada kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPS 1 dan LKS pada kelas kontrol yaitu kelas XI IPS 2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan yaitu

treatment by level design. Populasi penelitian berjumlah 114 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 52 siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik

cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes yaitu tes kemampuan awal dan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis

menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan uji-t dua sampel independen. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan sebagai berikut, (1) Fhitung 7,291

dan Ftabel 4,04 terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang

pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS; (2) thitung 2,187> ttabel 2,064 rata-rata

hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi

dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS; (3) thitung 1,587<

ttabel 2,064 rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan

awal rendah yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS. Kata kunci: hasil belajar akuntansi, media pembelajaran, media praktik bukti


(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003). Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat menginvestasikan perwujudan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif, dan berdaya saing sehingga dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan


(14)

bangsa. Dengan kata lain pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluas-luasnya potensi individu sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan dan

mengubah masyarakat (agent of change) yang dilakukan melalui pemberian bimbingan, pengajaran, pelatihan dan motivasi.

Memerhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS, sebaiknya penyelenggara pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat (Kosasih dalam Etin Solihatin dan Raharjo, 2008: 1). Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Lebih lanjut Chaerudin, 2004 (dalam http://smpn1banjar-pdg.net)

mengatakan bahwa dalam metode pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol, yakni metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Dengan demikian, kedudukan media ada dalam komponen metodologi sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur guru. Oleh karenanya, salah satu tugas guru yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran, sehingga dapat membantu peserta didik


(15)

memproses pesan-pesan pendidikan atau bahan-bahan pembelajaran yang disampaikan, sehingga dapat mempertinggi hasil belajar yang diharapkan. SMA Negeri 5 Metro merupakan salah satu dari sekian ribu lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia. SMA Negeri 5 Metro bertujuan mengantarkan anak didiknya untuk berprestasi gemilang dan menjadi lulusan yang bekualitas melalui peningkatan prestasi anak didiknya dari tahun ke tahun. Adapun yang dilakukan SMA Negeri 5 Metro dalam rangka mewujudkan tujuannya diantaranya adalah dengan menciptakan susasana pembelajaran yang kondusif, nyaman dan menyenangkan. Berpedoman hasil penelitian pendahuluan dan wawancara terhadap guru akuntansi di SMA Negeri 5 Metro, diketahui bahwa pembelajaran akuntansi di SMA masih terfokus pada guru (teacher centered) dimana guru menjelaskan dan siswa hanya menyimak, sehingga tidak terjadi interaksi dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran siswa tidak berlangsung efektif. Selain itu

kurangnya referensi buku paket sebagai buku pegangan siswa dari setiap mata pelajaran yang ada termasuk mata pelajaran akuntansi, kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran akuntansi, rendahnya motivasi belajar akuntansi dan partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa belum dapat


(16)

Hasil belajar akuntansi siswa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012

Sumber : Guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 5 Metro

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu nilai terendah minimal 65. Oleh karena itu perlu

diciptakanlah sebuah solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran ini dengan menitik beratkan pada peningkatan aktivitas siswa yang kemudian berdampak pada hasil belajar akuntansi siswa. Pembaharuan sebuah pembelajaran tidak harus menggunakan sarana dan prasarana yang serba canggih dengan biaya yang mahal, namun dengan sedikit kreatifitas yang efektif dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Media sebagai alat bantu pembelajaran yang digunakan guru dapat digunakan untuk mengefektifkan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat Levie dan Lentz dalam Arsyad (2003: 16) yang mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:

1. fungsi Atensi artinya media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran;

2. fungsi Afektif artinya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat menggugah emosi siswa dan sikapnya;

No Kelas 0-64 Interval Nilai ≥ 65-100 Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 25 13 38

2 XI IPS 2 23 15 38

3 XI IPS 3 19 13 32


(17)

3. fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar;

4. fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal;

Dalam pembelajaran yang memanfaatkan media, siswa di dorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana usaha untuk mencapainya. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Merlinda Fitrianti (2008) menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan media praktik akuntansi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyo (2009) menunjukkan bahwa

pembelajaran yang menggunakan media lembar kegiatan siswa lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran yang menggunakan media modul.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan dengan memanfaatkan media praktik bukti transaksi dan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi, diperlukan penguasaan, pemahaman konsep dan prinsip-prinsip akuntansi serta keterampilan dalam penyusunan laporan-laporan finansial yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Dengan demikian pembelajaran mata pelajaran akuntansi memerlukan banyak latihan soal akuntansi. Pemanfaatan media untuk pembelajaran akuntansi dimaksudkan agar siswa dapat memiliki keterampilan tentang penyusunan laporan-laporan finansial dengan prinsip akuntansi, serta dapat mempertinggi mutu pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai akan mempunyai nilai tinggi. Namun para siswa memiliki


(18)

kemampuan awal yang berbeda-beda terhadap mata pelajaran akuntansi, sehingga peneliti tertarik meneliti pengaruh variabel kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran akuntansi sebagai variabel moderator. De Cecco dalam H. Nashir (2004: 64) menyatakan bahwa kemampuan awal adalah

pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan kejenjang berikutnya.

Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dalam mata pelajaran akuntansi cenderung mau mengikuti proses pembelajaran dengan baik, serta berusaha untuk mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses

pembelajaran. Kondisi ini akan berimplikasi pada penguasaan dan

pemahaman siswa terhadap konsep dan keterampilan tentang penyusunan laporan-laporan finansial berdasarkan prinsip akuntansi, dengan demikian siswa dapat menggunakan media praktik bukti transaksi sebagai media belajar mereka. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dalam mata pelajaran akuntansi, mereka cenderung untuk tidak melakukan berbagai upaya sebagaimana yang dilakukan oleh siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi. Tindak lanjut dari kemampuan awal rendah ini adalah dengan menggunakan media LKS sebagai media belajar yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini dikarenakan untuk menganalisis bukti transaksi diperlukan ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan menganalisis soal dari media LKS.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi


(19)

Siswa Melalui Media Praktik Bukti Transaksi Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal”

(Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Mutu proses pembelajaran akuntansi masih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.

2. Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa disebabkan siswa kurang memiliki pemahaman yang baik mengenai materi pelajaran akuntansi mulai dari tahap awal (kompetensi dasar 1 dan 2) sehinggaa siswa kesulitan memahami materi selanjutnya.

3. Guru-guru masih banyak menggunakan metode mengajar secara

konvensional, guru menjelaskan, siswa hanya menyimak, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.

4. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Peran guru sangat dominan.

5. Kurangnya referensi buku paket sebagai buku pegangan siswa dari setiap mata pelajaran yang ada termasuk mata pelajaran akuntansi.

6. Kurangnya sikap positif siswa terhadap pelajaran akuntansi. 7. Rendahnya motivasi belajar akuntansi siswa.


(20)

8. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, tampak jelas bahwa masalah hasil belajar akuntansi dipengaruhi oleh banyak faktor. Maka penelitian ini dibatasi pada kajian membandingkan penerapan media praktik bukti transaksi dan media LKS dengan

memperhatikan variabel moderator yaitu kemampuan awal siswa. Pokok bahasan jurnal umum dan posting buku besar.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS? 2. Apakah rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS?

3. Apakah rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya


(21)

menggunakan media LKS?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS. 2. Mengetahui rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS.

3. Mengetahui rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS.

F. Kegunaan penelitian

1. Secara Teoritis

a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori

yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya. b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang

menekankan pada penerapan media praktik pada mata pelajaran akuntansi.


(22)

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi di SMAN 5 Metro dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Selain itu hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan dalam

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi.

b. Bagi guru, sebagai masukan untuk dapat menentukan media

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi siswa, sebagai upaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi dan peran aktif siswa dalam kelas.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi, media praktik bukti transaksi dan media LKS.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS, semester genap. 3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Metro.

4. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar

1.1 Pengertian Belajar

Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya

berpengaruh terhadap hasil belajar. Hamalik (2004: 28), belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Hal senada juga disampaikan oleh Trianto (2009: 17) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

Menurut Slameto (2003: 104) secara psikologis belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara


(24)

dengan lingkungannya. Menurut pendapat Winkel (2004: 53) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas. Dari pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia.

1.2Pengertian Hasil Belajar

Soparsono dalam Sardiman (2001: 38) menyatakan “Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan , motivasi yang

mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari”. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Menurut Sukmadinata (2007: 102), “ Hasil belajar (achievment) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku


(25)

dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang

merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Ada beberapa pendapat mengenai arti hasil belajar, Asep Jihad dan Abdul Haris menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

(Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14)

Benjamin S. Bloom dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 15) berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: a. pengetahuan tentang fakta

b. pengetahuan tentang prosedural c. pengetahuan tentang konsep d. pengetahuan tentang prinsip.

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu: a. keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif


(26)

b. keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. keterampilan bereaksi atau sikap

d. keterampilan berinteraksi.

Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 15) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan

sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotor.

Domain kognitif meliputi: a) pengetahuan, b) pemahaman, c) aplikasi, d) analisa, e) sintesa, f) evaluasi. Domain kemampuan sikap (affective) meliputi: a) menerima atau memperhatikan, b) merespon, c) penghargaan, d) mengorganisasikan, e) mempribadi atau mewatak. Ranah psikomotorik meliputi: a) menirukan, b) manipulasi, c) keseksamaan, d) artikulasi, e) naturalisasi.

Sardiman (2001: 49) mengungkapkan bahwa hasil belajar itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri:

1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

2. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”.

3. Hasil belajar yang dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal.

4. Hasil belajar itu tidak terikat pada situasi di tempat mencapai, tetapi juga dapat digunakan dalam situasi lain.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar dan dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik si pembelajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Seorang siswa dikategorikan berhasil dalam belajar jika setelah mengikuti


(27)

pembelajaran maka tingkat pengetahuannya akan bertambah, kemudian sikap dan perilakunya akan menjadi lebih baik. 1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta

perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Untuk

memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Menurut Slameto (2003: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern meliputi: a) faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. b) faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan faktor kelelahan. Faktor ekstern meliputi: a) faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang

kebudayaan. b) faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

2. Media Pembelajaran

2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti


(28)

tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau

meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.

(endonesa.wordpress.com)

Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi ke arah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu:

1. Purnamawati dan Eldarni (2001: 4), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,


(29)

perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

2. Sadiman, dkk. (2006: 6), media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan.

3. Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., (2001) medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. 4. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2002: 4), media adalah alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video

kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

5. AECT (Association for Education and Communicatian

Technology) dalam Harsoyo (2002) memaknai media sebagai

segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi.

