STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT (INFORMATION AND COMMUNICATIONS TECHNOLOGY) DAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARA

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT (INFORMATION AND

COMMUNICATIONS TECHNOLOGY) DAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA

SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Levina Rizki Narulita

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan media ICT dan media grafis. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi berjumlah 180 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 72 siswa. Teknik sampling menggunakan cluster random sampling. Data diperoleh melalui tes saat awal pembelajaran (pre-test) dan akhir pembelajaran (post-test). Pengujian hipotesis menggunakan rumus analisis varians dua jalan dan T-Test. Hasil penelitian menunjukkan (1)Fhitung 7,001 dan Ftabel 3,135 terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT dengan media grafis; (2)thitung 2,468 > ttabel 2,0105 hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya

menggunakan media grafis lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT; (3) thitung 4,952 > ttabel 2,0105 hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan media ICT lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan media grafis; (4) Fhitung 3,983 > Ftabel 3,135 terdapat interaksi media pembelajaran dengan kemampuan awal.

Kata kunci: hasil belajar, kemampuan awal, media pembelajaran grafis, media pembelajaran ICT


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 23 Juni 1992, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Leksono dan Ibu Uni Liswara.

Penulis dikenalkan pada pendidikan pertamanya di Sekolah

Dasar Al-Qur’an Metro pada tahun 1998 dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan dilanjutkan kejenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Metro pada tahun 2004 dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Selanjutnya penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Metro pada tahun 2007dan menyelesaikannya pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Semarang-Solo-Bali-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juli-September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Batu Kebayan, Kecamatan Batu Ketulis, Kabupaten Lampung Barat dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP Negeri 1 Batu Ketulis.


(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segenap hati dan jiwa kupersembahkan karya kecilku ini untuk

Bapak Leksono dan Ibu Uni Liswara

Yang sungguh amat luar biasa tetesan keringatnya, curahan kasih sayangnya, motivasi yang luar biasa dan Doa yang selalu mengiringi langkah keberhasilan dan kesuksesanku

Kakakku Nonie Nahararinta dan Aditya Wardani

Terimakasih banyak atas semua yang telah dilakukan dalam membantu terselesaikannya karya kecilku ini serta memberi

motivasi

Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doanya, terimakasih

Yang terhormat para pendidikku

Yang telah ikhlas memberikan ilmu pengetahuan kepadaku


(8)

Moto

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita)

(Nabi Muhammad SAW)

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.

(HR. Muslim)

Keraguan hanya dapat dihilangkan dengan tindakan (Johann Wolfgang von Goethe)

“Manisnya Keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan

dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.” (Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni)

Tujuan besar dari pendidikan bukan pengetahuan, tapi tindakan (aksi) (Herbert Spencer)

Bagaimanapun hidupmu, tugasmu adalah berjuang dan bersyukur (Levina Rizki Narulita)


(9)

Moto

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita)

(Nabi Muhammad SAW)

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.

(HR. Muslim)

Keraguan hanya dapat dihilangkan dengan tindakan (Johann Wolfgang von Goethe)

“Manisnya Keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan

dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.” (Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni)

Tujuan besar dari pendidikan bukan pengetahuan, tapi tindakan (aksi) (Herbert Spencer)

Bagaimanapun hidupmu, tugasmu adalah berjuang dan bersyukur (Levina Rizki Narulita)


(10)

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS, FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu dengan Menggunakan

Media Pembelajaran ICT (Information and Communications Technology) dan Media Pembelajaran Grafis dengan Memperhatikan Kemampuan Awal Pada Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.,selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha BS. Jaya, M.Si.,selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(11)

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si.,selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si.,selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I , yang selalu memberikan kemudahan-kemudahan dan arahan selama menyelesaikan studi dan skripsi.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si.,selaku Pembimbing II yang telah memberikan ide, bimbingan, pengarahan, dan memberikan saran-saran kepada penulis. 9. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd, M.Pd.,selaku Penguji Utama yang telah bersedia

menyisihkan waktunya untuk memberikan saran bermanfaat bagi perbaikan karya ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ekonomi, yang tulus ikhlas memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

11.Kepala SMP Kartikatama Metro Bapak Marsyahid, S.Pd beserta guru dan karyawan yang telah memberikan izin dan membantu kelancaran proses penelitian penulis.

12.Bapak dan mama tercinta, Mba Nonie dan Mas Adit, dan semua keluarga besar terimakasih atas doa dan dukungannya.


(12)

14.Sahabat-sahabatku cuye’,evi, refliana, mutiara, ika, rina, dan siwi, terima kasih atas suka duka bersama selama ini.

15.Akak-akakku tersayang, Ana Rinjani, Fadhilah Aulia Rahmi, Tetty Purnama, Nurul Amelia, Riza Marta Zorina, Wulan Setiyowati, Dwi Rahmawati, Paulus Tendy terimakasih atas kebersamaan, kekompakkan, dukungan, dan bantuan yang terus ada.

16.Teman-teman seperjuangan FKIP Ekonomi 2010: Vivin D, Eva, Kusworo, Ardi, Dwi Wulan, Kiki, Chindy, Rienita, Agtifah, Tria, Ana P, Nuning, Ayu W, Pemi, Nuy, Rizki, Nuning, Eka, dan seluruh teman-teman baik dari kelas genap

maupun ganjil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua. 17.Teman-teman seperjuangan di PPL SMP Negeri 1 Batu Ketulis (Yuni, Resti,

Aya, Andri, Elva, Wella, Kak Yudi, dan Abdul)

18.Teman-teman kosku, Sefti, Fina, Banu, Dinda, Mba Nani, Mba Dinda, Aie, Ibu dan Bapak kos, terimakasih atas dukungannya.

