25 ditetapkan sebagai batas minimum yang harus bisa dilakukan
peserta didik. Penilaian unjuk kerja membutuhkan unjuk kerja seseorang yang secara kualitatif berbeda dengan tes pilihan
ganda Mardapi,2007:76. Tes unjuk kerja banyak digunakan pada dunia usaha dan dunia industri untuk menentukan
kecakapan atau ketrampilan seseorang. Tes unjuk kerja juga digunakan untuk sertifikasi kompetensi siswa pada sekolah
menengah kejuruan SMK. Tes unjuk kerja dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil produk dari suatu pekerjaan.
Alat yang digunakan untuk melakukan penilaian pada umumnya berupa lembar pengamatan lembar observasi.
3 Tes Tertulis Pada tes tertulis soal-soal tes dituangkan dalam bentuk
tertulis dan jawaban tes juga tertulis, biasanya dilakukan secara berkelompok dengan mengambil tempat di suatu ruangan
tertentu. Dalam ujian tertulis dikenal dua bentuk tes, yaitu tes essai uraian dan tes obyektif.
e. Langkah Pengembangan Tes
Mardapi 2007:88 berpendapat ada delapan langkah yang perlu di tempuh dalam mengembangkan tes, yaitu: 1 menyusun
spesifikasi tes, 2 menulis soal tes, 3 menelaah soal tes, 4 melakukan uji coba tes, 5 menganalisis butir soal, 6 memperbaiki
tes, 7 merakit tes, 8 melaksanakan tes, 9 menafsirkan hasil tes. Dalam menyusun spesifikasi tes sendiri mencakup kegiatan
26 menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih bentuk tes,
dan menentukan panjang tes. Menulis soal tes merupakan langkah menjabarkan
indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang
karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah di buat Mardapi, 2007:93. Menelaah soal tes perlu dilakukan untuk
memperbaiki soal dan dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli, bukan oleh pembuat soal. Melakukan uji coba tes perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas soal sehingga diperoleh data empiris tentang tingkat kebaikan soal Mardapi,2007:95.
Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal, melalui analisis butir soal dapat diketahui tingkat kesukaran butir soal,
efektivitas pengecoh, daya pembeda. Perbaikan-perbaikan setelah melakukan analisis pada butir soal yang belum sesuai dengan yang
diharapkan perlu dilakukan melalui proses revisi dan membuang butir soal yang tidak memenuhi kualitas yang diharapkan. Merakit butir-
butir soal menjadi satu kesatuan tes dilakukan setelah melalui proses analisis dan perbaikan butir soal. Setelah melalui proses merakit
butir-butir soal
menjadi tes,
langkah selanjutnya
adalah melaksanakan tes. Setelah tes dilaksanakan diperoleh hasil tes
berupa data kuantitatif yang berupa skor yang kemudian ditafsirkan menjadi nilai.
f. Ciri-ciri Tes yang Baik
Sudijono 1995:93 berpendapat setidak-tidaknya ada empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes yang baik. Pertama
27 tes yang baik bersifat valid. Tes dapat dikatakan valid jika dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur secara tepat. Ciri yang kedua memiliki reliabilitas atau bersifat reliable. Tes dikatakan reliable
apabila hasil yang diukur selalu sama terhadap subyek yang sama secara berulangkali. Ciri ketiga tes yang baik bersifat objektif,
dikatakan objektif apabila disusun apa adanya. Ciri keempat tes bersifat praktis dan ekonomis. Praktis berarti dapat dilaksanakan
dengan mudah, ekonomis berarti dilakukan dalam waktu singkat dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang banyak.
4 Tinjauan Teori tentang Analisis Butir Soal
Analisis soal merupakan suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang
disusun Arikunto, 2013:207. Analisis butir soal merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis,
akan tetapi guru cenderung tidak melakukan kegiatan tersebut. Tujuan penelaahan adalah agar memperoleh soal yang berkualitas sebelum
digunakan, untuk membantu meningkatkan kualitas tes dapat melalui proses revisi soal serta dapat digunakan untuk mengetahui informasi diagnostik
pada siswa. Soal yang berkualitas adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya.
Arikunto 2013 : 207 berpendapat manfaat kegiatan analisis soal adalah dapat mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek, memperoleh
informasi yang dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut, dan memperoleh gambaran secara selintas tentang
28 keadaan yang kita susun. Dalam melaksanakan analisis butir soal dapat
dilakukan secara kualitatif dalam kaitan dengan isi dan bentuknya serta secara
kuantitatif dalam
kaitan dengan
ciri-ciri statistiknya
Depdiknas,2010:120. Berdasarkan tujuan penilaian yang dilakukan analisis butir soal dibedakan menjadi analisis butir soal acuan norma dan analisis
butir soal acuan kriteria Mardapi,2007:140. Secara garis besar ada dua cara menganalisis soal, yaitu analisis teoritik atau analisis kualitatif dan analisis
empiris atau analisis kuantitatif Mardapi,2007:140. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan aspek materi, konstruk,dan bahasa, sedangkan
analisis kuantitatif mencakup pengukuran daya beda kesulitan butir soal, efektivitas pengecoh dan diskriminasi soal yang termasuk validitas item dan
reliabilitas soal.
a. Analisis Butir Soal Acuan Kriteria