6. NEA (National Education Association) dalam Harsoyo (2002) memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.


(30)

7. Briggs dalam Dadang Supriatna (2009: 3) menyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm

berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat perantara atau pengantar yang digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga terjadi komunikasi dari pengirim ke penerima agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran

menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.

2.2 Fungsi, Kelebihan Kemampuan Media Pembelajaran dan Hambatan-Hambatan Komunikasi dalam Proses

Pembelajaran

Menururt Levie dan Lentz dalam Arsyad (2003: 16)

mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:

1. Fungsi Atensi artinya media visual merupakan inti, yaitu


(31)

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2. Fungsi Afektif artinya media visual dapat ter

kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat menggugah emosi siswa dan sikapnya.

3. Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

4. Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. Menurut

memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi

pembelajaran ditunjukkan pada

Gambar

Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai

kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan

didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan pembelajaran.

Menurut I Wayan (2007: 4)

dengan lingkungan, fungsi media dapat adanya kelebiha

proses pembelajaran. & Ely dalam

kemam

menampilkan kembali suatu kemampuan ini,

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi Afektif artinya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat menggugah emosi siswa dan sikapnya.

Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal. Menurut I Wayan (2007: 3) dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Fungsi media dalam proses pembelajaran

Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai

kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan pembelajaran.

Menurut I Wayan (2007: 4) dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin

proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media

& Ely dalam I Wayan, 2007: 4) adalah sebagai berikut. Pertama, mpuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret,

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

lihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika sedang belajar. Gambar visual dapat Fungsi Kognitif artinya media visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan

terkandung dalam gambar. Fungsi Kompensatoris artinya media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan secara verbal.

3) dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi

media dalam proses

dia dalam proses pembelajaran Secara umum dapat disimpulkan bahwa media mempunyai

kegunaan yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan mengefisienkan

alam kegiatan interaksi antara siswa diketahui berdasarkan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam

Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach ) adalah sebagai berikut. Pertama,

menangkap, menyimpan dan atau kejadian. Dengan atau kejadian dapat digambar, dipotret,


(32)

direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah

ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media

mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio. I Wayan Santyasa (2007: 5), mengemukakan bahwa hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Pertama, verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.

2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.

3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. 4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki

kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. 2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Menurut I Wayan (2007: 9-10), media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach dan Ely, dan (5) Ibrahim.

Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal dan media sederhana. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak,


(33)

film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media

pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.

Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film, televisi, objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran

terprogram, demonstrasi, buku teks cetak, dan sajian lisan. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri

fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.

Menurut Sadiman (2006: 28-75), jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia yaitu: 1. Media Grafis seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,

grafik (graphs), kartun, poster, peta dan globe, papan flanel/

flannel board, papan buletin (bulletin board).

2. Media Audio seperti radio, alat perekam pita magnetik, laboratorium bahasa.

3. Media Proyeksi Diam seperti film bingkai, film rangkai, media transparasi, proyektor tak tembus pandang (opaque projector), mikrofis (microfiche), film, film gelang, televisi (tv), video, permainan dan simulasi.

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.


(34)

3. Media Pembelajaran Berupa Media Praktik Bukti Transaksi Latihan menggunakan media praktik akuntansi adalah salah satu pembelajaran yang berlandaskan pada seperangkat media yang berupa lembaran praktik berisikan lembaran bukti-bukti transaksi dan latihan sesuai dengan siklus akuntansi, dan berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembelajaran dan membantu siswa untuk mempermudah menangkap materi yang diberikan oleh guru. Selain itu penggunaan media praktik akuntansi berfungsi untuk mempertinggi mutu pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai akan mempunyai nilai tinggi. Dengan demikian pemanfaatan media praktik akuntansi tersebut dimaksudkan siswa dapat memiliki keterampilan tentang menjurnal dan memposting transaksi akuntansi berdasarkan siklus akuntansi. Merlinda (2008: 21), media praktik akuntansi yang digunakan dalam pembelajaran akuntansi dapat berupa:

1. Lembar analisis akuntansi

2. Lembar jurnal umum

3. Lembar posting buku besar 4. Lembar neraca saldo 5. Lembar jurnal penyesuaian 6. Lembar kertas kerja

7. Lembar jurnal penutup

8. Lembar neraca saldo setelah penutupan 9. Lembar jurnal pembalik

10. Lembar laporan keuangan

Media praktik akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar analisis transaksi yang berupa bukti-bukti transaksi. Bukti transaksi dalam akuntansi adalah kejadian awal dari siklus akuntansi. Untuk melaksanakan sistem akuntansi, bukti transaksi merupakan trigger. Dengan kata lain setiap pencatatan dalam suatu sistem


(35)

akuntansi dimulai oleh bukti-bukti transaksi. Dengan demikian bukti transaksi sebagai bagian dari sistem akuntansi harus dirancang sebaik-baiknya dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan bukti.

3.1Pengertian Bukti Transaksi

Joel G. Siegel & Jae K. Shim (2006: 473), Transactions (transaksi) adalah peristiwa atau kejadian dalam sebuah usaha yang mengubah posisi keuangan dan/atau keuntungannya. Transaksi dicatat dalam buku harian dan kemudian ditempatkan dalam buku besar. A. Abdurrachman (2001: 1110) berpendapat sebagai berikut.