19.Kakak dan adik tingkatku di Pendidikan Ekonomi Unila angkatan 2009, 2011, 2012, 2013. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

20.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Hasil Belajar IPS Terpadu ... 13

2. Media ... 19

2.1Media ICT ... 21

2.1.1 Komputer Sebagai Media Pembelajaran ... 24

2.1.2 LCD Proyektor ... 26

2.2Media Grafis ... 28

3. Kemampuan Awal ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Pikir ... 39

D. Anggapan Dasar Hipotesis ... 43


(14)

Halaman III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 44

1. Desain Eksperimen ... 45

2. Prosedur Penelitian ... 46

B. Populasi dan Sampel ... 48

1. Populasi ... 48

2. Sampel ... 48

C. Variabel Penelitian ... 49

1. Variabel Independen ... 49

2. Variabel Dependen... 49

3. Variabel Moderator ... 50

D. Definisi Konseptual Variabel ... 50

E. Definisi Operasional Variabel ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Observasi... 52

2. Dokumentasi ... 52

3. Teknik Tes ... 52

G. Uji Persyaratan Instrumen... 53

1. Uji Validitas ... 53

2. Uji Realibilitas ... 55

3. Taraf Kesukaran ... 56

4. Daya Beda ... 57

H. Uji Persyaratan Analisis Data ... 58

1. Uji Normalitas ... 58

2. Uji Homogenitas ... 59

I. Teknik Analisis Data... 59

a. T-Test Dua Sampel Independen... 59

b. Analisis Varians Dua Jalan ... 60

c. Uji Hipotesis ... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian ... 64

1. Sejarah Berdirinya SMP Kartikatama Metro ... 64

2. Visi dan Misi SMP Kartikatama Metro ... 65

3. Proses Belajar Mengajar di SMP Kartikatama Metro ... 70

4. Kondisi Guru dan Karyawan SMP Kartikatama Metro .... 70

5. Sarana dan Fasilitas SMP Kartikatama Metro ... 71

6. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 72

B. Deskripsi Data ... 73


(15)

Halaman

2. Data Hasil Akhir Belajar ... 77

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 81

1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 82

D. Hasil Belajar IPS Terpadu di Kelas Eksperimen dan Kontrol 84 E. Pengujian Hipotesis ... 84

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 85

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 86

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 88

4. Pengujian Hipotesis Keempat ... 89

F. Pembahasan... 92

1. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Media ICT Dengan Pembelajaran Menggunakan Media Grafis ... 92

2. Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran Grafis Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran ICT ... 94

3. Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran ICT Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran Grafis ... 96

4. Terdapat Interaksi Antara Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Kemampuan Awal Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu ... 97

G. Keterbatasan Penelitian ... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas VIII SMP Kartikatama Metro

Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 4

2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 6

3. Penelitian yang Relevan ... 36

4. Desain Penelitian ... 45

5. Definisi Operasional Variabel ... 51

6. Kategori Besarnya Reliabilitas ... 55

7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 61

8. Daftar Nama Kepemimpinan SMP Kartikatama Metro ... 65

9. Jumlah Tenaga Kerja dan Staf TU SMP Kartikatama Metro ... 70

10.Daftar Nama-Nama Guru SMP Kartikatama Metro ... 71

11.Keadaan Gedung SMP Kartikatama Metro ... 72

12.Distribusi Frekuensi Hasil Pre Test Kelas Eksperimen ... 74

13.Distribusi Frekuensi Hasil Pre Test Kelas Kontrol ... 76

14.Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Kelas Eksperimen ... 78

15.Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Kelas Kontrol ... 80

16.Hasil Pengujian Normalitas Data ... 81


(17)

Halaman

18.Hasil Uji Homogenitas ... 83

19.Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 86

20.Hasil Pengujian Hipotesis 2 ... 87

21.Hasil Pengujian Hipotesis 3 ... 88

22.Hasil Pengujian Hipotesis 4 ... 89

23.Estemated Marginal Mean ... 91


(18)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Struktur Organisasi SMP Kartikatama Metro ...107

2. Daftar Nama Siswa Kelas VIII E (Kelas Eksperimen) ...108

3. Daftar Nama Siswa Kelas VIII D (Kelas Kontrol) ...109

4. Silabus ...110

5. RPP Kelas Eksperimen (Menggunakan Media ICT) ...112

6. RPP Kelas Kontrol (Menggunakan Media Grafis) ...120

7. Kisi-Kisi Pre Test ...128

8. Kisi-Kisi Post Test ...129

9. Soal Pre Test ...130

10.Soal Post Test ...136

11.Kunci Jawaban ...142

12.Hasil Uji Coba Validitas Soal (Kelas Eksperimen) ...143

13.Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal (Kelas Eksperimen) ...145

14.Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal (Kelas Eksperimen) ...146

15.Hasil Uji Coba Daya Beda Soal (Kelas Eksperimen) ...147

16.Hasil Uji Coba Validitas Soal (Kelas Kontrol) ...148

17.Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal (Kelas Kontrol) ...150

18.Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal (Kelas Kontrol) ...151

19.Hasil Uji Coba Daya Beda Soal (Kelas Kontrol) ...152

20.Daftar Nilai Kemampuan Awal (Kelas Eksperimen) ...153

21.Daftar Nilai Post Test (Kelas Eksperimen) ...154

22.Daftar Nilai Kemampuan Awal (Kelas Kontrol) ...155

23.Daftar Nilai Post Test (Kelas Kontrol) ...156

24.Hasil Perhitungan Uji Normalitas ...157

25.Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ...158

26.Hipotesis 1 ...158

27.Hipotesis 2 ...159

28.Hipotesis 3 ...160


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Paradigma Penelitian ... 42

2. Hasil Pre-Test Siswa Kelas Eksperimen ... 75

3. Hasil Pre-Test Siswa Kelas Kontrol ... 77

4. Hasil Post-Test Siswa Kelas Eksperimen ... 78

5. Hasil Post-Test Siswa Kelas Kontrol ... 80

6. Peningkatan Nilai Post Test terhadap Pre Test pada Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding ... 84


(20)

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental maupun spiritual. Mutu pendidikan haruslah ditingkatkan dengan cara

memperbaiki pembelajaran yang lebih demokratis agar siswa lebih aktif dan mencapai prestasi yang baik, yang kemudian bekal ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk mengembangkan potensinya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana aktif belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Di era perkembangan zaman yang semakin maju seperti saat ini, salah satu disiplin ilmu yang sangat perlu dikembangkan dalam pendidikan adalah IPS Terpadu. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang


(21)

mengajarkan kepada siswa agar lebih peka dalam mengenal dan memiliki kepedulian terhadap fenomena-fenomena sosial yang ada. Menurut (Soemantri, 2001 : 103), “Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila”.

Tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu kelompok dapat hidup

berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang di dalamnya berlangsung proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling mendasar dalam pendidikan. Rendahnya mutu proses dan hasil belajar pembelajaran merupakan beberapa persoalan pendidikan yang dihadapi saat ini. Hal tersebut dikarenakan rendahnya dedikasi dan kreativitas para guru di dalam proses pembelajaran. Selama ini guru sering kali merancang dan melaksanakan pembelajaran tanpa memperhatikan pengetahuan awal yang merupakan prasyarat sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, tidaklah mengherankan apabila pembelajaran menjadi tidak efektif karena adanya kebosanan dari pihak siswa, atau karena siswa belum mempunyai kesiapan untuk menerima pelajaran. Pembelajaran yang baik diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan.


(22)

Di era global, perkembangan teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah diperoleh. “Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi sebagai media pendidikan dalam proses belajar” (Arsyad 2011:2). Perkembangan zaman menuntut guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan pada proses pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan, salah satunya dengan penggunaan media.

Menurut Arsyad (2011:2-3) “Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah”. Media pembelajaran IPS Terpadu merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan siswa dan sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan penekanan kepada guru bidang studi untuk memilih media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Melalui penggunaan media pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kondisi umum siswa, ini akan lebih mudah untuk disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan media pembelajaran yang tidak tepat dengan topik pembahasan akan menjadi masalah dan

menghambat guru itu sendiri maupun siswa yang belajar.

Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengajar di SMP Kartikatama Metro belum optimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara terhadap beberapa responden yang menyatakan bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII kurang efektif dalam penggunaan media


(23)

memperhatikan kemampuan awal siswa membuat siswa merasa jenuh pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa tidak optimal. Penggunaan media oleh guru IPS Terpadu di SMP Kartikatama Metro masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hanya beberapa guru yang menggunakan media belajar yang inovatif. Penggunaan media yang tidak bervariasi dapat menghambat siswa dalam mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Secara otomatis hasil belajar siswapun akan kurang optimal atau tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Menurut Arsyad (2011:15) penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan, dan isi pembelajaran pada saat itu.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Kartikatama Metro umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu, dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 70. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2013/2014 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)

1. 20 – 29 4 2,22%

2. 30 – 39 16 8,89%

3. 40 – 49 26 14,45%

4. 50 – 59 48 26,67%

5. 60 – 69 45 25%

6. 70 – 79 33 18,33%

7. 80 – 89 8 4,44%

Jumlah 180 100

Sumber : Guru IPS Terpadu SMP Kartikatama Metro

Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui hasil belajar siswa dapat dikategorikan ke dalam kriteria tuntas dan belum tuntas belajar. Kriteria ketuntasan minimum


(24)

(KKM) adalah sebesar 70. Nilai KKM ini telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu sesuai dengan penilaian guru terhadap kemampuan yang dimiliki siswa dan juga berdasarkan tingkat kesulitan mata pelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Kartikatama dari 180 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 139 siswa atau sebesar 77,22%. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Menurut Djamarah (2006 : 128) “Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata

pelajaran tersebut tergolong rendah”. Rendahnya hasil belajar siswa ini diduga

karena pembelajaran yang ditetapkan oleh guru didominasi oleh metode ceramah dan diselingi dengan tanya jawab serta media pembelajaran yang digunakan hanya papan tulis dan buku teks. Akibatnya peranan, minat, dan kebutuhan siswa masih kurang diperhatikan, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang memiliki kemauan untuk belajar.

Sehubungan dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro, keberhasilan proses belajar dibagi atas beberapa tingkatan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik Sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan Pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.


(25)

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014

Standar Kelulusan Frekuensi Presentase (%)

≥ 70 41 22,78

< 70 139 77,22

Jumlah 180 100

Sumber : Guru IPS Terpadu SMP Kartikatama Metro

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro dari 180 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 139 siswa atau sebesar 77,22%. Siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebanyak 41 siswa atau sebesar 22,78%. Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro dapat dikategorikan bahwa hasil belajar siswa yang menguasai mata pelajaran IPS Terpadu tergolong rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran.

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.Menurut Djamarah (2006 : 141) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi:

1. Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berasal dari diri dalam siswa seperti kemampuan awal, kecerdasan, motivasi, disiplin dan minat. 2. Faktor ektern merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa

dapat berupa lingkungan, sarana dan prasarana belajar, dan guru, dimana faktor yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dan

mendukung dalam pencapaian hasil belajar siswa yang optimal. Berdasarkan pemikiran di atas serta melihat hasil belajar siswa yang belum optimal, perlu upaya perubahan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, sehingga pada akhirnya dapat


(26)

meningkatkan hasil belajar, yang dapat diatasi dengan penggunaan media dengan memperhatikan kemampuan awal siswa. Menurut Hamalik dalam Arsyad

(2011:15) mengemukakan bahwa, “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”. Media pendidikan sudah dirasakan secara signifikan manfaatnya di dalam dunia pendidikan. Media pendidikan dapat

menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga diharapkan guru dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas. Dari beberapa media pembelajaran dalam penelitian ini menerapkan media ICT dan media grafis.

Media ICT (Information and Communications Technology) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi yang berupa teknologi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Dengan adanya pembelajaran berbasis ICT peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat bertatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.


(27)

Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka dan gambar/simbol grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Media grafis termasuk media visual. Media grafis bertujuan untuk lebih menarik perhatian, memperjelas, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Media grafis juga berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual.

Berdasarkan uraian tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa di SMP Kartikatama Metro, maka digunakanlah media ICT dan media grafis. Penggunaan kedua media tersebut dapat menunjukkan perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa sehingga guru dapat menggunakan media yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu.

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang tidak sama. Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan awal (entry behavior) ini

menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Media Pembelajaran ICT dan Media Pembelajaran Grafis dengan Memperhatikan Kemampuan Awal Pada Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014”


(28)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penulisan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

2. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi. 3. Minimnya pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar.

4. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 5. Guru tidak atau kurang memperhatikan kemampun awal yang dimiliki oleh

siswa.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan menggunakan media ICT dan siswa yang dibelajarkan menggunakan media grafis dengan memperhatikan kemampuan awal pada siswa kelas VIII di SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT dengan media grafis?


(29)

2. Apakah hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan media ICT lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan media grafis pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah?

3. Apakah hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan media ICT lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan media grafis pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi?

4. Apakah ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT dengan media grafis.

2. Untuk mengetahui keefektifan media ICT dibandingkan dengan media grafis dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

3. Untuk mengetahui keefektifan media ICT dibandingkan dengan media grafis dalam pencapaian hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi.

4. Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.


(30)

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.

b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan pada penerapan media pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran IPS Terpadu.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang berbagai alternatif dalam menggunakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu yang disesuaikan dengan kemampuan awal siswa.

c. Bagi siswa, dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta sebagai pijakan untuk peningkatan hasil belajar.

d. Bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan, dapat memberi rujukan guna memperbaiki kualitas pendidikan secara umum.

e. Bagi peneliti, sebagai bentuk praktek dan pengabdian terhadap ilmu yang telah diperoleh serta syarat menyelesaikan studi di Universitas Lampung.


(31)

G.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah hasil belajar IPS Terpadu, media ICT, media grafis, dan kemampuan awal siswa.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIID sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIC sebagai kelas pembanding.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMP Kartikatama Metro. 4. Waktu penelitian pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.


(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, media pembelajaran ICT, media pembelajaran grafis, dan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

1. Hasil Belajar IPS Terpadu

Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Proses belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi individu dengan lingkungan. Hal senada juga disampaikan oleh Trianto (2009:17), “Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri”. Menurut Sadiman (2007:2), “Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat


(33)

yang terjadi pada diri setiap orang melalui interaksi antara seseorang dengan lingkunganya”.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Hasil dari proses belajar diketahui dengan cara diadakannya evaluasi atau penilaian terhadap siswa sebagai suatu program tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

Menurut Suryabrata (2007: 233), faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar terdiri dari:

a. faktor non sosial meliputi keadaan cuaca, suhu udara, waktu, tempat, dan alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran. b. faktor sosial meliputi faktor-faktor manusia seperti lingkungan sosial

siswa baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar terdiri dari:

a. faktor fisiologis meliputi kondisi jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

b. faktor psikologis meliputi sikap, cara, minat, bakat, dan motivasi. Sedangkan menurut Slameto (2003:53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.


(34)

2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar individu, terdiri dari : a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, masa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak

proses belajar”(Dimyati dan Mudjiono,2006:3).

Berdasarkan proses belajar tersebut diperoleh hasil belajar yang mencerminkan peningkatan kualitas individu yang dinilai dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Menurut Sukmadinata (2007:102), “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Sedangkan menurut Ahmadi dalam Ardila (2013 : 11) mengemukakan bahwa, “Hasil Belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam

perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes”.


(35)

Selanjutnya Bloom berpendapat bahwa, hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu : a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang procedural c. Pengetahuan tentang konsep d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik c. Keterampilan bereaksi atau sikap

d. Keterampilan berinteraksi. (Jihad dan Haris,2008:15)

Menurut Hamalik (2008:30) “hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, sikap”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk konkret yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan yang dapat dicapai apabila siswa telah memahami pembelajaran dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik.

IPS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial, yang berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Menurut Diah Hartanti (2006 : 7), “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan


(36)

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studisosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Disiplin ilmu tersebut mempunyai keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah

memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia, hukum, dan politik mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam bermasyarakat serta bagaimana cara mendapatkan kekuasaan, dan sosiologi/antropologi

memberikan wawasan yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial dan sebagainya. Kompetensi Dasar IPS Terpadu berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. Tujuan pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs sendiri adalah

1. Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, kegeografian, keekonomian, dan kesejarahan.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir inquiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan. 4. Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. (Sumber:http://repository.library.uksw.edu)

PS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji


(37)

gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.

Pembelajaran IPS Terpadu menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung, karena sangat berkaitan dengan kegiatan nyata sehari-hari. Karena itu, guru perlu membantu siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya siswa mampu mengerti dan memahami keadaan sekitar. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPS Terpadu tersebut bagi diri serta masyarakatnya. Tetapi, siswa SMP umumnya menganggap pelajaran IPS Terpadu kurang menarik karena sering disajikan dalam bentuk yang abstrak, dan lebih cenderung bersifat hafalan, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran IPS Terpadu tersebut, maka guru harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran berlangsung efektif. Para pendidik dituntut pula untuk kreatif guna meningkatkan mutu pembelajaran. Mengantisipasi hal tersebut, guru seyogyanya mulai menyadari pentingnya aspek media untuk menunjang proses pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang menggunakan media ICT dan media grafis.


(38)

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk konkret yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran IPS Terpadu selama kurun waktu tertentu.

2. Media

Media berasal dari kata medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah wasail atau wasilah yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2011:3).

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya, sedangkan menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

(Association of Educational and Communication Technology/AECT) di Amerika, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang

dikirimkan oleh guru berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Peran media pengajaran merupakan perantara untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Menurut Gagne, dalam Sadiman (2007:6) menyatakan bahwa,” media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sementara Briggs menyatakan bahwa,” media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.


(39)

Menurut Arsyad (2011 : 6) media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya : radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya:film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset, video rekorder).

Media memegang peranan penting dalam mencapai sebuah tujuan belajar. Hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan penting, yaitu: (1) Media sebagai alat bantu mengajar atau disebut sebagai dependent media karena posisi media ini sebagai alat bantu (efektivitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media.

Menurut Sadiman (2007 : 17 – 18), kegunaan media pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman, dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran.


(40)

e. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka. Dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

2.1 Media ICT

ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT (Information and

Communication Technology) sering disebut TIK dalam Bahasa Indonesia (Teknologi Informasi dan Komunikasi) merupakan perangkat media berbasis teknologi maju yang dipergunakan dalam berbagai bidang salah satunya bidang pendidikan untuk mengefisiensikan pembelajaran agar lebih maksimal.

Menurut Arifin & Setiawan (2012:88) mengemukakan bahwa,” ICT adalah suatu perangkat yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke yang lainnya”.

Di kalangan umum, istilah ICT lebih merujuk pada teknologi komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena komputer pada saat ini selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk komunikasi melalui jaringan komputer (Internet) serta alat multimedia (hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat dipakai secara bersama-sama dengan komputer. Jadi,


(41)

untuk saat ini istilah ICT dan komputer hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya.

