99 LOG.OO.02.005.01 Mengukur dengan Alat Ukur dan
LOG.OO.09.002.001 Membaca Gambar Teknik masuk dalam kriteria rendah disebabkan oleh jumlah butir soal yang dianalisis
hanya 10 butir soal, soal tes uji mandiri belum pernah diteliti, dan sebaran skor yang mengelompok.
2. Uji Unjuk Kerja
a. Indeks Sensitivitas Indeks
sensitivitas menunjukkan
efektivitas proses
pembelajaran. Jika tingkat pencapain suatu butir besar banyak peserta tes yang berhasil maka proses pembelajaran efektif begitu
juga sebaliknya jika tingkat pencapaian suatu butir kecil banyak peserta tes yang gagal maka proses pembelajaran tidak efektif.
Arikunto 1991 seperti yang dikutip Sri Utami menyatakan butir soal yang mempunyai sensitivitas ≥ 0.40 maka butir soal tersebut peka
terhadap efek-efek pembelajaran. Soal tes uji unjuk kerja pada sertifikasi kompetensi P1 bidang teknik mesin di LSP SMK N 1
Magelang terdiri dari uji unjuk kerja bubut dan uji unjuk kerja frais. Berdasarkan hasil penelitian soal tes uji unjuk kerja pada
sertifikasi kompetensi P1 bidang teknik mesin di LSP SMK N 1 Magelang pada uji unjuk kerja bubut terdiri 7.15 butir soal masuk
dalam kriteria tidak peka dan 92.85 butir soal masuk dalam kriteria peka. 27.03 butir soal masuk dalam kriteria tidak peka dan 72.97
butir soal masuk dalam kriteria peka pada uji unjuk kerja frais.
100 7.15 butir soal masuk dalam kriteria tidak peka pada uji unjuk
kerja bubut terletak pada butir soal
ᴓ
12-H7 dan M12 x 1.75. Butir soal
ᴓ
12-H7 masuk dalam kriteria tidak peka karena banyak peserta tes yang belum kompeten, ini menunjukkan pembelajaran yang tidak
efektif dalam proses reamering. Butir soal M12 x 1.75 masuk dalam kriteria tidak peka karena banyak peserta tes yang belum kompeten
serta tidak dapat mengatur manajemen waktu dalam mengerjakan uji unjuk kerja bubut sebab mengulir merupakan urutan terakhir dalam
proses pengerjaan, ini menunjukkan pembelajaran yang tidak efektif dalam proses mengulir dan manajemen waktu dalam proses
pengerjaan. 92.85 butir soal masuk dalam kriteria peka pada uji unjuk kerja bubut karena peserta yang kompeten peserta tes yang
mengerjakan dengan benar butir soal lebih dari besar peserta yang belum kompeten peserta tes yang salah mengerjakan butir soal.
Butir soal yang peka sebesar 92,85 pada soal uji unjuk kerja bubut tidak dapat menunjukkan efektivitas pembelajaran secara
keseluruhan, karena jika dilihat dari jumlah peserta tes yang pencapaian nilai akhirnya ≥ 70 sebesar 44.95 itu berarti lebih dari
setengah peserta tes tidak lulus sertifikasi kompetensi bidang bubut. 27.03 butir soal masuk dalam kriteria tidak peka pada uji
unjuk kerja frais karena peserta yang belum kompeten peserta tes yang salah mengerjakan butir soal lebih dari besar peserta yang
kompeten peserta tes yang mengerjakan dengan benar butir soal, Ini menunjukkan tidak effektifnya pembelajaran. 72.97 butir soal masuk
101 dalam kriteria peka pada uji unjuk kerja frais karena peserta yang
kompeten peserta tes yang mengerjakan dengan benar butir soal lebih dari besar peserta yang belum kompeten peserta tes yang
salah mengerjakan butir soal. Butir soal yang peka sebesar 72.97 pada soal uji unjuk kerja
frais tidak dapat menunjukkan efektivitas pembelajaran secara keseluruhan, karena jika dilihat dari jumlah peserta tes yang
pencapaian nila i akhirnya ≥ 70 sebesar 20.18 itu berarti hanya
seperlima peserta tes lulus sertifikasi kompetensi bidang frais. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa soal uji unjuk kerja
sertifikasi kompetensi P1 bidang teknik mesin di LSP SMK N 1 Magelang jika dilihat dari nilai indek sensitivitasnya merupakan soal
yang peka sehingga menunjukkan efektivitas pembelajaran. Soal yang sudah masuk dalam kriteria peka perlu ditingkatkan lagi
efektivitas dalam proses pembelajarannya supaya semakin tinggi nilai indeks sensitivitasnya. Soal yang masuk dalam kriteria tidak peka
berarti perlu perlakuan khusus dalam proses pembelajaranya agar efektif.
3. Karakteristik Soal Uji Mandiri dan Uji Unjuk Kerja Berdasarkan Hasil Analisis