Transaction (transaksi, perjanjian perdagangan) adalah suatu

perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang menciptakan atau menghasilkan suatu hak atau kewajiban menurut hukum. Lebih khusus ialah suatu perjanjian yang mengenai penjualan, pembelian, sewa-menyewa, pinjaman, atau bentuk lain mengenai pemindahan sesuatu yang berharga sebagai penukaran untuk uang atau barang lain yang berharga. Jadi, suatu kontrak atau persetujuan mengenai penjualan, sewa-menyewa dan lain-lain, dapat dikatakan adalah suatu transaction, akan tetapi transactions tidak perlu mempunyai bentuk suatu kontrak.”

Menurut Komaruddin (2004: 872), transaction document, dokumen transaksi merupakan salah satu jenis warkat atau dokumen yang terdiri dari pesanan-pesanan, faktur-faktur, cek-cek, korespondensi aktif dengan langganan, pelayanan-pelayanan, leveransir-leveransir dan sebagainya. Pengarsipannya dapat disusun menurut nomor atau abjad.

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 172 & 1208) bukti adalah sesuatu yang menyatakan kebenaran


(36)

suatu peristiwa, keterangan nyata, tanda. Dan transaksi adalah persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak, 2) pelunasan pembayaran (seperti dalam bank). Soemarso (2004: 55) menyatakan bahwa transaksi (transactions) yaitu kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat.

Menurut Yudhi Rahmanto (2010 dalam www.slideboom.com),

transaksi keuangan adalah segala kejadian-kejadian atau peristiwa yang mempengaruhi suatu posisi keuangan perusahaan (harta, utang, dan modal) yang dapat dinilai dengan uang. Bukti transaksi adalah suatu bukti telah terjadi transaksi sah yang harus dicatat yang dapat dinilai dengan uang.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bukti transaksi adalah dokumen yang menyatakan adanya suatu peristiwa atau transaksi sah yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. 3.2 Kegunaan dan Macam-Macam Bukti Transaksi

Soemarso (2004: 91) menyatakan bahwa setiap transaksi perlu ada buktinya. Kegunaan bukti transaksi adalah untuk memastikan keabsahan transaksi yang dicatat. Disamping itu, bukti transaksi dapat digunakan sebagai rujukan, apabila terjadi masalah di kemudian hari. Bukti transaksi dapat berasal dari (dibuat oleh) perusahaan sendiri atau diperolah dari pihak luar. Bukti transaksi


(37)

dari pihak luar lebih kuat dibandingkan dengan yang dibuat oleh perusahaan sendiri.

Menurut Soemarso (2004: 91), macam-macam bukti transaksi: (1) bukti-bukti yang dibuat dan disediakan oleh perusahaan sendiri yang disebut bukti intern seperti bukti kas masuk, bukti kas keluar dan memo; (2) bukti-bukti yang berasal dari luar perusahaan yang disebut bukti ekstern faktur, kuitansi, nota, nota debet, nota kredit, cek dan bilyet giro.

Dapat dijabarkan yang dimaksud bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara tunai. Bukti kas keluar adalah adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai. Memo adalah bukti pencatatan antar bagian atau manager dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan.

Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut. Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang. Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan karena berbagai hal. Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah


(38)

mengkredit perkiraan langganannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang

mempunyai rekening di Bank, agar Bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Bilyet giro adalah surat berharga dimana orang yang diberi giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus disetorkan terlebih dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu uang akan cair ke dalam rekeningnya.

4. Media Lembar Kerja Siswa (LKS)

4.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Efektivitas Penggunaan Media LKS

Depdiknas (2004: 32), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang terprogram. Dalam lembaran tersebut terdapat informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar, baik melalui praktik atau penerapan hasil belajar untuk mencapai tujuan

instruksional. LKS merupakan lembaran kertas yang menjadi sarana belajar yang harus dibaca, dipahami dan dikerjakan siswa dalam rangka melaksanakan instruksi guru yang tertera dalam LKS tersebut dalam usaha menemukan atau memahami suatu konsep atau teori. Menurut Suyitno (2001: 40) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk


(39)

menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Darmojo dan Kaligis, 1991; Depdiknas, 2004; Yuningsih (2006), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu. LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Menurut Hidayah dalam Supriyo (2009: 38), Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam

pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus

memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.


(40)

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang cukup penting dan diharapkan mampu

membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep pembelajaran (http://ahliswiwite.wordpress.com). LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.

Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS), siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan (http://pustaka.ut.ac.id). Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar. Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Tim Instruktur Pemantapan Kerja Guru (PKG) dalam Sudiati (2003: 11) menyatakan secara tegas “salah satu cara membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan LKS”.

Depdikbud (1997: 25), keefektifitasan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Ada 7 aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifitasan pembelajaran menurut Degeng yaitu:

1. Kecermatan menguasai perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan.

2. Kecepatan unjuk kerja. 3. Kesesuaian dengan prosedur. 4. Kuantitas unjuk belajar


(41)

5. Tingkat alih belajar.

6. Tingkat dari retensi dari apa yang dipelajari.

Dari pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran LKS akan nampak adanya kesesuaian antara kuantitas maupun kualitas prestasi belajar, yang berkaitan dengan tingkat retensi dari apa yang dipelajari, dan kesesuaian maupun kecepatan dalam pembelajaran itu dapat dillihat dari prestasi belajar akhir siswa. LKS adalah salah satu media pembelajaran yang bentuk program pengajarannya berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk pergantian pengetahuan keterampilan. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dengan tujuan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.

