Konsep Pengambilan Keputusan TINJAUAN TEORETIS

17 dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian positif. 2.3.4 Keluarga sebagai Sumber Dukungan Sosial bagi anggota Lainnya Dukungan sosial diperlukan oleh setiap individu di dalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah atau sakit, disinilah peran anggota kelurga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat Effendy Makhfudi, 2009. Dukungan sosial dalam keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai pengetahuan sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

2.4 Konsep Pengambilan Keputusan

2.4.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi sejumlah alternatif, mengurangi ketidakpastian, dan keraguan terhadap berbagai alternatif, serta memilih satu pilihan dari berbagai alternatif pilihan yang ada berdasarkan nilai-nilai value, dan prefensi preferences pengambilan keputusan, dalam rangka mencapai suatu keputusan Silalahi Meinarno, 2010. Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu proses kognitif yang kompleks dalam upaya untuk memutuskan serangkaian tindakan tertentu Marquis Huston, 2010. 18 Pengambilan keputusan menujuk pada proses penentuan solusi terbaik pada situasi atau masalah. Proses ini membutuhkan pemikiran kritis untuk dapat membuat keputusan yang tepat dan memberi keuntungan Reeder et al, 2011. Proses pembuatan keputusan melibatkan pendekatan sistematik, yaitu memiliki tahapan dalam memilih berbagai alternatif dan membuat pilihan menjadi suatu tindakan. Proses pembuatan keputusan juga harus dapat diterima oleh lingkungan yang akan menggunakannya. Kemampuan pembawaan, pengalaman masa lalu, dan bentuk intuisi adalah dasar untuk keberhasilan keputusan Swanburg, 2000. Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam penyelesaian masalah. Bagaimana seseorang berhasil membuat keputusan dan menyelesaikan masalah tergantung kepada kemampuan seseorang tersebut dalam berfikir kritis Wise, 2011. Meskipun keberhasilan pengambilan keputusan dapat dipelajari dari pengalaman hidup namun tidak semua orang dapat menyelesaikan masalah dengan baik melalui metode trial- and-error. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk belajar dan memperoleh pelajaran terkait ketrampilan yang terstruktur dalam institusi yang formal, sehingga mereka tidak diajarkan bagaimana cara berfikir 19 logis yang penuh wawasan dari berbagai sudut pandang Marquis Huston, 2010. 2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam mengambil sebuah keputusan, manusia dapat terpengaruh oleh kebiasaan individu yang muncul dari adanya perbedaan nilai, pengalaman hidup, serta pilihan individu dan keinginan individu untuk mengambil resiko. Keputusan yang dibuat oleh seseorang dipengaruhi secara sadar ataupun tidak sadar oleh sistem nilai yang diyakininya. Nilai-nilai ini akan mempengaruhi pengumpulan dan pemrosesan data, serta membatasi alternatif pilihan yang ada sehingga ditemukan pilihan akhir Marquis Huston, 2010. Wise 2011 mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal termasuk kedalam beberapa variabel meliputi fisik dan emosional dari pengambil keputusan, kepribadian, filosofi yang diyakini, nilai, pengalaman, ketertarikan akan sesuatu, pengetahuan, sikap serta keinginan untuk mencari dan menghindari resiko yang ada. Sementara itu, faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan, ketersedian waktu dan sumber yang bisa digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang mempengaruhi semua aspek pengambilan keputusan dapat berasal dari suatu budaya, sosial, dan latar 20 belakang filosofi yang menyediakan dasar dari sebuah ketentuan etika. Individu dalam mengambil suatu keputusan dapat dipengaruhi oleh tekanan sosial. Sementara itu, faktor personaliti seperti keyakinan diri dan kepercayaan diri mempengaruhi seseorang dalam mengambil resiko untuk memecahkan suatu masalah dan mengambil keputusan. Karakter individu sebagai pengambil keputusan yang efektif meliputi memiliki keberanian, kemauan dalam mengambil resiko, memiliki kesadaran diri, energik, kreatif, sensitif dan fleksibel Wise, 2011. 2.4.3 Pengambilan Keputusan dalam Keluarga Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya adalah kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan. Menurut Setiadi 2008, hal ini didasarkan pemikiran sebagai berikut: 1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. 2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing- masing anggota keluarga. 3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah. Proses pengambilan keputusan merupakan prinsip dari kekuatan karena kekuatan dimanifestasikan melalui pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan upaya bersama 21 dalam keluarga yang menggunakan teknik interaksi antara anggota keluarga sebagai upaya kontrol dalam negosiasi atau pengambilan keputusan McDonald; Lihat Friedman et al, 2003. Fokus sentral kekuatan keluarga adalah bagaimana keluarga tersebut membuat keputusan. Menurut Friedman et al 2003, membagi proses pengambilan keputusan dalam 3 tipe, yaitu: a. Pengambilan keputusan dengan konsensus Tipe pengambilan keputusan konsensus merupakan metode pengambilan keputusan yang dilakukan secara bersama- bersama atau dengan musyawarah antara suami dan istri. Komponen penting konsensus yaitu tingkat komitmen yang tinggi terhadap keputusan yang diambil dan pemahaman atau alasan yang kuat untuk berkomitmen pada keputusan yang diambil. b. Pengambilan keputusan dengan akomodasi Tipe akomodasi merupakan metode pengambilan keputusan yang melibatkan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini dicirikan oleh adanya orang yang dominan, sehingga keputusan yang diambil adalah dengan menerima pendapat orang yang dominan. Tipe ini merupakan tipe yang kurang baik, karena terdapat pihak yang menyetujui hasil keputusan dan pihak yang menentang hasil keputusan, sehingga terdapat perbedaan 22 yang tidak dapat disatukan, akibatnya hanya orang tertentu yang akan merasa puas. c. Pengambilan keputusan dengan de-facto Pembuatan keputusan de-facto menunjukkan masalah disorganisasi atau keluarga dengan banyak masalah. Keputusan de-facto bersifat memaksa kepada semua anggota keluarga karena tidak adanya perencanaan sebelumnya. Proses pembuatan keputusan terjadi secara aktif, sukarela dan efektif. Anggota keluarga melaksanakan keputusan de- facto dalam situasi tertentu karena tidak ditemukannya keputusan akibat dari perbedaan pendapat yang tidak dapat disatukan. 23

2.5 Kerangka Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial pada Ibu Bersalin (Primipara) di Desa Lilibooi Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku T1 462012038 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB IV

4 16 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah T1 462011034 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendekatan Kualitatif: Dukungan Sosial dan Pengambilan Keputusan untuk Pemberian ASI di Desa Lilibooi, Kabupaten Maluku Tengah

0 1 109