Model 2 Hidrolisis pada variasi konsentrasi katalisator

20 t C C k lig lig δ δ = − 4 2 4 2 SO H SO H C k C f k hyd = =

3. Model 3

Nilai-nilai parameter kinetikanya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai-nilai parameter pada model 3 dengan variasi konsentrasi katalisator A hyd = 9,9.10 4 Lmol.menit, A De = 5.10 -5 cm 2 menit, E De = 37,08 kJmol, dan kesalahan rerata = 2,33 Konsentrasi katalisator molL E hyd kJmol SSE 0,3677 54,04 8,89.10 -4 0,4045 53,96 6,75.10 -4 0,4412 53,96 2,97.10 -4 0,4786 53,79 2,12.10 -4 0,5149 53,79 6,94.10 -4 0,5516 53,79 5,94.10 -4 Hasil perhitungan terhadap nilai tenaga pengaktif, seperti yang tersaji pada Tabel 4, terlihat jelas bahwa pada variasi konsentrasi katalisator nilai tenaga pengaktif hidrolisis yang diperoleh relatif konstan. Hal ini menandakan bahwa persamaan neraca massa lignoselulosa dapat dipakai sesuai untuk menggambarkan mekanisme hidrolisi yang terjadi. Persamaan tersebut diturunkan dari hasil simplifikasi persamaan neraca massa lignoselulosa dalam reaktor sistem batch seperti pada persamaan 12 dan 13. , 12 dengan: . 13

4. Model 4

Tabel 5 Nilai-nilai parameter kinetika untuk masing-masing variasi konsentrasi katalisator menunjukkan dengan jelas bahwa variasi konsentrasi katalisator relatif tidak berpengaruh terhadap nilai tenaga pengaktif hidrolisis, sedangkan pada degradasi gula berpengaruh. 21 4 2 0252 , 209 , 11 ln deg SO H C E − = Tabel 5. Nilai-nilai parameter pada model 4 dengan variasi konsentrasi katalisator A hyd = 10 5 Lmol.menit, A deg = 10 7 1menit, A De = 5.10 -5 cm 2 menit, E De = 37,08 kJmol, dan kesalahan rerata = 2,02 Konsentrasi katalisator molL E hyd kJmol E deg kJmol SSE 0,3677 53,21 73,16 1,43.10 -4 0,4045 53,21 73,08 1,25.10 -4 0,4412 53,21 73,00 2,46.10 -4 0,4786 53,21 72,91 4,46.10 -4 0,5149 53,21 72,87 7,59.10 -4 0,5516 53,21 72,83 1,10.10 -3 Korelasi antara nilai tenaga pengaktif degradasi gula dan konsentrasi katalisator dituliskan seperti pada persamaan 14 serta dapat dilihat pada Gambar 12. . 14 11,192 11,196 11,200 11,204 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 C H2SO4 molL ln E d e g Data Hitung Gambar 12. Pengaruh konsentrasi katalis C H2SO4 terhadap tenaga pengaktif E deg pada model 4 Pada Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa nilai energi aktivasi difusivitas, E DE , sekitar 37,08 kJmol, lebih besar sedikit dari yang normal menurut Johnstone dan Thring 1957, yaitu 37 kJmol untuk larutan sangat encer. Nilai ini lebih tinggi dari nilai yang diberikan oleh Johnstone dan Thring karena konsentrasi asamnya cukup tinggi 0,5516 molL. Selain itu, asam sulfat merupakan jenis larutan yang memiliki titik kritis cukup tinggi dibandingkan larutan yang lain,