4.2 Tujuan dan Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003: 11), tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:

 Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.

 Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru

membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut. Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003: 11-12), manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:

 Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu.

 Dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu

mengajar.

 Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas

karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian. Menurut Suyitno (2001: 40) manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.


(42)

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

5. Kemampuan Awal

5.1 Pengertian Kemampuan Awal

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dipunyai oleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang akan diberikan. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Dengan demikian kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru.

Menurut Rebber dalam Muhibbin Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”. Gerlach dan Ely dalam Harjanto


(43)

(2006:128) mengatakan bahwa “Kemampuan awal siswa

ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Menurut De Cecco dalam H. Nashir (2004: 6) memberikan definisi kemampuan awal sebagai berikut.

“Pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan kejenjang berikutnya. Kemampuan awal

mempunyai karakteristik, yaitu merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran berikutnya, mempunyai hubungan yang relevan dengan tujuan hasil belajar yang dicapai. Pada dasarnya setiap siswa dalam kegiatan belajarnya telah memiliki berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan

keterampilan serta potensi yang dimiliki dapat dijadikan tolok ukur instruksional dan perencanaan kegiatan belajar lebih lanjut.” Abdul Gafur dalam H. Nashir (2004: 65) mendefinisikan kemampuan awal adalah “pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang telah dimiliki siswa pada saat memulai mengikuti suatu program pengajaran”. Menurut Nasution, dalam Ade Septinasari (2004: 14) sesuatu yang baru hanya dapat dipahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, karena itu usahakan adanya kontinuitas dalam bahan pelajaran, pelajaran yang telah lampau menjadi syarat untuk memahami pelajaran yang baru. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom dalam H. Nashir (2004: 64), “kemampuan awal adalah


(44)

prasyarat yang dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.” Hal ini sesuai dengan pendapat Ade

Septinasari (2004: 26) “….Jelaslah bahwa apa yang telah dicapai oleh seseorang pada masa-masa lalu akan mempunyai arti bagi aktivitas-aktivitas sekarang.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.

Kemampuan awal dapat diambil dari nilai yang sudah didapat sebelum materi baru diperoleh. Kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran akuntansi adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran akuntansi pada pokok bahasan awal yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat pokok bahasan berikutnya. Jika seorang siswa telah memiliki kamampuan awal yang baik, maka ia tidak mengalami kesulitan untuk mengikuti materi selanjutnya.

5.2 Jenis-Jenis Kemampuan Awal Siswa

Wina Sanjaya (2008: 35), karakteristik siswa didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas pribadi siswa pada umumnya meliputi antara lain kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan, psikomotorik, kemampuan bekerjasama, keterampilan sosial. Pada penelitian ini karakteristik siswa yang berkaitan dengan kemampuan awal yang telah dimiliki yang menjadi pertimbangan dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini


(45)

dilakukan karena kemampuan awal sangat penting perannya dalam meningkatkan pembelajaran, yang selanjutnya membawa dampak dalam memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalam diri siswa.

Reigeluth dalam Nasution (2006: 59) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian dan pengungkapan kembali pengetahuan baru. Ketujuh jenis kemampuan awal ini adalah sebagai berikut.

a. Pengetahuan bermakna tidak terorganisasi (arbitrarily

meaningful knowledge) sebagai tempat mengaitkan

pengetahuan hafalan (yang tidak bermakna) untuk memudahkan retensi.

b. Pengetahuan analogis (analogic knowledge), yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, yang berbeda diluar isi yang dibicarakan.

c. Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate

knowledge) yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan

bagi pengetahuan baru.

d. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge), yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan atau komparatif.

e. Pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate

knowledge), yang berfungsi untuk mengkonkretkan

pengetahuan baru atau juga contoh-contoh.

f. Pengetahuan pengalaman (experiental knowledge), yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkretkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru.

g. Strategi kognitif (cognitive strategy) yang menyediakan cara-cara mengolah pengetahuan baru, mulai dari penyajian, penyimpanan sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.

Ketujuh jenis kemampuan awal tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

 pengetahuan yang akan diajarkan,

 pengetahuan yang berada di luar pengetahuan yang akan


(46)

 pengetahuan mengenai keterampilan generik (generic skills). Klasifikasi pertama, yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan diajarakan meliputi pengetahuan tingkat yang lebih tinggi,

pengetahuan setingkat, pengetahuan tingkat yang lebih rendah dan pengetahuan pengalaman. Klasifikasi kedua, yang berkaitan pengetahuan yang terjadi di luar pengetahuan yang dibicarakan meliputi pengetahuan bermakna tidak terorganisasi dan

pengetahuan analogis. Klasifikasi ketiga, yang berkaitan dengan pengetahuan tentang keterampilan generik adalah strategi kognitif. Bila dilihat dari tingkat penguasaannya kemampuan awal bisa diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a) kemampuan awal siap pakai, mengacu pada kemampuan yang

manapun dari ketujuh kemampuan awal yang diidentifikasi oleh Reigeluth, yang benar-benar telah dikuasai oleh siswa (yaitu pengetahuan yang telah menjadi miliknya), dan dapat digunakan kapan saja dalam situasi apapun.