Menurut Krisnadi (2009) berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT. Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dipercaya dapat:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran

b. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran c. Mengurangi biaya pendidikan

d. Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan

e. Mengembangkan keterampilan ICT (ICT Skills) yang diperlukan siswa ketika bekerja dan dalam kehidupannya nanti

Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran mencakup: a. ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran b. ICT sebagai sarana/tempat belajar

c. ICT sebagai sumber belajar

d. ICT sebagai saran peningkatan profesionalisme (Sumber: http://Sahid. Wordpress.com/Pengembangan ICT)

Arifin dan Setiawan (2012:44) menuliskan peran media ICT dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah:

a. Penyampaian materi pelajaran semakin menarik dan menyenangkan. b. Membantu peserta didik yang cenderung memiliki gaya belajar yang

berbeda-beda.

c. Kualitas penerimaan informasi pelajaran yang lebih baik karena didukung dengan media interaktif.

d. Peserta didik dapat belajar secara individual tanpa bantuan guru.

e. Dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang lebih menarik dan mendalam.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan, ICT adalah teknologi digital atau analog apapun yang memungkinkan pengguna menciptakan, menyimpan, dan menampilkan informasi serta mengkomunikasikan dalam jarak tertentu, yaitu


(42)

komputer, televisi, laptop, radio, kaset audio, kamera digital, DVD, dan CD Player, serta handphone. Media-media tersebut semakin hari semakin berkembang cepat seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia. Bahkan, media tersebut semakin merambah di dunia pendidikan sebagai pembelajaran yang mengemas kegiatan belajar- mengajar lebih menarik. Penggunaan media ICT dalam proses pembelajaran, misalnya komputer (PC)/ laptop, internet, video, LCD Proyektor memiliki tujuan agar guru dapat mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media ICT dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif dengan ICT berarti mengintegrasikan strategi

pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran dengan media ICT untuk

mengemas pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, efektif, dan efisien bagi guru dan peserta didik. Menurut Sadiman (2007:6) mengatakan bahwa “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku, dan kaset”.

Munir (2008:9) menyatakan ICT akan menghilangkan batasan-batasan jarak, ruang, dan waktu yang membatasi dunia pendidikan, seperti:

a. Pembelajar dapat dengan mudah mengakses proses pembelajaran dimanapun dia berada.

b. Pembelajar dapat dengan mudah belajar dari para ahli/pakar, atau narasumber lainnya di bidang yang diminatinya.

Beberapa pandangan tersebut dapat mengatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat mengingatnya dalam jangka waktu yang lama di bandingkan dengan penyampaian melalui cara tampak muka dan ceramah tanpa alat bantuan


(43)

pada pendidikan berbasis ICT, menekankan pendidikan berpusat pada peserta didik dan penguasaan ICT.

Pemilihan media ICT sebagai media pembelajaran tidak mudah, dalam

menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak

menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah komputer dan LCD Proyektor.

Media Komputer dan LCD Proyektor merupakan media rancangan yang mana di dalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain agar dapat di manfaatkan. Perangkat keras (hard ware) yang difungsikan dalam

menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit komputer lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

2.1.1 Komputer sebagai media pembelajaran

Arsyad (2011:96) mengemukakan bahwa, “Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit”.

Komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran dan pembantu tambahan dalam belajar. Pemanfaatan komputer meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI


(44)

mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi bukanlah penyampai utama materi pelajaran.

Kehadiran komputer dan aplikasinya sebagai bagian dari teknologi informasi dan komunikasi ini dapat merubah paradigma sistem

pembelajaran yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap mata, beralih menjadi sistem pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Kelebihan dan kekurangan komputer

Menurut Arsyad (2011: 54- 55) komputer memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.

b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafis, warna, dan music yang dapat menambah realisme. c. Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar

dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.

e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti compact disk, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.


(45)

Sedangkan keterbatasan komputer menurut Arsyad (2011:55) yaitu: a. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin

menurun, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal. b. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus tentang komputer.

c. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (perangkat lunak) yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.

d. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.

e. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan peralatan yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang lebih lebar.

2.1.2 LCD Proyektor

Proyektor LCD adalah jenis proyektor video untuk menampilkan video, gambar, atau data komputer di layar atau permukaan datar lainnya. LCD Proyektor setara modern dari proyektor slide atau proyektor overhead. Untuk menampilkan gambar, LCD (liquid crystal display) proyektor biasanya mengirim cahaya dari lampu halide logam melalui prisma

serangkaian filter dichroic yang memisahkan cahaya untuk tiga polysilicon panel masing-masing untuk komponen merah, hijau dan biru video sinyal. Sebagai cahaya terpolarisasi melewati panel (kombinasi polarizel, panel LCD, dan analyzer), piksel individu dapat dibuka untuk memungkinkan cahaya untuk lulus atau tertutup untuk memblokir cahaya. Kombinasi piksel terbuka dan tertutup dapat menghasilkan berbagai macam warna dan nuansa pada gambar yang diproyeksikan. (sumber: http


(46)

Vaughan dalam Supriatna (2009: 14) menjelaskan bahwa, “mulitimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui komputer”. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Heinich et al dalam Supriatna (2009:15), ”multimedia merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke dalam sistem komputer”. Guru hanya perlu menayangkan materi yang telah dibuat sedemikian rupa di komputer dengan LCD Proyektor dan diproyeksikan di layar. Hal ini akan sangat menarik karena tayangan gambar (picture), warna (colours) dan gerak (animated) akan sangat bervariasi. Siswa tidak perlu lagi dipaksa menatap papan putih yang penuh dengan tulisan guru dan kadang jauh dari nilai indah. Lengah sedikit saja, kemungkinan siswa akan

kehilangan penjelasan guru yang tidak terwakili oleh coretan guru di papan tulis.

Manfaat lain yang dapat diperoleh antara lain;

1. Memberikan pengalaman baru bagi siswa sehingga minat belajar makin tumbuh.

2. Penyampaian pesan jadi lebih jelas.

3. Guru dapat memvisualisasikan materi dengan jelas.

4. Menumbuhkan sikap pro aktif siswa dalam belajar. (Sumber: http://guraru.org/guru-berbagi/)


(47)

2.2 Media Grafis

Menurut Webster dalam Sukiman (2012 : 86), mendefinisikan grapics sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran mekanik. Dalam bahasa Yunani, graphikos mengandung pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai kata sifat, graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang efektif.

