23 peserta tes dengan jalan memilih atau menuliskan jawaban dapat
berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing
butir item. Tes uraian atau sering dikenal dengan tes subjektif adalah salah satu bentuk tes yang berbentuk pertanyaan yang menghendaki
jawaban berupa paparan kalimat pada umumnya cukup panjang dengan tuntutan dapat memberikan penjelasan dan penafsiran, pada
umumnya jumlah butir soal terbatas antara lima sampai sepuluh butir. Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : tes uraian
bentuk terbatas, tes uraian bentuk bebas atau terbuka Sudijono, 1995:100.
Sebagai salah satu jenis tes, tes objektif dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu :
1 Tes Objektif Bentuk Benar-Salah True-False Test 2 Tes Objektif Bentuk Pilihan Berganda Multiple Choise Item Test
3 Tes Objektif Bentuk Menjodohkan Matching Test 4 Tes Objektif Bentuk Melengkapi Completion Test
5 Tes Objektif Bentuk Isian Fill in Test Sudijono, 1995:107
d. Teknik Pelaksanaan Tes
Tes berdasarkan bentuk pelaksanaannya, diselenggarakan dalam tiga bentuk , yaitu: 1 tes lisan; 2 tes perbuatan; dan 3 tes
tertulis Sudijono, 1995:151.
24 1 Tes Lisan
Tes lisan berbentuk tanya jawab antar muka. Soal-soal tes diajukan oleh penilai secara lisan dan dijawab langsung
secara lisan pula oleh peserta tes. Ujian lisan pada umumnya digunakan
untuk mengevaluasi
kemampuan dalam
mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Pertanyaan secara lisan dapat digunakan untuk mengukur taraf
serap peserta tes untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif Mardapi, 2007:71.
Mardapi 2007:71 berpendapat prinsip melakukan pertanyaan lisan adalah mengajukan pertanyaan, memberi
waktu berfikir, kemudian menunjuk peserta untuk menjawab pertanyaan. Tingkat berfikir untuk pertanyaan lisan cenderung
rendah, seperti pengetahuan dan pemahaman. 2 Tes Perbuatan
Tes bentuk perbuatan atau tes unjuk kerja digunakan terhadap suatu tugas yang membutuhkan respon non verbal
Mardapi, 2007:71. Tes unjuk kerja dilaksanakan oleh peserta tes untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bersifat fisik
praktik seperti dalam pelajaran praktik di bengkel atau praktikum
di laboratorium.
Menurut Berk
dalam Mardapi,2007:75
asesmen unjuk
kerja adalah
proses mengumpulkan data dengan cara pengamatan yang sistemik
untuk membuat keputusan tentang individu. Tes unjuk kerja mengacu pada suatu standar yang ingin dicapai atau yang
25 ditetapkan sebagai batas minimum yang harus bisa dilakukan
peserta didik. Penilaian unjuk kerja membutuhkan unjuk kerja seseorang yang secara kualitatif berbeda dengan tes pilihan
ganda Mardapi,2007:76. Tes unjuk kerja banyak digunakan pada dunia usaha dan dunia industri untuk menentukan
kecakapan atau ketrampilan seseorang. Tes unjuk kerja juga digunakan untuk sertifikasi kompetensi siswa pada sekolah
menengah kejuruan SMK. Tes unjuk kerja dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil produk dari suatu pekerjaan.
Alat yang digunakan untuk melakukan penilaian pada umumnya berupa lembar pengamatan lembar observasi.
3 Tes Tertulis Pada tes tertulis soal-soal tes dituangkan dalam bentuk
tertulis dan jawaban tes juga tertulis, biasanya dilakukan secara berkelompok dengan mengambil tempat di suatu ruangan
tertentu. Dalam ujian tertulis dikenal dua bentuk tes, yaitu tes essai uraian dan tes obyektif.
e. Langkah Pengembangan Tes