b) Kemampuan awal siap ulang, mengacu kepada

kemampuan-kemampuan awal yang manapun dari ketujuh kemampuan-kemampuan awal yang diidentifikasi Reigeluth yang sudah pernah dipelajari siswa, namun belum dikuasai atau belum siap digunakan ketika diperlukan.

c) Kemampuan awal pengenalan, mengacu pada

kemampuan-kemampuan awal yang manapun dari ketujuh kemampuan-kemampuan awal yang diidentifikasi Reigeluth yang baru dikenal. Kemampuan ini masih belum dikuasai dan masih sangat tergantung pada tersedianya sumber-sumber, juga sering kali memang belum dikuasai.

(www.scribd.com)

Kemampuan awal siswa tentu tidak sama antara yang satu dengan yang lain. Ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada juga yang rendah.

Sardiman (2001: 173) mengatakan bahwa setiap siswa pada hakekatnya memiliki perbedaan antara satu dan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal


(47)

kreativitas, gaya belajar, bahkan juga dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi belajar siswa. Persoalan itu perlu diketahui oleh guru, karena dengan itu berarti guru dapat

mengambil tindakan-tindakan instruksional yang lebih tepat dan memadai. Sebagai contoh adalah langkah pengayaan bagi siswa yang berprestasi tinggi dan akan mencarikan kegiatan belajar tertentu bagi siswa yang berprestasi rendah, seperti kegiatan

remedial dan kegiatan-kegiatan yang lain yang dapat meningkatkan prestasi siswa tersebut.

5.3 Langkah-Langkah Analisis Kemampuan Awal Siswa Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis kemampuan awal siswa, sebagai berikut.

a) Melakukan pengamatan (observation) kepada siswa secara perorangan. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan awal yang digunakan untuk mengetahui konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang telah dikuasai oleh siswa yang terkait dengan konsep, prosedur atau prinsip yang akan diajarkan.

b) Tabulasi karakteristik pribadi siswa. Hasil pengemasan yang dilakukan pada langkah pertama ditabulasi untuk mendapatkan klasifikasi dan rinciannya.

c) Pembuatan daftar strategi karakteristik siswa. Daftar ini perlu dibuat sebagai dasar menentukan strategi pengelolaan

pembelajaran. Ada beberapa macam instrumen yang bisa digunakan untuk memperoleh data tentang karakteristik siswa, meliputi observasi, wawancara, angket, daftar pertanyaan dan melakukan tes.


(48)

6. Mata Pelajaran Akuntansi di Sekolah Mengengah Atas (SMA) 6.1 Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi,

meringkas, mengolah dan menyajikan data transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau

mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan

sehingga disebut sebagai bahasa bisnis. (www.organisasi.org) Warren dkk (2005: 10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.” Accounting

Principle Board Statement No. 4 (Muhammad, 2002: 10)

mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif. American Institute of Certified Public Accountant


(49)

adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.” (www. blogspot.com)

Menurut American Accounting Association ( AAA ) dalam Alam

(2004) Akuntansi itu merupakan: proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk

memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Menurut Soemarso (2004: 14) akuntansi (accounting) adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi dapat juga didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan keuangan yang menghasilkan informasi laporan keuangan sehingga dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan dan tujuan lainnya oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi.


(50)

6.2 Fungsi dan Tujuan Akuntansi di Sekolah Menengah Atas (SMA)

 Fungsi

Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur

pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

 Tujuan

Membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

6.3 Ruang Lingkup Akuntansi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Ruang Lingkup pelajaran Akuntansi SMA dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMA adalah sebagai berikut:

a. akuntansi dan sistem informasi b. dasar hukum pelaksanaan Akuntansi c. struktur Dasar Akuntansi


(51)

e. siklus Akuntansi Perusahaan Dagang f. siklus Akuntansi Koperasi

g. analisis Laporan Keuangan h. metode kuantitatif.

6.4 Karakterisitk Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas (SMA)

Secara umum mata pelajaran akuntansi memiliki karakteristik yang unik dan sedikit berbeda dari mata pelajaran lain. Karakterisitik tersebut adalah tahapan yang terdapat mata pelajaran akuntansi atau yang biasa disebut siklus. Tahapan dilmulai dari tahap

mencatat, mengklasifikasi atau menggolongkan, mengikhtisarkan, dan diakhiri dengan tahap melaporkan transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Tahapan-tahapan tersebut harus dikerjakan secara berurutan. Untuk dapat memahami tahap penggolongan maka seorang siswa harus memahami tahap pencatatan sebagai dasar atau pijakan, begitu seterusnya. Sehingga kemampuan awal sangat mempengaruhi keberhasilan siswa

memahami materi berikutnya. Berbeda dengan mata pelajaran dalam ilmu sosial yang lain misalnya Geografi, Bahasa Indonesia, PKn yang tidak terdapat tahapan yang telah baku yang harus dipelajari secara urut dan menuntut siswa memiliki kemampuan awal yang memadai.