Berdasarkan pengertian tersebut, media grafis dapat diartikan sebagai media yang tergolong media visual yang berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke

penerima pesan melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Pengungkapan itu bisa berbentuk gambar/foto, sketsa, bagan, grafik, poster, dan sebagainya (Sudjana dan Rifai dalam Sukiman, 2012:86). Secara khusus, media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Sadiman, dkk. 2007:28). Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu, simbol-simbol yang digunakan perlu dipahami benar artinya, agar dalam

penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien.

Kelebihan dari media grafis adalah:

1. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang akan disampaikan.

2. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.


(48)

4. Pembuatannya mudah. Kelemahan Media Grafis adalah:

1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya.

2. Penyajian pesan berupa unsur visual. (Sumber: http://guraru.org/guru-berbagi/)

Media grafis termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan simbol yang mengandung arti.

Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relative murah ditinjau dari segi biayanya. Menurut (Sadiman, dkk., 2007:28) adapun jenis-jenis media grafis:

1. Gambar/Foto

Media gambar adalah media yang paling umum /dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Sebagaimana pepatah Cina mengatakan “Sebuah gambar berbicara lebih

banyak daripada seribu bahasa”. Dalam penggunaan media pembelajaran ini, gambarnya harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan


(49)

ide-idenya dalam bentuk sketsa. Sketsa dapat dibuat secara cepat sementara guru menerangkan dapat pula dipakai untuk tujuan tersebut.

3. Diagram

Diagram adalah suatu gambar sederhana yang dirancang untuk

menggambarkan hubungan timbal balik, yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.

4. Bagan

Bagan seperti halnya media grafis yang lain yaitu termasuk media visual. Media bagan adalah suatu media pengajaran yang penyajianya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk

mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang. Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.

Macam-macam bagan Chart adalah sebagai berikut: a. Bagan organisasi

Bagan organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan susunan dan hirarki suatu gagasan.

b. Bagan alir (Flow Chart)

Bagan alir adalah bagan proses yang menunjukkan suatu urutan, prosedur, atau aliran proses. Bagan alir sering digambar secara horizontal dan


(50)

menampilkan bagaimana kegiatan yang berbeda-beda, adonan, atau prosedur muncul sebagai suatu kesatuan menyeluruh.

c. Tabel

Tabel adalah berisikan informasi angka-angka atau data. Tabel merupakan media yang sangat baik untuk menunjukkan informasi waktu yang

ditampilkan dalam bentuk kolom-kolom, misalnya data persentase jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan etnis pada suatu perusahaan atau instansi.

5. Grafik

Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, grafis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data secara kuantitatif dan teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dan grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data, kecenderungan pada data itu. Selanjutnya, data yang disajikan dalam bentuk grafik dengan cepat dapat diinterpretasikan dan bentuk visual yang lebih menarik.

Menurut Sadiman (2007: 41 – 42) tujuan umum membuat grafik adalah untuk memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta

sederhana. Ada beberapa macam grafik, dan yang paling umum digunakan adalah:


(51)

a. Grafik Garis

Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis grafik, termasuk utama dalam melukiskan kecenderungan-kecenderungan atau

menghubungkan dua rangkaian data. b. Grafik Batang

Grafik batang adalah batang yang melukiskan besar rendahnya persentase data, semua batang dengan ukuran sama lebarnya. Grafik batang paling bermanfaat jika sejumlah nilai yang akan diperbandingkan relatif sedikit, umumnya tidak lebih dari delapan atau enam jalur. Kadang-kadang

sejumlah besar batang digunakan, namun dibutuhkan bagian-bagian seperti warna, atau penyajian gambar-gambar supaya grafik lebih mudah dibaca serta menarik.

c. Grafik Lingkaran atau Piring

Grafik lingkaran adalah lingkaran sektor-sektor yang digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Ada dua ciri umum dari grafik lingkaran; (1) grafik itu selalu menunjukkan jumlah atau

keseluruhan jumlah, dan (2) bagian-bagiannya atau segmennya dihitung dalam persentase atau bagian-bagian pecahan dari keseluruhan.

6. Kartun

Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar interpretatif yang digunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik


(52)

perhatian, mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dipahami dengan cepat.

3. Kemampuan Awal

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan. Kemampuan awal (entry behavior) dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian permulaan atau dasar pada bidang tersebut (Agustiani, 2009: 33). Kemampuan awal ini

menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Kemampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang diperoleh dari pelatihan selama

hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam Muhibbin Syah (2006:121) yang mengatakan bahwa, “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”. Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128), “kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Senada disampaikan oleh Gagne dalam Nana Sudjana


(53)

(2002:158) menyatakan bahwa, “kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran, kemampuan awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi pelajaran berikutnya yang lebih tinggi”. Jadi, seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran.

Kemampuan awal juga biasa disebut dengan prior knowledge (PK). PK

merupakan langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik.

Ada tiga langkah yang perlu dilakukan dalam menganalisis kemampuan awal siswa. Ketiga langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan (observasi) kepada pelajar secara perorangan. Pengamatan ini bisa dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan awal, atau angket dan wawancara.

b. Tabulasi karateristik perseorangan pebelajar. Hasil tabulasi akan digunakan untuk daftar klasifikasi karaketistik menonjol yang perlu diperhatikan dalam penetapan strategi pengelolaan.

c. Pembuatan daftar strategi karakteristik pebelajar. Ada beberapa macam instrumen yang bisa digunakan untuk memperoleh data tentang

karakteristik pelajar, meliputi: observasi, interview, kuisioner, inventori, dan tes. (Sumber:http://180.247.222.105/ebook1/Pendidikan/PGMI/14.%20 Perencanaan%20Pembelajaran/Materi%20Perkuliahan/Perenc%20Pemblj rn%20Paket%204.pdf)

Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum ia mulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat diketahui : a) apakah siswa telah mempunyai pengetahuan yang merupakan prasyarat (prerequisite) untuk


(54)

akan disajikan. Dengan mengetahui kedua hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran dengan lebih baik, sebab apabila siswa diberi materi yang telah diketahui maka mereka akan merasa cepat bosan.

Prakteknya seringkali guru merancang dan melaksanakan pembelajaran berdasarkan asumsi bahwa siswa telah mempunyai pengetahuan atau yang merupakan prasyarat, dan siswa belum mengetahui sama sekali materi yang akan disajikan. Dengan demikian, tidaklah mengherankan apabila pembelajaran

menjadi tidak efektif karena adanya kebosanan dari pihak siswa atau karena siswa belum mempunyai kesiapan untuk menerima pelajaran.