(52)

7. Hasil Penelitian yang Relevan

 Merlinda Fitrianti (2008) dalam penelitiannya dengan judul Pemanfaatan Media Praktik Akuntansi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa (Kaji Tindak Di SMA Negeri 5 Bandar Lampung). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan memanfaatkan media praktik Akuntansi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan (1) aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 65,83%, pada siklus II sebesar 78,3%, dan pada siklus III sebesar 89,17%. (2) hasil belajar yang diukur dari kognitif siswa pada siklus I sebesar 60%, pada siklus II sebesar 67,5%, dan pada siklus III sebesar 75%.

 Supriyo (2009) dalam penelitiannya dengan judul Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Menggunakan Media Lembar Kegiatan Siswa Dengan Media Modul Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Pada SMA Negeri 1 Marga Tiga Lampung Timur (Tesis). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan nilai rata-rata postes siswa kelas X1 yang pembelajarannya menggunakan media lembar kegiatan siswa dalam bidang studi ekonomi yaitu dengan rata-rata postes = 78,34 , yang lebih tinggi daripada kelas X2 yang pembelajarannya

menggunakan media modul yaitu dengan rata-rata postesnya 63,44; (2) terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar rata-rata siswa pada bidang studi ekonomi yang pembelajarannya menggunakan


(53)

media lembar kegiatan siswa dengan peningkatan sebesar 11,25 (78, 34-67, 09), dan pembelajaran yang menggunakan media modul dengan peningkatan sebesar 6,22 (64, 44-57, 22); (3) pembelajaran yang menggunakan media lembar kegiatan siswa lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran yang menggunakan media modul; (4) terdapat perbedaan kekuatan pembelajaran yang menggunakan media lembar kegiatan siswa dan pembelajaran yang menggunakan media modul dengan hasil

Pretest Observed sebesar 303 dan hasil Postest Observed sebesar

348.

 Rahayu Dwi Kusmawardani (2008) dalam penelitiannya dengan

judul Pengaruh Penggunaan LKS Dan Kemampuan Awal Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari: (1) penggunaan LKS, (2) kemampuan awal siswa, (3) penggunaan LKS dan kemampuan awal siswa, terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII Semester 1 dengan kontribusi sebesar 37,30% , 46,13% , 54,6% .  Renny Agustiani (2009) dalam penelitiannya dengan judul Studi

Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)


(54)

Memperhatikan Kemampuan Awal (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan (1) hasil belajar akuntansi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD; (2) hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan kooperatif tipe STAD; (3) hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang

pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD; (4) tidak ada interaksi antara model

pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran akuntansi.

B. Kerangka Pikir

Penerapan media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran jadi semakin menarik dan menyenangkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak guru yang tidak memanfaatkan media pembelajaran. Saat ini media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan untuk dapat membantu peserta didik memproses pesan-pesan pendidikan


(55)

atau bahan-bahan pembelajaran yang disampaikan, sehingga dapat mempertinggi hasil belajar yang diharapkan.

Variabel bebas ( independen ) dalam penelitian ini adalah penerapan media praktik bukti transaksi dan LKS. Variabel terikat (dependen ) dalam

penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi siswa melalui dua media pembelajaran tersebut. Hasil belajar akuntansi dengan menerapkan media pembelajaran bukti transaksi dan hasil belajar akuntansi dengan

menerapkan media pembelajaran LKS. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran akuntansi.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang

pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS. Latihan menggunakan media praktik akuntansi adalah salah satu pembelajaran yang berlandaskan pada seperangkat media yang berupa lembaran praktik berisikan latihan sesuai dengan siklus akuntansi dan berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembelajaran dan

membantu siswa untuk mempermudah menangkap materi yang diberikan oleh guru. Selain itu penggunaan media praktik akuntansi berfungsi untuk mempertinggi mutu pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai akan mempunyai nilai tinggi. Dengan demikian pemanfaatan media praktik akuntansi tersebut dimaksudkan siswa dapat memiliki keterampilan tentang menjurnal dan memposting transaksi akuntansi berdasarkan siklus akuntansi. Sedangkan media


(56)

pembelajaran dengan menggunakan LKS adalah lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu. LKS sangat baik dipergunakan dalam rangka strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. Selain itu LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang

pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS, karena media bukti transasksi lebih detail, lebih menekankan pada aspek kognitif, afektif , psikomotorik dan lebih mendekatkan kepada praktik langsung untuk mengasah kemampuan siswa dalam hal akuntansi. Menurut Wina Sanjaya (2011: 198) belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman, pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Edgar Dale dalam Wina Sanjaya (2011: 199) memberikan gambaran bahwa: “Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,


(57)

semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.”

Sedangkan media LKS hanya menekankan pada latihan-latihan soal yang sudah tersedia dan fungsinya hanya sebagai penunjang dalam pembelajaran dan LKS ini kurang mengasah kemampuan siswa karena bukan pendekatan dengan aplikasi langsung dalam menyelesaikan sebuah kasus akuntansi. Sehingga terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar akuntansi siswa yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan media LKS.

2. Rata-rata hasil belajar akuntansi pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media praktik bukti transaksi lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media LKS.

Telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya bahwa kemampuan awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelum ia melanjutkan kejenjang berikutnya. Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Kemampuan awal siswa dalam mata

pelajaran akuntansi adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran akuntansi pada pokok bahasan awal yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat pokok bahasan berikutnya. Kemampuan awal siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah.