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep awal yang memadai akan berpengaruh terhadap

kemampuan siswa dalam membangun kemampuan dan menguasai materi pada jenjang yang tinggi. Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada tahap-tahap selanjutnya sehingga mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Terdapat banyak kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu secara optimal, antara lain saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru mengalami kesulitan ketika menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kesulitannya terletak ketika mengaitkan komponen tersebut agar memiliki koherensi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Guru dituntut agar dapat mencermati secara sungguh-sungguh kemampuan awal yang terdapat pada siswa dan respon setiap materi yang diberikan, selanjutnya memberikan kesan positif


(55)

tentang belajar termasuk manfaat bagi siswa dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar yang lebih baik dan mencapai cita-cita yang diinginkan.

B.Penelitian yang Relevan

Untuk membandingkan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu maka di bawah ini penulis akan menuliskan beberapa penelitian yang relevan yang ada kaitannya dengan pokok masalah.

Tabel 3. Penelitian yang relevan Tahun 1 Nama 2 Judul Penelitian 3 Hasil Penelitian 4 Kesimpulan Penelitian 5

2008 Mohammad Zehen Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan Pemahaman Generalisasi Pelaku Ekonomi dan Interaksinya Pada Siswa Kelas X-A MA Aswaj Ambunten Madura Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media grafis dalam pembelajaran Ekonomi di MA Aswaj

Ambunten dapat meningkatkan hasil belajar sebanyak 85% .

Penggunaan media grafis dalam kegiatan proses

pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang generalisasi pelaku ekonomi dan interakasinya kelas X-A MX-A X-Aswaj

Ambunten. 2009 Tri Hayati Pengaruh Media

ICT & Persepsi siswa tentang Kompetensi Guru dalam Mengajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi di kelas RSBI SMA N 2 Bandar Lampung TP 2008/2009

Ada pengaruh media ICT dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi diperoleh f hitung lebih > f tabel yaitu 72,579 > 3,10

1. Ada pengaruh yang positif dan

signifikan persepsi siswa tentang media ICT terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi 3. Ada pengaruh yang

positif dan

signifikan persepsi siswa tentang media ICT dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar akuntansi.


(56)

Tabel 3 Lanjutan 2012 I Made

Surianta Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dan Penggunaan Media ICT Terhadap Prestasi Belajar Matematika

(1) Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual lebih baik secara signifikan daripada prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan Q hitung sebesar 4,197. (2) Prestasi belajar

matematika siswa yang menggunakan media ICT lebih baik secara signifikan daripada prestasi belajar

matematika siswa yang menggunakan

media konvensional dengan Q hitung sebesar 3,336. (3) Terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran yang diterapkan dengan media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa dengan F hitung sebesar 18,649.

1) Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran

kontekstual dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2) Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dan siswa yang menggunakan media pembelajaran konvensional. 3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan penggunaan media dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika siswa.

2012 Praptiwi dan Jeffry Handhika

Efektivitas Metode

Kooperatif Tipe GI Dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Awal Hasil Penelitian Menunjukkan (1) Metode

kooperatif tipe GI lebih baik daripada metode kooperatif tipe STAD dengan Fhitung = 92,77. (2) Siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai prestasi belajar fisika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dengan F hitung = 4,199. (3) Ada interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar

1. Ada perbedaan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe GI

(Group

Investigation) dan

STAD (Student Teams Achievement

Divisions) terhadap

prestasi belajar fisika.

2. Ada perbedaan kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar fisika 3. Ada interaksi antara

metode


(57)

Tabel 3 Lanjutan

fisika (F hitung = 5,16), metode GI dan STAD cenderung berinteraksi pada kemampuan awal rendah. kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar fisika

2013 Yeni Ardila Studi

Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu

Menggunakan Media Hand Out dan Media ICT Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro TP 2012/2013

Hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan media ICT lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan media hand out. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis yang

menunjukkan t-hitung (2,109)>t-tabel (1,999).

1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu yang pembelajarannya menggunakan Media ICT dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan media hand out.

2. Media ICT lebih baik dalam

meningkatkan rata-rata (mean) hasil belajar IPS Terpadu dibandingkan

dengan pembelajaran yang menggunakan media hand out. 2013 Dewi

Fatimah Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and

Share dan Diskusi

Kelompok Dengan

Memperhatikan Kemampuan Awal Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Abung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 Hasil Penelitian Menunjukkan Pengujian Ke Empat Menggunakan Analisis Varian Dua Jalan diperoleh Fhitung 1,646 < Ftabel 4,080 yang berarti hipotesis ditolak dengan demikian dapat

disimpulkan tidak terdapat interaksi antar model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa.

1. Hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi

dibandingkan yang pembelajaranya menggunakan diskusi kelompok. 2. Hasil belajar

ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi


(58)

Tabel 3 Lanjutan

pembelajaranya menggunakan diskusi kelompok. 3. Tidak terdapat

interaksi antar model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

C.Kerangka Pikir

Tujuan akhir yang diharapkan oleh siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selain adanya perubahan tingkah laku dan penambahan pengetahuan adalah tercapainya prestasi belajar yang optimal. Akan tetapi, usaha untuk mencapai ataupun meningkatkan prestasi belajar yang optimal tidak selalu mudah. Guru sebagai mediator dan fasilitator dalam proses pembelajaran tentunya turut ambil bagian dalam mewujudkan tujuan tersebut. Selain mengetahui kemampuan awal guru juga harus dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran.

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa menentukan tinggi rendahnya mutu

pendidikan. Ada banyak faktor yang berhubungan erat dengan keberhasilan proses belajar siswa yaitu faktor-faktor yang apabila difungsikan sebagai mana mestinya dapat menjadi faktor-faktor untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui sebagian besar pencapaian prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Hal ini di duga karena kurang efektifnya penggunaan media


(59)

pembelajaran dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Seperti yang dikemukakan oleh Gagne dalam Sadiman (2007:6) bahwa,”media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Dengan menggunakaan media siswa akan lebih banyak belajar karena media tidak hanya disajikan dengan stimulus pandang atau dengar saja. Menurut Baugh dalam Arsyad (2011:10) kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lainnya lagi dengan indera lainnya. Sementara itu, Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainny sekitar 12%.

Diketahui pula bahwa kemampuan guru dalam mengajar di SMP Kartikatama Metro belum begitu optimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa responden yang menyatakan bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII kurang efektif dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media belajar yang konvensional terkadang membuat siswa merasa jenuh pada saat belajar sehingga hasil belajar siswa tidak optimal. Penggunaan media belajar oleh guru IPS Terpadu di SMP Kartikatama Metro masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hanya beberapa guru yang menggunakan media belajar yang inovatif.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan banyak faktor, di antaranya

penggunaan media pembelajaran yang tepat. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu


(60)

dan diatasi dengan pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal bila seorang guru tepat dalam menerapkan media pembelajaran dalam proses belajar. Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa.

Media pembelajaran memiliki banyak jenis di antaranya media ICT dan media grafis. Kedua media tersebut memiliki perbedaan dalam penyampaiannya namun kedua media tersebut memiliki persamaan yaitu bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Media ICT adalah suatu perangkat yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi (Arifin & Setiawan 2012:88). Penggunaan media ICT pada saat pembelajaran adalah dengan menggunakan power point atau flash player yang diproyeksikan melalui LCD sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Media grafis adalah media yang mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan - gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar dalam bentuk grafis. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil analisa pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus analisis varians dua jalan maka diperoleh Fhitung = 7,001 > Ftabel = 3,135 dengan kriteria pengujian hipotesis tolak Ho jika Fhitung > Ftabel yang berarti Terdapat Perbedaan Hasil Belajar IPS Terpadu antara Siswa Yang

Pembelajarannya Menggunakan Media ICT Dengan Pembelajaran Menggunakan Media Grafis.

2. Berdasarkan hasil analisa pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t -test dua sampel independen maka diperoleh thitung>ttabel atau 2,468>2,0105 dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel yang berarti Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Yang Memiliki Kemampuan Awal Rendah Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran Grafis Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran ICT.

3. Berdasarkan hasil analisa pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t -test dua sampel independen maka diperoleh thitung>ttabel atau 4,952>2,0105


(2)

102

dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel yang berarti Hasil Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran ICT Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Siswa Yang Pembelajarannya Menggunakan Media Pembelajaran Grafis.

4. Berdasarkan hasil analisa pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus analisis varians dua jalan maka diperoleh Fhitung > Ftabel atau 3,983 > 3,135, kriteria pengujian hipotesis tolak Ho dan terima Ha jika Fhitung > Ftabel yang berarti Terdapat Interaksi Antara Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Kemampuan Awal Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Dengan Menggunakan Media Pembelajaran ICT Dan Media Pembelajaran Grafis Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal Pada Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti menyarankan :

1. Sebaiknya pihak sekolah memberikan pengetahuan tambahan kepada guru-guru melalui pelatihan mengenai media pembelajaran yang tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebaiknya para guru dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran sebagai alternatif dalam pembelajaran di kelas.


(3)

103

3. Sebaiknya guru mata pelajaran IPS Terpadu lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar IPS Terpadu siswa meningkat.

4. Media pembelajaran ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik berkemampuan awal rendah maupun tinggi,sehingga model ini baik digunakan dalam pembelajaran pada siswa. Namun, penerapannya

disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Renny. 2009. Skripsi Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2008/ 2009). Unila: Bandar Lampung

Ardila, Yeni. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Media Hand Out dan Media ICT Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro TP 2012/2013. Skripsi FKIP Universitas Lampung

Arifin, Zainal,dkk.2012.Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Arsyad,Azhar. 2011. Media pengajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rhineka Cipta Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rhineka Cipta

Evita, Lia. 2010. Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu (Ekonomi) Siswa yang dibelajarkan Menggunakan Media Power Point dengan Siswa yang

dibelajarkan Tanpa Media Power Point Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP N 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010). Skripsi FKIP Universitas Lampung Handika, Jeffry dan Praptiwi. 2012. Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI Dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Awal. IKIP PGRI Madiun: Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika

Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Bumi Aksara : Jakarta

Harianti, Diah. 2006. Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional


(5)

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya

Hayati, Tri. 2009. Pengaruh Media ICT & Persepsi siswa tentang Kompetensi Guru dalam Mengajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi di kelas RSBI SMA N 2 Bandar Lampung TP 2008/2009. Skripsi FKIP Universitas Lampung

Jihad, Asep, dan Haris Abdul. 2009. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Malti Pressiado

Munir. 2008. Kurikulum Berbasis TIK. Universitas Pendidikan Indonesia

Numan, Somantri. Muhammad. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset

Rusman, 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Sadiman, Arif S, dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rhineka Cipta

Soemantri, Numan. Muhammad. 2001. MenggagasPembaharuanPendidikan IPS. Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset.

Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Kependidikan. Jakarta: CV. Rajawali Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sudjana. 2011. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjarwo. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung : Mandar Maju Sugiono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta:PT.Pustaka Insan Madani

Sukmadinata, Nana S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya


(6)

Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran, Pusat

Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak Dan Pendidikan Luar Biasa. Jakarta

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tarsito Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Zehen, Mohammad. 2008. Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan Pemahaman Generalisasi Pelaku Ekonomi dan Interaksinya Pada Siswa Kelas X-A MX-A X-Aswaj X-Ambunten Madura. Skripsi Universitas Islam Negeri Malang

Internet:

Hayati, Tri. 2012. LCD Proyektor, Media Alternatif Untuk Pembelajaran Menarik. http://guraru.org/guru. Diakses tanggal: 10 November 2013

Wahyono, Budi. 2011. Penelitian Eksperimen. www.ktiguru.org. Diakses tanggal: 12 November 2013

Sofa. 2010. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan IPS. http://massofa.wordpress.com. Diakses tanggal: 28 April 2014 Technopreneurshipuniversity. 2009. Manfaat dan Kendala ICT. http://portal.piksiinputserang.ac.id. Diakses tanggal: 28 April 2014 Handayani, astuti. 2012. Kemampuan Guru IPS dalam memilih Materi


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

0 7 1

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA MELALUI MEDIA PRAKTIK BUKTI TRANSAKSI DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

7 54 108

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MEDIA HAND OUT DAN MEDIA ICT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 METRO KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 67

Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Dengan Menggunakan Media ICT Dan Media Visual Pada Siswa Kelas IX SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 8 89

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN TAHUN AJARAN 2014/2015

1 8 95

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 87

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARA

0 5 122