Ketika kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran akuntansi tinggi, maka siswa tersebut akan melakukan berbagai upaya untuk mencapai


(58)

tujuan pembelajaran akuntansi itu. Seluruh upaya yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kompetensinya agar siswa tersebut mampu mengerjakan transaksi akuntansi dengan baik. Peningkatan kompetensi ini identik dengan peningkatan hasil belajar.

Kemampuan awal siswa yang tinggi akan mempengaruhi siswa untuk ikut serta dalam suatu kegiatan pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dalam mata pelajaran akuntansi cenderung akan mempelajari pelajaran mengenai akuntansi dengan menggunakan media pembelajaran praktik bukti transaksi yang menuntut siswa untuk lebih aktif dan menyukai tantangan, karena media praktik ini menuntut siswa untuk lebih menyukai tantangan, kreatifitas serta keaktifan siswa. Dan biasanya siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi lebih unggul dalam mengerjakan bukti transaksi dibandingkan mengerjakan LKS yang lebih monoton dan akan membuat siswa menjadi bosan. Pada Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dalam Wina Sanjaya (2011: 179) dikatakan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselengarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa

pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa”.

Gagnon dan Collay dalam Benny A. Pribadi (2009: 159) berpendapat bahwa siswa belajar dan membangun pengetahuan manakala dia terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi (2010: 145) bahwa:


(1)

PERSEMBAHAN

Seiring doa dan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT kupersembahkan karya kecilku ini kepada yang tercinta:

Kedua orang tuaku yang kuhormatidankusayangi, Kakakku yang cantikdanadikku yang ganteng,

Orang-orang yang telah menyayangiku dan menjadi warna indah dalam hari-hariku

Para pendidikku yang kuhormati Almamatertercinta, UniversitasLampung


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Magetan tanggal 7 Desember 1988dengan nama lengkap Rismawati dan nama panggilan Ima yang merupakan anakkedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Roisul Ulum dan Ibu Tukini. Penulis mempunyai satu orang saudara perempuan yaitu Riska Pertiwi (Alumni FKIP Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta) dan satu orang saudara laki-laki yaitu Roki Tri Bakhtiar (SMA Negeri 1 Barat Kab. Magetan).

Pendidikan yang ditempuh adalah TK Aisiyah selesai tahun 1994. SD N 3Purwodadiselesai tahun 2000. Sekolah Menengah Pertama (SLTPNegeri 1 Metro)selasai tahun 2003.Sekolah Menengah Atas(SMA Negeri 3 Metro)selesai tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Lampung melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ke Surabaya-Bali-Yogjakarta pada tanggal 20 – 28 Januari 2009. Penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung dari bulan Februari sampai April 2010.


(4)

SANWACANA

Alhamdulilahhirobbil Alamin, dengan mengucapkan puji yukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yangberjudul: Studi Perbandingan Hasil

Belajar Akuntansi SiswaMelalui Media Praktik Bukti Transaksi Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Memperhatikan Kemampuan

Awal(Studi Pada Siswa Kelas Xi IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran

2011/2012).Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S, selaku pembantu Dekan I FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan


(5)

Penguji yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Eddy Purnomo, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik yang telah membantu mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Pembimbing II yang telah membantu

mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Drs. Hanwar Priyo Handoko selaku kepala SMA Negeri 5 Metro,

Bapak Haronal, S.Pd., selaku guru akuntansi SMA Negeri 5 Metro dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian serta staf pengajar SMA Negeri 5 Metro.

11. Seluruh siswa kelas SMA Negeri 5 Metro yang dengan semangat membantu

proses penelitian ini.

12. Bapak dan Ibuku tersayangyang senantiasa menyayangi dan mendoakanku

serta menantikan keberhasilanku.

13. Mbak Ika dan adek Rokiterima kasih atas semua motivasi, pengorbanan dan

dukungannya selama ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan memudahkan segala urusan yang kalian lakukan. Amin.

14. Seluruh keluarga tercinta terima kasih atas dukungan, keceriaan dan


(6)

15. Sahabat-sahabat terbaikku Senja Anggi Pertiwiyang selalu mengerti aku, selalu memberi dukungan, motivasi dalam menemaniku disaat susah dan senang. Suhardi, S.Pd., yang memberiku banyak motivasi, semangat, pengorbanan, dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini, Terimakasih.

16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006terimakasih atas kebersamaannya

selama ini. Suka dan duka kita bersama saat mencari ilmu untuk masa depan kita kelak dan tentunya untuk mencapai ridho Allah SWT.

17. Teman-teman PPLku di SMAN I0 Bandar Lampung semuanya, terima kasih

untuk kebersamaan dan kenangan yang kalian berikan.

18. Teman-teman yang tak akan pernah terlupa Arini Nur Aini, Desi Novitasari,

Desi Septawati, Yeyen, Chintya, Desi Aritonang, Troy, Rudi Haryanto, Santi, Elysa, Suryana, Melpi, Mita, Aii, Susi, Reni, Puji, Marcell, Puji Sri Astuti.

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

7 54 108

STUDI KOMPARATIF ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN TRADISIONAL DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

2 15 287

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tah

0 9 96

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU (EKONOMI) SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN SISWA YANG MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 77

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK TES ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 100

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK TES ( Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 99

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPAINING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO

0 41 211

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY) DAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARA

0 13 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN GROUP INVESTIGATION DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

1 36 211